Digital
SABTU
12 NOV 2016
|
4 HALAMAN
Menerangi Bumi Serumpun Sebalai
“Ponsel Itu Sahabat” LAUDYA CYNTHIA BELLA (28) mengungkapkan telepon genggam itu sudah seperti sahabat yang selalu setia mendampinginya kapan dan di mana saja. Pernyataan itu disampaikan ketika berkunjung ke media kompas.com. Ia mengaku, "Smartphone itu udah kayak sahabat, udah kayak jiwa, udah harus yang kemana-mana kita bawa." Pemain film Surga yang Tak Dirindukan ini sampai-sampai mengatakan lebih rela ketinggalan dompet daripada ponsel. Diakui Bella, ia merasa canggung jika tak ditemani oleh "sahabat genggam"-nya itu. Bella mengakui, "Kalau lupa bawa handphone, enggak bawa dompet kan bisa nelepon. Tolong dong ambilin duitnya. Kalau lupa bawa handphone, enggak bisa ngapa-ngapain." Ketika lupa membawa ponsel, Bella pasti berusaha untuk mengambilnya lagi. "Balik lagi. Puter balik. Kalau ketinggalan puter balik, ambil lagi di rumah. Pasti inget ya. 'Eh handphone, handphone' he-he-he," kata dara kelahiran Surabaya 24 Februari 1988 itu. Ada tiga hal penting dan paling diperhatikan oleh artis peran Laudya Cynthia Bella (28) dalam memilih ponsel.Yang pertama adalah kameranya. Ia membutuhkan kamera dengan resolusi bagus ketika pergi ke luar kota atau luar negeri, baik untuk kepentingan pribadi ataupun pekerjaan. “Kayaknya sangat sayang sekali kalau kamera aku kurang bagus, aku bawa pergi keluar. Jadi aku harus pilih kameranya bagus, yang fotonya juga nanti makin bagus. Buat di-posting di Instagram juga cantik," kata Bella. Kedua adalah kemampuan baterai telepon genggam itu. Dengan aktivitasnya yang padat dan mobilitas yang tinggi, ia membutuhkan ponsel yang tahan lama. Bella tak cuma memanfaatkan fitur kameranya, tetapi juga media sosial atau aplikasi pesan singkat yang banyak menyerap daya baterai. "Aku untuk nyimpen dokumen, untuk notesnya itu kepakai sekali untuk nyimpen apapun yang harus aku lakukan dan inget. Kalendernya juga aku pake karena ada google calender, bisa nge-blast schedule. Pasti ya WhatsApp, LINE, SMS," tambah Bella. (kcm/*)
Jokowi dan Sri Mulyani soal Target Ekonomi
Jangan Ditepuki, Target Peringkat 40 PRESIDEN JOKO WIDODO menyampaikan kondisi perekonomian yang terjadi di Indonesia dan meminta kepada segenap pihak terutama investor untuk yakin kendati kenaikannya masih tersendat-sendat. Jokowi menegaskan, "Kita patut optimistis walaupun ini naiknya sedikit-sedikit, pada triwulan satu 4,94 persen, triwulan kedua pada posisi 5,18 persen. Triwulan tiga yang diumumkan dua hari lalu ada di 5,02 persen dan harapannya di triwulan empat nanti bisa 5,1 atau 5,2 persen.". Jokowi menyimpulkan, optimisme pertumbuhan ekonomi saat ini masih ada dan harus terus dipelihara karena pada kondisi bersamaan ekonomi negara lain justru turun. Optimisme Jokowi itu disampaikan saat resmikan gelaran Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2016 di Jakarta Convention Center (JCC), beberapa hari lalu. Hal kedua yang disampaikan Jokowi dalam sambutannya adalah terkait kemudahan dalam melakukan bisnis di Indonesia. Dia menuturkan bahwa posisi Indonesia untuk kemudahan melakukan bisnis dua tahun lalu menempati peringkat 120 dunia. Level ini kemudian naik menjadi ke-109 pada 2015 dan saat ini mulai membaik dengan menempati peringkat ke-91. Raihan tersebut sontak mendapat tepukan meriah dari hadirin yang datang ke acara pembukaan IIW 2016. Melihat hal tersebut, Jokowi lantas meminta para hadirin untuk tidak bertepuk tangan dan berpuas hati. Jokowi kembali menandaskan, "Jangan ditepuki dulu karena target saya di peringkat ke-40 supaya tidak tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Kita masih ke-91, sedangkan Singapura ke-2, Malaysia ke-23, dan Thailand ke-46. Ini PR yang harus dikejar." Gelaran IIW 2016 sendiri diharapkan Jokowi mampu menghadirkan realisasi transaksi antara swasta, baik dalam maupun luar
negeri, untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan infras- hingga kuartal III ini dinilai cukup baik, meski dari sisi truktur di Indonesia. belanja pemerintah mengalami pelemahan. Oleh karena Pasalnya, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) itu, pemerintah masih memiliki cukup anggaran untuk yang ada diakui Jokowi hanya Rp 1.500 triliun dalam lima mendanai aktivitas hingga akhir tahun. tahun, sedangkan kebutuhan anggaran untuk pembangunan "Kita memiliki cash yang muncul September lalu, infrastruktur mencapai Rp 5.500 triliun. cukup untuk mendanai aktivitas Oktober ini. Pada No"Artinya ada kekurangan 75 persen dan ini yang bisa vember dan Desember, terutama penerimaan cukai akan mengisinya swasta dengan skema-skema yang kita tawar- meningkat," ujarnya. kan ke dunia usaha," tambahnya. Sri Mulyani menambahkan, sampai akhir tahun ini, IIW 2016 merupakan ajang pertemuan para pemangku pemerintah juga masih akan menerbitkan surat berharga kepentingan di bidang infrastruktur terbesar di Indonesia. negara (SBN) untuk pendanaan 2016 sekitar Rp 98,7 triPerhelatan yang akan menghadirkan pameran Konstruksi liun. Menurutnya, pemerintah hingga akhir tahun masih Indonesia, The Big 5 Construct Indonesia, Indonesia In- memiliki opsi untuk melakukan prefunding domestik. ternasional Infrastructure Conference & Exhibition, Expo "Kita akan terus memantau kondisi pasar bond atau Comm Indonesia, dan Airport Security Indonesia tidak surat berharga dalam dan luar negeri. Kami koordinasi saja memamerkan berbagai proyek, produk, dan teknologi dengan BI untuk melihat jumlah likuiditas yang ada," terkait infrastruktur, tetapi juga mendiskusikan tantangan tandasnya. (kcm) dan peluang yang ada. “Event ini memberikan kesempatan bagi para calon investor, pemilik dana, dan institusi keuangan untuk mengenal dan menangkap peluang yang ada di bidang pembangunan infrastruktur,” ujar CEO Infrastructure Asia Alan Solow. Konferensi dan pameran ini diikuti lebHal 2 ih dari 600 peserta yang berasal lebih dari 37 negara, 2.002 pembicara, dan 1.600 delegasi yang akan mendiskusikan isu-isu infrastruktur Hal 4 nasional penting, sekaligus tantangan dan solusi yang dapat mempercepat agenda infrastruktur
INDEX
Strategi Sri Mulyani Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan meningkatkan belanja kementerian dan lembaga (K/L), baik di pusat maupun daerah. Upaya tersebut dilakukan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada akhir 2016 bisa mencapai 5,1 persen. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, hingga akhir tahun, belanja negara, baik pusat maupun daerah, akan mencapai 96 persen dari target atau sekitar Rp 600,6 triliun. Sementara itu, penerimaannya diperkirakan hingga akhir tahun akan mencapai Rp 486,1 triliun. "Untuk penerimaannya, kita memperkirakan berdasarkan estimasi shortfall yang masih sama Rp 219 triliun, maka penerimaan dari seluruh pendapatan dalam negeri Rp 486,1 triliun. Jadi total operasi fiskal kita netto Rp 224,5 triliun," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (10/11/2016) malam. Di sisi lain, penerimaan yang berasal dari program pengampunan pajak (tax amnesty)