1 minute read

Cegah Baby Blues pada Ibu

BABY blues adalah istilah pada gangguan kesehatan mental atau depresi yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan, ibu menyusui, dan ibu dari anak usia dini. Ciri-cirinya bisa ditandai dengan munculnya rasa cemas, tiba-tiba sering menangis, uring-uringan dan insomnia.

Dari penelitian, Indonesia menduduki peringkat ketiga di Asia. Sekitar 50-70 persen ibu di Indonesia mengalami gejala ringan hingga sedang, gangguan baby blues (26/5).

Tingginya kasus baby blues ini perlu diwaspadai. Karena kesehatan mental ibu akan mempengaruhi tumbuh kembang anaknya. Pengasuhannya tidak bisa dilepaskan dari peran seorang ibu. Banyaknya kasus baby blues yang terjadi, tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut para ahli, baby blues biasanya dipengaruhi oleh faktor hormonal dan perubahan suasana hati yang drastis ketika menjadi ibu. Faktor lainnya juga terkait dengan tingkat kesiapan menjadi orang tua. Banyak wanita yang siap menjadi istri. Namun, belum siap menjadi seorang ibu. Sehingga diperlukan kemata- ngan dan kesiapan bagi seorang wanita sebelum menjadi seorang ibu. Terutama bagi calon orang tua baru, perlu ilmu yang bisa mengarahkannya. Karena sejatinya pembekalan dan pendidikan menjadi orang tua bukan hanya dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA) saja. Perlu sebuah sistem pendidikan yang komprehensif untuk mendidik calon ibu yang siap menjadi ibu, dan ini perlu waktu.

Sayangnya kurikulum pendidikan Indonesia tidak menjadikan kesiapan menjadi orang tua sebagai salah satu kompetensi yang harus dimiliki.

Bahkan pendidikan yang ada justru terkesan jauh dari nilainilai agama yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup manusia ketika dewasa. Kehidupan kapitalisme saat ini juga sangat berperan dalam mengurangi supporting system yang dibutuhkan oleh ibu baru.

Selayaknya negara hadir sejak dini dalam memberikan kurikulum pendidikan yang komprehensif, yang sesuai dengan fitrah manusia. Sehingga mampu menyiapkan setiap individu untuk mengemban peran mulia sebagai orang tua, termasuk menyiapkan ibu yang siap memerankan tugas mulianya. Demikian juga diperlukan sebuah masyarakat yang peduli ibu, salah satunya mampu memberikan jaminan ketenangan mental bagi ibu. Diperlukan supporting system yang terwujud optimal dari sebuah negara, masyarakat, dan keluarga. Sehingga ibu bisa memaksimalkan perannya. Ibu yang bisa mendampingi dan mengantarkan anakanaknya pada kesuksesan tanpa rasa cemas yang berlebihan.

Isty Da’iyah Surabaya

This article is from: