
2 minute read
Ratusan Pramuka Penggalang Ikuti Galaksi II
BOGOR–Sebanyak 320 anggota
Pramuka Penggalang SMP/MTs dari 20 pangkalan mengikuti
Perlombaan Pramuka Galang
Kreasi Kompetisi II (Galaksi II) di halaman SMK AK Nusa Bangsa, Sabtu (25/2). Kepala SMK AK Nusa Bangsa, Rini Damayanti, menjelaskan kegiatan tahun kedua ini dilaksanakan secara luas. Awalnya, Galaksi Penggalang hanya untuk wilayah Kecamatan Ta- nah Sareal. Kini merambah wilayah Jabodetabek. “Kegiatan lomba ini gratis. Kita dibantu yayasan serta kerja sama sponsor dari rekanan kami,” tandasnya. Kegiatan lomba Pramuka ini antara lain lomba ketangkasan baris-berbaris tongkat (LKBBT), Semaphore On Song, Pionering Meja Makan, Teknologi Tepat Guna, Menggambar Poster, Video
Kreatif. Ia menilai, kegiatan semacam ini bertujuan agar para peserta saling mengenal dan silaturahmi dengan peserta lainnya seJabodetabek. “Kemudian untuk mengenalkan SMK AK Nusa Bangsa kepada peserta, peserta yang menang juara 1,2, 3 setiap mata lomba akan mendapatkan beasiswa potongan biaya masuk SMK AK Nusa Bangsa, senilai Rp1 juta serta semua peserta mendapatkan voucer biaya masuk sekolah Rp250 ribu,” papar Rini. Lomba itu diikuti ratusan pelajar. Ia berharap, kegiatan edukatifnya dapat menambah kreativitas pelajar.
Selain itu, ajang silaturahmi antaranggota Pramuka Penggalang pangkalan SMP/MTs sebagai sarana evaluasi kinerja Ambalan Tengku Umar Dewi
RUSAK: Kondisi salah satu ruang kelas di SDN Pasir Eurih 5 yang rusak diterjang angin puting beliung.
Dua Kelas Tak Bisa Digunakan
TAMANSARI– Sejumlah ruang kelas di SDN Pasir Eurih 05 rusak. Atapnya bocor, gentengnya hilang. Saat hujan turun, ruangan kelas itu banjir. Kondisi itu sudah terjadi selama dua hari. Penyebabnya, adalah angin puting beliung yang menerjang Kecamatan
Tamansari. Kepala SDN Pasir Eurih 05, Isnaeni mengatakan, para siswa tidak bisa belajar di kelas, karena membahayakan keselamatan. "Untuk ruang kelas yang rusak ada dua, satu lagi perpustakaan," kata dia kepada Radar Bogor, Selasa (1/3).
Ia berharap, ruang kelas yang rusak tersebut bisa segera diperbaiki dan digunakan untuk belajar kembali.
"Semoga bisa segera dibetulkan. Karena kami hanya memiliki sembilan ruang kelas, terdampak dua kelas, anak anak tidak bisa belajar," tukasnya. (all/c)
Intip Kerja Sama IPB University dan PT Pertamina
Latih Pemuda Majalengka
Menanam Lewat Hidroponik
Kerja sama IPB University dengan PT Pertamina terus melahirkan berbagai kegiatan, yang memperdayakan pemudapemuda daerah untuk mengembangkan pertanian di wilayah mereka masing-masing. Kali ini, mereka pun memanfaatkan pemuda di Desa Bongas Wetan, Majalengka.
Laporan: RANY PUSPITASARI
KEGIATAN kali ini, melibatkan Pusat Kajian Resolusi
Konflik (Care) Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM)
IPB University bersama PT
Pertamina EP Asset 3 Jatibarang. Mereka melatih para pemuda di Majalengka, khususnya di Kecamatan Sumberjaya, untuk membuat urban farming berbasis hidroponik, di Konekroot Aquaponic Farm, Kalitanjung, Cirebon (16/2).
Pelatihan ini, diungkap Kepala
Divisi Pemberdayaan Care
LPPM IPB University, Adi

Firmansyah, bertujuan untuk menambah motivasi, skill dan wawasan generasi muda Desa Bongas Wetan, mengenai sistem pertanian modern. Mengingat saat ini, minat generasi muda terhadap pertanian cenderung menurun.
“Pelatihan ini cocok untuk pemanfaatan lahan di pekarangan sempit, terlebih saat ini lahan di Bongas Wetan semakin terbatas karena banyak beralih fungsi menjadi jalan tol, pabrik-pabrik dan bangunan kost atau kontrakan,” ujar Adi.
Pelatihan ini menghadirkan praktisi hidroponik sekaligus owner Konekroot Aquaponic Farm, Rahma Nur Adzhani. Materi yang dia berikan, mengenai pengenalan dasar hidroponik, pengenalan sistem-sistem hidroponik, penanganan hama serta pengenalan aquaponik.
Setelah pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembibitan hidroponik, aplikasi nutrisi, pengaturan pH, ppm, oksigen dan suhu. Salah satu peserta, Asep Murdyono menyebut, pelatihan itu sangat menarik karena dia jadi tahu, bahwa media tanam tidak hanya tanah. Tapi bisa juga menggunakan rockwool, cocopit dan bahkan hanya dengan media air dan udara. Selain itu, ternyata yang mempengaruhi budidaya tanaman secara hidroponik tidak hanya nutrisi, tetapi pH, ppm, oksigen, dan suhu. “Semua faktor ini saling berkorelasi mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kemudian pengendalian hama secara biologis dan pestisida nabati sangat bagus agar tanaman yang dikonsumsi lebih sehat, bebas pestisida kimia,” tutur Asep. Sementara itu, Ketua Kelompok Pepeling Gembos, Sujono Tri Pamungkas menuturkan, bahwa pelatihan hidroponik sangat penting untuk generasi muda, karena membuka wawasan khususnya pemuda yang semakin jarang menyukai pertanian.
“Semoga semakin banyak pemuda yang berminat menekuni pertanian, dan kami bisa mengedukasi masyarakat sekitar juga agar bisa memanfaatkan lahan sempit untuk bertani hidroponik,” ujarnya. (*)
Sartika Masa bakti 20222023. “Diharapkan dengan adannya lomba ini para peserta bisa termotivasi untuk lebih mengembangkan bakatnya,” pungkasnya.(*/mam)