Survei Pandangan Masyarakat Muda Indonesia Mengenai Childfree

Page 1

Survei Pandangan Masyarakat Muda Indonesia mengenai Childfree September 2022 INFOGRAFIS

Pada bulan Juni 2022 lalu, Personal Growth mengadakan survei mengenai pandangan masyarakat muda Indonesia terhadap keputusan childfree .

TOTAL PARTISIPAN JENIS KELAMIN

16,3 % laki-laki

83,7 % PEREMPUAN

312 responden

18-35 tahun

September 2022

demografis responden HASIL SURVEI CHILDFREE
USIA
N =312 responden PEKERJAAN
demografis
HASIL SURVEI CHILDFREE 53,57
7,1 % 21,5
Karyawan Dokter Buruh 3,2 % 1,3 % Pengusaha Mahasiswa dan pelajar Freelancers Tidak/belum bekerja 2,6 %
September 2022
responden
%
% 10,9 %
N =312 responden
September 2022 demografis responden HASIL SURVEI CHILDFREE SMA/SMK/Sederajat S1/D3/D4/Sederajat 21,8
64,7
S2/Magister/Sederajat 13,5
PENDIDIKAN TERAKHIR
%
%
%
N =312 responden
September 2022 demografis responden HASIL SURVEI CHILDFREE
STATUS HUBUNGAN
BERPACARAN
SINGLE/LAJANG
25 % MENIKAH 25 %
50 %

PANDANGAN TENTANG KEPUTUSAN CHILDFREE HASIL SURVEI CHILDFREE

NETRAL 79,2 %

POSITIF 16,7 %

NEGATIF

4,2 %

Mayoritas atau 79,2% (247) dari total responden menjawab bahwa keputusan childfree adalah

hal yang netral. Sementara 16,7% (52) menjawab positif, dan 4,2% (13) lainnya negatif.

N =312 responden

Q =Menurutmu, apabila sepasang suami-istri memilih untuk menjalani hubungan pernikahan childfree, bagaimana kamu menilai keputusan ini?

September 2022

Childfree dinilai sebagai keputusan netral

KARENA:

Punya anak atau tidak merupakan

pilihan subjektif, bergantung pada prinsip masing-masing individu;

Punya anak membutuhkan

tanggung jawab besar dan memerlukan pertimbangan matang;

Keputusan tersebut merupakan

bentuk kesepakatan suami dan istri, dengan pertimbangan dari

kedua belah pihak.

N =312 responden

Q =Apa alasan dibalik penilaianmu sebelumnya?

September 2022

Setiap orang mempunyai

pandangan dan prinsipnya masing masing, saat orang memiliki 1 prinsip selama

tidak merugikan orang lain belum tentu hal itu positif, bisa saja tidak rugi dan tidak untung.

— A, responden survei

1. 2. 3.

1.

Childfree dinilai sebagai keputusan positif

KARENA:

Childfree berpotensi memiliki manfaat

bagi lingkungan secara makro — mengurangi overpopulasi, mereduksi angka kemiskinan, dan lain sebagainya;

Jika dirasa tidak bisa

2.

Childfree memberikan waktu luang yang

lebih banyak untuk diri dan pasangan;

3.

Childfree merupakan keputusan positif

karena pada kenyataannya, tidak semua orang fit untuk menjadi orang tua.

bertanggung jawab dalam membesarkan seorang manusia ya lebih baik tidak usah punya anak. Punya anak butuh tanggung jawab dan kesiapan yang matang baik secara mental maupun keuangan. Kembali ke individu masing masing, orang lain pun tidak berhak menjudge atau membully pasangan childfree. Hal tersebut adalah hak mereka dan tidak merugikan orang lain.

— R, responden survei

N =312 responden

Q =Apa alasan dibalik penilaianmu sebelumnya?

September 2022

1.

Childfree dinilai sebagai keputusan negatif

KARENA:

Tujuan menikah adalah untuk punya anak – seperti memenuhi eskpektasi sosial, melanjutkan keturunan, dan mengikuti ajaran agama;

Menurut saya keputusan untuk childfree merupakan pemikiran yang masih sekedar “ketakutan”

2.

