
2 minute read
Warga Tanah Baru
Sambungan dari Hal 12
Ketua RT 5 RW 1 Mulyadi mengatakan, wilayahnya memang acap kali jadi langganan banjir, setiap hujan deras turun. Ketinggian di tiap daerah bervariasi. Namun yang terparah bisa mencapai ketinggian 1 meter.
Setiap kali Sungai Ciheuleut, dan kolam retensi meluap, ada sekira 50 rumah di wilayah Mulyadi terendam banjir. Lebih dari 100 rumah di wilayah RW 1 juga turut digenangi air.
”Sebelum ada kolam retensi memang sudah sering banjir,
Minta Solusi
tapi tidak parah. Adanya kolam retensi bukan menampung air, malah menambah parah banjir,” tuturnya saat ditemui Radar Bogor, Sabtu (1/7). Banjir yang tak bisa diprediksi, dan datang tanpa kenal waktu itu pun benar-benar merepotkan warga. Selain membasahi dan merusak perabotan, banjir juga berpotensi membawa bahaya bagi anak-anak, yang bisa tenggelam dengan tingginya air.
Mulyadi dan warga lain berpendapat, banjir disebabkan buangan air Sungai Ciheuleut yang tidak bisa mengalir secara sempurna. Aliran air tersendat di pangkal sungai, karena tertahan aliran Sungai Ciluar.
”Airnya jadi balik lagi ke kolam retensi yang sekarang mungkin sudah tidak dalam lagi lalu meluap dan tumpah ke pemukiman,” terang dia.
Selain itu, dirinya juga menduga penyempitan aliran sungai di wilayah Kabupaten Bogor, menjadi salah satu penyebab banjir yang terjadi. Oleh karena itu, ia meminta solusi dan penanganan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan segera, agar warganya tidak lagi tergenang banjir terutama di musim hujan seperti yang terjadi saat ini. ”Inter vensinya perlu ada di wilayah Kabupaten Bogor, makanya kami ingin Wali Kota bisa berkoordinasi dengan Plt Bupati Kabupaten Bogor,” harap dia.
Wali Kota Bogor, Bima Arya mengakui masalah banjir tersebut berkaitan dengan Kabupaten Bogor. Ia berjanji akan meninjau titik yang dimaksud warga. ”Dari dulu seperti itu, masih terkait Kabupaten. Nanti saya liat titiknya, saya akan komunikasi dengan Plt Bupati,” janjinya saat dikonfirmasi Radar Bogor. (fat/c)
Fondasi Dikebut, Jalur Trem Dimulai
Sambungan dari Hal 12
Rena menyebut pada pekan ke-11, proyek penggantian Jembatan Otista sudah mencapai 15,05 persen. Di mana, pencapaian progress tersebut telah melampaui dari target yang direncakan, sebesar 7,70 persen. “Sehingga ada deviasi positif sebesar 7,35 persen, dan sejauh ini menunjukan progress yang baik,” kata perempuan yang kerap disapa Rena saat dikonfirmasi pada Minggu
(2/7) malam. Rena menjelaskan, kegiatan yang masuk pada Minggu 2 Juli, meliputi pembesian abutment utilitas, pemasangan bekisting body abutmen utilitas, yang mengarah Suryakencana. Kemudian pengerjaan pengeboran trem titik 5, arah Tugu Kujang. “Terakhir pengerjaan meliputi pengecoran borepile trem titik 4 arah tugu,” ucap dia. Wali Kota Bogor Bima Arya meminta proyek penggantian Jembatan Otista terus dikebut.
Bahkan ia ingin proyek itu dapat selesai lebih cepat, dari yang ditargetkan. Dirinya menyadari hal tersebut, berkolerasi dengan konsekuensi bising yang bakal timbul akibat pekerjaan di malam hari.
“Saya minta dikomunikasikan dengan warga baik-baik agar bisa saling memahami dan ada jalan keluar. Pekerjaan tetap berjalan dan tidak mengganggu warga,” ucapnya saat ditemui Radar Bogor, Senin (26/6). Dirinya menururkan Pemkot
Bogor masih terus mengevaluasi dan memantau rekayasa lalu lintas serta dampak ekonomi yang ditimbulkan. Sejauh ini menurutnya rekayasa kali ini mssih penyesuaian dan terdapat perbaikan. “Ekonomi juga masih kami pantau. Terutama toko di jalan Otista. Saya minta warga Bogor dan jajaran Dinas untuk memberikan perhatian dengan membantu beli makan minum belanja di jalan-jalan ini supaya mereka pulih,” tutur dia.(ded/c)
BERMAIN: