
2 minute read
KPAD Minta Muncikari Dipidana Berlapis

Terkait Kasus
Praktik Prostitusi di Cisarua
CISARUA Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD)
Kabupaten Bogor meminta muncikari pada kasus yang terjadi di Cisarua, dijerat dengan pasal Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Sebelumnya, Dinas Sosial Kabu paten Bogor bersama kepolisian mengamankan 16 orang yang terlibat praktik prostitusi di Kawasan Puncak. Dari sembilan korban, enam di antaranya merupakan anak di bawah umur. Wakil Ketua KPAD Kabupaten Bogor, Waspada meminta aparat penegak hukum menjerat para pelaku dengan pasal berlapis. “Kami berharap kepada para pelaku, betulbetul mendapat sanksi yang berat sesuai undang-undang yang berlaku, terkait UU TPPO dan UU Perlindungan Anak, paling tidak terjerat da lam pasal berlapis,” ujar dia saat dihubungi Radar Bogor, Kamis (15/6).
Pihaknya juga mengapresiasi Dinsos yang dengan cepat melakukan pendampingan terhadap pada para korban.
KPAD sendiri terus memantau kasus tersebut dan berharap anak-anak yang terlibat dapat kembali ke keluarganya dan hidup sebagaimana usianya.
“KPAD mengimbau kepada orang tua, masyarakat untuk tidak terjebak kepada tawarantawaran pekerjaan dari oknum tertentu, yang hanya menawarkan gaji di atas rata-rata, karena itu hanya iming-iming yang kemudian bisa menjebak anakanak menjadi korban TPPO,” jelas Waspada. Dari kasus tersebut, KPAD tentu prihatin masih ada anakanak yang terjebak dalam pekerjaan yang membahayakan dirinya sendiri.
Menurut Waspada, faktor ekonomi dan pendidikan yang rendah membuat anak-anak acapkali terlibat dalam kasus
TPPO. “KPAD mengimbau kepada masyarakat untuk memu tus mata rantai kemiskinan, dengan kuncinya pendidikan. Berikan hak pendidikan kepada anak dengan layak, sehingga bisa bekerja dengan baik dan membantu perekonomian masyarakat,” tandas dia.(cok/c)
Cath Lab
PENGHIJAUAN: Plt Bupati Iwan Setiawan menyiram bibit tanaman yang ditanam di lahan eks TPA Pondok Rajeg, yang bakal dijadikan hutan kota.
Satu Hutan Kota Setiap Tahun
Sulap Eks TPA
Pondok Rajeg
CIBINONGPlt. Bupati Bogor Iwan
Setiawan bersama Duta Besar Korea
Selatan dan Yayasan Korindo melakukan penanaman pohon di Eks Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Pondok Rajeg
Cibinong seluas tujuh hektar, Kamis (15/6). Iwan Setiawan menargetkan membangun satu hutan kota setiap tahunnya, untuk menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Bogor.
Plt. Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengungkapkan, Hutan Kota Pondok Rajeg Kabupaten Bogor memiliki peran dan fungsi yang strategis di lingkup regional Jabodetabek sebagai sumber resapan air. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan untuk membangun satu hutan kota setiap tahunnya.
“Kami berupaya membangun banyak hutan kota, untuk menjaga keseimbangan ekosistem, menghasilkan udara yang bersih, menjaga ketersediaan air tanah, mengurangi resiko banjir sekaligus menciptakan keteduhan keindahan dan tempat rekreasi bagi masyarakat,” tegas Plt. Bupati Bogor.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten Bogor juga telah membangun Hutan Kota Pakansari seluas 2,39 hektar hasil kerjasama dengan pihak Korindo Foundation yang terjalin sejak tahun 2019, dan telah diresmikan secara langsung oleh Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan, pada Januari 2023 lalu. Pemkab Bogor juga ke depannya berencana kembali membangun Hutan Kota Tegar Beriman seluas 2,7 hektar dan Hutan Kota Cibinong seluas 3 hektar. Di kesempatan ini, Iwan Setiawan juga menyatakan terimakasih dan apresiasi kepada Korindo Group yang konsisten berkontribusi mendukung pembangunan daerah Kabupaten Bogor, melalui Corporate Social Responsibility atau CSR.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua perusahaan yang telah melaksanakan program CSR di Kabupaten Bogor. Besar harapan kami ke depan Yayasan Korindo dapat terus mendukung program pembangunan lainnya di Kabupaten Bogor misalnya di bidang kesehatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, infrastruktur, pengembangan ekonomi, pembangunan olahraga dan lainnya,” imbuhnya. Selanjutnya, Ketua Yayasan Korindo, Robert Seung menambahkan, revitalisasi Kawasan Eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pondok Rajeg Cibinong seluas tujuh hektar merupakan kolaborasi antara Yayasan Korindo dengan Pemkab Bogor, bertepatan dengan peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dengan Indonesia. Kata dia, kolaborasi ini bukan yang pertama kali karena sebelumnya