2 minute read

Helaran Terpusat di Sudirman

Sambungan dari Hal 12

Rencananya, helaran yang akan diselenggarakan pada

Minggu (4/6) itu, nantinya akan dipusatkan di sepanjang

Jalan Sudirman, Kecamatan

Bogor Tengah.

Namun, kegiatan helaran dalam perayaan HJB di Kota

Bogor kali ini, dipastikan tidak akan berlangsung lama. Peme- rintah Kota (Pemkot) Bogor hanya akan menggelar helaran selama tiga jam. Yakni, dari pukul 07:00 - 10:00 WIB.

”Kalau tahun kemarin, kan sampai jam 12 siang masih ada acara, nah yang tahun ini, helaran diperkirakan hanya sampai jam 10 pagi. Jadi hanya sebentar,” ungkap Ketua Panitia HJB ke-541, Rakhmawati kepada wartawan. Menurut dia, kebijakan pelaksanaan HJB yang berlangsung hanya tiga jam tersebut, dilakukan lantaran melihat potensi kepadatan yang akan bertambah parah, imbas pembangunan Jembatan di Jalan Otto Iskandardinata (Otista). ”Kami takut seputar SSA itu akan terganggu lama, sehingga mulainya jam 7 pagi, disaat kendaraan belum begitu banyak. Jam 10 sudah selesai,” ucap dia. Dijelaskan Rakhmawati, kegiatan helaran sendiri rencananya akan dilaksanakan mulai dari Balai Kota Bogor, masuk ke Jalan Jenderal Sudirman, dan finish di Pusdikzi Kota Bogor. Namun, tidak semua rombongan akan jalan dari Balai Kota Bogor. Kata dia, sebagian rombongan akan jalan langsung dari halaman Denpom. ”Untuk rombongan, nanti kami akan bagi dua. Jadi rombongan dari Balai Kota itu hanya Wali Kota dan VVIP saja, serta beberapa komunitas,” ucap Rakhmawati. Sementara iring-iringan yang besar dari Kecamatan, yang akan membawa jampana di mulai dari Denpom. “Jadi mereka mulai jalannya di halaman Denpom,” lanjut Ketua Panitia HJB ke-541 ini. Adapun, dilanjutkan Rakhmawati, maksud dan tujuan rekayasa rombongan tersebut, agar iring-iringan yang berjalan di seputar SSA Kota Bogor tidak berlangsung lama. ”Jadi kami perkirakan iringiringan dari Balai Kota sampai ke Denpom dalam waktu 3045 menit, paling lama itu sudah selesai. Jadi nanti kami fokus

Ultimatum Proyek Jembatan Warung Pala

Sambungan dari Hal 12

“Ada warga saya yang ikut kerja di situ, beberapa waktu kemarin memang terlambat dibayarnya,” kata Suherman, Minggu (28/5).

Menanggapi itu, Kepala Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena

Da Frina mengaku, pihaknya sudah sangat mewanti-wanti hal-hal yang bisa menimbulkan masalah, pada kontraktor pelaksana jembatan itu.

“Karena yang paling saya wanti-wanti dari awal pekerjaan, adalah jangan sampai keringat orang sudah kering tapi belum dibayar. Itu namanya mendzolimi,” ucap dia.

Maka dari itu, Rena menyebut bahwa PUPR tidak ingin ikut campur dengan masalah tersebut. Sebab hal itu menjadi masalah internal pihak pelaksana proyek dengan para pekerja.

“Memang ini masalah internal sebenarnya, ada yang bilang gak dibayar, telat bayar upah, saya sudah beberapa kali mengingatkan hal-hal yang seperti itu, jangan lagi sampai terjadi,” kata Rena. Selain mengalami keterlambatan pembayaran upah, Rena juga mengakui bahwa pekerjaan jembatan juga mengalami deviasi negatif.

“Jadi mau gak mau kami setiap hari harus pantau juga, seperti Jembatan Otista, tapi ketika itu bisa membantu untuk menambah tingkat positif, ya kami akan lakukan,” papar dia.

Rena meminta agar pelaksana proyek benar-benar melakukan pekerjaan pembangunan jemba- tan dengan baik, sesuai dengan kurva S dengan jadwal. Saat ditanya kendala yang dihadapi pelaksana, Rena menegaskan sebenarnya tidak ada masalah. Apalagi sejumlah material kebutuhan pembangunan, seperti besi dan sebagainya sudah masuk.

“Tinggal pekerjaanya saja, ada penggantian pekerja mungkin gak sesuai dengan perjanjian standar mereka, target (pengerjaan) empat bulan atau September,” ucap dia. (ded/c)

This article is from: