Bayan Rahman
SYUKUR DAN KHIDMAH SOSIAL PERSPEKTIF TAFSIR Q.S AL KAUTSAR Bayan Rahman Alumni Darul Muttaqien Angkatan 25 Bayanrahman72@gmail.com PENDAHULUAN Waktu merupakan bagian sangat penting dalam kehidupan yang kita jalani. Sebab sekali saja kita melewatkanya, selamanya ia tidak akan pernah kembali. Sekian banyak ayat di dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang pentingnya waktu, baik waktu secara umum maupun waktu tertentu yang dijelaskan secara spesifik. Hal ini cukup menjadi pengingat kepada kita agar senantiasa memaksimalkan pemanfaatan waktu yang kita miliki untuk melakukakan segala hal yang bernilai positif. Dalam Q.S Al Ashr manusia secara universal dikatakan berada dalam kerugian yang besar, mengapa? Karena ia tidak memanfaatkan waktu yang Allah berikan kepadanya. Akan tetapi jika seseorang itu beriman, beramal sholih dan saling menasihati kepada kebenaran dan kesabaran maka ia telah selamat dari kerugian itu. Mari kita dalami apa yang dimaksud dengan amal sholih dalam ayat tersebut, yang denganya seseorang keluar dari zona kerugian dalam menjalani kehidupan. Sholih secara bahasa bermakna baik, cocok, sesuai, serasi, layak, pantas dan sekian banyak makna yang luas lainya. Lalu apa yang sebenarnya yang dimaksud dengan amal sholih? Apakah hanya sekedar shalat, puasa, sedekah atau mengaji? Tentu itu adalah rangkaian ibadah yang biasa kita lakukan sehari-hari. Lebih dari pada itu amal sholih bisa dimaknai sebagai satu amal perbuatan baik yang dilakukan seseorang sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas yang dia miliki. Seorang dokter memiliki kesempatan melakukan kebaikan melalui kompetensi keilmuan yang ia miliki untuk menyembuhkan seorang pasien, maka ini adalah amal sholih untuknya. Seorang pilot memiliki kompetensi menerbangkan sebuah pesawat, maka pekerjaaan ini juga merupakan amal sholih yang bisa ia lakukan. Seorang guru yang mencerahkan, menginspirasi serta menggerakan anak-anaknya adalah juga bagian amal sholih yang ia lakukan setiap hari. Karena itu sesuai kecendrungan dan kemampuan yang ia miliki. Bahkan, hingga seorang montir yang memilki kemampuan memperbaiki sebuah kendaraan pun, itu merupakan bagian amal sholih yang dia lakukan. Semua orang punya cara melakukan kebaikan atau amal sholih yang berbeda, maka semua orang punya kesempatan meraih surga dan ridha Allah yang sama. Karna secara tegas Allah mengatakan bahwa kemuliaan seseorang ditentukan berdasarkan tingkat ketakwaanya bukan strata sosial atau status pekerjaanya. Alangkah indahnya Al-Qur’an membahasakan amal kebaikan dengan menggunakan terminologi “amal sholih” karna memang setiap manusia punya kemampuan yang berbeda, dan dengan itu kita bisa mengoptimalkan kompetensi yang kita miliki sebagai wujud pelaksanaan perintah untuk beramal sholih.