5 minute read

Ngeri! Kriminalisasi Makin Tinggi

Penanganan Masalah Sampah

SEJAK pemerintah Kota

Yogyakarta mengumumkan penutupan sementara tempat pembuangan akhir (TPA)

Piyungan mulai tanggal 23

Juli 2023, sampah-sampah mulai berserakan di jalanan

Kota Yogyakarta. Tentu saja tumpukan sampah ini menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengganggu aktivitas warga. Pemerintah daerah meminta pemerintah kabupaten/kota mengelola sampah secara mandiri baik dalam satu komunitas masyarakat atau secara pribadi. Tapi tentu ini bukan perkara mudah. Sebenarnya masalah sampah ini sudah lama menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Yogyakarta. Berbagai langkah telah dilakukan tapi seolah masalah sampah ini

DALAM sebuah upacara yang dihadiri seribu lebih anak didik, Saya katakan, “Bila kita punya cinta dan mencintai seseorang, inginnya selalu bersama, lamaaa dan selalu ingin cepat datang bila janjian dan inginnya pulang lambat, atau tak pulangpulang”

Itulah diantara ciri adanya cinta dalam diri seseorang atau sedua orang. Terutama cinta pada masa depan, tentu saja harus direspon dengan ikhtiar yang lebih dari optimal dan maskimal. Optimal dan maksimal saja belum tentu kita bisa meraih sukses. Apalagi minus cinta.

Sekolahan membutuhkan guru guru terbaik saat ini. Guru guru yang benar-benar penuh cinta. Ia mencintai pekerjaan dan anak didik nyaris tanpa modus. Segala fasilitas, upah dan maslahat dari pekerjaannya bukan utama, yang utama adalah cinta dan bangga menjadi guru.

Hukum Berat Pelaku

Pelecehan Seksual

MASYARAKAT sepertinya sudah jamak mendengar berita tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, tindakan biadab itu sepertinya tak ada habisnya, bak jamur di musim hujan. Padahal, para pelakunya sudah ditangani oleh pihak berwajib.

Hal ini karena hukuman yang diberikan tidak mampu memberi efek jera bagi pelakunya. Ditambah lagi, dalam sistem sekuler ini masalah hanya ditindak jika sudah terjadi, sangat minim tindakan preventif atau pencegahan. Masyarakat semakin tidak aman menjaga anak – anaknya.

Ini menjadi bukti bahwa nilai – nilai sekuler dan sistem yang ada sudah gagal menjaga ketentraman masyarakat. Sehingga hal – hal menjijikan itu sangat mudah berkembang.

Negara seharusnya mampu memerankan diri sebagai pelindung masyarakat dari segala problematika yang terjadi. Negara wajib menerapkan hukuman berat yang mampu membuat jera para pelakunya.

Namun, peran Negara saat ini tidak mampu membasmi masalah yang diresahkan masyarakat. Hanya Negara yang menerapkan islam kaffahlah yang mampu melaksanakan peran strategis ini secara sempurna. Islam sebagai agama Rahmatan lil alamin telah menawarkan solusi yang terbaik untuk mengatasi perzinaan.

Nadela Dwi Gunung Putri

Cinta dan bangga menjadi guru itu berseirama dengan cinta pada anak didik. Guru terbaik selalu berani berkorban waktu, tenaga, bahkan dana demi anak didik yang menjadi subjek cintanya. Alangkah indahnya bila guru dan anak didik saling mencintai.

Saat ini UNESCO secara tidaklangsung menyitir adanya masalah di sekolahan dan cinta belajar antara guru dan anak didik. UNESCO sangat khawatir dengan dampak kemajuan revolusi digital, terutama asbab hadirnya HP dan kebebasan dunia maya.

Dibutuhkan guru dan anak didik yang benar-benar cinta tiada akhir. Saat ini kehidupan kapitalistik dan hedonis telah membentuk budaya konsumtif masyarakat. Masyarakat begitu mudah belanja atau pergi rekreasi sehingga semakin menambah volume sampah. Apalagi dunia digital saat ini membuat transaksi ekonomi sangat mudah dilakukan. Sesungguhnya masalah sampah tidaklah berdiri sendiri. Oleh karena itu, butuh kebijakan komprehensif yang mampu menuntaskan masalah sampah hingga ke akarnya. Harus ada kesadaran dan kerjasama antara individu, masyarakat hingga negara. Negara harus membuat kebijakan dari hulu hingga hilir. Sejak dari hulu, pemerintah harus membuat kebijakan terhadap perusahaan agar menggunakan kemasan ramah lingkungan. Perusahaan harus menggunakan produk kemasan yang bisa didaur ulang dan tidak mengandung zat berbahaya. Dari sisi hilir, pemerintah harus menerapkan edukasi yang luas kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah. Pemerintah harus mempunyai kurikulum yang integral mulai dari paud hingga perguruan tinggi agar peserta didik terbentuk kesadaran mencintai lingkungan. Di sinilah negara memegang peran sentral. Masalah sampah janganlah diserahkan kepada pemerintah daerah apalagi masyarakat secara mandiri.

Wahyu Utami Yogyakarta

MAKIN hari kasus kriminalitas makin mengerikan dan meningkat jumlahnya. Salah satunya kasus pencabulan yang dilakukan oleh pimpinan dan pengurus salah satu Ponpes Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Kepada 3 orang santriwati nya.

Kasus ini terjadi karena banyak faktor, seperti faktor individu (lemahnya iman) dan juga lemahnya penegakan hukum.

Karena belajar agama hanya teori saja bukan untuk diamalkan. Maka yang terjadi adalah lemahnya keimanan dan ketakwaan individu, yang membuat orang tidak takut dosa dan azab neraka.

Dalam Faktor lingkungan, minimnya amar makruf nahi Munkar di lingkungan ponpes dan masyarakat. Sehingga tidak ada kepedulian antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Namun, satu hal yang menjadi penyebab maraknya kriminalitas adalah lemahnya penegakan hukum. Banyak kasus kriminalitas yang lenyap begitu saja, karena masyarakat enggan melapor. Sudah tenar di negeri ini, bahwa berurusan dengan aparat keamanan akan membutuhkan biaya besar dan proses yang berbelit, sedangkan urusan belum tentu selesai.

Begitupun hukuman yang tidak menjerakan dan tebang pilih, jelas berpengaruh terhadap meningkatnya kriminalitas. Lemahnya sebuah negara dalam media massa, seperti internet, video pornografi, yang tidak diblokir, sehingga masyarakat mudah mengaksesnya.

Icha Ummu feisya Cileungsi, Bogor

Siapa Guru Terbaik?

belajar, cinta masa depan dan cinta kebaikan adab dan masa depan semua pihak. Anak didik versi UNESCO saat ini jauh dari fokus dan sangat terganggu dengan kehadiran HP di sekolahan.

Disisi lain teknologi tak dapat ditolak, namun sisi lainnya tuntutan idealitas proses belajar dan hubungan guru dan anak didik harus terus terjaga dengan konstruktif. Anak didik dan guru bila lebih dekat, cinta dan tak bisa pisah dari HPnya dibanding proses belajar bahaya juga.

Nilai-nilai kemanusiaan dan adab akan semakin sayup sayup bila manusia semakin teralienasi dari hubungan harmonis dengan sesama bila HP menjadi barrier setiap saat. Dibutuhkan guru dan anak didik yang memahami bahwa belajar dan hubungan kemanusiaan lebih utama dari segala hal. Siapa guru terbaik saat ini? Diantaranya adalah guru yang penuh cinta dan bangga pada profesinya. Cirinya?

