Eksorsisme - Preview Majalah Efata Vol. 1 No. 4

Page 1

• Volume 1 No. 4

KOLUMBARIUM DAN TAMAN DOA PARANTI JATI

PELESIR

Tulisan ini tidak membahas sama sekali peristiwa horor yang menakutkan melainkan tentang praktik eksorsisme dari perspektif yuridis dan biblis sehingga tetap dalam bingkai refleksi iman Gereja dan implikasi praktis pastoralnya. Eksorsisme itu sendiri adalah praktik pembebasan seseorang atau tempat atau benda dari roh jahat.

Eksorsisme

Latar Belakang Biblis Dalam Perjanjian Baru ada banyak kisah tentang Yesus mengusir roh jahat (Mrk 1: 21-28, 34. 3:10-12, 2030. 5:1-20, Mat 8:16. 10:1. 12:22-37, Luk 10:17. 11:14-23). Kisah-kisah itu memperlihatkan otoritas yang dimiliki Yesus mampu menaklukkan kejahatan, dosa, dan penyakit. Pada zaman Yesus penyakit, termasuk kerasukan roh jahat, sering dikaitkan dengan dosa. Maka, apa bila Yesus menyembuhkan penyakit (kusta misalnya) maka itu berarti dosa orang sakit itu sudah diampuni, dan bila Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat itu artinya kejahatan dan dosa telah ditaklukkan. Keberadaan rohroh jahat yang diusir oleh Yesus itu juga sebenarnya merupakan gambaran “personifikasi” dari dosa dan kejahatan itu sendiri. Yesus selalu membungkam roh jahat, tidak berdialog dengan kejahatan serta tiada kompromi dengan dosa karena

telah membuat hidup manusia tidak normal, tetapi eksorsisme yang dilakukan oleh Yesus membuatnya normal kembali.

Katekismus Gereja Katolik

“Kalau Gereja secara resmi dan otoritatif berdoa dalam nama Yesus Kristus, supaya seseorang atau suatu benda dilindungi terhadap kekuatan musuh yang jahat dan dibebaskan dari kekuasaannya, orang lalu berbicara tentang Eksorsisme. Yesus telah melakukan doa-doa semacam itu; Gereja menerima dari Dia kekuasaan dan tugas untuk melaksanakan Eksorsisme” (KGK no. 1673).

Istilah “resmi” dan “otoritatif” menekankan bahwa tindakan eksorsisme adalah tindakan Gereja, harus sesuai dengan ajaran tradisi iman Gereja Katolik. Eksorsisme harus berangkat dari discernment yang tajam sehingga terhindar dari kesalahan dalam “mendiagnosa”

KATEKESE
Oleh: RP. Robert Pius Manik, O.Carm. 42 efata • Inspirasi Hati dan Budi

(bdk. Mat 15:22; Mrk 7:25). Bahkan diceritakan oleh Lukas bahwa seorang kerasukan roh dalam jangka waktu sangat lama, yakni 18 tahun sampai ia menjadi bungkuk (bdk. Luk 13:11). Kisah lain lagi, diceritakan seorang yang kerasukan banyak roh jahat sampai sulit dijinakkan (Mat 8:28-31; Mrk 5:1-10; Luk 8:26-31).

Mungkin pada zaman Yesus “kerasukan roh jahat” bisa dikatakan sudah menjadi salah satu “penyakit yang menyerang masyarakat” (Mat 4:24; Luk 6:18). Sampai-sampai orang-orang yang dianggap aneh, seperti Yohanes Pembaptis, karena disebut “kerasukan setan” (Mat 11:18). Bahkan juga Yesus dicap “kerasukan setan” (Yoh 7:20; 8:48; 10:20), “kerasukan roh jahat” (Mrk 3:30), “kerasukan Beelzebul” (Mrk 3:22).

Selain membawa penderitaan, satu hal penting lain yang perlu digarisbawahi bahwa tindakan roh jahat membawa hal buruk bahkan jahat. Setan yang merasuki Yudas Iskariot membuatnya mengkhianati

dan menjual Yesus (Luk 22:3). Setan juga menggoyahkan Petrus sehingga menyangkal Yesus tiga kali (Luk 22:31). Setan membujuk Ananias berbuat dusta sehingga menahan hasil penjualan tanah (Kis 5:33). Jadi pada dasarnya pekerjaan setan adalah menyesatkan dan mencelakakan manusia. Maka Santo Petrus memberi nasihat supaya kita sadar dan waspada, karena iblis berkeliling seperti singa yang mencari mangsa yang siap ditelannya (1Ptr 5:8-9). Demikian juga Santo Paulus menasehati jemaat Kristen untuk senantiasa mengenakan perlengkapan senjata Allah agar bertahan dalam tipu muslihat iblis (Ef 6:10-12).

Yesus mengusir setan dan memberi kuasa pada para muridNya

Sekarang kita kembali pada pertanyaan pokok: Apakah pengusiran setan itu ada? Apakah manusia bisa mengusir setan? Bagaimanakah itu dilakukan?

61 2022 • Volume 1 No. 4
Pengusiran setan menjadi salah satu tanda-tanda datangnya Kerajaan Allah

Eksorsisme dalam Gereja Katolik

Rm. Agustinus Sutiono, O.Carm.

ercakapan mengenai eksorsisme memunculkan berbagai reaksi. Ada yang memercayai perlunya eksorsisme, ada yang mentertawakannya karena dianggap hanya sebagai kelainan psikologis, gangguan mental ataupun keletihan fisik akut. Sebagian lagi acuh tak acuh karena ada atau tidaknya fenomena tersebut tidak mengganggu hidup mereka. Sebagaimana agama-agama besar dan agama-agama serta kepercayaan tradisional mempunyai caranya masing-masing dalam menghadapi fenomena kerasukan, begitu pula agama Katolik. Masingmasing memiliki spesialis yang melakukannya dan para spesialis ini benar-benar orang-orang tertentu saja, yaitu orang yang terpilih. Praktik eksorsisme dalam Gereja Katolik mempunyai dasar biblis, teologis, dan kanonik. Tulisan ini memberikan informasi singkat perihal pelayanan eksorsisme bagi

umat Allah dalam Gereja Katolik. Eksplorasi di internet mengenai eksorsisme dalam Gereja Katolik memunculkan cukup banyak tautan. Di antaranya ialah informasi tentang eksorsisme dari konferensi para uskup Amerika Serikat, Keuskupan Surabaya, skripsi dari seorang mahasiswa Seminari Ledalero, sebuah buku panduan untuk Bulan Liturgi Nasional 2022, dan banyak tautan lainnya. Hampir setiap tulisan perihal eksorsisme sepakat dengan definisi operatif mengenai apa itu eksorsisme. Berasal dari kata bahasa latin exorcizare, atau kata Inggris exorcise yang berarti mengusir roh jahat. Eksorsisme adalah tindakan mengusir roh jahat dari seseorang atau suatu tempat. Telah ada banyak eksplorasi dasardasar biblis eksorsisme. Semua menggarisbawahi bahwa ada roh jahat, ada intervensi roh jahat kepada manusia, adanya dampak buruk yang

FOKUS
• Inspirasi Hati dan Budi
• Volume 1 No. 4

BERNARDUS BOLI UJAN, SVD: DOSEN MATA KULIAH EKSORSISME

Dukungan terhadap eksorsisme masih terus berlanjut hingga kini. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengakuan Kongregasi Klerus pada tahun 2014 terhadap Asosiasi Internasional Eksorsis sebagai badan kepausan. Bukti lainnya ialah dengan adanya pembukaan jurusan atau mata kuliah eksorsisme di sejumlah universitas Katolik ternama. Salah satu sekolah yang dimaksud ialah Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK Ledalero). Di sekolah ini ada mata kuliah eksorsisme sebagai mata kuliah pilihan yang diambil oleh pater Bernard Boli Ujan.

Bernardus Boli Ujan, SVD, imam misionaris Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini), lahir di Udak-Lembata 30 November 1952, ditahbiskan imam pada 16 Juni 1982 setelah menyelesaikan studi filsafat dan teologi pada STFK Ledalero, Maumere, Flores. Membuat studi lanjut di bidang liturgi pada Pontificio Istituto Liturgico Sant’Anselmo Roma untuk lisensiat (1983-1986) dan doktor (1995-2001) dan mendalami bidang Pastoral Liturgi di Irish Institute of Pastoral Liturgy Carlow – Irlandia (19861987). Mengikuti mata kuliah liturgi

12 efata •
Inspirasi Hati dan Budi
• Volume 1 No. 4

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Eksorsisme - Preview Majalah Efata Vol. 1 No. 4 by Efata Karmelindo - Issuu