Childfree dapat merugikan lingkungan

secara makro – apabila mayoritas masyarakat Indonesia childfree, kelak, kita tidak adak punya garis keturunan lagi.

belaka. Mungkin setiap orang punya alasan dan latar belakang tersendiri dalam mengambil keputusan, tapi bagi saya ketakutan yang belum terjadi

sepertinya masih bisa disupport dengan hal-hal positif sehingga dapat mengubah/meminimalisir ketakutannya. Karena saya berpegang dengan ajaran agama

saya yang menganjurkan tujuan menikah untuk melanjutkan keturunan.

— V, responden survei

N =312 responden

Q =Apa alasan dibalik penilaianmu sebelumnya?

September 2022

KEPUTUSAN CHILDFREE VS. TIDAK CHILDFREE

Childfree/Berencana

Childfree

34,6 % 65,4 %

Berencana Punya Anak/ Tidak Childfree

Dari 312* responden, 34.6% (108 orang)

diantaranya berencana untuk tetap childfree setelah menikah.

Kira-kira apa ya yang mendasari keputusan ini?

Rupanya, 5 faktor berikut menjadi pendukung paling signifikan atas keputusan tersebut:

1.

Kecukupan finansial (74 jawaban, 67.9%)

Kepercayaan bahwa responden tidak akan menjadi orang tua yang ideal bagi anak-anak mereka (68 jawaban, 62.4%)

Gaya hidup (seperti menjadi tidak bebas traveling bersama pasangan, dan lain sebagainya) (58 jawaban, 53.2%)

Karir (56 jawaban, 51.4%)

5.

Pengetahuan pribadi dan pasangan tentang parenting (55 jawaban, 50.5%)

N =312 responden

Q =Faktor-faktor apa saja yang mendukung keputusanmu untuk tetap childfree setelah menikah?

September 2022

HASIL SURVEI CHILDFREE
2. 3. 4.

KONSEKUENSI DARI KEPUTUSAN CHILDFREE

Dari 108 responden yang berencana tetap childfree, mereka menyatakan mendapat sejumlah konsekuensi berikut dari orang di sekitar mereka:

Komentar negatif tentang pilihan mereka untuk

tidak punya anak (64 jawaban, 58.7%)

Diberi tekanan untuk punya anak oleh keluarga, kolega, atau lingkungan (50 jawaban, 45.9%)

Hanya 31,2% (34 jawaban) yang menyatakan mendapat dukungan dan dorongan dari keluarga, kolega, atau teman atas keputusan childfree mereka.

N =108 responden

Q =Apakah kamu pernah mendapat sejumlah konsekuensi negatif dan positif dari orang-orang di sekitarmukarena pilihanmu untuk

September 2022

mempunyai anak?
tidak
HASIL SURVEI CHILDFREE

KONSEKUENSI DARI KEPUTUSAN CHILDFREE

Mereka yang memutuskan childfree menyatakan sejumlah manfaat dan kerugian dari keputusan ini:

Manfaat Childfree Kerugian Childfree

Bebas (dapat melakukan kegiatan yang diinginkan kapanpun)

Fokus pada diri dan pasangan

Dapat punya lebih banyak waktu untuk

menjalankan hobi bersama pasangan

Fokus meniti karir

Tidak memberi penderitaan pada anak

1. Konflik dengan keluarga

Konflik dengan lingkungan sekitar

Bertentangan dengan norma sosial atau agama

Kesepian di hari tua kelak

Tidak dapat meneruskan keturunan

September 2022

HASIL SURVEI
CHILDFREE
1. 2. 3. 2. 3. 4.

Survei ini juga menemukan bahwa partisipan yang memutuskan

childfree secara keselurahan menilai dirinya lebih rendah dalam

segi kesehatan fisik, kesehatan emosional, dan kesiapan finansial dibandingkan dengan partisipan yang ingin punya anak.

Menjadi orangtua perlu kesiapan yang matang. Begitu pun

keputusan untuk tetap childfree, juga perlu pertimbangan matang.

I'm completely happy not having children. I mean, everybody does not have to live in the same way. And as somebody said, "Everybody with a womb doesn't have to have a child any more than everybody with vocal cords has to be an opera singer.

Ingat, keputusan punya anak atau childfree adalah pilihan

masing-masing individu — tidak ada benar atau salah. Jadi, kita perlu menghormati apapun keputusan orang lain ya, Growthmates!

Terutama mereka orang-orang terdekat kita.

September 2022

www.personalgrowth.co.id @personalgrowthid @PG_World +62 818-0809-0395, +62 21-5890-3862

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.