Sebagaimana “tradisi cinta”

Sang Guru terbaik akan hadir di sekolahan dan pulang lambat karena melayani anak didik dengan produktif dan memberdayakan. Guru yang lelet, lemot, hadir lambat, namun pulang lebih cepat dan selalu males bertemu anak didik, banyak memberikan tugas, sangatlah bahaya. Guru seperti ini adalah guru yang bekerja lebih parah dari bekerja di pabrikan. Pabrikan saja, masuk dan pulang disiplin tepat waktu.

Tentu saja guru terbaik memahami bahwa melayani anak didik nilainya tak sama dengan kerja di pabrikan berhadapan dengan benda. Anak didik adalah manusia dan warga negara paling istimewa di bangsa mana pun. Hanya bisa dilayani oleh orang yang istimewa pula, bukan sembarang guru. Sembarang guru, guru sembarang tak boleh mendidik dan mengajar anak didik. Bahaya! Bahaya sekali guru yang orientasinya mencari pekerjaan, fokus tanggal 1 dan fokus pada maslahat semata. Lebih bahaya lagi bila bertemu dengan anak didik dengan mental dan motivasi yang sama. Guru asal kerja, kerja asal dan anak didik asal sekolah, sekolah asal. Semoga selalu ada guru terbaik di setiap sekolahan. Guru terbaik ini menjadi ragi posistif atau penyeimbang dari adanya oknum guru yang mangar (malas ngajar). Masa depan itu rusak bisa karena guru, bukan karena profesi yang lain. Mengapa demikian? Karena semua profesi bertahun-tahun pernah diajar, dididik oleh para guru. Guru secara tidaklangsung bertanggung jawab atas segala anomali kehidupan ipoleksosbudeko kita. Asbab proses pendidikan di sekolahan sejak pendidikan dasar dan pendidikan keluarga, lahir sejumlah oknum. Seorang profesor pernah berkata, “Banyak okum penegak hukum harus dihukum, pendidik harus dididik, penceramah harus diceramahi, politisi harus diedukasi” . Kesemuanya karena ada proses yang salah dalam dunia kita dan tentu saja akan tersambung dengan latar belakang keluarga dan proses pendidikan kita. Siapa guru terbaik? Kita semua orang dewasa yang mampu memberikan keteladanan dan penebar mental positif pada setiap anak didik. Semua orang bisa jadi guru terbaik bagi setiap anak didik, plus menjadi guru yang buruk bagi mereka. Memberi contoh baik pada anak didik itu penting, sekali pun sulit ditiru.

STNK R2 Hnd, 2017, White Red, F5862FBC, Nk:MH1KF1121HK042510, Ns:KF11E2039126, an.Aqilah Khoirunnisa, Griya Alam Sentosa O.32/2 Cileungsi, Kab.Bgr (PKT1-23001188-15,22,29/07/23)

STNK R2 Hnd, 2018, Silver, F5969FDE, Nk:MH1KF4118JK272804, Ns:KF41E1273666, an.Neneng, Kp.Sinarjaya Rt.9/5, Galuga, Cibungbulang Kab.Bgr. (PKT1-23001217-22,29/07,5/08/23)

BPKB R4 No:S02028385, Daihatsu, 2021, Pth, F1120FAE, Nk:MHKAB1AA9MJ006011, Ns:WA0012248, an.Ignatius Julio.S, Nirwana Estate Cibinong Kab.Bgr (PKT1-23001255-29/07,5,12/08/23)

STNK R2 Hnd, 2017, Mrh, F2305FBL, Nk:MH1JFV119HK658224, Ns:JFV1E1664709, an.Robby Hermawan, Kp.Momonot Rt.1/12, Tlajung Udik Gn.Putri Kab.Bgr (PKT1-23001268-29/07,5,12/08/23)

Hilang BPKB Yamaha No.Pol: F 2054 MO, Biru, 2010, No.Sin: 28D1957589, No.Ra: MH328D20CAJ957580, A/N : Ade Syarifatunissa (RB1/23001269/31/2023)

This article is from: