3 minute read

Pelanggan Home Charging PLN Tembus 1.933

JAKARTA-- Minat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik semakin tinggi. Hal itu tecermin dari meningkatnya realisasi home charging services yang diberikan PT PLN (Persero). Sampai dengan semester I 2023, jumlah pelanggan yang menggunakan layanan tersebut tercatat 1.933 pelanggan.

Jumlah itu naik 119,4 persen dari total 881 pelanggan pada 2022.

“Tumbuhnya pelanggan yang menggunakan home charging ini menjadi sinyal positif pertumbuhan kendaraan listrik di Indonesia. Pelanggan kini semakin aware terhadap manfaatnya menggunakan kendaraan listrik,” ujar Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, Kamis (27/7).

Dia menambahkan, sejak Januari–Juni 2023, pemakaian tenaga listrik dari home charging mencapai 960 mWh dari sebelumnya 91 mWh pada Juni 2022. Itu menjadi bukti bahwa ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV) makin digandrungi masyarakat.

“Penggunaan EV semakin masif dan ini momen yang tepat untuk kita beralih ke energi bersih. Sejalan dengan misi pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060, PLN akan terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik,” tuturnya.

Darmawan melanjutkan, tersedianya layanan ultra-fast charging di SPKLU dan SPBKLU yang tersebar di seluruh Indonesia semakin memudahkan mobilitas pelanggan EV. Ditambah lagi, target 1.000 unit SPKLU dan 1.500 unit SPBKLU pada akhir 2023

BERTAMBAH: terus dikebut. Untuk menarik minat masyarakat, PLN juga menawarkan beragam promo bagi pelanggan sampai dengan akhir tahun. “Salah satunya adalah promo pemasangan home charging services gratis dan diskon tarif sebesar 30 persen untuk pengisian daya mobil listrik pada pukul 22.00–05.00,” katanya. (jp)

BFI Finance Bukukan Laba Rp848,4 Miliar

JAKARTA–PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) membukukan laba bersih perusahaan sebesar Rp848,4 miliar dengan total pendapatan senilai Rp3,2 triliun. Total pendapatan ini meningkat 30,3 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada semester I tahun 2023.

Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono, mengatakan pertumbuhan pendapatan ini dipengaruhi oleh peningkatan penyaluran pembiayaan dan sumber pendanaan yang lebih kompetitif. Selain itu, sejalan dengan kuatnya komitmen untuk menjadi mitra kerja yang menguntungkan dan tepercaya, perusahaan juga telah membagikan dividen dengan nilai total Rp902 miliar, atau setara dengan Rp60,00 per lembar saham dari laba bersih Perusahaan tahun 2022.

”Kami tetap optimistis mencapai pertumbuhan sesuai target hingga akhir tahun dengan tetap mengedepankan manajemen risiko yang baik dan prinsip kehati-hatian,” kata Sudjono dalam keterangan resmi yang diterima JawaPos. com (Grup Radar Bogor), Rabu (26/7).

Sudjono merinci, portofolio produk pembiayaan BFI Finance masih didominasi oleh refinancing atau pembiayaan dengan collateral (jaminan). Total piutang pembiayaan yang dikelola tercatat senilai

Rp22,4 triliun terdiri dari pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat sebesar

56,5 persen, alat berat dan permesinan sebesar 13,5 persen.

Lalu, pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru masing-masing menempati porsi sebanyak

9,0 persen dan 2,9 persen, pembiayaan berjaminan kendaraan roda dua sebesar

10,9 persen, pembiayaan berjaminan sertifikat rumah/ruko sebesar 3,9 persen, ditutup dengan apik oleh pembiayaan berbasis syariah sebesar 3,3 persen.

Di sisi lain, sumber pendanaan BFI Finance paling besar berasal dari pinjaman bank mata uang rupiah serta surat utang (bonds).

Selama semester I 2023, perusahaan telah menerbitkan tiga kali obligasi rupiah dengan total nilai emisi Rp 3,8 triliun.

Sudjono juga memaparkan kinerja positif juga terlihat dari total aset yang tercatat sebesar Rp 25,2 triliun atau tumbuh 38,8 persen (yoy) pada Semester I/2023. Pertumbuhan ini sejalan dengan naiknya piutang bersih atau net receivables sebesar 31,8 persen (yoy) dengan nilai Rp 21,0 triliun.

”Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas, dan rasio keuangan lainnya secara tahunan tetap terjaga baik.

Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance mampu menjawab segala tantangan dan dinamika yang terjadi,” jelas Sudjono.

”Sejak 2011 hingga saat ini, perusahaan telah tumbuh lebih dari lima kali lipat secara aset, revenue, dan ekuitas,” sambungnya. Sudjono menjelaskan, secara umum performa ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang kondusif. Lalu, sektor multifinance yang makin meningkat di tengah permintaan masyarakat dalam mendapatkan kemudahan fasilitas pembiayaan. Demikian pula kinerja perekonomian nasional, termasuk sektor riil, juga terpantau positif diiringi dengan meredanya tekanan inflasi dan kembali ke rentang target Bank Indonesia. Pada enam bulan pertama tahun ini, perusahaan mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp 10,3 triliun, atau meningkat 20,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.(jp)

29673000 7. RS Mulia Pajajaran (0251) 8379898 8. Damkar Kabupaten Bogor (021) 8753547

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor (0251) 8312292

RS Azra (0251) 8318456

RS Hermina Mekarsari (021) 29232525

RS Medika Dramaga (0251) 8308900/081319310610

Bogor Medical Center (BMC) (0251) 8390435

RS Karya Bhakti Pratiwi (0251) 8626868

Rumah Sakit Dr H Marzoeki Mahdi (0251) 8324024

Rumah Sakit Islam Bogor (0251) 8316822

Rumah Sakit Daerah (Rsud) Cibinong 021-875348, 8753360

Rumah Sakit Lanud Atang Sandjaja (0251) 7535976

RS Annisa Citeureup (021)8756780, Fax. (021)8752628

RS Harapan Sehati Cibinong (021)87972380, 081296019016

Rumah Sakit Salak (0251) 8344609/834-5222

RSUD Ciawi (0251) 8240797

Klinik Utama Geriatri Wijayakusuma (0251) 7568397

Rumah Sakit Bina Husada (021) 875-8441

Rumah Sakit ibu dan anak Nuraida(0251) 8368107, (0251) 368866

Yayasan Bina Husada Cibinong (021) 875-8440

Rumah Sakit Bersalin Assalam Cibinong (021) 875-3724

Rumah Sakit Bersalin Tunas Jaya Cibinong (021) 875-2396

Rumah sakit Bina Husada Cibinong (021) 8790-3000

Rumah sakit Ibu dan Anak Trimitra Cibinong (021) 8756-3055

Rumah Bersalin & Klinik Insani Cibinong (021) 875-7567

RS Sentosa Bogor, Kemang (0251)-7541900

RS Ibu dan Anak Juliana, Bogor (0251)

This article is from: