KEPALADINASPEMBERDAYAANPEREMPUANDAN PERLINDUNGANANAKKOTABANDUNG
Salah satu isu startegis dalam pembangunan adalah masih terdapat kesenjangan gender dilihat dari aksesibilitas, partisipasi, kontrol, maupun manfaat dari program pembangunan, pada laki-laki maupun perempuan. Kesenjangan tersebut bisa jadi merupakan dampak dari kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang tidak responsif atau bahkan bias gender. Oleh karenanya, sejak terbitnya InpresNo.9Tahun2000tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk memasukkan isu gender ke dalam norma pembangunan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024 dengan menekankan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam agenda pembangunan Indonesiakedepan.
Pemerintah Kota Bandung telah berupaya untuk memastikan bahwa pembangunandiKotaBandungharusmengintegrasikandimensikeadilandan kesetaraan gender. Hal ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJMN)KotaBandung2018-2023padatargetsasaranke-5darimisi 1,yaitu:TerwujudnyaKeadilandanKesetaranGender.Sasaraninidijabarkanke dalam dua indikator utama, yaitu: 1) Tingkat pemahaman peran kesetaraan gender dalam proses pembangunan, dan 2) Tingkat hak-hak perlindungan perempuan dan anak. Komitmen tersebut diharapkan dapat mendukung perwujudankesetaraangenderdiKotaBandung.
Untuk mendukung pembangunan yang responsif gender, perlu dukungandatadaninformasitentangdatapembangunanberbasisgender,baik data kelembagaan maupun data sasaran program. Melalui data terpilah dapat diidentifikasikondisicapaianpembangunanyangsudahdilaksanakan.Namun demikian, selama ini tidak semua capaian program pembangunan disajikan secaraterpilahberdasarkanjeniskelamin,baikkarenasasaranspesifikprogram
I
KATA PENGANTAR
untukjeniskelamintertentumaupunkarenamasihadaanggapanbahwadata terpilahberdasarkanjeniskelaminbelummenjadiprioritas.
Penyediaandanpengelolaandataterpilahgenderdananakmerupakan salah satu inisiasi yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan PerlindunganAnaksebagaiwujudkomitmenuntukmendorongpembangunan yang responsif gender dan resposif terhadap pemenuhan hak anak. Meskipun datayangdisajikandalambukuprofilinitidakseluruhnyaterpilahberdasarkan jenis kelamin, kami berharap tetap dapat memberikan manfaat bagi para pengambil kebijakan di Kota Bandung dalam merancang dan mengevaluasi kebijakan, program, dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing perangkatdaerahatauperangkatkewilayahan.
Akhir kata, kami sangat berharap data terpilah berdasarkan jenis kelamin ini dapat dimanfaatkan semua pihak untuk mendorong terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender di Kota Bandung. Di samping itu, data yang belumterpilahberdasarkanjeniskelaminsaatinidiharapkandapatdiperbaiki pada buku terbitan selanjutnya. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini, baik sebagai penyedia data, pengumpul, maupun penyusun buku ini. Kami juga berharap masukan, sarandankritikdarisemuapihakuntukperbaikanpenerbitanbukuselanjutnya.
Bandung, November2021
II
KepalaDinasPemberdayaanPerempuandan PerlindunganAnakKotaBandung
dr.Hj.RitaVeritaSriHasniarty,MM.,MH.Kes
DenganmengucapkanpujisertasyukurkehadiratAllahSWTyangselalu memberikan limpahan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga Buku Profil Gender dan Anak Kota Bandung Tahun 2021 telah dapat diselesaikansesuaidenganjadwalyangtelahditentukan.Bukuiniterbitberkat adanya jalinan kerjasama antara Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung dengan berbagai Perangkat Daerah, Instansi/Lembaga Vertikal/BUMD dan Lembaga Masyarakat yang berada di lingkunganKotaBandung. Bukuinidisusunsebagairesponataskebutuhaninformasiyangspesifik tentangpembangunandilihatdariperspektifgenderdenganharapanbukuini dapatdimanfaatkanolehPerangkatDaerahKotaBandung,AparatKewilayahan, Instansi Vertikal, BUMD dan Lembaga Masyarakat yang ada di Kota Bandung sebagaibahanpengambilkebijakanpembangunandibidangmasing-masing. Dalam penyusunan Buku ini, kami telah banyak mendapat bantuan moril dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkanterimakasihtakterhinggakepada:
1. WalikotaBandungyangtelahberkomitmenuntuk mewujudkanPUGdi KotaBandung.
2. Bapak,Ibu,sertaSaudara/idariSatuanKerjaPerangkatDaerah(SKPD), LembagaVertikal,Kecamatan,BadanUsahaMilikDaerah(BUMD),Pusat KajianatauLembagaRiset,sertaLembagaSwadayaMasyarakat(LSM) Gender dan Anak yang berada di lingkungan Kota Bandung yang tergabungdalamForumDataTerpilahKotaBandung.
3. Tim penulis dan penyusun data dari Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (LPPM UPI) yang telah bekerja sama dalam melaksanakan penulisan bukuini.
Kamimenyadaribahwadatayangdisajikan belummenggambarkandata terpilah secarasempurna, sehingga segala kritikdansaransangat diharapkan untuk kesempurnaan dalam penyusunan buku profil gender dan anak selanjutnya.Semogabukuinibermanfaatbagikitasemua.
Bandung,November2021
TimPenyusun
III KATA
PENGANTAR
IV DAFTAR ISI KataPengantarKepalaDinas i KataPengantarPenyusun.........................................................................................................iii DaftarIsi............................................................................................................................iv DaftarTabel......................................................................................................................vi DaftarGambar..............................................................................................................................viii BAB1PENDAHULUAN.................................................................................................................1 LatarBelakang.........................................................................................................1 Tujuan.........................................................................................................................6 DasarHukum 6 ManfaatDataTerpilah..........................................................................................7 JenisdanSumberData.........................................................................................8 BABIIPEMBANGUNANBERSPEKTIFGENDER.................................................................9 KonsepGender 9 PengarusutamaanGender................................................................................14 BABIIIMETODEPENYUSUNANPROFILGENDERDANANAK................................29 TeknikPengumpulanData..............................................................................29 JenisData................................................................................................................31 PenyajianDataTerpilah...................................................................................32 BABIVGAMBARANUMUMKOTABANDUNG.................................................................34 Letak,LuasdanBatasWilayah.......................................................................34 VisiDanMisiKotaBandung............................................................................35 PenjabaranVisidanMisiKotaBandung 36 LetakGeografis.....................................................................................................39 KondisiTopografi................................................................................................39 KondisiKlimatologi 40 SistemPemerintahan.........................................................................................42 JumlahdanPertumbuhanPenduduk..........................................................48
V
Penduduk.........................................................................................50 JumlahPendudukBerdasarkanKelompokUmur..................................51 PendudukMiskin 54 IndeksPembangunanManusia......................................................................56 IndikatorPembentukIPM................................................................................58 IndeksPembangunanGender(IPG).............................................................64 IndeksPemberdayaanGender(IDG)...........................................................66 BABVGENDERDALAMPEMBANGUNANKOTABANDUNG.....................................71 KotaBandungMemilikiRencanaPembangunanResponsifGender RPJMD......................................................................................................................71 GenderBidangPendidikan..............................................................................78 GenderBidangKesehatan.............................................................................107 GenderBidangEkonomi.................................................................................133 PerempuanDalamSektorPolitikdanHukum................................144 GenderBidangPerlindungandanPemberdayaanPerempu 151 ProfilGenderBidangAnak....................................................................165 BABVIPENUTUP......................................................................................................................185 Kesimpulan..........................................................................................................185 Rekomendasi......................................................................................................187 DAFTARPUSTAKA...................................................................................................................189
Kepadatan
DAFTAR TABEL
Tabel1 KeadaanSuhuKotaBandungBerdasarkanKecamatan............................41
Tabel2 DaftarKecamatanBesertaKeluarahanKotaBandung...............43
Tabel3 Jumlah,LajuPertumbuhanpertahun,DistribusiPersentase PendudukdanRasioJenisKelamin....................................................48
Tabel4 KepadatanPendudukKotaBandung................................................................50
Tabel5 JumlahPendudukPerempuandanLaki-lakiberdasarkan KelompokUmur.......................................................................................................................52
Tabel6 JumlahdanPersentasePendudukMiskindiKotaBandung 2013-2020....................................................................................................55
Tabel7 PerkembanganAngkaHarapanHidupKotaBandung Tahun 2018-2020....................................................................................................59
Tabel8 PerkembanganAngkaHarapanLamaSekolahKotaBandung Tahun2018-2020 60
Tabel9 PerkembanganAngkaRata-RataLamaSekolahKotaBandung Tahun2018-2020......................................................................................62
Tabel10PerkembanganPengeluaranperKapitaKotaBandungTahun 2018-2020....................................................................................................69
Tabel11IndikatorKompositIPG..........................................................................67
Tabel12PerkembanganIndikatorKompositIDGKotaBandungTahun 2018-2020 70
Tabel13PerkembanganAngkaHarapanLamaSekolahKotaBandung Tahun2018-2020......................................................................................79
Tabel14PerkembanganAngkaRata-RataLamaSekolahTahun20182020 .............................................................................................................81
Tabel15DataSekolahTingkatTKberdasarkankecamatandiKota Bandung........................................................................................................98
Tabel16DataSekolahTingkatSDberdasarkankecamatandiKota Bandung ....................................................................................................100
Tabel17DataSekolahTingkatSMPdiKotaBandung ..............................102
Tabel18JumlahSatuanPendidikanNonFormaldiKotaBandung Tahun2020................................................................................................105
Tabel19JumlahangkakematianbayiberdasarkankecamatandiKota BandungTahun2018-2020................................................................108
Tabel20JumlahKunjunganIbuHamilK1danK4diKotaBandung Tahun2018-2020....................................................................................114
VI
Tabel21PemberianTabletZatBesidiKotaBandungTahun20182020 115
Tabel22PertolonganPersalinanolehTenagaKesehatandiKota Bandung......................................................................................................116
Tabel23PelayananNifasdiKotaBandungTahun2018-2020...............117
Tabel24PemberianVitaminAKepadaIbuNifasdiKotaBandung Tahun2018-2020....................................................................................118
Tabel25CakupandanJumlahpelayanankesehatananakbalitadiKota Bandung Tahun2018............................................................................119
Tabel26CakupandanJumlahpelayanankesehatanpesertadidik jenjangpendidikandasardiKotaBandungTahun2018-202121
Tabel27PesertaKBaktifdiKotaBandungTahun2018-2020...............124
Tabel28FasilitaskesehatandiKotaBandungTahun2018-2020.........127
Tabel29TingkatPenganggurandiKotaBandung........................................139
Tabel30JumlahKoperasiAktif 143
Tabel31PNSBerdasarkanPangkatdanGolongan......................................149
Tabel32PNSBerdasarkanTingkatPendidikan............................................151
Tabel33JumlahanakdiKotaBandung 167
Tabel34KepemilikanKIA......................................................................................168
Tabel35KepemilikanAktaLahir .......................................................................172
Tabel36JumlahTenagaPelayananTerhadapKekerasanAnak 178
VII
DAFTAR GAMBAR
Gambar1 KondisiIPMIndonesiaTahun2010-2019...................................................3
Gambar2 PerkembanganIPGIndonesiaTahun2010-2019 4
Gambar3 MatriksKesulitanGender.................................................................12
Gambar4 KondisiGeografisKotaBandung 37
Gambar5 LuasDaerahKotaBandungberdasarkanKecamatan 40
Gambar6 CurahHujanKotaBandungBerdasarkanKecamatan...........40
Gambar7 PiramidaPendudukKotaBandung...............................................53
Gambar8 IndeksparitasPenduduk..................................................................54
Gambar9 PerkembanganIPMKotabandungdenganProvinsiJawa BaratdanNasionalTahun2018-2020.........................................57
Gambar10 PerbandinganIPMKotabandungdenganKotalainnyadi JawaBaratpadatahun2020...........................................................58
Gambar11 PerbandinganAngkaHarapanHidupKotabandungdengan Kab/KotadiJawaBaratProvinsiJawaBaratTahun2020...59
Gambar12 PerbandinganAngkaHarapanLamaSekolahKotabandung denganKab/KotadiJawaBaratProvinsiJawaBaratTahun 2020...........................................................................................................61
Gambar13PerbandinganAngkaRata-rataLamaSekolahKotabandung denganKab/KotadiJawaBaratProvinsiJawaBaratTahun 2020...................................................................................................................62
Gambar14 PerbandinganPengeluaranperKapita Kotabandung denganKab/KotadiJawaBaratProvinsiJawaBaratTahun 2020...........................................................................................................69
Gambar15 PerkembanganIPGKotabandungdenganProvinsiJawa BaratdanNasionalTahun2018-2020.........................................65
Gambar16 PerbandinganIndeksPembangunanGender(IPG) Kota bandungdenganKab/KotadiJawaBaratProvinsiJawa BaratTahun2020................................................................................66
Gambar17PerkembanganIDGKotabandungdenganProvinsiJawa BaratdanNasionalTahun2018-2020 69
Gambar18PerkembanganIDGKotabandungdenganKab/Kotadi JawaBaratTahun2020......................................................................69
Gambar19 IndeksKesehatanKotaBandung...................................................74
Gambar20 IndeksKesehatanProvinsiJawaBarat.......................................75
Gambar21CapaianIndeksPendidikan..............................................................76
Gambar22 IndeksPendidikanProvinJawaBarat.........................................76
Gambar23IndeksDayaBeli....................................................................................77
Gambar24IndeksDayaBeliProvinsiJawaBarat...........................................78
VIII
Gambar25PerbandinganAngkaHarapanLamaSekolahkotaBandung denganKab/KotadiJawaBarat 80
Gambar26PesertaDidikJenjangPAUD/TK.....................................................82
Gambar27PesertaDidikJenjangSekolahDasar............................................83
Gambar28PesertaDidikJenjangSMP................................................................84
Gambar29APKPAUDKotaBandung..................................................................85
Gambar30APKPAUDKab.KotadiJawaBarat................................................85
Gambar31APK,APM,APSSDdiKotaBandung..............................................86
Gambar32APMSekolahDasarKab/KotadiJawaBarat.............................87
Gambar33APKSekolahDasarKab/KotadiJawaBarat..............................87
Gambar34APM,APK,APSSMPdiKotaBandung..........................................88
Gambar35APMSMPKab/KotadiJawaBarat ................................................89
Gambar36APKSMPKab/KotadiJawaBarat .................................................90
Gambar37AngkaPutusSekolahdiKotaBandung .......................................91
Gambar38JumlahKepalaSekolahdanGuruSDBerdasarkanJenis Kelamin....................................................................................................92
Gambar39JumlahKepalaSekolahdanGuruSMPBerdasarkanJenis Kelamin 93
Gambar40JumlahTenagaKependidikanBerdasarkanjeniskelamindi KotaBandung.........................................................................................94
Gambar41JumlahTenagaKependidikanBerdasarkanTingkat pendidikandiKotaBandung...........................................................96
Gambar42jumlahsekolahTK/PAUDdiKotaBandung...............................97
Gambar43JumlahSekolahDasardiKotaBandung.....................................100
Gambar44JumlahSMP/MTs................................................................................102
Gambar 45JumlahLembagaPNFdiKotaBandung....................................104
Gambar 46GrafikPerbandinganjumlahkematianbayidiKota BandungTahun2018-2020 107
Gambar 47Jumlahkematianbalita(12-59bulan)daritahun20182020dikotaBandung .....................................................................110
Gambar 48AngkaKematianIbu(AKI) 111
Gambar 49JumlahangkakematianIbuberdasarkankecamatandi KotaBandungTahun2018-2020...............................................112
Gambar 50PelayananKesehatanUsiaLanjut 123
Gambar 51JumlahTenagaMedisdiKotaBandung....................................129
Gambar 52JumlahtenagakefarmasiandiKotaBandung........................130
Gambar 53Jumlahtenagagizi,kesehatanmasyarakat,kesehatan lingkungandiKotaBandung.........................................................131
Gambar 54JumlahtenagaanaliskesehatandanrekammedisdiKota Bandung................................................................................................132
Gambar 55JumlahAngkatanKerjadiKotaBandung 133
IX
Gambar 56TingkatPartisipasiAngkatanKerja............................................134
Gambar 57JumlahPendudukyangBekerjadiKotaBandung 136
Gambar 58TingkatPendidikanPencariKerjadiKotaBandung............138
Gambar 59JumlahAnggotaDPRDBerdasarkanGender..........................144
Gambar 60KlasifikasiGenderAnggotaDPRDBerdasarkanPartai......145
Gambar 61JumlahTenagaPelayananTerlatihMenanganiKorban Kekerasan.............................................................................................162
Gambar 62JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanKelompokUmur Tahun2018-2020..............................................................................153
Gambar 63JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanPendidikan TerakhirTahun2018-2020............................................................154
Gambar 64JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanStatusPekerjaan Tahun2018-202.................................................................................155
Gambar 65JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanStatusPerkawinan Tahun2018-2020 156
Gambar 66JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanJenisKekerasan Tahun2018-2020 .............................................................................158
Gambar 67JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanTempatKejadian Perkara...................................................................................................159
Gambar 68JumlahKorbanKekerasanBerdasarkanJenisPelayanan Tahun2018-2020 161
Gambar 69JumlahPelakuKekerasanBerdasarkanKelompokUmur Tahun2018-2020 .............................................................................162
Gambar 70JumlahPelakuKekerasanBerdasarkanStatus PekerjaanTahun2018-2020........................................................163
Gambar 71JumlahKorbanKekerasanAnak(0-17Tahun)Berdasarkan HubungandenganKorbanTahun2018-2020........................164
Gambar 72JumlahJumlahPelakuKekerasanBerdasarkan KebangsaanTahun2018-2020....................................................165
Gambar 73JumlahKorbanKekerasanAnak(0-17Tahun)Berdasarkan JenisKekerasanTahun2018-2020 174
Gambar 74JumlahKorbanKekerasanAnak(0-17Tahun)Berdasarkan HubungandenganKorbanTahun2018-2020........................175
Gambar 75JumlahKorbanKekerasanAnak(0-17Tahun)Berdasarkan JenisKekerasanTahun2018-2020.............................................177
Gambar 76JumlahKorbanKekerasanAnak(0-17Tahun)Berdasarkan Tempatkejadianperkara Tahun2018-2020 178
Gambar 77JumlahKlienAnak(0-17Tahun)yangDitanganiPuspaga BerdasarkanKelompokUmurTahun2018-2020................179
Gambar 78JumlahAnak(0-18Tahun)TerjangkitCovid-19 BerdasarkanUmurTahun2020 180
X
Gambar 79JumlahAnak(0-18Tahun)TerjangkitCovid-19PerKecamatanTahun2020 181
Gambar 80JumlahAnakYangKehilanganOrangTuaKarenaCovid-19 BerdasarkanUmur............................................................................182
Gambar 81 JumlahAnakYangKehilanganOrangTuaKarenaCovid-19 BerdasarkanKecamatan................................................................184
XI
Latar Belakang
“Tidakadaisugenderpadalembagakamiataupadamasyarakatkita”. Itu ungkapan yang sering kita temukan ketika membincangkan isu gender dengan pimpinan lembaga, baik pemerintah maupun swasta, serta dengan anggota masyarakat. Mungkin saja pernyataan tersebut benar adanya meskipun tidak didukung oleh data, baik kuantitatif maupun kualitatif. Akan tetapi untuk memastikan apakah terdapat isu gender pada lembaga dan masyarakat maka dibutuhkan data, sehingga pernyataantentangtidakadaisugenderdilembagaataudimasyarakat dapatditerimasecaraobjektif.
Lembaga pemerintah sudah menempatkan data sebagai bagian penting untuk merencanakan dan mengukur hasil pembangunan. Data tersebutbahkanjugadikaitkandenganprestasikinerjayangdicapaioleh setiaplembaga.Namundemikian,datayangdisajikanumumnyabersifat agregat tanpa terpilah, khususnya berbasis jenis kelamin. Data yang berbentuk agregat disajikan secara sederhana dan bersifat umum akan tetapi tidak memberikan informasi yang cukup tentang capaian pembangunandilihatsecaraterpilah,khususnyaberbasisjeniskelamin.
Istilah data terpilah sebenarnya merupakan istilah yang digunakan sesuai kepentingan tertentu. Pemilahan penduduk berdasarkan usia, pemilahan penduduk berdasarkan kategorisasi status sosial ekonomi (miskin,menengah,kaya),pemilahanpendudukberdasarkanpekerjaan, dan pemilahan-pemilahan lainnya sering ditemukan, meskipun dalam pemilahan tersebut jarang untuk memasukkan kategori jenis kelamin.
1 BAB I PENDAHULUAN
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan sulitnya untuk mengukur pencapaianpembangunanberdasarkankategorijeniskelamin.
Pendataan terpilah berdasarkan jenis kelamin atau lebih dikenal dengan istilah data terpilah gender menjadi dasar dalam analisis pembangunan dalam perspektif gender. Pemerintah, melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengeluarkan kebijakan tentang Penyelenggaraan Data GenderdanAnakmelaluiPermenPPPANo.5Tahun2014.Kebijakanini bertujuan untuk memberikan acuan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, dan analisis serta penyajian data terpilah secara terpadu sebagaibahaninformasidanpengambilankeputusanuntukpelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong semua pengambil kebijakan memiliki sensitivitas gender dalam setiap tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring sertaevaluasi.
KomitmenPemerintahIndonesiaterhadapkesetaraangendersejalan dengan target pembangunan pembangunan milenium (Millenium Development Goals) yang dilanjutkan dengan target pembangunan berkelanjutan(Sustainable Development Goals),dimanasalahsatutarget pembangunan adalah kesetaraan gender (gender equality) yang ditetapkanpadatargetke-5.Terdapat5tujuandaritargetpembangunan kesetaraangender,yaitu:
1. Mengakhirisegalabentukdiskriminasi
2.
Menghapussegalabentukkekerasan
3. Menghapussemuapraktekyangmembahayakan
4. Menyadaridanmenghargaipelayanandanpekerjaan
2
Data Gender dan Anak Kota Bandung
5.
Memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dalamkehidupanberpolitik,sosial,danekonomi. Gambar 1
Kondisi IPM Indonesia Tahun 2010-2019
Sumber: bps.go.id
Pengarusutamaan gender/PUG (gender mainstreaming) mulanya dipromosikan oleh UN sebagai rekomendasi utama PBB sebagai rekomendasi utama dalam Deklarasi dan Platform Aksi 1995 setelah Konferensi Dunia Keempat PBB tentang Perempuan. Kebijakan kesetaraangenderyangsudahadasebelumnyasepertikesempatanyang sama atau pendekatan tindakan positif, mengimplikasikan diskriminasi sebagai penyebab ketidaksetaraan gender (Squires 2005; Rees 2005). PUG, sebaliknya, menyiratkan bahwa negara harus mengubah kebijakannya,mewajibkanpemerintahdanorganisasiyangmengadopsi untuk mempertimbangkan masalah kesetaraan gender dalam semua pembuatan kebijakan, di semua bidang. Perhatian terhadap tindakan negaradalammenghasilkanketidaksetaraangenderiniberasaldariteori danaktivismefeminis(Carney2002,p.19;Walby2007,p.453),yangtelah
3
Data Gender dan Anak Kota Bandung
mengidentifikasikonstruksisosialdaripenataangenderberbagaibidang kehidupan sosial dan politik, dan peran negara selanjutnya dalam produksi dan penegakan ketidaksetaraan gender melalui kebijakan dan praktiknya Hawkesworth 1994; Hawkesworth 1997 (dalam Salter, 2014).
Gambar 2
Perkembangan IPG Indonesia Tahun 2010-2019
Sumber: bps.go.id
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 menjadi dasar bahwa Pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi terhadap upaya integrasi isu gender ke dalam setiap tahapan pembangunan. Di dalam Inpres ini ditegaskan bahwa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah harus melaksanakan pengarusutamaan gender mulai dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang, tugas dan fungsinya serta kewenangan masing-masing. Gambar 1 di atas merupakan ilustrasi tentang pembangunan dilihat dari perspektif gender. Ukuran yang digunakan
4
adalah Indeks Pembangunan Manusia dari tahun 2010 sampai dengan 2019, selain dilihat secara umum, data disajikan juga secara terpilah berdasarkan jenis kelamin. Perbedaan capaian IPM berdasarkan jenis kelamindisajikandalambentukdisparitasyangdisajikanpadagambar2, dimanasampaidengantahun2019,capaianIPMperempuanmasihlebih rendahdibandingkandengancapaianIPMlaki-laki. Selanjutnya,dalamrangkamenguatkanPUGdidaerah,Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun2010tentangPelaksanaanPPNo.8Tahun2008tentangTahapan, TataCaraPenyusunan,Pengendalian,danEvaluasiPelaksanaanRencana Pembangunan Daerah. Di dalam Permendagri tersebut menegaskan pentingnya penggunaan data dan informasi yang akurat. Data dan informasi yang dimaksud adalah kompilasi terstruktur berdasarkan aspek geografis, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah untuk memudahkan pengolahan serta analisis secara sistematis dalam rangka penyusunan rencana pembangunandaerah.
Perhatian terhadap data sebagai mana dimaksud di atas, saat ini sudah menjadi perhatian dari pemerintah Kota Bandung. Pada tahun 2021,DinasPemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak(DP3A), menyusun data terpilah (berdasarkan jenis kelamin) yang diharapkan menjadi bahan evaluasi atas pencapaian pembangunan yang telah dilakukan dan bahan untuk menyusun perencanaan pada tahun-tahun berikutnya. Data terpilah ini disusun dalam buku “Profil Gender dan Anak Kota Bandung Tahun 2021” yang berisi gambaran tentang keadaanpembangunandalamperspektifgenderdananakpadaberbagai bidangpembangunan,khususnyapendidikan,kesehatan,danekonomi.
Data
5
Gender
dan Anak Kota Bandung
Tujuan
BukuProfilGenderdanAnakKotaBandungTahun2021disusundengan tujuan:
1. Menyajikan data terpilah berdasarkan jenis kelamin yang dapat menginformasikan lebih jelas posisi pembangunan dilihat dari perspektif jenis kelamin, khusus untuk pembangunan bidang pendidikan,kesehatan,danekonomi/ketenagakerjaan.
2. Menggambarkandatakondisianakdalamperspektifpembangunan, terutama dalam hal pendidikan, sosial, hukum, dan aspek-aspek perlindungananaklainnya.
3. MeningkatkankomitmenparapengambilkebijakandiKotaBandung dalam memanfaatkan data terpilah gender sebagai bahan dalam penyusunanperencanaanpembangunan.
Dasar Hukum
DasarhukumyangmendukungkegiatanpenyusunananprofilGender danAnakKotaBandungadalahsebagaiberikut:
1. Undang-undangDasarNegaraRepublikIndonesiaTahun1945yang didalamnya terkandung dalam 14 (empat belas) Rumpun Hak, dan dijabarkandalam40(empatpuluh)HakKonstitusionalsetiapwarga NegaraIndonesia;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk DiskriminasiTerhadapWanita(ConventionontheEliminationofAll DiscriminationAgainstWomen);
6
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Data Gender dan Anak Kota Bandung
3. Undang-undangRepublikIndonesia Nomor39 Tahun1999tentang HakAsasiManusia;
4. Undang-undangRepublikIndonesia Nomor11 Tahun 2005tentang Pengesahan Convention on Economic, Social and Cultural Rights (Konvensi Internasional mengenai Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya);
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan GenderdalamPembangunan;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2008TentangTahapan,TatacaraPenyusunan,Pengendalian, DanEvaluasiPelaksanaanRencanaPembangunanDaerah;
7. PermenPPPANo.5Tahun2014tentangPedomanPenyelenggaraan SistemDataGenderdanAnak.
Manfaat Data Terpilah
BeberapamanfaatyangdapatdiperolehdaritersusunnyabukuProfil
GenderdanAnakKotaBandungadalah:
1. Sebagai baseline/pemetaan data untuk mengurangi kesenjangan perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses, kesempatan partisipasi, kontrol, dan mendapatkan manfaat atas kebijakan, program dan hasil pembangunan secara adil dan setara di Kota Bandung.
2. DigunakandalammelakukananalisisgendermelaluiGenderAnalisis Pathway (GAP) atau analisis gender lainnya yang diperlukan untuk penyusunanPerencanaandanPenganggaranyangResponsifGender (PPRG ) yang berbasis kinerja pada semua aspek pembangunan di KotaBandung.
7
Gender dan Anak Kota Bandung
3. Sebagai dasar untuk mengintervensi/mereformulasi kebijakan/program/ kegiatan pada semua bidang pembangunan yangresponsifgenderdiKotaBandung.
Jenis dan Sumber Data Data untuk kepentingan penyusunan buku profil gender ini terdiri data kuantitatif dan data kualitatif yang diperoleh secara primer dan sekunder. Data kuantitatif menggambarkan kondisi/capaian dalam bentuk angka yang selanjutnya diberikan narasi dan interpretasi untuk menegaskan makna dari angka-angka disajikan, sedangkan data kualitatif diperoleh melalui diskusi dan wawancara untuk menggali isu-isu gender dan pengalaman dalam melaksanakanPUGpadasetiapperangkatdaerah.Pengumpulandata secaraprimerdilakukandengancaramengumpulkandatadarisetiap perangkat daerah dan lembaga pemerintah pusat (instansi vertikal) yang ada di Kota Bandung. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengancaramendatangilangsungdanmelalui googleform yangdiisi olehpetugas(anggotaforumdataterpilah)yangtersebarpadasetiap perangkatdaerah.Datasekunderdiperolehdarilaporan-laporanhasil pendataan dan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, misalnya dari Kota Bandung dalam Angka yang diterbitkan oleh BPS, Profil Kesehatan yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan,danlaporanlainnyayangdiperolehmelaluiwebsiteportal data Bandung serta website masing-masing perangkat daerah yang adadiKotaBandung.
Data
8
Konsep Gender
BAB II PEMBANGUNAN BERSPEKTIF GENDER
Konsep Gender
Sebagai makhluk Tuhan, setiap mahluk hidup termasuk manusia memang diciptakan berbeda-beda, di antaranya, ada laki-laki dan ada pulaperempuan.Perbedaanbilogisinidalamkenyataannyatidakpernah menjadi permasalahan atau persoalan yang rumit dalam kehidupan manusiasehari-hari,karenajeniskelaminadalahsalahsatudari’takdir’ Tuhan. Namun demikian, apabila berkaitan dengan peran-peran sosial yang dilakukan oleh setiap individu manusia, di sinilah mulai muncul perbedaan pendapat dalam pelaksanaan fungsi dan peran manusia tersebut; yaitu pertentangan antara konsep ’kondrat’ (natural endowment)dan’bukankodrat’(socially constructed)dalamkehidupan. Untukmembedakanantara’kodrat’dan’bukankodrat’dalamfungsi dan peran manusia, digunakan pula istilah ’konsep sex’ dan ’konsep gender’.’Sex’adalahjeniskelaminbiologismanusiadenganperan-peran biologis (biological roles) yang diberikan baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan. Peran-peran biologis tersebut tidak dapat dirubah ataudipertukarkanolehatauantarlaki-lakidanperempuan.Sebaliknya, konsep ’gender’ adalah fungsi dan peran manusia yang bukan kodrat tetapimerupakanbuatanmanusiabaiksecarasosial(social roles),budaya (cultural roles), ekonomi (economic roles), maupun secara politik (political roles).Peran-peranbukankondrat iniadalahperwujudan dari sistem nilai budaya yang dapat dirubah dan dipertukarkan antara lakilaki dan perempuan. Pada tahun 1970-an, istilah 'gender' tenggelam dalamteks-teks yangtidakjelasdan akademis, terutamaditurunkan ke
Data Gender dan Anak Kota Bandung 9
sosiologi dan linguistik. Tapi sekarang tampaknya menjadi istilah preferensi,setidaknyadiduniaberbahasaInggris,karenaistilahtersebut tidak diterjemahkan secara konsisten ke dalam bahasa lain (Jahan,dalamStaudt,2018).
Konsep fungsi dan peran gender yang ’bukan kodrat’ ini sering disebut peran-peran manusia yang “socially constructed”. Konsep ini terus dipertahankan secara statusquo oleh manusia atau kelompok manusia tertentu yang mempunyai kepentingan sehingga timbul yang istilah yang disebut pengukuhan kembali (socially reconstructed) atau bahkanberbentukpenolakanterhadapperan-peranbaruatauperubahan terhadap fungsi dan peran lama untuk tujuan-tujuan sosial-politik tertentu. Kedua konsep tersebut sering dimaksudkan bahwa ”sex” sebagaijeniskelaminbiologissedangkan ’gender’sebagaijeniskelamin sosial.
Karena pengaruh dari nilai budaya yang sudah lama dianut dan diyakini kebenarannya, masyarakat sering mempertukarkan antara ’konsepsex’dan’konsepgender’.Masyarakatmenganggapbahwaperanperansosialyangdilakukanolehmasing-masingjeniskelaminituadalah kodrat sehingga tidak boleh dirubah atau dipertukarkan, misalnya perempuan hanya bekerja di di rumah seperti memasak, mencuci, mengasuh anak, dan sejenisnya. Sedangkan laki-laki harus bekerja di kantor atau di luar rumah seperti mencari nafkah, menandatangani kontrak,memimpinpemerintahan,dansejenisnya.
Contoh lain, banyak juga keyakinan akan kebenaran yang masih dipertahankan, misalnya, dengan ungkapan bahwa ’laki-laki itu kuat sedangkanperempuanitulemah’,’laki-lakiitupencarinafkahsedangkan perempuan mengurus rumah tangga’, ’laki-laki itu kepala keluarga dan perempuan adalah kepala rumah tangga’. Keyakinan itu terus
Data Gender
Bandung 10
dan Anak Kota
dipertahankan dan disosialisasikan, misalnya melalui pendidikan, pekerjaan,danpergaulansehari-hari sehinggaberkembangkeyakinan yang’salahkaprah’atau“mithology”.Dalamkenyataannya,peran-peran sosial itu bukanlah kodrat tetapi lebih bersifat ’socially constructed’ sehinggabisadirubahdandipertukarkan.
Perbedaan di atas sering sekali dipersoalkan dalam masyarakat, apalagi terkait dengan isu gender sebagai jenis kelamin sosial. Pemahamankitaakanperbedaancirimanusiabersifatkodrati(naturrally endowed) dan pencirian yang bersifat sosial budaya (Socially and culturally constructed) yang diciptakan manusia dapat membantu kita untuk menggambarkan realitas serta ciri-ciri yang diperkenalkan manusia berikut relasi atau hubungan yang ada antara perempuan dan laki-laki. Cara membedakan seperti ini membantu kita melihat relasi perempuan dan laki-laki (gender relation) secara lebih tegas dan lebih sesuai dengankenyataansertadinamikayangmenyertainya.
Dalam perkembangan pemikiran tentang gender yang telah berkembangsecarainternasional,diperolehkeyakinanbahwaperbedaan antaralaki-lakidanperempuansemakinsempit.Banyaksekaliidentitas dan peran laki-laki yang sudah dimainkan oleh perempuan, dan sebaliknya.Dalamliteraturterakhir,dikatakanbahwayangbenar-benar dapatmembedakanantaralaki-lakidanperempuanhanyapadakonsep sexatauperanbiologistertentusaja,sepertidalamempatperanbiologis perempuan yang tidak mungkin dipertukarkan dengan laki-laki, yaitu: mengandung,melahirkan,menyusui,menstruasi,selebihnyaadalahsama antaralaki-lakidanperempuan.Perempuanyangbekerjadiluarrumah masih juga dibebani oleh tanggung jawab domestik seperti perawatan anak, penyiapan makanan untuk keluarga, merawat orang tua,
Data Gender
Bandung 11
dan Anak Kota
melakukan hubungan yang baik dengan rekan kerja suami, dan sebagainya.(Gregory&Miller,2020).
Pembakuan peran dan tanggungjawab di atas begitu kuat di dalam masyarakat,sehinggakondisiinisolah-olahtidakmudahuntukdirubah apalagi dipertukarkan. Tugas domestik seperti pekerjaan rumah, memasak, membersihkan rumah, mengasuh dan merawat anak, dan sejenisnya yang selama ini sering diyakini sebagai tugas kodrati perempuan, sekarang telah banyak berubah dan tugas-tugas tersebut sering diperankan oleh laki-laki terutama di daerah perkotaan. Artinya dalam kenyataan peran-peran tersebut bisa dipertukarkan, misalnya semakinharisemakinbanyakperempuanyangsudahberfungsisebagai pencarinafkahutamadalamkeluargakarenasuaminyasudahmeninggal atautidakproduktiflagi,ataukarenapilihanperempuanitusendiri.
Beberapa Matriks Kesulitan Gender dapat dilihat dari lingkup di bawahini.
Gambar 3 Matriks Kesulitan Gender
12
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Sumber:(Gregory&Miller,2020)
“Matriks Kesulitan Gender” di atas (Gambar 3) menunjukkan bagaimana, tanpa jaring pengaman sosial, tantangan bagi perempuan dapatberjenjangdanberlipatganda.Misalnya,fertilitas/kelahiranyang tidak direncanakan dapat menyebabkan putus sekolah dan pilihan pekerjaanterbatasdan/atauupahrendah.Halitupadagilirannyadapat menyebabkan kurangnya kualitas pengasuhan anak yang dapat diandalkan,dankemudianberdampakpadakehilanganpekerjaan.Diluar pekerjaanyangdibayar,perempuanseringdiberitugastambahanuntuk mengasuh anak; memperoleh dan menyiapkan makanan bergizi untuk keluarga; merawat orang tua; melakukan pekerjaan emosional dalam pasangan; melakukan pekerjaan rumah yang lebih banyak; memelihara jaringan kekerabatan keluarga; dll. Dinamika semacam itu dapat lebih secara intensif dilihat dalam konteks kemiskinan. Kemiskinan juga berkorelasi dengan tingkat kekerasan dalam rumah tangga yang lebih tinggi(Goodman,dkk;SatyanathandkkdalamGregory&Miller,2020)
Pada matriks 3 juga tergambarkan bahwa gender merupakan isu yangmelekatpadasemuabidangkehidupanmanusia.Bukanhanyapada pendidikan, isu genderjuga melekat pada kesehatan, ekonomi, sanitasi, air bersih, serta berbagai kehidupan sosial lainnya. Kondisi ini mengisyaratkanbahwakehidupansosialakanmenempatkanisugender di dalamnya atau dikenal dengan istilah gender sebagai cross cutting issues.
Penelitian lain menemukan bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi yang kuat dengan pendidikan (Miotto, López, & Rodríguez, 2019). Pendidikanmemerankanpentingdalammewujudkankesetaraan gender. Pendidikan tidak saja meningkatkan pengetahuan dan keterampilanakantetapimembangunkesadaranakanpentingnyarelasi perempuan dan laki-laki dalam kehidupan. Relasi laki-laki dan
Data Gender dan Anak Kota Bandung 13
perempuan dalam konteks pembangunan dapat dilihat dari indikator APKM(akses,partisipasi,kontrol,danmanfaat).
Akses adalah peluang atau kesempatan dalam memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu. Mempertimbangkan bagaimana memperolehaksesyangadildansetaraantaraperempuandanlaki-laki, anak perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya yang akan dibuat. Sebagaicontohdalamhalpendidikanbagiguruadalahaksesmemperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan untuk guru perempuan dan laki-laki diberikan secara adil dan setara atau tidak. Partisipasi merupakan keikutsertaanatauketerlibatanseseorangataukelompokdalamkegiatan pengambilan keputusan, mulai dari lingkungan terkecil (keluarga) sampai dengan keputusan yang diambil secara formal dalam lembagalembagapemerintahataulegislatif. Kontroladalahpenguasaanterhadap sumber daya, baik teknologi, informasi, maupun pengetahuan. Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal oleh kedua jenis kelamin. Keempat aspek di atas secara umum menjadi alat analisis untuk mengetahui kesenjangan gender (gender gap) yang ada di masyarakat, baiksecaralangsung darifaktorpembangunanmaupuntidaklangsung. Analisis kesenjangan tersebut dapat menjadi dasar dalam menentukan program pembangunan, baik yang melalui pengarusutamaan gender maupun bentuk program afirmasi. Kedua program tersebut bermuara padaupayauntukmewujudkankeadilandankesetaraangender.
Pengarusutamaan Gender
Pada tahun 1997, Uni Eropa memunculkan konsep baru yang dinamakan Gender Mainstreaming (pengarusutamaan gender). Pengarusutamaan gender mengacu pada penggabungan perspektif
Data Gender
Bandung 14
dan Anak Kota
Gender dan Anak Kota Bandung
kesetaraangenderkedalamsemuatahappembuatankebijakan (Coron, 2020). Di Indonesia, komitmen pembangunan yang mengintegrasikan dimensi keadilan dan kesetaraan gender dimulai secara formal sejak PresidenRImengeluarkanInpresNo.9Tahun2000danUndang-Undang (UU)No.17Tahun2007tentangRencanaPembangunanJangkaPanjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam dokumen Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Tahun 2005-2025, salah satu misi pembangunan Indonesia adalah “Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender” (Visi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang (PJP) Tahun 2005-2025, 2005).(Dini,Fajriyah,Mahdiah,Fahmadia,&Lukitasari,2020)
Tujuan dari pengarusutamaan gender adalah terwujudnya kesetaraan gender pada masyarakat. Kesamaan kesempatan dan peluang, kesetaraan dalam penghargaan dan penghormatan, serta keseimbangan dalam partisipasi dan representasi harus terefleksi pada seluruh aspek pembangunan. Perempuan dan laki-laki sama-sama penting untuk diperhitungkan sehingga sama-sama dapat berperan, terlibat, dan berkontribusi untuk mencapai pembangunan manusia seutuhnya. Itu merupakan beberapa indikator penting dalam perwujudankesetaraangender.
Data
15
Tantangan perwujudan kesetaraan gender terjadi dalam dimensi struktural maupun kultural. Secara struktural, keberpihakan pada pembangunanyangberkesetaraangendermasihperludiperkuatmelalui penguatan sistem, perspektif, dan analisis gender para pengambil kebijakan dan pelaksana program. Secara kultural, konstruksi gender yangmasihmerugikansalahsatukelompokjeniskelamin,terutamapada perempuanmasihkuatmengakar.Budayapatriarkimasihterlihatdalam praktik kehidupan masyarakat yang berdampak pada hasil-hasil pembangunan. Stereotip yang terus dikonstruksi berakibat pada posisi perempuan yang secara budaya diposisikan lebih rendah sehingga pengambilan keputusan masih belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhandankepentinganterbaikperempuan.Situasiiniberpengaruh padaprosespembangunan,danpadaakhirnyaberdampakpadacapaian pembangunanmanusiaIndonesia.
Komitmen pemerintah dalam memastikan pembangunan manusia Indonesia berbasis gender diperkuat melalui turut sertanya Negara Indonesia dalam memenuhi target pembangunan di tingkat global. Setelah Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015, saat ini Indonesia sedang menjalankan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). Terdapat 17 tujuan utama yang disepakati dalam SDGs yang lahir pada tahun 2012 melalui pertemuan KonferensiPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Pembangunan Berkelanjutan di Rio de Janeiro. Upaya dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ini ditargetkan dapat tercapai dalam 15 tahun atau di tahun 2030 (www.undp.org,2020a).
Data Gender dan Anak Kota Bandung 16
Membandingkan keberhasilan pembangunan antar negara, antara provinsi, dan antar kabupaten/kota saat ini memasukkan unsur pencapaianpembangunandalamperspektifgender.Datayangdisajikan umumnyabersifatnetraldanobjektif,sehinggadatayangdisajikandalam perspektif gender mrupakan data yang netral tentang pencapian pembanguan dari suatu negara/provinsi/ kabupaten/kota. Dalam perspektifgender,ketikadatagagalmempertimbangkangender,banyak isu kritis terutama yang mempengaruhi anak perempuan dan perempuan mungkin disalahartikan atau diabaikan (Temin & Roca, 2016).
Secara internasional pengukuran data gender dilakukan dengan menggunakan Gender Developmen Index (GDI) dan Gender Empowerment (GEM) (Staudt, 2018). Gender development Index merupakan indeks pembangunan manusia yang disegregasikan berdasarkan jenis kelamin, sedangkan gender empowerment index merupakanketerlibatanperempuansebagaipengambilkebijakandalam berbagaitingkatdanpartisipasidalampembangunanekonomi.
Melalui SDGs, PBB terus mendorong semua negara anggota mengarahkan tujuan pembangunan yang dapat diukur dan disepakati secarauniversal.Terdapat17SDGsyangdisepakatidandisadarisebagai tujuan yang saling terintegrasi. Artinya, setiap bidang dalam tujuan pembangunan merupakan saling memengaruhi capaian pada bidang lainnya. Pembangunan berkelanjutan harus menyeimbangkan keberlajutan sosial, ekonomi, dan lingkungan sehingga dapat memastikansemuaorangmenikmatihasilpembangunansecaramerata. DalamSDGs,prinsip Leave No One Behind (JanganMeninggalkanSeorangpun) mengarahkan percepatan pembangunan menuju nol kemiskinan,
Data
Bandung 17
Gender dan Anak Kota
diskriminasi dan pengecualian, mengurangi ketidaksetaraan dan kerentanan yang dapat membuat orang tertinggal dan kehilangan potensinya (UNSDG, 2020). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs),2015-2030:
1. Pengentasansegalabentukkemiskinandisemuatempat.
2. Menghilangkankelaparan,mencapaiketahananpangandangiziyang baik,sertameningkatkanpertanianberkelanjutan.
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruhpenduduksemuausia.
4. Menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkankesempatanbelajarsepanjanghayatuntuksemua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
6. Menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yangberkelanjutanuntuksemua.
7. Menjamin akses energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan dan modernuntuksemua.
8. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, sertapekerjaanyanglayakuntuksemua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusifdanberkelanjutan,sertamendoronginovasi.
10. MengurangiKesenjanganIntra-DanAntarnegara.
11. Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh, dan Berkelanjutan.
12. Menjaminpolaproduksidankonsumsiyangberkelanjutan.
Data
18
Gender dan Anak Kota Bandung
13. Mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Melestarikandanmemanfaatkansecaraberkelanjutansumberdaya Kelautandansamuderauntukpembangunanyangberkelanjutan.
15. Melindungi, merestorasi dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degradasi lahan, serta menghentikankehilangankeanekaragamanhayati.
16. Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, dan membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusifdisemuatingkatan
17. Menguatkansaranapelaksanaandanmerevitalisasikemitraanglobal untukpembangunanberkelanjutan.
SDGs memuat 17 tujuan yang terbagi ke dalam 169 target. Pembangunan berbasisgender tercantum secara eksplisit dalam tujuan ke-5, “Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan dan Anak”. Adanya tujuan kesetaraan gender sebagai salah satu tujuan SDGs menguatkan urgensi kesetaraan gender dalam pembangunanmanusia.Kemajuansuatunegaratidakdapatdicapaitanpa adanya kesetaraan gender. Hal ini tampak menjadi kesadaran seluruh bangsa yang menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia, untuk memastikan segala diskriminasi berbasis gender harus diakhiri agar kemajuannegaramelaluipembangunanberkelanjutandapattercapai.
Data
Bandung 19
Gender dan Anak Kota
Anak
Di dalam tujuan ke-5, SDGs menetapkan sejumlah target capaian yangmenjadiindikatorkeberhasilandaritujuankesetaraangender,yaitu (www.un.org,2020):
1. Mengakhirisemuabentukdiskriminasiterhadapsemua perempuandananakperempuandimanapun
2. Menghapuskan semua bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan pribadi, termasukperdaganganorangdaneksploitasiseksualdanberbagai jeniseksploitasilainnya.
3. Menghapuskansemuapraktikberbahaya,sepertipernikahananak, pernikahandinidanpaksa,sertamutilasialatkelaminwanita.
4. Mengenali dan menghargai pekerjaan mengasuh dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan sosial dan peningkatan tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan keluargayangtepatsecaranasional.
5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif serta kesempatan yang sama bagi perempuan untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi dan masyarakat.
6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksidanhakreproduksisepertiyangtelahdisepakatisesuai dengan Program Aksi Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan dan Platform Aksi Beijing serta dokumen-dokumenhasilreviudarikonferensi-konferensitersebut.
7. Melakukan reformasi untuk memberikan perempuan hak yang sama atas sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan
Data
20
Gender dan
Kota Bandung
kendaliatastanahdanbentukpropertilainnya,layanankeuangan, warisandansumberdayaalam,sesuaidenganhukumnasional.
8. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, untuk mempromosikanpemberdayaanperempuan
9. Mengadopsidanmemperkuatkebijakanyangkuatdanperundangundangan yang dapat ditegakkan untuk mempromosikan kesetaraangenderdanpemberdayaansemuaperempuandananak perempuandisemuatingkatan. Meskipun perhatian terhadap pembangunan gender secara eksplisit dituangkan dalam tujuan ke-5, akan tetapi sebenarnya isu gender masuk di dalam tujuan-tujuan pembangunan SDGs lainnya. Setidaknyasecaraimplisitterdapatpada(Dinietal.,2020):
Tujuan 1: “Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat” Pada tujuan 1 ini, target capaian yang terkait langsung dengan kesetaraangenderadalah:1)mengurangisetidaknyasetengahproporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan definisi nasional, 2) menjaminbahwasemualaki-lakidanperempuan,khususnyamasyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi,sertaaksesterhadappelayanandasar,kepemilikandankontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologibaru,danjasakeuanganyangtepat,termasukkeuanganmikro, dan 3) Membuat kerangka kebijakan yang kuat di tingkat nasional, regional dan internasional, berdasarkan strategi pembangunan yang memihakpadakelompokmiskin.
21
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Tujuan2:“Menghilangkankelaparan,mencapaiketahananpangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan”. Pada tujuan ke-2, kesetaraan gender terefleksi pada komitmen target untuk menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendekdankurusdibawahusia5tahun,danmemenuhikebutuhangizi remajaperempuan,ibuhamildanmenyusui,sertamanula.
Tujuan 3: “Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia”. Pada tujuan ke-3, kesetaraan gender terfokus pada 2 target, yaitu 1) mengurangi rasio angkakematianibuhinggakurangdari70per100.000kelahiranhidup dan 2) menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual danreproduksi,termasukkeluargaberencana,informasidanpendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Tujuan4:“Menjaminkualitaspendidikanyanginklusifdanmerata sertameningkatkankesempatanbelajarsepanjanghayatuntuksemua”. Pada tujuan ke-4, terdapat lima target yang terkait erat dengan kesetaraan gender, yaitu 1) menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan SD-SMP tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas,yangmengarahpadacapaianpembelajaranyangrelevandan efektif, 2) menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki- laki memilikiaksesterhadapperkembangandanpengasuhananakusiadini, pengasuhan, pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga merekasiapuntukmenempuhpendidikandasar,3)menjaminaksesyang samabagisemuaperempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terjangkau
Data Gender
Bandung 22
dan Anak Kota
danberkualitas,4)menghilangkandisparitasgenderdalampendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihankejuruan,bagimasyarakatrentantermasukpenyandangcacat, masyarakatpenduduk asli, dananak-anakdalamkondisirentan, dan5) menjaminbahwasemuaremajadanproporsikelompokdewasatertentu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kemampuan literasi dan numerasiKesetaraanGenderdalamPembangunan.
Tujuan6:“MenjaminKetersediaanSertaPengolaanAirBersihdan Sanitasiyangberkelanjutanuntuksemua”.Padatujuanke-6,penegasan pentingnyakesetaraangenderterlihatpadaduatarget,yaitu1)populasi menggunakan layanan air minum yang dikelola secara aman dan 2) Penduduk memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan berkelanjutan.
Tujuan8:“Meningkatkanpertumbuhanekonomiyanginklusifdan berkelanjutan, kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh, serta pekerjaanyanglayakuntuksemua”.Padatujuanke-8,perhatianterhadap kesenjanganekonomiperempuanterefleksipada2targetcapaian,yaitu 1)mencapaipekerjaantetapdanproduktifdanpekerjaanyanglayakbagi semuaperempuandanlaki-laki,termasukbagipemudadanpenyandang disabilitas,danupahyangsamauntukpekerjaanyangsamanilainya,dan 2) melindungi hak-hak tenaga kerja dan mempromosikan lingkungan kerja yang aman dan terjamin bagi semua pekerja, termasuk pekerja migran,khususnyapekerjamigranperempuan,danmerekayangbekerja dalampekerjaanberbahaya.
Tujuan 9: “Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta
Data
23
Gender dan Anak Kota Bandung
mendorong inovasi”. Target dari tujuan ke-9 yang terkait dengan kesetaraangenderterdapatpadatargetpendudukmenggunakantelepon genggamdaninternet(termasukperempuan).
Tujuan 10: “Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antarnegara”. Tujuan ke-10, kesetaraan gender terefleksi pada 2 target, yaitu 1) memberdayakan dan meningkatkan inklusi sosial, ekonomi, dan politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, disabilitas, ras, suku, asal, agamaataukemampuanekonomiataustatuslainnya, dan 2)menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk denganmenghapushukum,kebijakandanpraktikyangdiskriminatif,dan mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasidankebijakantersebut.
Tujuan 11: “Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh, dan Berkelanjutan”. Pada tujuan ke-11, kesetaraan gender secara tegas disebutkan dalam target untuk menyediakan ruang publik dan ruang terbuka hijau yang aman, inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk perempuan dan anak, manula dan penyandang disabilitas.
Kebijakan dan program pembangunan yang dilaksanakan sesungguhnya akan bermuara pada pencapaian indeks pembangunan manusia yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks tersebut apabila dipilah berdasarkan jenis kelamin akan melahirkan Indeks Pembangunan Gender (IPG), yang merupakan rasio pencapaiankinerjaperempuandenganlaki-laki.Disampingkeduaindeks tersebut, dikenal pula ukuran untuk menentukan terjadi/tidak kesenjangangenderdalampembangunanmelaluiIndeksPemberdayaan
Data
24
Gender dan Anak Kota Bandung
Gender (IDG). Indeks ini merupakan keterlibatan perempuan sebagai pengambilankeputusan(menjadianggotadewan),menjadipejabatpada berbagai level pemerintahan atau swasta, dan kontribusi perempuan dalambidangekonomi.
Di samping itu dikenal pula istilah Indeks Ketimpangan Gender (Gender Inequality Index) sebagai ukuran untuk menegaskan adanya ketidaksetaraangenderdilihatdariangkakematianibu,angkakelahiran remaja,pendudukyangtamatSLTP,TingkatPartisipasiAngkatanKerja, danJabatanLegislatif.
Ketidaksetaraan gender melingkupi dunia. Dalam mempertimbangkandimensiketimpanganekonomigender,perempuan masihmenghasilkan lebihsedikitdaripadalaki-lakidisektorpekerjaan formal, lebih cenderung hidup dalam kemiskinan, lebih kecil kemungkinannya untuk berpartisipasi di sektor pekerjaan formal, dan melakukan bagian pekerjaan yang lebih besar di rumah tangga. sektor. Dimensi ketidaksetaraan gender politik mencakup keterwakilan perempuan yang lebih rendah dalam jabatan terpilih dan keterwakilan yang lebih rendah dalam penunjukan politik dan perusahaan (Wani & Dastidar, 2019). Ketidaksetaraan gender berarti distribusi kekayaan, kekuasaan, dan manfaat yang tidak merata antara perempuan dan lakilaki. Indeks ketidaksetaraan gender (Gender Inequality Index/GII) mengukur pembangunan manusia yang hilang dalam tiga dimensi penting: kesehatan reproduksi, pemberdayaan politik, dan status ekonomi(Amin&Sabermahani,2017).
InstitutEropauntukKesetaraanGender(EIGE)menyatakanbahwa untuk mewujudkan kesetaraan gender diperlukan perencanaan
Data
Bandung 25
Gender dan Anak Kota
pembangunan responsif gender yang dimulai dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dari suatu lembaga/organisasi tertentu (Tagliacozzo&DiTullio,2021).
Ketidaksetaraangendersosialmemilikibanyakdimensi,beberapa di antaranya kurang menguntungkan laki-laki sementara yang lain kurang menguntungkan perempuan: laki-laki lebih rentan terhadap kekerasan, pemenjaraan, dan kecacatan, sementara perempuan lebih cenderung menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual; di beberapa negara laki-laki memiliki tingkat pendidikanyanglebihrendahdaripadaperempuan,sedangkandinegara lain polanya terbalik. Tingkat dan penyebab ketidaksetaraan gender bervariasi di seluruh dunia. Tindak pidana terhadap perempuan yang mencolok terdiri dari kekerasan, feticide (pembunuhan terhadap perempuan), dan rape (perkosaan perang). Pembunuhan demi kehormatan,salahsatupelanggaransemacamitu,adalahketikaseorang anggotakeluargaperempuandibunuhkarenadianggaptelahmembawa aibbagikeluarga(Wani&Dastidar,2019).
Langkah-langkah nasional dan internasional saat ini sedang berjalan dalam rangka mengurangi ketidasetaraan gender tetapi tidak cukupuntukmeminimalkandanmenghilangkanketidaksetaraangender. Misalnya,MasyarakatPembelaHakPerempuandiArabSaudidirancang untukmemberdayakan perempuan dan melindungihak-hakmereka. Di India, Pencegahan Lalu Lintas Tidak Bermoral, Undang-undang Pencegahan Mas kawin dan Undang-Undang Sati bertujuan untuk mencegah pembakaran janda. Memang, Cina dan India sama-sama memerangi pembunuhan janin dan pembunuhan bayi, dengan memberikan bantuan keuangan kepada keluarga dengan anak
Data
26
Gender dan Anak Kota Bandung
perempuan.Indiatidakhanyamendorongpendidikanperempuan,tetapi juga menyediakan orang tua dengan bantuan keuangan untuk mahar putri mereka. Sementara itu, China telah mengambil langkah untuk membatasi penyalahgunaan teknologi modern dengan melarang penggunaan metode deteksi ultrasound atau gender. Selain itu, mereka telahmemberikanorangtuayangmemilikianakperempuankesempatan lagi untuk melahirkan anak laki-laki dengan harapan bahwa keluarga tidak akan meninggalkan, menggugurkan, atau membunuh bayi perempuanmereka.
Memahami indikator ketidaksetaraan gender merupakan langkah penting dalam mengatasi masalah dan isu terkait gender; mereka menjelaskan di mana, mengapa dan bagaimana ketidaksetaraan gender muncul.Indikatorpengukuraninisangatpenting,karenaapayangdiukur lebih mungkin diprioritaskan dan bukti yang dikumpulkan terhadap indikatordapatmembantumengidentifikasimasalahgendermanayang harusditanganilebihserius.Indikator dapat digunakan untuk advokasi dandapatmembantumembuatkasusuntuktindakandenganmenyoroti isu-isu kunci, didukung dengan statistik dan bukti lainnya (Wani & Dastidar,2019).
Beberapa indikator telah dikembangkan oleh banyak organisasi seperti UNDP (Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa), OECD (Dewan ekonomi dan sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa 2008), WorldEconomicForum,dll.UNDPtelahmengembangkanduaindikator yangberbedayaitu,Gender-relatedDevelopmentIndex(GDI)danGender
Empowerment Measure (GEM). OECD telah mengembangkan database GenderInstitutionsandDevelopment(GID).ForumEkonomiDuniatelah mengembangkanIndeksKesenjanganGender(GGI)(Lopezclaros,Aand
Data Gender
27
dan Anak Kota Bandung
Data Gender dan Anak Kota Bandung
zahidi, s.2011) dan demikian pula MDGs (Perserikatan Bangsa-Bangsa 2006) (Millenium Developmental Goals) berbicara tentang mengukur indikator ketidaksetaraan gender dunia (laporan kesenjangan gender globalforumekonomidunia2016).Dengandemikian,banyakindikator yangdigunakanuntukmengukurketidaksetaraangenderdariwaktuke waktu. Indeks gender internasional dan regional ini berguna karena memungkinkan perbandingan antar negara tentang ketidaksetaraan gender, dan mereka memadatkan data yang kompleks menjadi pesan yang jelas tentang tingkat ketidaksetaraan gender yang berlaku di seluruhdunia
28
METODE PENYUSUNAN BAB III PROFIL GENDER DAN ANAK
Teknik Pengumpulan Data
Dataterpilahmenurutjeniskelamindanumurmerupakandatadasar untuk melakukan analisis kesenjangan gender dan anak. Dalam melakukan analisis gender dan analisis anak data terpilah harus dikombinasi dengan variabel-variabel lainnya (sesuai dengan keperluannya) seperti umur, pendidikan, status sosial-ekonomi, status kesehatan, statustumbuhkembang dan statusperlindungan anak,latar belakang budaya, kecacatan, dan aspek-aspek sosial ekonomi lainnya. Kombinasi data terpilah dengan unsur-unsur tersebut, dapat menggambarkan heterogenitas di antara kehidupan kelompok perempuan dan diantara kehidupan kelompok laki-laki serta kelompok anak(PermenPPPANo.5Tahun2014). Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan buku Profil Gender dan Anak melakukan tahapan-tahapan sebagaiberikut: 1. Sosialisasi pentingnya data terpilah berdasarkan jenis kelamin kepada seluruh perangkat daerah dan lembaga pemerintah pusat yangadadiKotaBandung.Kegiataninidilaksanakanpadatanggal08 Juni Tahun 2021 bertempat di Hotel Horison Kota Bandung. Hadir dalam pertemuan ini adalah para petugas dari unsur Perangkat Daerah Kota Bandung, Aparat Kewilayahan (Camat), serta Instansi vertikal, lembaga kemasyarakatan, lembaga peduli perempuan dan
Data Gender
Bandung 29
dan Anak Kota
Data Gender dan Anak Kota Bandung
anak, dan Pusat Studi Gender/Wanita di Perguruan Tinggi yang tergabungdalamforumdataterpilahKotaBandung.
2. Pengumpulandatamenggunakandata google form yangdisampaikan kepada seluruh perangkat daerah dan lembaga pemerintah pusat yangadadiKotaBandung.Aspekyangdigalidarilembagaadalah:
a. KomitmenlembagadalammenyelanggarakanPUG b. KebijakandanprogramPUG c. KelembagaanPUGpadasetiaplembaga d. SumberdayapendukungPUG
e. Dataterpilahyangdimilikidanpemanfaatannya f. AnalisisdatadalampenyelenggaraanPUG g. Jejaring yang sudah dilakukan dalam mendukung penyelenggaraanPUG h. PartisipasimasyarakatdalammendukungpenyelenggaraanPUG
3. Konfirmasi dan koordinasi untuk sinkronisasi data yang sudah disampaikan oleh Perangkat Daerah Kota Bandung, Aparat Kewilayahan (Camat), serta Instansi vertikal, lembaga kemasyarakatan, lembaga peduli perempuan dan anak, dan Pusat Studi Gender/Wanita di Perguruan Tinggi yang tergabung dalam forum data terpilah Kota Bandung. Apabila ditemukan data yang tidak lengkap atau lembaga mengalami kesulitan maka petugas mekakukan koordinasi atau mendatangi perangkat daerah atau lembagapemerintahpusatdiKotaBandung.
4. Melakukan kajian terhadap data sumber sekunder yang diperoleh dariberbagailaporanyangdisampaikanolehPerangkatDaerahKota Bandung, Aparat Kewilayahan (Camat), serta Instansi vertikal, lembagakemasyarakatan,lembagapeduliperempuandananak,dan Pusat Studi Gender/Wanita di Perguruan Tinggi yang tergabung
30
Data Gender dan Anak Kota Bandung
dalam forum data terpilah Kota Bandung. Sumber data sekunder tersebutadalah:
a. Kota Bandung dalam Angka yang diterbitkan oleh BPS Kota Bandung
b. DataKotaBandungyangditerbitkanolehDinasKomunikasidan InformatikaKotaBandung.
c. Data Kesehatan Kota Bandung yang diterbitkan oleh Dinas KesehatanKotaBandung
d. Websiteperangkatdaerah,lembagapemerintahpusatyangada di daerah serta lembaga lainnya yang dapat memberikan informasi dalam mendukung penyusunan buku Profil Gender danAnak.
e. Data yang bersifat open akses yang tersedia pada jejaring internet.
5. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dan menyusun sesuaidengankepentinganbukuProfilGenderdanAnak.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan mengacu pada Permen PPPA No. 5 Tahun 2014, meskipun pada tahun ini data tersebut tidak seluruhnya dikumpulkan dan disajikan pada buku Profil Gender Kota Bandung. Sebagaimana dijelaskan pada bagian awal, bahwa selain data program (sasaran) buku profil ini dilengkapi dengan implementasi PUG di Perangkat Daerah Kota Bandung, Aparat Kewilayahan (Camat), serta Instansi vertikal, lembaga kemasyarakatan, lembaga peduli perempuan dan anak, dan Pusat Studi Gender/Wanita di Perguruan Tinggi yang tergabung dalam forum data terpilah Kota Bandung. Adapun data
31
program (sasaran) yang disajikan dalam Profil Gender dan Anak Kota
Bandunginiadalah:
1. DataGenderBidangEkonomi 2. DataGenderBidangPendidikan 3. DataGenderBidangKesehatan 4. DataGenderBidangHukumdanPolitik 5. DataPerlindunganPerempuan 6. DataAnak
Penyajian Data Terpilah
Datayangdiperolehselanjutnyadisajikankedalamberbagaibentuk, yaitutabel,grafik,danuraian/narasidenganselalumemilahnyamenurut jeniskelamin,kecualiapabiladatayangdiperolehmasihbersifat agregat (tidak ada data terpilah pada raw data-nya) dan data yang hanya menyangkutsatujeniskelamin,misalnya:DataIbuHamil,KematianIbu Melahirkan,PerempuanKepalaKeluarga,dll. Untuk menunjukkan bahwa buku yang disusun adalah Buku Profil Gender dan Anak, maka selain menggunakan tabel data terpilah berdasarkan jenis kelamin dilakukan pula analisis data menggunakan duaketentuanyaitu:
1.
Penghitungan Indeks Paritas Gender
Merupakan perhitungan yang membandingkan capaian kinerja berdasarkan jenis kelamin. Secara sederhana perhitungan Indeks
ParitasGenderdilakukandengancara:
Keterangan:
32
Data Gender dan Anak Kota Bandung
���� = ���������������������������������������������� ������������������������������������ �������� ��100%
IP>100%; Capaian Kinerja Perempuan lebih baik dibandingkandengancapaianKinerjaLaki-laki
IP=100%; Capaian Kinerja Perempuan sama baik dibandingkandengancapaianKinerjaLaki-laki
IP<100%; CapaianKinerjaPerempuanlebihrendah dibandingkandengancapaianKinerjaLaki-laki
2. Penghitungan Disparitas Gender
Merupakanperhitunganyangdiperolehdengancaramencariselisih di antara kedua capaian kinerja berdasarkan jenis kelamin. Disparitashanyadihitunguntukdatayangsudahberupapersentase. Secarasederhana,perhitunganDisparitasGenderdilakukandengan cara:
DG=% CapaianKinerjaPerempuan–%CapaianKinerjaLaki-laki
Keterangan:
DG>0; Capaian Kinerja Perempuan lebih baik dibandingkan dengancapaianKinerjaLaki-laki
DG=0; Capaian Kinerja Perempuan sama baik dibandingkan dengancapaianKinerjaLaki-laki
DG<0; Capaian Kinerja Perempuan lebih rendah dibandingkan dengancapaianKinerjaLaki-laki
33
Data Gender dan Anak Kota Bandung
BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG
Letak, Luas dan Batas Wilayah KotaBandungadalahKotametropolitanterbesardiProvinsiJawaBarat, sekaligusmenjadiibukotaprovinsi tersebut, KotaBandungterletakdiwilayahJawaBarat dan merupakan Ibukota Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara107oBujurTimurdan6o55'Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh, Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan raya yaitu Barat Timur yangmemudahkanhubungandenganIbukotaNegaradanUtaraSelatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).
Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terrendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatanpermukaantanahrelatifdatar,sedangkandiwilayahkotabagian Utaraberbukit-bukitsehinggamerupakanpanoramayangindah. Kota Bandung memiliki luas wilayah 16.731 hektar, yang secara administratif terbagi atas 30 kecamatan, 151 kelurahan, 1.561 rw, dan 9.691rt.kecamatanterluasadalahkecamatangedebage,denganluas958
Data
34
Gender dan Anak Kota Bandung
Logo Kota Bandung sumber: SAKTImedianews
Data Gender dan Anak Kota Bandung
hektar dan kecamatan terkecil adalah wilayah kecamatan astana anyar denganluas89hektar.
Gambar 4
Kondisi Geografis Kota Bandung
Sumber:PemkotKotaBandung
Visi Misi
Visi: “Terwujudnya Kota Bandung yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamis”
Misi:
1. Membangun Masyarakat yang Humanis, Agamis, Berkualitas dan BerdayaSaing
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, BersihdanMelayani
35
4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruangyangberkualitasdanberwawasanlingkungan
5. Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif danterintegrasi
Penjabaran Visi
Bandung : Meliputi seluruh wilayah dan isinya. Artinya Kota Bandung danseluruhwarganyayangberadadidalamsatukawasandalambatasbatastertentuyangberkembangsejaktahun1810hinggasekarang
Unggul : Dengan berbagai capaian prestasi yang telah diraih pada periode sebelumnya, maka Pemerintah Kota Bandung akan terus berusahauntukmenjadiyangterbaikdisetiapsektorsertatetapmenjadi contoh bagi daerah lain dalam bentuk terobosan bagi pembangunan daerah. Dukungan SDM KotaBandungyang berkualitas baik secara fisik dan mental akan berdampak positif tidak hanya terhadap peningkatan daya saing dan kemandirian daerah, namun juga dalam mendukung pembangunanKotaBandung.
Nyaman : Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan, maka kualitas infrastruktur yang sudah baik harus terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan dampak terhadap kualitas lingkungan. Pemenuhankebutuhandasarmanusiasepertitanah,airdanudaraharus terpenuhidenganbaiksehingganyamanuntukditinggalidenganruangruang kota dan infrastruktur pendukungnya yang responsif terhadap berbagai aktifitas dan perilaku penghuninya. Kebutuhan ruang dalam
Data
36
Gender
dan Anak Kota Bandung
3. MembangunPerekonomianyangMandiri,Kokoh,danBerkeadilan
Gender dan Anak Kota Bandung
konteks pelaksanaan pembangunan harus tetap berpihak terhadap lingkungan
Sejahtera : Kesejahteraan lahir dan batin yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang berbasis pada individu, keluarga dan lingkungansebagaidasarpengokohansosial.Masyarakatsejahteratidak hanyadalamkontekslahiriahdanmaterisaja,melainkanjugasejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah keseimbanganhidupyangmerupakanbuahdarikemampuanseseorang untukmemenuhituntutandasarseluruhdimensidirinyameliputirohani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling berinteraksidalammelahirkanmasadepanyangcerah,adildanmakmur. Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan seperti inilah yang akan membentukkepercayaandiriyangtinggipadamasyarakatKotaBandung untuk mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik hingga menjadi teladanbagikotalainnya.
Agamis : Merupakansatukesatuan yangtidakterpisahkan, manifestasi darikesempurnaankehidupanberagamasebagaiwujudperintahTuhan bahwa tujuan akhir dari kehidupan beragama harus mampu menjadi rahmatbagialamsemesta.Terwujudnyamasyarakatyangagamisadalah kondisiyangharushadirsepanjangtahun2018-2023.Dalammasyarakat yang agamis semua warga masyarakat mengamalkan ajaran agama masing-masing ke dalam bentuk cara berfikir, bersikap dan berbuat. Ajaran agama tidak saja hanya dijadikan kegiatan ritual namun juga diimplementasikankedalampencapaianpelaksanaanpembangunandan pengembangansosialkemasyarakatan.
37
Data
Penjabaran Misi:
1. Membangun Masyarakat yang Humanis, Agamis, Berkualitas dan Berdaya Saing
Pemerintah Kota Bandung dengan berlandaskan nilai-nilai agama danbudaya,berkomitmenmemberikankemudahansertamenjamin terselenggaranya pelayanan pendidikan kesehatan dan sosial yang bermutu,adildanmerata.
2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Efisien, Bersih dan Melayani
Pemerintah Kota Bandung membangun sumber daya aparatur yang berintegritas dan kompeten, melalui smart government yang terintegrasiuntukmewujudkanpelayananpublikyangefektif,efisien danprima
3. Membangun Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan Berkeadilan
Kota Bandung sebagai sebuah kota jasa, mendorong kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan melalui pertumbuhan ekonomiyangberbasispadattenagakerjadanUMKMlocal
4. Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang, pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Pemerintah Kota Bandung mendorong pembangunan infrastruktur dan penataan ruang secara sinergis dengan mengutamakan pemenuhankebutuhandasarsesuaidayadukunglingkungan,melalui sistemyanginklusif,terintegrasi,danberkelanjutan
5. Mengembangkan pembiayaan kota yang partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi
38
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Pemerintah Kota Bandung berkomitmen menyelenggarakan pembangunan kota secara partisipatif, kolaboratif dan terintegrasi denganmelibatkanmasyarakatdanswasta
Letak Geografis
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan IbukotaProvinsiJawaBarat.Secaraastronomis,KotaBandungterletakdi antara 1070 36” Bujur Timur dan 60 55” Lintang Selatan. Berdasarkan posisigeografisnya,KotaBandungmemilikibatas-batas:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan KabupatenBandungBarat; b. SebelahSelatanberbatasandenganKabupatenBandung; c. SebelahBaratberbatasandenganKotaCimahi; d. SebelahTimurberbatasandenganKabupatenBandung
Kondisi Topografi
Kota Bandung terletak pada ketinggian 700 Meter di atas permukaan laut (dpl). Titik tertinggi di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap dengan ketinggian 892 meter dpl dan terendah di kelurahan RancanumpangKecamatan Gedebagedenganketinggian666meterdpl. LuaswilayahkotaBandungadalah167,31km2yangterbagimenjadi30 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Gedebage dengan luas 9,58 km2. Sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah kecamatan Astanaanyar yaitu dengan luas wilayah2,89km2.
39
Gambar 5
Luas Daerah Kota Bandung Berdasarkan Kecamatan
Sumber:BPSKotaBandung
Kondisi Klimatologi
Gambar 6 Curah Hujan Kota Bandung Berdasarkan Kecamatan
Data Gender
Anak Kota
40
dan
Bandung
Sumber:BPSKotaBandung,2021 2.22 1.73 2.27 3.51 4.45 3.623.86 2.03 3.01 1.81 3.74 4.47 2.68 3.14 3.784.13.65 2.2 4.39 5.73 3.663.533.99 3.05 4.38 2.572.57 3.75 2.03 3.83 0 1 2 3 4 5 6 7 Andir Astana Anyar Antapani Arcamanik Babakan Ciparay Bandung Kidul Bandung Kulon Bandung Wetan Batununggal Bojongloa Klaer Bojongloa Kidul Buah Batu Cibeunying Kaler Cobeunying Kidul Cibiru Cicendo Cidadap Cinambo Coblong Gedebage Kiaracondong Lengkong Mandalajati Panyileukan Rancasari Regol Sukajadi Sukasari Sumur Bandung Ujungberung 207.6 336.6 290.8 271.4 292.3 30.3 63.7 41.6 87.7 327.3 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Jumlah 2 per. Mov. Avg. (Jumlah )
Secara klimatologis, Kota Bandung termasuk dalam wilayah iklim tropis yang memiliki karakteristik hujan relatif terjadi sepanjang tahun dengan intensitas yang berbeda-beda setiap bulannya. Curah hujan tertinggiterjadidibulanFebruariyaitusebesar336,60 mm. Sementara curahhujanterendahterdapatdibulanJunidimanacurahhujanhanya mencapai 30,30 mm. kemudian jika dilihat dari keadaan suhu, Selama tahun2020,suhurata-rataKotaBandungadalah25,86oC.Suhutertinggi Kota Bandung tahun 2020 mencapai 33,00oC di bulan September dan suhuminimum15,90oCdibulanSeptembertahun2020.
Tabel 1
Keadaan Suhu Kota Bandung Berdasarkan Kecamatan Tahun 2021 Bulan Suhu/Temperature Minimum Rata-Rata Maksimum
Januari 19,80 25,69 32,00
Februari 19,70 25,22 32,20 Maret 19,90 25,80 31,60 April 18,20 25,91 31,40 Mei 19,40 25,94 31,80 Juni 18,60 25,95 31,20 Juli 16,00 25,42 31,40 Agustus 16,80 26,22 32,40 September 15,90 26,86 33,00 Oktober 19,00 25,77 32,00 November 18,00 26,15 32,40 Desember 19,60 25,39 31,00
KotaBandungdikenalsebagaidaerahyangmempunyaiudarasejukdan dingin. Terutama di beberapa wilayah daratan tinggi, Suhu/temperatur Kota Bandung berada pada rata-rata 25,22-26,66, dengan Suhu/temperatur minimum berada pada 16,00 dan Suhu/temperatur maksimumadalah33.00.
Data
41
Gender dan Anak Kota Bandung
Sistem Pemerintahan
Kota Bandung merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat yang menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi ini dan kota terbesar di wilayahjawabagianselatan.Halinitakterlepasdarifaktorjarakyangtak terlampau jauh dari Ibu Kota Indonesia, Jakarta. Kota Bandung hanya berjarak 140 Km sebelah tenggara Jakarta. Secara administratif pemerintahanKotaBandung dipimpin oleh seorang Kepala DaerahyangdisebutWaliKota dan didampingi oleh seorang Wakil Wali Kota. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Wali Kota dan WakilWaliKotadibantuoleh DPRD dan perangkat daerah lain. Perangkat Daerah di Kota Bandung terdiri dari sekretariat daerah kota Bandung, badan daerah, dinas, inspektorat,kecamatan,kelurahan,perusahaandaerah,danBadanUsaha MilikDaerah(BUMD).
Sumber : Zonabandung.com
DinasDaerahdiKota Bandung terdiridari 22 Dinas,yaituDinas Pendidikan,DinasKesehatan,DinasPekerjaanUmum,DinasPenataanRuang, DinasPerumahandanKawasanPemukimanPertanahandanPertamanan, Dinas Sosial, Dinas Ketenagaan Kerja, Dinas Pemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak, Dinas Pengendalian Pendudukdan Keluarga Berencana, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, DinasKependudukandan Pencatatan Sipil, Dinas Perhubungan,DinasKomunikasidanInformatika,DinasKoperasidanUsaha Kecil dan Menengah, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas PenanamanModaldanPelayanan TerpaduSatuPintu,DinasPemudadan
Data
42
Gender dan Anak Kota Bandung
Gender
43
Daftar Kecamatan Beserta
Kota Bandung No Kecamatan Jumlah Kelurahan Daftar Kelurahan 1 Andir 6 Kelurahan
2 AstanaAnyar 6 Kelurahan
3 Antapani 4 Kelurahan
4 Arcamanik 4 Kelurahan
Data
dan Anak Kota Bandung
Olahraga,Dinas KebudayaandanPariwisata, DinasArsipdan Perpustakaan, Dinas KebakarandanPenanggulanganBencana,SatuanPolisiPamongPraja. Badan Daerah di kota Bandung terdiri dari BadanPerencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah, Badan KepegawaiandanPengembanganSumberDayaManusia,BadanKeuangan dan Aset Daerah,Badan Pendapatan Daerah, dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. Untuk wilayah administratif, Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan dan 151kelurahan, berikut Daftar Kecamatan berserta kelurahan yangadadikotaBandung: Tabel 2
Kelurahan
Campaka Ciroyom Dunguscariang Garuda Kebonjeruk Maleber
Cibadak Karanganyar Karasak Nyengseret Panjunan Pelindunghewan
AntapaniKidul AntapaniKulon AntapaniTengah AntapaniWetan
CisarantenBinaHarapan CisarantenEndah CisarantenKulon
Daftar Kelurahan Sukamiskin 5 Babakan Ciparay 6 Kelurahan
Babakan BabakanCiparay Cirangrang MargahayuUtara Margasuka Sukahaji 6 BandungKidul 4 Kelurahan
Batununggal Kujangsari Mengger Wates 7 BandungKulon 8 Kelurahan
Caringin Cibuntu CigondewahKaler CigondewahKidul CigondewahRahayu Cijerah Gempolsari Warungmuncang 8 BandungWetan 3 Kelurahan Cihapit Citarum Tamansari 9 Batununggal 8 Kelurahan
Binong Cibangkong Gumuruh Kacapiring Kebongedang Kebonwaru Maleer Samoja 10 BojongloaKaler 5 Kelurahan
BabakanAsih BabakanTarogong Jamika
Data
44
Gender dan Anak Kota Bandung
No Kecamatan Jumlah Kelurahan
Daftar Kelurahan Kopo SukaAsih 11 BojongloaKidul 6 Kelurahan
Cibaduyut CibaduyutKidul CibaduyutWetan KebonLega Mekarwangi Situsaeur 12 Buahbatu 4 Kelurahan
Cijawura Jatisari Margasari Sekejati 13 Cibeunying Kaler 4 Kelurahan
Cigadung Cihaurgeulis Neglasari Sukaluyu 14 Cibeunying Kidul 6 Kelurahan
Cicadas Cikutra Padasuka Pasirlayung Sukamaju Sukapada 15 Cibiru 4 Kelurahan
Cipadung Cisurupan Palasari Pasirbiru 16 Cicendo 6 Kelurahan
Arjuna HusenSastranegara Pajajaran Pamoyanan Pasirkaliki Sukaraja 17 Cidadap 3 Kelurahan Ciumbuleuit
45
Data Gender dan Anak Kota Bandung
No Kecamatan Jumlah Kelurahan
Daftar Kelurahan Hegarmanah Ledeng 18 Cinambo 4 Kelurahan
BabakanPenghulu CisarantenWetan Pakemitan Sukamulya 19 Coblong 6 Kelurahan
Cipaganti Dago LebakGede LebakSiliwangi SadangSerang Sekeloa 20 Gedebage 4 Kelurahan
Cimincrang CisarantenKidul Rancabolang Rancanumpang 21 Kiaracondong 6 Kelurahan
Babakansari BabakanSurabaya Cicaheum KebonKangkung KebonJayanti Sukapura 22 Lengkong 7 Kelurahan
Burangrang Cijagra Cikawao LingkarSelatan Malabar Paledang Turangga 23 Mandalajati 4 Kelurahan
Jatihandap KarangPamulang PasirImpun SindangJaya
46
Data Gender dan Anak Kota Bandung
No Kecamatan Jumlah Kelurahan
Daftar Kelurahan 24 Panyileukan 4 Kelurahan
CipadungKidul CipadungKulon CipadungWetan MekarMulya 25 Rancasari 4 Kelurahan
Cipamokolan Derwati Manjahlega MekarJaya 26 Regol 7 Kelurahan
Ancol BalongGede Ciateul Cigereleng Ciseureuh Pasirluyu Pungkur 27 Sukajadi 5 Kelurahan
Cipedes Pasteur Sukabungah Sukagalih Sukawarna 28 Sukasari 4 Kelurahan
Gegerkalong Isola Sarijadi Sukarasa 29 SumurBandung 4 Kelurahan
BabakanCiamis Braga KebonPisang Merdeka 30 Ujungberung 5 Kelurahan
Cigending Pasanggrahan PasirEndah PasirJati PasirWangi
Data
47
Gender dan Anak Kota Bandung
No Kecamatan Jumlah Kelurahan
Jumlah dan pertumbuhan Penduduk BerdasarkandatadariBadanPusatStatistik(BPS)Kota Bandung Tahun 2021, jumlah penduduk kota Bandung berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020 sebanyak 2.444.160 jiwa yang terdiri atas 1.231.116 jiwa penduduk laki-laki dan 1.213.044 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2010 hasil sensus penduduk 2010, penduduk kota Bandung mengalami pertumbuhan pertahun sebesar 0,21 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2020 penduduk laki-laki terhadap pendudukperempuansebesar101,49.
Tabel 3
Data Gender dan Anak Kota Bandung 48
Jumlah
Daftar Kelurahan TOTAL
No Kecamatan
Kelurahan
151 Kecamatan
Laju Pertumbuhan Pertahun, Distribusi Persentase
No Kecamatan Penduduk (Ribu) Laju Pertumbuhan (2010-2020) Persentase Penduduk Rasio Jenis Kelamin 1 BandungKulon 138,81 0,01 5,68 101,8 2 BabakanCiparay 142,44 -0,05 5,83 104,5 3 BojongloaKaler 119,19 0,17 4,88 103,7 4 BojongloaKidul 86,74 0,37 3,55 103,8 5 Astanaanyar 68,32 0,25 2,80 100,8 6 Regol 79,14 -0,02 3,24 100,7 7 Lengkong 66,23 -0,45 2,71 98,7 8 BandungKidul 59,98 0,44 2,45 100,8
Jumlah,
Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin
No Kecamatan
Penduduk (Ribu)
9 BuahBatu 100,37 0,86 4,11 100,4 10 Rancasari 83,66 1,45 3,42 99,0 11 Gedebage 41,65 1,96 1,70 102,4 12 Cibiru 72,09 0,67 2,95 103,2 13 Panyileukan 39,89 0,57 1,63 102,1 14 Ujungberung 87,70 1,93 3,59 101,7 15 Cinambo 25,36 0,65 1,04 105,2 16 Arcamanik 77,21 1,64 3,16 100,9 17 Antapani 79,26 0,96 3,24 98,9 18 Mandalajati 71,42 1,62 2,92 101,9 19 Kiaracondong 126,66 -0,08 5,18 101,3 20 Batununggal 115,50 -0,12 4,73 101,2 21 SumurBandung 34,14 -0,09 1,40 101,2 22 Andir 96,26 0,20 3,94 101,0 23 Cicendo 92,33 -0,44 3,78 101,9 24 BandungWetan 26,85 -1,04 1,10 98,8 25 CibeunyingKidul 107,39 0,27 4,39 101,3 26 CibeunyingKaler 67,10 -0,25 2,75 99,9 27 Coblong 110,21 -1,45 4,51 102,1 28 Sukajadi 100,67 -0,40 4,12 100,7 29 Sukasari 74,89 -0,56 3,06 100,3 30 Cidadap 52,70 -0,66 2,16 102,5 Jumlah 2444,160 0,21 100,00 101,49
Kepadatan Penduduk
Data Gender
Anak Kota Bandung 49
dan
Laju Pertumbuhan (2010-2020) Persentase Penduduk Rasio Jenis Kelamin
Berdasarkan sebaran atau distribusi penduduk pada setiap
kecamatanyangadadikotaBandungpadatahun2020,BabakanCiparay memiliki penduduk yang paling tinggi dibandingkan kecamatan lainnya yaitu sebanyak 138,81 Ribu Penduduk, sedangkan yang paling rendah yaituKecamatanCinambosebanyak35,36RibuPenduduk,tetapidilihat dari kepadatan penduduknya, Bojongloa Kaler menjadi paling padat penduduknya yaitu sebesar 39 337,62 Kepadatan penduduk per KM, sedangkan yang paling rendah kepadatan penduduknya adalah kecamatan Gedebage dengan angka sebesar 4 347,91 kepadatan pendudukperKM,secaralengkapdapatdilihatpadatabeldibawah.
Tabel 4
Kepadatan Penduduk Kota Bandung No Kecamatan Penduduk (Ribu) Kepadatan Penduduk per KM2 1 BandungKulon 138,81 21488,08 2 BabakanCiparay 142,44 19119,46 3 BojongloaKaler 119,19 39337,62 4 BojongloaKidul 86,74 13856,23 5 Astanaanyar 68,32 23638,41 6 Regol 79,14 18403,72 7 Lengkong 66,23 11225,59 8 BandungKidul 59,98 9898,35 9 BuahBatu 100,37 12656,87 10 Rancasari 83,66 11412,69 11 Gedebage 41,65 4347,91 12 Cibiru 72,09 11406,65 13 Panyileukan 39,89 7821,96 14 Ujungberung 87,70 13702,81
Data Gender dan Anak
50
Kota Bandung
No Kecamatan Penduduk (Ribu) Kepadatan Penduduk per KM2 15 Cinambo 25,36 6892,12 16 Arcamanik 77,21 13154,00 17 Antapani 79,26 20912,93 18 Mandalajati 71,42 10707,95 19 Kiaracondong 126,66 20695,59 20 Batununggal 115,50 22962,43 21 SumurBandung 34,14 10040,29 22 Andir 96,26 25946,63 23 Cicendo 92,33 13458,75 24 BandungWetan 26,85 7921,53 25 CibeunyingKidul 107,39 20455,05 26 CibeunyingKaler 67,10 14912,00 27 Coblong 110,21 14993,88 28 Sukajadi 100,67 23411,16 29 Sukasari 74,89 11943,54 30 Cidadap 52,70 8625,53 Jumlah 2444,160 14608,57
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok umur Jumlah penduduk menurut kelompok umur Kota Bandung pada tahun2020menunjukanpendudukusiaproduktif(15-64tahun)sebesar 1.815.597 Jiwa dengan jumlah laki-laki sebesar 916.476 Jiwa dan Perempuan899.121Jiwa,sedangkanyangbelumproduktif(<15Tahun) sebanyak 550.979 dengan perbandingan jumlah laki-laki sebanyak 281.408 Jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 269.571 Jiwa, dan yang tidak produktif lagi (65 Tahun ketas) sebesar 143.527 Jiwa dengan perbandingan jumlah laki-laki sebanyak 66.441 Jiwa dan Perempuan
51
Data Gender dan Anak Kota Bandung
sebanyak77.086Jiwa,jikadilihatdaridatadiatasjumlahpendudukusia tidakproduktiflebih didominasi olehperempuan dibandingkan dengan laki-laki,lebihlengkapnyadapatdilihatpadatabelberikut:
Tabel 5
Jumlah Penduduk Perempuan dan Laki-laki Berdasarkan Kelompok Umur
Umur 2020 Laki-Laki Perempuan Total 0-4 98.637 94.658 193.295 5-9 96.154 91.973 188.127 10-14 86.617 82.940 169.557 15-19 105.325 107.103 212.428 20-24 130.877 122.037 252.914 25-29 117.081 108.288 225.369 30-34 107.756 99.419 207.175 35-39 95.765 94.487 190.252 40-44 92.961 94.421 187.382 45-49 84.498 87.375 171.873 50-54 76.196 77.538 153.734 55-59 62.688 65.142 127.830 60-64 43.329 43.311 86.640 65-69 31.233 32.301 63.534 70-74 18.974 19.862 38.836 75+ 16.234 24.923 41.157
Sumber:BPSKotaBandung,2021
Jumlahpendudukberdasarkankelompokumurpadatahun2020 paling besar berada pada kelompok umur 20-24 Tahun sebanyak 252.914 Jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 130.877 dan penduduk perempuan sebanyak 122.037, selanjutnya jumlah kelompok umurusia25-29tahundenganjumlahpenduduksebanyak225,369Jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 117.081 dan jumlah
Data Gender
52
dan Anak Kota Bandung
Data Gender dan Anak Kota Bandung
penduduk perempuan sebanyak 108.288 Jiwa, sedangkan kelompok umur yang relative rendah ada pada kelompok umur 70-74 Tahun sebanyak38.836denganjumlahpenduduklaki-lakisebanyak18.974dan JumlahPendudukperempuan sebanyak19.862, lebihlengkapnyadapat dilihatpadapiramidapendudukKotaBandungdibawahini. Gambar 7
Piramida Penduduk Kota Bandung
Laki_laki Perempuan
98,637 96,154 86,617 105,325 130,877 117,081 107,756 95,765 92,961 84,498 76,196 62,688 43,329 31,233 18,974 16,234
Sumber:BPSKotaBandung,2021
0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+
94,658 91,973 82,940 107,103 122,037 108,288 99,419 94,487 94,421 87,375 77,538 65,142 43,311 32,301 19,862 24,923
53
Gambar 8
Indeks Paritas Penduduk
Grafik di atas menunjukan indeks paritas gender jumlah penduduk untuk masing-masing kelompok umur, pada data tersebut menunjukan tidak ada kesenjangan yang signifikan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tetapi pada kelompok usia 75 + memiliki indeks paritas gender yang lebih tinggi yaitu 153,52 % yang menunjukanpadausiatidakproduktifataudiatas75+jumlahperempuan lebihbanyakdibandingkandenganjumlahlaki-laki. Penduduk Miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaranperkapitaperbulan dibawahgariskemiskinan, sedangkan GarisKemiskinan(GK)merupakanpenjumlahandariGarisKemiskinan Makanan(GKM)danGarisKemiskinanNonMakanan(GKNM).Sehingga Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawahGarisKemiskinandikategorikansebagaipendudukmiskin. Jumlah dan presentasependuduk miskin di Kota Bandung pada tahun 2013-2020 mengalami perubahan yang fluktuatif, Jumlah penduduk miskin dan presentase penduduk miskin mengalami
Data Gender dan Anak Kota Bandung 54
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0-4 05-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75+ 2018 2019 2020
penurunan angka dari tahun 2013 sampai dengan 2019 yaitu pada tahun2013adapadaangka117,1sedangkanpadatahun2019menurun menjadi 84, 64 atau mengalami penuruan sebesar 1,4 %, tetapi pada tahun 2020 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan kembali meskipuntidaksecaradrastisyaitumencapaiangka100.02ribuartinya mengalami kenaikan 0,61 %, hal tersebut tentunya di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terjadinya pandemi covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk, selanjutnya pertembuhan pengeluaran ekonomi rumah tangga, sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan penduduk,jumlahdanpresentase miskindiKota Bandung lebihlengkapnyadapatdilihatpadatabelberikut: Tabel 6 Jumlah dan
Data Gender
55
dan Anak Kota Bandung
Penduduk
Tahun Garis Kemiskinan (Rupiah/Kapita/ Jumlah penduduk Miskin (Ribu) Persentase Penduduk Miskin
Persentase
Miskin di Kota Bandung, 20132020
2013 340.355 117,1 4,78 2014 353.423 115,0 4,65 2015 376.311 114,12 4,61 2016 400.541 107,58 4,32 2017 420.579 103,98 4,17 2018 448.902 89,38 3,57 2019 474.448 84,67 3,38 2020 500.452 100,02 3,99 Sumber:BPS2020
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.Sebagaiukurankualitashidup,IPMdibangunmelaluipendekatan tigadimensidasar.Dimensitersebutmencakupumurpanjangdansehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuandayabelimasyarakat terhadap sejumlahkebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hiduplayak.
Komponen Indeks Pembangunan Manusia yaitu Angka Harapan HidupUntukmengukurpeluanghidup;rata-ratalamasekolahdanangka melek huruf untuk mengukur status tingkat pendidikan; serta pengeluaranrillperkapitauntukmengukuraksesterhadapsumberdaya untukmencapaistandarhiduplayak.
IPM Kota Bandung dengan menggunakan metode baru terjadi Flukuasi, IPM KotaBandungPadatahun2018 sebesar81,06meningkat menjadi 81,62 pada tahun 2019 dan mengalami penurunan pada tahun 2020yaitusebesar,81,51,pencapaianIPMKotaBandungberadadiatas peroleh IPM Jawa Barat dan Nasional dalam 3 tahun Terakhir, Peroleh IPMJawabaratmemperolehpeningkatanpadasetiaptahunpadatahun 2018mencapai71, 3,tahun2019sebanyak72,03danpadatahun2020
Data Gender dan Anak Kota Bandung 56
Gender dan Anak Kota Bandung
sebanyak 72,09, perolehan IPM tingkat nasional masih ada di bawah peroleh IPM Jawa barat dengan perolehan angka pada tahun 2018 sebanyak 71,39, tahun 2019 sebanyak 71,92 dan tahun 2020 sebanyak 71,92selengkapnyadapatdilihatpadagambar9. CapaianIndeksPembangunanManusiaKotaBandungpadatahun 2020 adalah 81,51, Angka tersebut merupakan angkat tertinggi dibandingkandengankotalainnyadiwilayahJawaBarat,sepertiterlihat padagambar10.
Gambar 9
71.3 72.03 72.09
71.39 71.92 71.94
Perkembangan IPM Kota Bandung dengan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2018-2020 Sumber:BPSNasional2020
81.06 81.62 81.51 2018 2019 2020 Nasional Provinsi Jawa Barat Kota Bandung
57
Data
Gambar 10
Perbandingan IPM Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat pada tahun 2020
81.51 81.5 80.97 77.83 76.11 74.89 74.21 74.07 73.04 72.39 71.7 71.64 70.82 70.66 70.49 70.4 69.38 68.95 68.75 68.08 68.06 67.59 67.29 66.88 66.12 65.67 65.36
KOTA BANDUNG KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA BOGOR KOTA CIREBON KOTA SUKABUMI BEKASI KOTA TASIKMALAYA BANDUNG KOTA BANJAR SUMEDANG PURWAKARTA KARAWANG CIAMIS BOGOR KUNINGAN SUBANG CIREBON BANDUNG BARAT PANGANDARAN MAJALENGKA INDRAMAYU SUKABUMI GARUT TASIKMALAYA CIANJUR
Sumber:BPSNasional2020
Indikator Pembentuk IPM
Perempuan Memiliki Harapan Hidup Lebih Tinggi Angka harapan hidup didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh masyarakat sejak lahir yang mencerminkankualitaskesehatansuatumasyarakat.Kualitaskesehatan masyarakat Kota Semarang dapat dikatakan cukup baik. Hal tersebut terlihat dari rata-rata usia harapan hidup yang sudah mencapai kurang lebih77tahun.Capaianrata-rataangkaharapanhiduppendudukdiKota Bandung dalam kurun waktu 2018-2020 menunjukkan nilai yang cenderung meningkat. Dari sebesar 74,00 pada tahun 2018 kemudian meningkat menjadi 74,14 pada tahun 2019, dan mencapai angka 74,28 pada tahun 2020, dan berdasarkan perhitungan indeks Paritas Angka Harapan Hidup perempuan lebih tinggi di bandingkan dengan Angka
Data Gender dan Anak Kota Bandung 58
Harapan Hidup Laki-laki dalam 3 tahun terakhir (2018-2020)
Perkembangan angka harapan hidup Kota Bandung pada tahun 20182020 bisadilihatpadatabelberikut.
Tabel 7
Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Bandung Tahun 2018-2020
No Indikator Tahun Satuan 2018 2019 2020
1 AngkaHarapanHidup 74,00 74,14 74,28 Tahun 2 AngkaHarapanHidup (AHH)(IndeksParitas) 105,36 105,16 104,86 Tahun
Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2021 Gambar 11
Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
75.01 74.44 74.28 74.03 73.68 73.61 73.59 73.53 73.04 72.43 72.42 72.35 72.34 72.26 72.15 72.15 71.99 71.83 71.63 71.41 71.4 71.17 70.99 70.99 70.97 70.27 70.13 69.47 KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA BANDUNG KOTA CIMAHI BEKASI KOTA BOGOR KUNINGAN BANDUNG PROVINSI JAWA … SUMEDANG KOTA SUKABUMI SUBANG BANDUNG BARAT KOTA CIREBON KARAWANG KOTA … CIREBON CIAMIS INDRAMAYU GARUT PANGANDARAN BOGOR PURWAKARTA KOTA BANJAR SUKABUMI MAJALENGKA CIANJUR TASIKMALAYA
Sumber:BPSNasional2020
59
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian angka harapan hidup di antara kota lain di provinsi Jawa Barat, Maka Angka Harapan HidupKotaBandungpadatahun2020beradapadaposisiketigasetelah Kota depok dan Kota Bekasi yang berada di Posisi satu, perbandingan AngkaHarapanHidupKab/KotadiJawaBaratdapatdilihatpadagambar 11.
Perempuan Memiliki Peluang Untuk Sekolah Lebih Lama Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahunkeatas.Harapanlamasekolahdapatdigunakanuntukmengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkandapatdicapaiolehsetiapanak.Capaianharapanlamasekolah di Kota Bandung dalam kurun waktu 2018-2020 menunjukkan kecenderungan meningkat. Dari sebesar 14,18 (tahun 2018) menjadi 14,19 (tahun 2019), dan 14,20 (Tahun 2020), dan berdasarkan perhitungan indeks Paritas Angka harapan lama sekolah Perempuan lebihtinggidibandingkandenganAngkaharapanlamasekolahLaki-laki dalam 3 tahun terakhir (2018-2020). Perkembangan harapan lama sekolahdiKotaBandungselama2018-2020dapatdilihatpadatabel8. Tabel 8
Data Gender
60
dan Anak Kota Bandung
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 2018-2020 No Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Satuan 2018 2019 2020 1 HarapanLama Sekolah(HLS) 14,18 14,19 14,20 Tahun 2 HarapanLama Sekolah(HLS)(Indeks Paritas) 101,91 101,91 101,83 Tahun Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2020
Selanjutnya,
Sekolah di antara kota-kota lain di Provinsi Jawa Barat, maka angka harapan hidup Kota Bandung menempati menempati tertinggi, diatas kota-kota lainnya. Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah kab/Kota di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2020 dilihat pada gambar 12.
Gambar 12
Perbandingan Angka Harapan Lama Sekolah Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
14.20 14.06 14.00 13.92 13.80 13.47 13.45 13.41 13.23 13.12 13.09 12.97 12.69 12.53 12.50 12.48 12.25 12.25 12.23 12.22 12.22 12.11 12.09 12.07 11.99 11.91 11.87 11.70 KOTA BANDUNG CIAMIS KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA SUKABUMI KOTA … KOTA BOGOR KOTA BANJAR KOTA CIREBON BEKASI SUMEDANG BANDUNG TASIKMALAYA PROVINSI … BOGOR CIREBON INDRAMAYU SUKABUMI KUNINGAN MAJALENGKA PURWAKARTA KARAWANG PANGANDARAN CIANJUR GARUT BANDUNG BARAT SUBANG
Sumber:BPSNasional2020
Perlu Layanan Peningkatan Rata-Rata Lama Sekolah untuk Perempuan
Rata-rataLamaSekolahadalahjumlahtahunbelajarpendudukusia 15tahunkeatasyangtelahdiselesaikandalamPendidikanFormal(tidak termasuk tahun yang mengulang). Angka Rata-rata Lama Sekolah bermanfaat untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam Pendidikan Formal. Capaian Rata-rata Lama Sekolah di Kota Bandung menunjukkan perkembangan yang positif karena terdapat peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2018 capaian Rata-rata Lama Sekolah
Data Gender
61
dan Anak Kota Bandung
apabila dibandingkan dengan capaian Harapan Lama
mencapai 10,63 kemudian pada tahun 2019 meningkat menjadi 10,74, dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 10,75. dan berdasarkan perhitungan indeks Paritas Angka Rata-rata lama sekolah Perempuan lebihrendahdibandingkan dengan AngkaRata-ratalamasekolahLakilakidalam3tahunterakhir(2018-2020). AngkaRata-rataLamaSekolah KotaBandungselamakurunwaktu2018-2020dapatdilihatpadatabel 9. Tabel 9
Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2018-2020 No Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Satuan 2018 2019 2020
1 Rata-RataLamaSekolah (RRLS) 10,63 10,74 10,75 Tahun 2 Rata-RataLamaSekolah (RRLS)(IndeksParitas) 94,78 93,69 93,69 Tahun Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2020 Gambar 13
Perbandingan Angka Rata-rata Lama Sekolah Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020 Sumber:BPSNasional2020
Data Gender
62
dan Anak Kota Bandung
11.28 11.16 10.96 10.75 10.33 9.91 9.59 9.33 9.12
7.74 7.7 7.57 7.52 7.35 7.27 7.18 7.1 7.07
KOTA DEPOK KOTA BEKASI KOTA CIMAHI KOTA BANDUNG KOTA BOGOR KOTA CIREBON KOTA SUKABUMI KOTA … BEKASI BANDUNG KOTA BANJAR SUMEDANG BOGOR BANDUNG BARAT PURWAKARTA KARAWANG PANGANDARAN CIAMIS KUNINGAN GARUT TASIKMALAYA MAJALENGKA CIANJUR SUBANG SUKABUMI CIREBON INDRAMAYU
8.96 8.63 8.51 8.3 8.19 8.09 7.77
6.92 6.3
Apabila dibandingkan dengan kab/kota di Provinsi Jawa Barat, makaposisirata-ratalamasekolahKotaBandungmenempatiPosisike-4 Tertinggi, perkembangan posisi rata-rata Lama Sekolah Kab/Kota di ProvinsiJawaBaratdapatdilihatpadagambar13.
Laki-Laki Memiliki Pendapatan Per Kapita Lebih Tinggi Pengeluaran per kapita mengalami fluktuatif pada tahun 2018 mencapai angka Rp. 16.630,- mengalami peningkatan pada tahun 2019 dengan mencapai angka 17.254,- dan pada tahun 2020 mengalami penurunan hingga mencapai angka Rp. 16,887,- . dan berdasarkan perhitungan indeks Paritas Pengeluaran Per Kapita Perempuan lebih rendah di bandingkan dengan Angka Pengeluaran Per Kapita Laki-laki dalam3tahunterakhir(2018-2020). AngkaPengeluaranPerKapitaKota Bandungselamakurunwaktu2018-2020dapatdilihatpadatabel10.
Tabel 10
Kota Semarang menempati posisi pertama
Data Gender dan Anak Kota Bandung 63
Perkembangan
No Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Satuan 2018 2019 2020 1 PengeluaranPer Kapita 16.630 17.254 16.887 Rupiah 2 PengeluaranPer Kapita(Indeks Paritas) 71,73 71,27 71,25 Rupiah Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2020 Selanjutnya,
Pengeluaran per Kapita Tahun 2018-2020
apabiladibandingkan dengan capaianpengeluaranper kapita di antara kota-kota lain di Provinsi Jawa Barat, capaian pengeluaran per kapita
tertinggi.PengeluaranperkapitaKota-KotadiProvinsiJawaBaratdapat dilihatpadagambar14.
Gambar 14
Perbandingan Pengeluaran per Kapita Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
16,887 15,776 15,281 12,025 11,800 11,614 11,564 11,315 11,241 10,999 10,790 10,535 10,342 10,317 10,263 10,217 10,201 9,859 9,521 9,459 9,288 9,084 8,823 8,455 7,980 7,876 7,852
KOTA BANDUNG KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA CIREBON PURWAKARTA KOTA BOGOR KARAWANG BEKASI KOTA SUKABUMI SUBANG KOTA BANJAR CIREBON BOGOR KOTA TASIKMALAYA SUMEDANG BANDUNG INDRAMAYU MAJALENGKA KUNINGAN CIAMIS PANGANDARAN SUKABUMI BANDUNG BARAT CIANJUR GARUT TASIKMALAYA
Sumber:BPSNasional2021
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kesenjangan gender secara statistik ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Gender (IPG). IPG merupakan ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia dari perspektif gender. Indeks Pembangunan Gender menggunakan indikator yang sama dengan IPM namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. Peningkatan capaian IPG dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan kenaikan nilai IPM. IPM Kota Bandung Pada Tahun 2020 mencapai 81,51, mengalami fluktuatif peningkatan pada tahun
2019danterjadipenurunanpadatahun2020.Halinimenandakanbahwa sudahadakesetaraandankeadilangenderdalampembangunandiKota
Data
64
Gender dan Anak Kota Bandung
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Bandung. IPG dapat digunakan untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Kesetaraan genderterjadiapabilanilaiIPMsamadenganIPG. Gambar 15
Perkembangan IPG Kota Bandung dengan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2018-2020
95.11 94.82 94.68
90.99 91.07 91.06 89.19 89.26 89.2
2018 2019 2020
Nasional Jawa Barat Kota Bandung
Sumber:BPSNasional2020
Capaian IPG Kota Bandung pada Tahun 2018 sebesar 95,11, lebih tinggi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat sebesar 89,19 dan Nasional sebesar 90,99, pada tahun 2019 IPG Kota Badung juga masih lebihtinggidibandingkandenganProvinsiJawaBaratdanNasionalyaitu IPGKotaBandungSebesar94,82,ProvinsijawaBaratsebesar89,26dan Nasionalsebesar91,07,selanjutnyapadatahun2020IPGKotaBandung
Mengalami Penurunan dengan angka 94,68, meskipun mengalami penurunantetapimasihlebihtinggidibandingkandenganprovinsijawa Baratsebesar89,0danNasionalsebesar91,06.
Dibandingkan dengan kota lainnya di Jawa Barat, Kota Bandung pada tahun 2020 berada pada posisi 2 teratas setelah Kabupaten Sumedang,perbandinganIPGKba/KotadiJawaBaratdapatdilihatpada Gambar16.
65
Gambar 16
Perbandingan Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
95.18 94.68 94.39 93.95 93.01 92.95 92.01 91.64 91.36 91.02 90.53 90.12 89.78 89.23 88.58 88.15 87.37 87.17 86.81 86.61 86.56 86.02 85.91 84.14 83.47 82.29 79.06
SUMEDANG
Sumber:BPSNasional2020
IndikatorkompositIPGhampirsamadenganindikatorkompositIPM,yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Sumbangan Pendapatan, namun dalam IPG indikator komposit masing-masing nilai terpilah antara laki-laki dan perempuan untuk melihattingkatkesenjangannya,dapatdilihatpadatabel10.
Indek Pemberdayaan Gender (IDG) Masih Perlu Ditingkatkan Pemberdayaan gender dalam pembangunan diukur melalui indeks komposit Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Indeks ini merupakan nama lain dari Gender Empowerment Measure (GEM) yang dikembangkan UNDP. IDG didapat dari rata-rata aritmatik dari tiga indeksyangdibentukdaritigakomponenyaituketerlibatanperempuan dalamparlemen,perempuansebagaitenagaprofesionaldansumbangan pendapatanperempuan.Meskisama-samadigunakandalammengukur capaiankesetaraangender,IDGberbedadenganIPGyangtelahdibahas
Data Gender dan Anak Kota Bandung 66
KOTA BANDUNG KOTA CIREBON BANDUNG KOTA DEPOK KOTA BEKASI KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA KOTA SUKABUMI KOTA BOGOR SUBANG KARAWANG PANGANDARAN BOGOR BEKASI INDRAMAYU SUKABUMI KOTA BANJAR KUNINGAN CIAMIS PURWAKARTA TASIKMALAYA MAJALENGKA CIANJUR CIREBON GARUT BANDUNG BARAT
pada bab sebelumnya. IPG mengukur capaian kualitas pembangunan manusiaterpilahgenderyangdilihatpadaaspek kesehatan,pendidikan dan ekonomi; sedangkan IDG melihat sejauh mana kesetaraan gender sudah terbangun melalui partisipasi perempuan di bidang politik, pengambilankeputusan,danekonomi.
Tabel 11
Indikator Komposit IPG
NO. URUSAN DAN INDIKATOR
1 Indeks Pembangunan Manusia(IPM)
TAHUN 2018 2019 2020
L P RataRata L P RataRata L P RataRata
84,32 80,2 82,26 85,01 80,61 82,81 84,95 80,43 82,69
2 AngkaHarapan Hidup(AHH) 72,07 75,93 74 72,22 75,95 74,085 72,45 75,97 74,21
3 HarapanLama Sekolah(HLS) 14,16 14,43 14,295 14,17 14,44 14,305 14,19 14,45 14,32
4 Rata-RataLama Sekolah(RRLS) 10,91 10,34 10,625 11,09 10,39 10,74 11,1 10,4 10,75
5 PengeluaranPer Kapita 22072 15833 18952,5 22996 16390 19693 22490 16024 19257
Dalam mengukur keberhasilan pembangunan manusia, penting menjadikanpemberdayaanberbasisgendersebagaisalahsatuindikator utama. Urgensipemberdayaan perempuan sebagailandasan analisisini didasarkan pada kontribusi perempuan terhadap Kesehatan dan produktivitas seluruh anggota keluarga yang signifikan (Karyono, dkk 2019). Artinya, perempuan memiliki peran besar dalam meningkatkan sumberdayamanusiadikeluargadikarenakansampaisaatinikonstruksi gender di Indonesia masih mayoritas menuntut tanggung jawab pengasuhan dan pendidikan keluarga pada perempuan, Peningkatan SDM yang dilakukan perempuan di keluarga akan berpengaruh secara langsungpadakeberhasilanpembangunanmanusia.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 67
IndeksPemberdayaanGender(IDG)KotaBandungdilihatdaritahun 2019, mengalamipeningkakatanRata-rata, yaitudariangka63,63pada tahun 2018, hingga mencapai angka 70, 49 pada tahun 2020, di tahun 2019nilaiIDGKotaBandungMengalamikenaikanyangcukupsignifikan yaitu meningkat sebanyak 6,75 point dibandingkan peningkatan pada tahun2020hanyasebanyak0,11point,sehinggapertumbuhanIDGpada periode 2018-2019 yang menjadi periode paling cepat terlihat secara peningkatnnya, sementara pada provinsi Jawa Barat kondisi IDG mengalamipenurunanpadatahun2019yaituturunkeangka69,49,dari hasilIDGtahun2018padaangka70,2,danmengalamikenaikankembali pada tahun 2020 yang mencapai angka 70, 24, berbeda dengan kondisi IDG Nasional yang terus mengalami kenaikan dari tahun 2018 hingga 2020.
Capaian IDG Kota Bandung pada tahun 2020 sebesar 70.49 di atas capaian provinsiJawaBarat sebesar70,24, tetapiangkatersebutmasih dibawahIDGnasionalyangpadatahun2020mencapaiangka75,75.
DibandingkandengankotalainnyadiJawaBaratIDGKotaBandung padatahun2020menempatiurutanke11dari27Kab/Kotayangadadi provinsiJawaBarat,selengkapnyadapatdilihatdarigambar18.
68
Data
Gender dan Anak Kota Bandung
Gambar 17
Perkembangan IDG Kota Bandung dengan Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2018-2020
72.1
70.38
75.24 75.75 70.2 69.48 70.24 63.63
70.49 56 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 2018 2019 2020
Sumber:BPSNasional2020
Gambar 18
Perbandingan IDG Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
Nasional Jawa Barat Kota Bandung 78.09 76.31 75.13 74.57 74.42 73.94 72.07 71.91 70.78 70.54 70.49 70.45 69.03 68.75 67.07 66.93 66.43 65.75 65.4 64.13 62.46 60.06 59.51 58.59 55.86 55.76 50.56
Sumber:BPSNasional2020
Peningkatan kualitas perempuan di Kota Bandung dilihat dari indikator komposit IDG dari tahun 208 hingga tahun 2020, yaitu
Data Gender dan Anak Kota
69
Bandung
CIREBON
DEPOK KOTA
PURWAKARTA CIREBON
SUMEDANG
KOTA
KOTA
KOTA
CIMAHI PANGANDARAN KARAWANG
GARUT
KUNINGAN KOTA BANDUNG INDRAMAYU
BOGOR SUBANG BANDUNG KOTA SUKABUMI CIAMIS KOTA BEKASI BANDUNG BARAT TASIKMALAYA BEKASI MAJALENGKA KOTA … CIANJUR SUKABUMI BOGOR KOTA BANJAR
keterlibatanperempuandiparlemenmengalamipeningkatanyaitudari sebesar10%padatahun2018meningkatmenjadi16,33%padatahun 2020, Dilihat dari indikator komposit Perempuan sebagai Tenaga Manager, Profesional, Administrasi, Teknisi terjadi fluktuasi dan cenderungmenurunpadatahun2020.Padatahun2018sebesar45,46%, mengalami peningkatan meskipun tidak secara signifikan pada tahun 2019 sebesar 45,76 %, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2020sebesar43,9%. Sedangkan dilihat dari komposit sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja, mengalami peningkatan pada setiap tahun, yaitu kondisitahun2018sebesar,39,94%meningkatpadatahun2019sebesar 34,71% dan mengalami peningkatan Kembali pada tahun 2020 sebesar 35,18%,selengkapnyadapatdilihatpadatabel12.
Tabel 12 Perkembangan Indikator Komposit IDG Tahun 2018-2020
Data Gender
70
dan Anak Kota Bandung
No Uraian 2018 2019 2020 1 KeterlibatanPerempuandi Parlemen 10 16 16,33 % 2 PerempuansebagaiTenaga Manager,Profesional, Administrasi,Teknisi 45,46 45,76 43,9 % 3 SumbanganPerempuandalam PendapatanKerja 33,94 34,71 35,18 %
GENDER DALAM BAB V PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG
Kota Bandung memiliki rencana pembangunan responsif gender dalam RPJMD
RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang disusun secara bersama-sama dengan pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing, dengan mengintegrasikan rencana tata ruang dengan rencana pembangunan daerah,sertadilaksanakanberdasarkankondisidanpotensiyangdimiliki daerah,sesuaidinamikaperkembanganDaerahdanNasional.
Penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2018–2023 berpedoman pada RPJPD Kota Bandung Tahun 2005–2025 serta memperhatikan Rancangan Teknokratik RPJM Nasional Tahun 20202024danRancanganAwalRPJMDProvinsiJawaBaratTahun2018-2023 dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktorfaktor keberhasilan, evaluasi pembangunan, serta isu-isu strategis yang berkembang.
Salah satu isu strategis dalam pembahasannya adalah bidang gender dan anak, Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjanganperempuandanlaki-lakiatauketimpangangender.Kondisi ketimpanganinidiperolehdenganmembandingkankondisiyangdicitacitakan (kondisi normatif) dengan kondisi gender sebagaimana adanya (kondisi subjektif), Isu Gender yang biasa berkembang terhadap perempuan adanya pandangan-pandangan atau perlakuan terhadap
71
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Gender dan Anak Kota Bandung
perempuan biasanya berupa stereotipe, subordinasi, beban ganda, kekerasandanMarginalisasi. Permasalahan pada urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Bandung, berdasarkan hasil Evaluasi RPJM sebelumnya diantaranyaadalah:
1. Partisipasi perempuan dalam ruang publik harus dapat dioptimalkan. Hal ini didasari bahwa pada tahun 2017, partisipasi organisasi perempuan di ruang publik adalah sejumlah 20% dari keseluruhan jumlah organisasi perempuan yang terdaftar dan mendapatkan pembinaan dari DP3APM sebagai perangkat Daerah Pengampu.Menjadisebuahtantanganyangbesardikemudianhari, sehinggaketerlibatanorganisasiperempuandiruangpublikditahun mendatang lebih banyak dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunanKota;
2. Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih terjadi di Kota Bandung dan relatif tinggi, berdasarkan laporan yang disampaikan olehmasyarakatmelaluiUPTP2TP2AdariJanuarisampaidenganJuli tahun 2018 terjadi sebanyak sebanyak 71 kasus laporan. Sehingga dapat dilihat bahwa masih terdapat bentuk kekerasan baik verbal maupunnonverbalyangterjadiselamakurunwaktu2018,meskipun berdasarkan laporan sebelumnya selama tahun 2017 terdapat 151 laporan.
3. Pemenuhan hak anak belum optimal jika dilihat dari indikator kelurahan layak anak yang sudah terbentuk. Pada tahun 2017, Kelurahan Layak Anak yang terbentuk adalah 62 Kelurahan Layak Anakdaritotal151kelurahandiKotaBandung.
Data
72
Gender dan Anak Kota Bandung
Perlindungan perempuan dan anak menjadi target spesifik dalam rencanapembangunanKota Bandung2018-2023,yaitutercantumpada Misi,1:MeningkatkanSumberDayaManusiayanghandaldanReligius, dengan sasaran pada point 5 yang menjelaskan mengenai terwujudnya keadilandanKesetaraanGenderdengancakupanindikator:1).Tingkat Pemahaman peran kesetaraan gender dalam proses pembangunan dan
2). Tingkat hak-hak perlindungan perempuan dan anak, di jabarkan dengan indikator kinerja yang berkaitan dengan perempuan dan anak diantaranya:
1. IPG70,75padatahun2020dan71,25padaakhirperiode(2023)
2. Persentase Kelurahan Layak Anak 68,87% pada tahun 2020 dan 100%padaakhirperiode(2023)
3. Persentase Penanganan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; 100%padatahun2020sampaiakhirperiode
4. Tingkatpartisipasiorganisasiperempuandalamruangpublik;30,5% padatahun2020dan100%padaakhirperiode
5. Jumlah Partisipasi perempuan di Lembaga pemerintah; 30,325% padatahun2020dan35,325padaakhirperiode.
CapaianRPJMDdalampembentukanIPMberkaitandenganIndeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, dan Indeks Daya beli, diuraikan sebagai berikut: Penduduk Kota Bandung Memiliki Indeks Kesehatan yang berada di atas Rata-rata Provinsi Jawa Barat dan Nasional
IndeksKesehatanyangtertuangdalamRPJMDKotaBandungpada Tahun 2018-2023 Mencapai angkat 81,87, yang dihitung dari Angka HarapanHidupdanUsiaHarapanHidupsaatlahir,IndeksKesehatanKota
73
Data
BandungJikadibandingkandenganProvinsiJawaBaratmasihberadadi atasindeksKesehatanjawabaratdanmengalamipeningkatanmeskipun tidaksecarasignifikandalam3tahunterakhir,nilaiindekspalingrendah Kota Bandung adalah 83,03 sedangkan pada tingkat provinsi angka terendahnya adalah 81, sedangkan nilai tertinggi diperoleh pada tahun 2020denganmencapaiangka83,5sedangkannilaitertinggipadatingkat provinsi adalah sebesar, 81,6, lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 19.
Gambar 19 Indeks Kesehatan
Kota Bandung Jawa Barat
2018,83.08 2019,83.3 2020,83.5 2018,81 2019,81.3 2020,81.6 2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5
Sumber:BPSKotaBandung,2021 IndeksKesehatanjikadibandingkandenganKab/Kotalainnyadi jawabaratKotaBandungberadapadaposisike-3dibawahKotaBekasi danKotaDepok,untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambar20.
74
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Gambar 20
Indeks Kesehatan Provinsi Jawa Barat
81.6
JAWA BARAT
70 72 74 76 78
Kota Bekasi Kota Depok Kota Bandung Kota Cimahi Bekasi Kota Bogor Bandung Kuningan Sumedang Kota Sukabumi Bandung Barat Subang Kota Cirebon Karawang Kota Tasikmalaya Cirebon Ciamis Indramayu Garut Pangandaran Bogor Purwakarta Kota Banjar Sukabumi Majalengka Cianjur Tasikmalaya
Sumber:BPSProvinsiJawaBarat,2021 Indeks Pendidikan Kota Bandung Berada di Atas Rata-rata Provinsi Jaw Barat
IndeksKesehatanyangtertuangdalamRPJMDKotaBandungpada Tahun2018-2023Mencapai angkat 93, 92, pencaianindekspendidikan diKotaBandungmasihbelummencapaitargetRPJMD,padatahun2020 IndeksPendidikanKotaBandungberadapadaAngka75,28masihperlu ditingkatkan sampai tahun 2023, perbandingan capaian indeks pendidikan Kota Bandung Masih berada diatas capaian indeks pendidikan provinsi jawa, lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 21.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 75
80 82 84 86
Gambar 21
Capaian indeks pendidikan
Provinsi Jawa Barat Kota Bandung
2018, 74.82 2019, 75.22 2020, 75.28 2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5
2018, 61.75 2019, 62.57 2020, 63.22
Sumber:BPSKotaBandung,2021
Capaian Indeks Pendidikan Kota Bandug menjadi posisi ke tiga terbesar setelah Kota Depok dan Kota Bekasi, Perbadingan dengan kab/KotaLainnyadapatdilihatpadagambar22.
Gambar 22 Indeks Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Sumber:BPSProvinsiJawaBarat,2021
76
Data Gender dan Anak Kota Bandung
0 10 20 30 40 50 60 70 80 Kota Depok Kota Bekasi Kota Bandung Kota Cimahi Kota Bogor Kota Cirebon Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya Bekasi Kota Banjar Bandung Ciamis Sumedang Bogor Purwakarta
Karawang Pangandaran Tasikmalaya Kuningan Majalengka Garut Sukabumi Cianjur
Bandung Barat
Cirebon Subang Indramayu 63,22 JAWA BARAT
Data
Gender
dan Anak Kota Bandung
Kota Bandung memiliki Indeks Daya Beli yang lebih baik di bandingkan dengan Rata-rata Provinsi Jawa Barat
IndeksDayabeliKotaBandungberdasarkantargetRPJMDtahun 2018-2023 adalah sebesar 70,66, pada tahun 2020 pencapaian RPJMD sudah dapat terpenuhi karena pada tahun 2020 Kota Bandung sudah mencapai Indeks daya belinya mencapai 86,15, angka tersebut masih beradadiatasangkayangdihasilkandariProvinsiJawaBaratyangoada tahun2020mencapai angka72,61, lebihlengkapnyadapat dilihatpada gambar23.
Gambar 23
Indeks Daya Beli
ProvinsiJawaBarat KotaBandung
2018, 85.68 2019, 86.8 2020, 86.15
2018, 72.46 2019, 73.47 2020, 72.61
2017.5 2018 2018.5 2019 2019.5 2020 2020.5
Sumber:BPSKotaBandung,2021 Indeks daya beli kota Bandung menjadi paling tinggi di bandingkan dengan Kab/Kota yang lainnya di Jawa Barat pada tahun
77
2020 mencapai angka 86,15, yang selanjutnya di ikuti oleh Kota Bekasi danKotaDepok,lebihlengkapnyadapatdilihatpadagambar24.
Gambar 24
Indeks Daya Beli Provinsi Jawa Barat
INDEKS PENGELUARAN KAB/KOTA DI JAWA BARAT 2020
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
72,61 JAWA BARAT
Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Cirebon Purwakarta Kota Bogor Karawang Bekasi Kota Sukabumi Subang Kota Banjar Cirebon Bogor Kota Tasikmalaya Sumedang Bandung Indramayu Majalengka Kuningan Ciamis Pangandaran Sukabumi Bandung Barat Cianjur Garut Tasikmalaya
Sumber:BPSProvinsiJawaBarat,2021
GENDER BIDANG PENDIDIKAN
Perempuan memiliki Peluang Lama Sekolah Lebih Tinggi dibandingkan dengan Laki-laki Pembangunan manusia tidak bisa dilepas dari proses pendidikan. Tanpapendidikan,pembangunanmanusiahampirtidakmungkinterjadi. Dalam mengukur hasil pembangunan manusia, elemen pendidikan dilihat berdasarkan dua indikator, yaitu angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS). Harapan Lama Sekolah (HLS)/Expected years of schooling (EYS)mengukurpeluangpendudukdi suatudaerahdapatmenikmatipendidikanberdasarkanrasiopenduduk
78
Data Gender dan Anak Kota Bandung
yang bersekolah di usia yang sama saat itu. Indikator ini dihitung dari penduduk umur 7 tahun ke atas yang menempuh pendidikan formal. Mengetahui HLS penduduk menginformasikan gambaran capaian pembangunan di bidang pendidikan yang dapat dinikmati atau dicapai setiapanakdidaerahtertentu.Semakintinggipeluangsekolahpadaanak, maka pembangunan di bidang pendidikan semakin menunjukkan keberhasilannya.
Angka harapan lama sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahunkeatas.Harapanlamasekolahdapatdigunakanuntukmengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkandapatdicapaiolehsetiapanak.Capaianharapanlamasekolah di Kota Bandung dalam kurun waktu 2018-2020 menunjukkan kecenderungan meningkat. Dari sebesar 14,18 (tahun 2018) menjadi 14,19 (tahun 2019), dan 14,20 (Tahun 2020), dan berdasarkan perhitungan indeks Paritas Angka harapan lama sekolah Perempuan lebihtinggidibandingkandenganAngkaharapanlamasekolahLaki-laki dalam 3 tahun terakhir (2018-2020). Perkembangan harapan lama sekolahdiKotaBandungselama2018-2020dapatdilihatpadatabel13 Tabel 13
Data Gender
79
dan Anak Kota Bandung
Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Tahun 2018-2020 No Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Satuan 2018 2019 2020 1 HarapanLamaSekolah (HLS) 14,18 14,19 14,20 Tahun 2 HarapanLamaSekolah (HLS)(IndeksParitas) 101,91 101,91 101,83 Tahun Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2020
Gambar 25
Perbandingan Angka Harapan Lama Sekolah Kota Bandung dengan Kab/Kota di Jawa Barat Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
14.20 14.06 14.00 13.92 13.80 13.47 13.45 13.41 13.23 13.12 13.09 12.97 12.69 12.53 12.50 12.48 12.25 12.25 12.23 12.22 12.22 12.11 12.09 12.07 11.99 11.91 11.87 11.70
KOTA BANDUNG CIAMIS KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA SUKABUMI KOTA TASIKMALAYA KOTA BOGOR KOTA BANJAR KOTA CIREBON BEKASI SUMEDANG BANDUNG TASIKMALAYA PROVINSI JAWA … BOGOR CIREBON INDRAMAYU SUKABUMI KUNINGAN MAJALENGKA PURWAKARTA KARAWANG PANGANDARAN CIANJUR GARUT BANDUNG BARAT SUBANG
Sumber:BPSNasional2020
Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian Harapan Lama Sekolah di antara kota-kota lain di Provinsi Jawa Barat, maka angka harapan hidup Kota Bandung menempati menempati tertinggi, diatas kota-kota lainnya. Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah kab/Kota di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2020 dilihat pada gambar
25.
Lama Sekolah Perempuan Perlu Ditingkatkan
Rata-rataLamaSekolahadalahjumlahtahunbelajarpendudukusia 15tahunkeatasyangtelahdiselesaikandalamPendidikanFormal(tidak termasuk tahun yang mengulang). Angka Rata-rata Lama Sekolah bermanfaat untuk melihat kualitas penduduk dalam hal mengenyam Pendidikan Formal. Capaian Rata-rata Lama Sekolah di Kota Bandung menunjukkan perkembangan yang positif karena terdapat peningkatan
Data Gender dan
80
Anak Kota Bandung
setiap tahunnya. Pada tahun 2018 capaian Rata-rata Lama Sekolah mencapai 10,63 kemudian pada tahun 2019 meningkat menjadi 10,74, dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 10,75, berdasarkan perhitungan indeks Paritas Angka Rata-rata lama sekolah Perempuan lebihrendahdibandingkan dengan AngkaRata-ratalamasekolahLakilakidalam3tahunterakhir(2018-2020). AngkaRata-rataLamaSekolah Kota Bandung selama kurun waktu 2018-2020 dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel
1 Rata-RataLamaSekolah (RRLS) 10,63 10,74 10,75 Tahun 2 Rata-RataLamaSekolah (RRLS)(IndeksParitas) 94,78 93,69 93,69 Tahun Sumber:BPSNasionaldanJawaBarat,2020
Jumlah Peserta Didik Jenjang PAUD/TK
JumlahpesertadidikjenjangPAUD/TKmenurutdataBPStahun2021 yaitu sebanyak 19816 dengan 477 peserta didik PAUD/TK negeri dan 19339 peserta didik PAUD/TK swasta. Jikadibandingkan dengan tahun 2019 dan 2018, jumlah peserta didik pada PAUD/TK negeri mengalami peningkatanjumlahpesertadidik.BerbandingterbalikdenganPAUD/TK swasta yang cenderung peserta didiknya mengalami penurunan setiap tahunnya.
81
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indeks Satuan
14 Perkembangan Angka Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2018-2020 No
2018 2019 2020
Gambar 26
Peserta Didik jenjang PAUD/TK
20000
15000
10000
5000
0
394 332 477
25000 2018 2019 2020
Sumber:BPSKotabandung,2021
Jumlah Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar (SD)
JumlahpesertadidikjenjangSekolahDasarmenurutdataBPStahun 2021 yaitu sebanyak 218.420 dengan 161.160 peserta didik sekolah dasar negeri dan 57.260 peserta didik sekolah dasar swasta. Untuk sekolahdasarnegeri,jumlahpesertadidik161.160dengan82.507lakilakidan78.653perempuan.Jikadibandingkandengantahunsebelumnya jumlah peserta didik sekolah dasar negeri mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Berbanding terbalik dengan sekolah dasar swasta yang mengalamai peningkatan pada tiga tahun terakhir 2018-2020.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 82
23628 23379 19339 Negeri Swasta
Gambar 27
Peserta Didik Jenjang Sekolah Dasar
87.53 83.819 85.64 81.826 82.507 78.653 28.49 26.009 29.743 27.01 30.03 27.23
L P L P L P 2018 2019 2020 Tahun
Sumber:DinasPendidikanProvinsiJawaBarat,2021.
Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Jumlah peserta didik jenjang Sekolah menengah pertama menurut data BPS tahun 2021 yaitu sebanyak 100.044 dengan 51.814 peserta didiksekolahmenegahpertamanegeridan48.230pesertadidiksekolah menengah pertama swasta. Untuk sekolah menengah negeri, jumlah pesertadidik51.814dengan25.496laki-lakidan26.318perempuan.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah peserta didik sekolah menengah pertama negeri mengalami kenaikan pada tahun 2020, meskipunpadatahun2018-2019mengalamipenurunan.Halserupapun terjadi pada sekolah menengah pertama swasta yang menmgalami kenaikanpada2018-2019namunmengalamipenurunanjumlahpeserta didikpada2020.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 83
Negeri Swasta
Gambar 28
27
26
25
24
23
22
21
25.08
27.28 24.065
28 L P L P L P 2018 2019 2020
25.895 25.496 26.318 26.4 24.173
26.802 24.783 24.878 23.352
Negeri Swasta
Sumber:DinasPendidikanProvinsiJawaBarat,2021.
Partisipasi PAUD Di Kota Bandung
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjangpendidikan tersebut. SemakintinggiAPK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjangpendidikanpadasuatuwilayah. APKPAUD menunjukan tingkat partisipasi penduduk secara umum di jenjang pendidikananakusiadini.Berdasarkandatadarikemdikbudtahun2020, saat ini APK PAUD Kota Bandung sebesar 32.00. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 APK PAUD Kota Bandung mencapai 31.88terjadipeningkatan namuntidakterlalusignifikan. Jika dibandingkandengantahun2018,Angkapartisipasikasaranakusiadini
Data
dan Anak Kota Bandung 84
Gender
Peserta Didik Jenjang Sekolah menengah Pertama
di Kota Bandung jauh mengalami penurunan. Hal ini diduga adanya covid-19 mengabkibatkan keterlibatan dalam proses pendidikan bisa terganggu.
Gambar 29 APK PAUD Kota Bandung
74.96 31.88 32 APK PAUD Sederajat 72.46 57.35 57.24 56.22 45.61 44.01 41.25 41.15 40.18 39.94 39.20 38.87 38.70 36.77 35.22 34.33 34.23 33.92 33.52 33.47 32.00 31.71 31.04 28.22 27.13 24.82 18.49 KOTA BANJAR KAB. BANDUNG … KAB. GARUT KOTA SUKABUMI KAB. TASIKMALAYA KAB. KARAWANG KOTA TASIKMALAYA KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG KOTA CIREBON KAB. SUKABUMI KAB. BEKASI KAB. PANGANDARAN KOTA DEPOK KOTA BEKASI KAB. CIREBON KAB. KUNINGAN KOTA CIMAHI KAB. MAJALENGKA KAB. BANDUNG KOTA BANDUNG KAB. CIANJUR KAB. SUBANG KAB BOGOR KAB. CIAMIS KAB. PURWAKARTA KOTA BOGOR
2018 2019 2020
Sumber:Kemdikbud,2020 Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan capaian APK PAUD diantarakotalaindiJawaBarat,makaAngkaPartisipasiKasarPAUDkota Bandung berada diposisi ke 21. Di posisi teratas ditempati kota bajar dengan72,46%kemudiandisusulolehkab.BandungBarat57.35%dan posisiketigaolehgarut57,25.PerbandinganAPKPAUDKab/KotadiJawa Baratdapatdilihatpadagambar30. Gambar 30 APK PAUD Kab/Kota di Jawa Barat Sumber:Kemdikbud,2020
Data
85
Gender dan Anak Kota Bandung
Partisipasi Sekolah Dasar di Kota Bandung
Nilai Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan salah satu indikator tercapainya pembangunandalambidangpendidikandisuatu wilayah. Angka partispasi murni jenjang pendidikan dasar pada tahun 2020yaitusebesar99,06%.Jikadibandingkandengantahunsebelumnya APM Kota Bandung meningkat dari tahun 2019 sebesar 98.73%. Selanjutnya, apabila dibandingkang dengan capaian APM SD diantara kotalaindiJawaBarat,makaAngkaPartisipasiMurniSDKotaBandung berada diposisi 12 dibandingkan dengan APM kabupaten/kota lain di JawaBarat.
Gambar 31 APK, APM, APS SD di Kota Bandung
97.73 105.84 99.89 96.59 103.92 99.8 94.83 105.58 99.68
APM SD Sederajat APK SD Sederajat APS Usia 7-12 Tahun 2018 2019 2020
Sumber:KEMDIKBUD,2020,BPSKotaBandung2021. Selain APM, tingkat partisipasi sekolah didorong oleh Angka Partisipasikasar(APK). Berdasarkandatadarikemdikbudtahun2020, bahwaangkapartisipasikasarSDdi KotaBandungsebesar103,06. Jika dibandingkandengantahunsebelumnyaterjadipeningkatannilaiAPKSD dari tahun 2019-2020. Selain itu jika dilihat berdasarkan urutan APK
Data
86
Gender dan Anak Kota Bandung
kab/kotadiJawaBarat, posisi Kota
Bandungberada
diurutan 10ndari 27kab/kotadiJawaBarat.
Gambar 32
APM Sekolah Dasar Kab/Kota di Jawa Barat
94.83 82.00 84.00 86.00 88.00 90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00 102.00
Sumber:Kemdikbud,2020
Gambar 33
APK Sekolah Dasar Kab/Kota di Jawa Barat
Kab. Bekasi Kab. Kuningan Kab. Bogor Kota Bogor Kab. Cirebon Kota Bekasi Kab. Sumedang Kab. Purwakarta Kab. Garut Kab. Majalengka Kab. Karawang Kota Bandung Kab. Subang Kota Cirebon Kota Sukabumi Kab. Bandung Kota Banjar Kab. Pangandaran Kota Depok Kab. Sukabumi Kab. Tasikmalaya Kota Cimahi Kab. Indramayu Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Bandung Barat Kota Tasikmalaya 105.58 94.00 96.00 98.00 100.00 102.00 104.00 106.00 108.00 110.00
Kab. Bogor Kab. Kuningan Kab. Bekasi Kab. Purwakarta Kota Bogor Kab. Garut Kab. Sumedang Kab. Majalengka Kab. Cirebon Kota Bandung Kab. Tasikmalaya Kab. Karawang Kota Banjar Kab. Sukabumi Kab. Subang Kota Bekasi Kab. Pangandaran Kota Cimahi Kota Sukabumi Kab. Bandung Kota Cirebon Kab. Ciamis Kota Depok Kab. Indramayu Kab. Cianjur Kota Tasikmalaya Kab. Bandung Barat
Sumber:Kemdikbud,2020
87
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Gender dan Anak Kota Bandung
Kemudian setelah APM dan APK, pengukuran indikator pembangunanbidangpendidikanjugadidukungolehAngkaPartsisipasi Sekolah(APS).APSKotaBandungpadatahun2020sebesar99,68%.Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka APS Kota Bandung mengalamipenurunansebesar0,12%.
Partisipasi Sekolah Menengah Pertama
Nilai Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan salah satu indikator tercapainya pembangunandalam bidang pendidikan suatu wilayah. Termasuk pada jenjang pendidikan menengah pertama (SMP). Padatahun2020,MenurutdataKemdikbudAngkaPartisipasiMurniSMP Kota Bandung sebesar 80,54. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, APM Kota Bandung tahun 2020 meningkat dibandingkan tahun2019sebesar79,83
Gambar 34
APM, APK, APS SMP di Kota Bandung Sumber:KEMDIKBUD,2020,BPSKotaBandung2021.
79.83 86.26 96.47 80.54 87.13 96.42 APM SMP Sederajat APK SMP Sederajat APS Usia 13-15 Tahun Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
83.67 104.8 96.81
88
Data
Selain itu jika dilihat berdasarkan urutan APM kab/kota di Jawa Barat,posisiKotaBandungberadadiurutan9dari27kab/kotadiJawa Barat.
Gambar 35 APM SMP Kab/Kota di Jawa Barat
80.54 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 Kota Bekasi Kota Depok Kota Bogor Kota Cirebon Kota Sukabumi Kab. Purwakarta Kab. Kuningan Kab. Bekasi Kota Bandung Kab. Subang Kota Tasikmalaya Kab. Bogor Kota Cimahi Kab. Sumedang Kab. Majalengka Kab. Bandung Kab. Bandung Barat Kab. Cirebon Kab. Karawang Kota Banjar Kab. Ciamis Kab. Cianjur Kab. Pangandaran Kab. Garut Kab. Sukabumi Kab. Tasikmalaya Kab. Indramayu
Sumber:Kemdikbud,2020 Selanjutnya yaitu Angka Partisipasi kasar (APK). Angka Partisipasi
Kasar Kota Bandung pada tahun 2020 menurut data dari kemdikbud yaitu sebesar 87,13. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya APK Kota Bandung mengalami peningkatan sebesar 0,87%. Selain itu jika dilihat berdasarkan urutan APK kab/kota di Jawa Barat, posisi Kota Bandungberadadiurutan12 dari27kab/kotadiJawaBarat.
Kemudian setelah APM dan APK, pengukuran indikator pembangunanbidangpendidikanjugadidukungolehAngkaPartsisipasi Sekolah (APS). APS Kota Bandung jenjang SMP pada tahun 2020 yaitu sebesar 96,42. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, APS Kota Bandung mengalami penurunan sebesar 0,05%. Pada tahun 2019, APS KotaBandungsebesar96,47%.
Data
89
Gender dan Anak Kota Bandung
90.00 92.00 94.00 96.00 98.00 100.00 102.00 104.00 106.00
Gambar 36
APK SMP Kab/Kota di Jawa Barat
100.10
Kab. Purwakarta Kota Sukabumi Kota Cirebon Kota Banjar Kab. Cianjur Kota Bogor Kota Tasikmalaya Kab. Bogor Kab. Subang Kota Bekasi Kota Depok Kota Bandung Kab. Majalengka Kab. Sumedang Kab. Kuningan Kab. Pangandaran Kab. Bandung Barat Kota Cimahi Kab. Cirebon Kab. Ciamis Kab. Sukabumi Kab. Bandung Kab. Bekasi Kab. Karawang Kab. Tasikmalaya Kab. Garut Kab. Indramayu
Sumber:Sumber:Kemdikbud,2020
Masih Terjadi Putus Sekolah pada Jenjang Pendidikan Dasar Angka putus sekolah menunjukkan tingkat putus sekolah di suatu jenjang pendidikan. Di Kota Bandung Pada jenjang Sekolah Dasar menurut data dari dinas pendidikan provinsi jawa barat, angka putus sekolah jenjang pendidikan dasar pada tahun 2020 sebanyak 1 siswa. SiswatersebutberasaldariSekolahDasarswastadiKotaBandung. Jika dibandingkan dengan data tiga tahun terakhir, jumlah putus sekolah jenjang Sekolah Dasar mengalami penurunan yang sangat signifikan sehingga hal ini memberikan dampak baik bagi kualitas pendidikan di KotaBandung.
Selain tingkat SekolahDasar,angkaputussekolahjugaterjadipada tingkat menengah. pada jenjang Sekolah Menengah Pertama, jumlah putus sekolah yang terajdi pada tahun 2020 sebnayak 3 kasus. Latar belakang sekolah peserta didik yang mengalami putus sekolah yaitu berasaldarisekolahswastadiKotaBandung.Jikadibandingkandengan
Data Gender
Bandung 90
dan Anak Kota
Data Gender dan Anak Kota Bandung
data 3 tahun terakhir, Kota Bandung mampu menurunkan angka putus sekolahsangatsignifikansehinggahalinimembawadampakpositifbagi pendidikan.
Gambar 37 Angka Putus Sekolah di Kota Bandung
46 76 104 45 0 1 53
Negeri
2018 2019 2020
327 9 37 0 3 Sekolah Dasar
Sumber:DinasPendidikanProvinsiJawaBarat,2020
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Perempuan Mendominasi untuk Guru dan Kepala Sekolah
Jumlah guru dan kepala sekolah di Kota Bandung berdasarkan jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).BerdasarkandatastatistikpendidikanDinaspendidikanprovinsi JawaBarattahun2021berjumlah8276yangdipilahberdasarkanstatus sekolah dan jenis kelamin. Untuk sekolah negeri jumlah kepala sekolah dan guru sebanyak 5760 orang dengan 1358 laki-laki dan 4402 perempuan. Sementara itu untuk Sekolah Dasar swasta terdapat 2516 guru dan kepala sekolah dengan 686 orang laki-laki dan 1830 perempuan.Jikadibandingkandengantigatahunterakhirjumlahkepala sekolah dan guru di tingkat Sekolah Dasar cenderung mengalami peningkatandanpenurunandaritahunketahun.
91
Negeri Swasta
Swasta Negeri Swasta
Sekolah menengah Pertama
PadajenjangSekolahMenengahPertama,berdasarkandatastatistik pendidikan Dinas pendidikan provinsi Jawa Barat tahun 2021. Jumlah gurudankepalasekolahsebanyak3025yangdipilahberdasarkanstatus sekolah dan jenis kelamin. Untuk sekolah negeri jumlah kepala sekolah dan guru sebanyak 2170 orang dengan 1555 laki-laki dan 615 perempuan. Sementara itu untuk Sekolah Menengah Pertama swasta terdapat 2440 guru dan kepala sekolah dengan 970 orang laki-laki dan 1470 perempuan. Jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhir jumlah Kepala Sekolah dan guru di tingkat sekolah menengah cenderung mengalamipeningkatandanpenurunandaritahunketahun. Gambar 38
Jumlah Kepala Sekolah dan Guru SD Berdasarkan Jenis Kelamin
DinasPendidikanProv.JawaBarat,
Data
92
Gender dan Anak Kota Bandung
Sumber:
2021 L P L P L P 2018 2019 2020 2018 2019 2020 L P L P L P Negeri 1.626 5.241 521 1665 1358 4402 Swasta 932 2.308 481 1188 686 1830
Gambar 39
Jumlah
L P L P L P 2018 2019 2020 2018 2019 2020 L P L P L P
Negeri 748 1699 296 653 615 1,555 Swasta 1190 1644 714 997 970 1,470
Sumber:DinasPendidikanProv.JawaBarat,2021
Selainberdasarkanjeniskelamindanstatussekolah,jumlahgurudan kepala sekolah juga dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan. Berdasarkandatagambardibawahini,jumlahgurudankepalasekolah yang mengajar di Sekolah Dasar dengan tingkat pendidikan di bawah sarjanapadatahun2020yaitusebanyak256orangdengan153laki-laki dan 103 perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah kepala sekolah dan guru yang memiliki tingkat pendidikan di bawah sarjana semakin berkurang setiap tahunnya. Sehingga semakin banyak guru dan kepala sekolah yang menamatkan jenjang pendidikan lebihdariS1. Kemjudiandiperkuatolehdatapada gambardibawahini bahwa jumlah pendidik Sekolah Dasar yang memiliki latar belakang pendidikanlebihdariS1daritigatahunterakhirmengalamipeningkatan
93
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Kepala Sekolah Dan Guru SMP Berdasarkan Jenis Kelamin
Data Gender dan Anak Kota Bandung
sehingga semakin banyak guru dan kepala sekolah yang memiliki latar belakangatautingkatpendidikanyangtinggi. Tenaga Kependidikan Gambar 40
Jumlah Tenaga Kependidikan berdasarkan Jenis Kelamin di Kota Bandung
L P L P L P 2018 2019 2020 2018 2019 2020 L P L P L P
SekolahDasar Negeri 315 157 323 162 413 226 SekolahDasar Swasta 129 176 147 179 141 190 SekolahmenengahPertama Negeri 382 201 378 196 318 212 SekolahmenengahPertama Swasta 269 230 305 248 303 240
Sumber:DinasPendidikanProvinsiJawaBarat,2021 Jumlah Tenaga kependidikan di Kota Bandung berdasarkan jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Berdasarkan data statistik pendidikan Dinas pendidikan provinsi Jawa Barat tahun 2021 bahwa jumlah tenaga kependidikan jenjang Sekolah Dasar tahun 2020 yaitu 960 tenaga kependidikan yang dipilah berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin. Untuk sekolah negeri jumlah tenaga kependidikan tahun 2020 berjumlah 639 orang dengan 413 laki-laki dan 226 perempuan. Sementara itu untuk Sekolah Dasar swasta terdapat 331 orang tenaga kependidikan yang dibagi 141 orang
94
Gender dan Anak Kota Bandung
laki-laki dan 190 perempuan. Jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhirjumlahtenagakependidikanditingkatSekolahDasarcenderung mengalamipeningkatandaritahunketahun.
Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2020 yaitu sebanyak 1073 tenaga kependidikan yang dipilah berdasarkan status sekolah dan jenis kelamin. Untuk sekolah negeri jumlah tenaga kependidikan tahun 2020 berjumlah 530 dengan 318 laki-laki dan 212 perempuan. Sementara itu untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)swastajumlahtenagakependidikansebanyak543orang,dengan 303 laki-laki dan 240 perempuan. Jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhir,jumlahtenagakependidikanSMPNegerimengalamipenurunan jumlah sementara pada Sekolah Menengah Pertama swasta jumlah tenaga kependidikan cenderung mengalami kenaikan yang fluktuatif. Perkembangantersebutdapatdilihatpadagambar40. Selain berdasarkan jeniskelamindan statussekolah,jumlahtenaga kependidikan juga dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan yaitu sekolah menengah dan lebih dari sekolah menengah. Menurut data statistik pendidikan dinas pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2020, pada jenjang Sekolah Dasar jumlah tenaga kependidikan yang memiliki latar belakag pendidikan sekolah menengah yaitu sebanyak 130 orang dengan80laki-lakidan50perempuan.Sedangkantenagakependidikan yang memiliki latar belakang pendidikan lebih dari sekolah menengah yaitusebanyak840orangdengan559laki-lakidan281perempuan.Jika dibandingkandengantahunsebelumnya,kecenderunganjumlahtenaga kependidikan yang memiliki latar belakang pendidikan menengah menurun setiap tahunnya sementara tenaga kependidikan berlatarbelakanglebihdarisekolahmenengahsemakinmeningkatsetiap tahunnya sehingga hal ini memiliki makna bahwa tenaga kependidikan
Data
95
Data Gender dan Anak Kota Bandung
yang berlatarbelakang pendidikan sekolah memengah sudah mulai mengupgradedanmenamatkanpendidikankejenjangyanglebihtinggi.
Gambar 41
Jumlah tenaga Kependidikan berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Bandung
L P L P L P 2018 2019 2020 2018 2019 2020 L P L P L P
SekolahDasar SM 174 141 45 49 80 50 SekolahDasar >SM 298 164 440 277 559 281
SekolahmenengahPertama SM 374 291 145 305 140 127 SekolahmenengahPertama >SM 2019 208 429 248 390 416
Sumber:DinasPendidikanProvinsiJawaBarat,2021 Pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jumlah tenaga kependidikan yang memiliki latar belakang pendidikan sekolah menengahyaitusebanyak267dengan140laki-lakidan127perempuan. Sedangkantenagakependidikanyangmemilkilatarbelakangpendidikan yanglebihtinggidarisekolahmenengahsebanyak806dengan390lakilaki dan 416 perempuan. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,kecenderunganjumlahtenagakependidikanyangmemiliki latar belakang pendidikan menengah menurun setiap tahunnya sementara tenaga kependidikan berlatarbelakang lebih dari sekolah menengahsemakinmeningkatsetiaptahunnyasehinggahalinimemiliki makna bahwa tenaga kependidikan yang berlatarbelakang pendidikan
96
sekolah menengah pertama sudah mulai meningkatkan kualifikasi pendidikandanmenamatkanpendidikankejenjangyanglebihtinggi.
Lembaga Pendidikan
TK/PAUD
JumlahTK/PAUDdiKotaBandungtahun2020menurutdataBadan PusatStatistik(2021),yaitusebanyak479dimana4TKberstatusnegeri dan 475 PAUD/TK berstatus swasta. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah PAUD/TK negeri di Kota Bandung tidak banyak mengalami perubahann hanya bertambah satu PAUD negeri dari tahun 2019-2020. Berbanding terbalik dengan jumlah TK/PAUD swasta yang mengalami penurunan tiga tahun terakhir. Diduga penurunan jumlah TK/PAUDSwastadiKotaBandungterjadiakibatpandemicovid-19yang mengakibatkan pertemuan tatap muka pembelajaran dibatasi bahkan dialihkanmelaksanakanpembelajaaranonline.
Gambar 42
Jumlah Sekolah TK/PAUD
97
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Sumber:BPSKota
2021 3 492 3 494 4 475 Negeri Swasta
Bandung,
Jika dilihat berdasarkan kecamatan, TK/PAUD di Kota Bandung sudahtersebardiseluruhkecamatandiKotaBandungsehinggatidakada kecamatan yang tidak memiliki TK/PAUD. Namun peta persebaran tersebut diisi oleh PAUD yang memiliki status swasta sementara PAUD/TKyangberstatusnegerihanyaberadadibeberapakecamatandi Kota Bandung seperti Bojongloa Kaler, Batununggal dan Kecamatan Coblong. Berikut jumlah PAUD/TK berdasarkan kecamatan di Kota Bandung.
Data Gender
98
dan Anak Kota Bandung
No
Sekolah Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Tabel 15 Data Sekolah Tingkat TK berdasarkan Kecamatan di Kota Bandung
Kecamatan
1 BandungKulon 0 19 19 19 2 BabakanCiparay 0 12 12 12 3 BojongloaKaler 1 14 1 14 1 14 4 BojongloaKidul 0 10 10 10 5 Astanaanyar 0 14 14 13 6 Regol 0 16 16 14 7 Lengkong 0 19 19 19 8 BandungKidul 0 9 9 9 9 BuahBatu 0 17 18 18 10 Rancasari 0 22 21 18 11 Gedebage 0 14 13 12 12 Cibiru 0 12 12 12 13 Panyileukan 0 11 11 11 14 Ujungberung 0 19 20 18 15 Cinambo 0 6 8 7 16 Arcamanik 0 23 23 22 17 Antapani 0 17 17 18
Sekolah
Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 18 Mandalajati 0 16 16 15 19 Kiaracondong 0 21 21 21 20 Batununggal 1 14 1 14 2 14 21 SumurBandung 0 11 11 10 22 Andir 0 17 17 16 23 Cicendo 0 20 20 20 24 BandungWetan 0 15 15 12 25 CibeunyingKidul 0 27 27 27 26 CibeunyingKaler 0 19 19 19 27 Coblong 1 28 1 28 1 28 28 Sukajadi 0 16 16 14 29 Sukasari 0 21 21 19 30 Cidadap 0 13 13 14 Sumber:BPSKotaBandung,2019,2020,2021
Sekolah Dasar
Jumlah Sekolah Dasar di Kota Bandung tahun 2020 menurut data BadanPusatStatistik(2021),yaitusebanyak472dimana274berstatus negeri dan 198 SD berstatus swasta. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnyajumlahSDnegeridiKotaBandungtidakbanyakmengalami perubahann hanya yaitu berjumlah 274 dari tahun 2018-2020. Berbanding terbalik dengan jumlah SD Swasta yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 201 pada tahun 2019 menjadi 198padatahun2020.
99
Data Gender dan Anak Kota Bandung
No Kecamatan
Gambar 43
jumlah Sekolah Dasar di Kota Bandung
Sumber:BPSKotaBandung,2021 Jikadilihatberdasarkankecamatan,SekolahDasardiKotaBandung sudahtersebardiseluruhkecamatandiKotaBandungsehinggatidakada kecamatanyangtidakmemilikiSekolahDasar.
Tabel 16
100
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Data Sekolah Tingkat SD berdasarkan Kecamatan No Kecamatan Sekolah Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 1 BandungKulon 17 10 17 10 17 10 2 BabakanCiparay 13 7 13 6 13 6 3 BojongloaKaler 5 5 5 8 5 7 4 BojongloaKidul 7 7 7 7 7 7 5 Astanaanyar 11 6 11 6 11 5 6 Regol 13 9 13 9 13 9 7 Lengkong 11 11 11 13 11 11 8 BandungKidul 6 3 6 4 6 4 9 BuahBatu 9 3 9 4 9 4 10 Rancasari 5 3 5 3 5 4 274 193 274 201 274 198 Negeri Swasta
Gedebage 5 2 5 2 5 2 12 Cibiru 12 2 12 2 12 2 13 Panyileukan 5 3 5 3 5 3 14 Ujungberung 7 1 7 1 7 1 15 Cinambo 2 - 2 - 216 Arcamanik 10 7 10 8 10 8 17 Antapani 10 4 10 4 10 4 18 Mandalajati 10 3 10 4 10 4 19 Kiaracondong 13 4 13 4 13 4 20 Batununggal 10 6 10 6 10 6 21 SumurBandung 5 9 5 9 5 10 22 Andir 6 18 6 18 6 18 23 Cicendo 15 12 15 12 15 12 24 BandungWetan 2 15 2 15 2 15 25 CibeunyingKidul 10 6 10 6 10 6 26 CibeunyingKaler 6 4 6 4 6 4 27 Coblong 14 8 14 8 14 8 28 Sukajadi 13 10 13 10 13 9 29 Sukasari 15 7 15 7 15 7 30 Cidadap 7 8 7 8 7 8
Data Gender dan Anak Kota Bandung 101
Kecamatan
Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
/MTs
No
Sekolah
11
SMP/MTS Jumlah Sekolah Menengah Pertama
di Kota Bandung tahun 2020 menurut data Badan Pusat Statistik (2021), yaitu sebanyak 251 sekolah, 62 berstatus negeri dan 189 SMP/MTS berstatus swasta. Jika dibandingkandengantahunsebelumnyajumlahSMP/MTSnegeridiKota Bandung tidak banyak mengalami perubahann, penambahan sekolah terjadi pada tahun 2018-2019 sebanyak 5 sekolah. Sementara itu
SMP/MTSswastajugamengalamipenambahandanpengurangandalam tigatahunterakhiryaitu185sekolahpada2018,191sekolahpada2019 dan189sekolahpadatahun2020.
Gambar 44 Jumlah SMP/MTs
Sumber:BPSKotaBandung,2021 Jika dilihat berdasarkan kecamatan, sebaran Sekolah Menengah PertamabaiknegerimaupunswastadiKotaBandungsudahtersebardi seluruhkecamatandiKotaBandungsehinggatidakadakecamatanyang tidakmemilikiSekolahMenengahPertama.
Data
102
Gender dan Anak Kota Bandung
Data Sekolah Tingkat SLTP/SMP No Kecamatan Sekolah Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta 1 BandungKulon 2 6 2 6 2 6 2 BabakanCiparay 3 2 3 2 3 2 3 BojongloaKaler 2 7 2 7 2 7 4 BojongloaKidul 1 8 1 8 1 8 5 Astanaanyar 1 5 1 5 1 5 6 Regol 4 8 5 8 5 8 57 185 62 191 62 189 Negeri Swasta
Tabel 17
No
Sekolah
7 Lengkong 2 12 2 12 2 11 8 BandungKidul 1 2 1 2 1 2 9 BuahBatu 2 4 2 4 2 4 10 Rancasari 2 1 2 - 211 Gedebage 1 - 1 1 1 1 12 Cibiru 1 5 1 5 1 5 13 Panyileukan 1 6 1 6 1 6 14 Ujungberung 2 8 2 9 2 9 15 Cinambo - 2 - 2 - 2 16 Arcamanik 1 9 1 11 1 11 17 Antapani 2 4 2 4 2 4 18 Mandalajati 1 2 2 2 2 2 19 Kiaracondong 2 6 2 7 2 7 20 Batununggal 3 4 4 4 4 4 21 SumurBandung 2 8 2 9 2 9 22 Andir 4 15 4 15 4 14 23 Cicendo 3 14 3 14 3 14 24 BandungWetan 4 8 4 8 4 8 25 CibeunyingKidul 2 5 3 5 3 5 26 CibeunyingKaler 1 6 2 6 1 6 27 Coblong 2 9 2 10 3 10 28 Sukajadi 1 4 1 4 1 4 29 Sukasari 3 9 3 9 3 9 30 Cidadap 1 6 1 6 1 6 Sumber:BPSKotaBandung,2021
JUMLAH SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL
Lembaga satuan pendidikan non formal di Kota Bandung dibagi kedalam beberapa satuan diantaranya lembaga kursus dan pelatihan
Data
103
Gender dan Anak Kota Bandung
Kecamatan
Sekolah Sekolah Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
(LKP),
(PKBM),
Kegiatan Belajar (SKB) dan Pondok Pesantren (PONPES). Keempat satuan pendidikan non-formal tersebut dipilah berdasarkan status lembaga negeridanswasta.Berdasarkandatadarikemdikbudtahun2020,jumlah lembaga kursus dan pelatihan di Kota Bandung berjumlah 175 LKP. Semuanya merupakan lembaga kursus dan pelatihan yang berstatus swasta.SementaratidakterdapatLKPberstatusnegeridiKotaBandung. Selanjutnya yaitu pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), Kota Bandung memiliki 94 PKBM yang aktif hingga saat ini. PKBM yang berkembang di Kota Bandung merupakan PKBM Swasta yang dikelola oleh masyarakat. Kemudian sanggar kegiatan belajar (SKB). SKB merupakan lembaga pendidikan non formal yang berstatus negeri sehingga jumlahnya pun sangat terbatas. Di Kota Bandung, SKB hanya berjumlah 1 lembaga yaitu berada di Kecamatan Babakan Ciparay. TerakhiryaituPondokpesantren.Pondokpesantrenmerupakanlembaga pendidikan non formal yang bergerak dalam bidang pendidikan keagamaan.SaatinidiKotaBandungterdapat13pondokpesantrenyang berkembang.Semuapesantrenyangadamerupakanpesantrenberstatus swasta. Gambar 45 Jumlah Lembaga PNF Sumber:Kemdikbud,2020
104
Data Gender dan Anak Kota Bandung
0 100 200 LKP
0 0 1 0 175 94 0 13
Pusat Kegiatan belajar masyarakat
Sanggar
PKBM SKB PONPES
Negeri Swasta
Tabel 18
Jumlah Satuan Pendidikan Non Formal di Kota Bandung Tahun 2020
1 Kec.BandungKulon 0 4 4 0 5 5 0 0 0 0 1 1 10
2 Kec.BabakanCiparay 0 4 4 0 2 2 1 0 1 0 0 0 7
3 Kec.BojongLoaKaler 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 4
4 Kec.BojongLoaKidul 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 5 Kec.Astanaanyar 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 3
6 Kec.Regol 0 8 8 0 4 4 0 0 0 0 0 0 12 7 Kec.Lengkong 0 15 15 0 6 6 0 0 0 0 0 0 21
8 Kec.BandungKidul 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2
9 Kec.Buahbatu 0 8 8 0 2 2 0 0 0 0 0 0 10 10 Kec.Rancasari 0 8 8 0 1 1 0 0 0 0 2 2 11
11 Kec.Cibiru 0 4 4 0 5 5 0 0 0 0 2 2 11 12 Kec.Ujungberung 0 4 4 0 4 4 0 0 0 0 1 1 9 13 Kec.Arcamanik 0 5 5 0 4 4 0 0 0 0 1 1 10
14 Kec.Kiaracondong 0 4 4 0 7 7 0 0 0 0 0 0 11
15 Kec.Batununggal 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3
16 Kec.SumurBandung 0 10 10 0 4 4 0 0 0 0 0 0 14
17 Kec.Andir 0 16 16 0 3 3 0 0 0 0 1 1 20
18 Kec.Cicendo 0 7 7 0 2 2 0 0 0 0 0 0 9 19 Kec.BandungWetan 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
20 Kec.CibeunyingKidul 0 8 8 0 5 5 0 0 0 0 0 0 13
21 Kec.CibeunyingKaler 0 9 9 0 3 3 0 0 0 0 0 0 12 22 Kec.Coblong 0 13 13 0 4 4 0 0 0 0 1 1 18 23 Kec.Sukajadi 0 10 10 0 5 5 0 0 0 0 0 0 15
105
Data Gender dan Anak Kota Bandung
No. NamaLembaga LKP PKBM SKB PONPES TOTAL N S JML N S JML N S JML N S JML TOTAL 0 175 175 0 94 94 1 0 1 0 13 13 283
Data Gender dan Anak Kota Bandung
No. NamaLembaga
TOTAL 0 175 175 0 94 94 1 0 1 0 13 13 283 24 Kec.Sukasari 0 8 8 0 6 6 0 0 0 0 0 0 14 25 Kec.Cidadap 0 4 4 0 0 0 0 0 0 0 2 2 6 26 Kec.Gedebage 0 3 3 0 1 1 0 0 0 0 0 0 4 27 Kec.Panyileukan 0 3 3 0 4 4 0 0 0 0 0 0 7 28 Kec.Cinambo 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 3 29 Kec.Mandalajati 0 2 2 0 6 6 0 0 0 0 0 0 8 30 Kec.Antapani 0 7 7 0 3 3 0 0 0 0 1 1 11
Sumber:Kemdikbud,2020
106
LKP PKBM SKB PONPES TOTAL N S JML N S JML N S JML N S JML
Gender Bidang Kesehatan
Masih Terjadi Kasus Kematian Bayi (AKB) dalam 3 tahun terakhir Angka kematian bayi menjelaskan kemungkinan kematian bayi dalam 1.000 kelahiran hidup di suatu wilayah dalam periode tertentu. Angka kematian bayi selalu digunakan untuk menentukan derajat kesehatandisuatuwilayah.DiKotaBandungjumlahkasuskematianbayi padatahun2020sebanyak82kasuskematian.Jikadibandingkan3tahun sebelumnya, jumlah ini menurun cukup tajam yaitu sebanyak 32 kasus kematianbiladibandingkandengandengantahun2019dan31kasusjika dibandingkandengantahun2018.Penurunanjumlahkematianinitidak lepas dari peran pemerintah Kota Bandung dalam melakukan upaya operasionalberupapenguatan puskesmasdan jaringannya, manajemen program dan sistem rujukan serta pembiayaan (Profil Kesehatan Kota Bandung,2020hlm.19).
Perbandingan jumlah kematian bayi di Kota Bandung tiga tahun terakhirtampakpadagambar46.
Gambar 46
Data
107
Gender dan Anak Kota Bandung
Grafik Perbandingan Jumlah Kematian Bayi Tahun 2018-2020
Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Jika dilihat secara kewilayahan, jumlah kematian bayi terbanyak padatahun2020terjadidikecamatanSukajadidengan10kasus, tahun 2019diKecamatanAndirdengan 15Kasus dan padatahun2018kasus tertinggiterjadidikecamatanBojongloaKiduldengan19Kasus. Jumlah kematian bayi di Kota Bandung tahun 2019-2020 berdasarkan kecamatantampakpadatabeldibawahini:
Tabel 19 Jumlah angka kematian bayi berdasarkan kecamatan di Kota Bandung Tahun 2018-2020 No KECAMATAN Tahun 2018 2019 2020 1 SUKASARI 2 3 0 2 SUKAJADI 8 13 10 3 CICENDO 6 2 1 4 ANDIR 6 15 6 5 CIDADAP 6 4 3 6 COBLONG 9 9 9 7 BANDUNGWETAN 3 1 1 8 SUMURBANDUNG 1 3 4 9 CIBEUNYINGKALER 2 1 0 10 CIBEUNYINGKIDUL 3 7 2 11 KIARACONDONG 8 4 4 12 BATUNUNGGAL 5 6 3 13 LENGKONG 3 2 1 14 REGOL 1 3 0 15 ASTANAANYAR 1 3 0 16 BOJONGLOAKALER 3 1 2 17 BOJONGLOAKIDUL 19 2 2 18 BABAKANCIPARAY 4 2 2 19 BANDUNGKULON 1 8 7 20 ANTAPANI 3 3 1 21 MANDALAJATI 3 1 6 22 ARCAMANIK 1 1 2
Data Gender
108
dan Anak Kota Bandung
No KECAMATAN
Tahun 2018 2019 2020 23
UJUNGBERUNG 1 3 2 24 CINAMBO 2 3 1 25 CIBIRU 1 3 1 26 PANYILEUKAN 0 0 1 27 GEDEBAGE 2 0 3 28 RANCASARI 6 4 2 29 BUAHBATU 1 1 1 30 BANDUNGKIDUL 2 6 5
Jumlah 113 114 82 Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
KematianbayiyangterjadidiKotaBandungpadatahun2018-2020 menurut profil kesehatan kota Bandung tahun 2018-2020 disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya BBLR, asfiksia, kelainan bawaan, pneumonia,sepsisdandiare. Masih Terjadi Kasus Kematian Pada Balita (AKABA)
Angka kematian balita (AKABA) adalah besaran permasalahan kematian Balita yang digambarkan dengan jumlah kematian anak berumur 0 -59 bulan dibagi dengan populasi Balita pada setiap 1.000 Balitapadaperiodetertentu.Jumlahkematianbalitayangditampilkandi dalam data ini menurut Profil Kesehatan Kota Bandung yaitu kematian Balitausia(12bulan–59bulan).
JumlahkematianBalita(12-59bulan)pada2020sebanyak10kasus menurun 17 kasus dari tahun sebelumnya yang sebanyak 27 kasus. Namun jika dibandingkan dengan tahun 2018, terjadi penurunan sebanyak 12 kasus dari 22 kasus yang terjadi sepanjang tahun 2018. Grafik berikut ini menggambarkan jumlah kematian balita dari tahun 2018-2020diKotaBandung.
109
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Gambar 47
Jumlah
tahun 2018-2020
Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Indikator angka kematian Balita merefleksikan secara langsung kualitas kelangsungan hidup anak dan kelangsungan kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kematian Balita penting untuk diketahui hubungannya dengan permasalahan kesehatan anak dan faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap kematian anak seperti infeksi, gizi dan lain-lain(ProfilKesehatanKotaBandung,2020). Masih Terjadi Kasus Kematian Ibu (AKI) dalam 3 Tahun Terakhir
Kematianibuadalahkematianselamakehamilan,ketikapersalinan, atau dalam 42 hari periode setelah berakhirnya kehamilan yang disebabkan oleh semua kondisi kehamilan dan efek penanganannya, di luar penyebab kecelakaan. AKI dihitung sebagai jumlah kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup di wilayah tertentu pada periode tertentu.
110
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Kematian Balita (12-59 bulan) dari
Sepanjangtahun2020diKotaBandungterdapat28kasuskematian ibu dari 34.366 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu di tahun 2020 menurun satu kasus dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 29 kasus. Perbandingan jumlah kematian ibu dari tahun 2018-2020 dapat diperhatikanpadagambardibawahini.
Gambar 48 Angka Kematian Ibu (AKI)
Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020 Berdasarkan gambar di atas, dalam tiga tahun terakhir angka kematian ibu tertinggi terjadi pada tahun 2018 dan 2019 dengan 29 kasus,kemudian pada 2020 dengan 28 kasus. Jika dilihat berdasarkan kecamatan, kasustertinggipadatahun 2018 yaitukecBabakanCiparay danSukajadidengan3kasus,2019kecRegoldengan6kasus,dan2020 yaitukecCoblongdengan5kasus.
111
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Jumlah angka kematian Ibu berdasarkan kecamatan di Kota Bandung Tahun 2018-2020
Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Jika dilihat dari penyebabnya, menurut profil kesehatan Kota Bandung tahun 2020, penyebab kematian ibu diataranya: pendarahan, hipertensi pada kehamilan, infeksi, gangguan sistem pendarahan dan penyebab lainnya. Dalam rangka menekan jumlah kematian ibu, pemerintahKotaBandungtelahmelakukanberbagaiupayadiantaranya penguatanpuskesmasdanjaringannya,manajemenprogram,dansistem rujukandanpembiayaanberupa: 1)
PendistribusianbukuKIAhinggasesuaidengansasaranibuhamil
PembentukantimpenyelamatibudanbayiKotaBandung 3) OptimalisasipencatatandanpelaporanKIA-KB
ReorganisasitimAMPKotaBandung
Pengalokasian anggaran Jampersal untuk ibu hamil dan bayi baru lahirdarikalanganmasyarakattidakmampu.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 112 SUKASARI SUKAJADI CICENDO ANDIR CIDADAP COBLONG BANDUNG WETAN SUMUR BANDUNG CIBEUNYING KALER CIBEUNYING KIDUL KIARACONDONG BATUNUNGGAL LENGKONG REGOL ASTANAANYAR BOJONGLOA KALER BOJONGLOA KIDUL BABAKAN CIPARAY BANDUNG KULON ANTAPANI MANDALAJATI ARCAMANIK UJUNGBERUNG CINAMBO CIBIRU PANYILEUKAN GEDEBAGE RANCASARI BUAHBATU BANDUNG KIDUL 2 3 1 2 0 1 0 0 0 0 1 0 2 1 2 2 2 3 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 2 1 0 0 0 0 5 4 0 0 0 1 1 1 0 6 1 1 0 1 2 2 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 3 0 5 0 0 0 3 2 1 0 0 3 0 2 0 0 1 1 1 2 0 0 0 1 1 0 0 2018
2019 2020 Gambar 49
2)
4)
5)
Terjadi Penurunan Persentase Pemeriksaan Ibu Hamil Pada Masa Pandemik
Pemeriksaan ibu hamil pada masa kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini oleh bidan dan dokter, dimaksudkan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga dapat menjaga kesehatan dirinya dan janin serta mempersiapkan persalinan, nifas dan pemberian ASI hingga mengembalikan kesehatan reproduksinya.
Indikator K1 adalah adalah proporsi kelahiran yang mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil minimal 1 kali tanpa memperhitungkan periode waktu pemeriksaan. Sementara K1 ideal adalah proporsi kehamilan yang mendapat pelayanan kesehatan ibu hamil pertama kali padatrimester1.
Di Kota Bandung tahun 2020 Ibu hamil yang mendapat layanan kesehatanK1sebanyak39.355ibuhamil(91,82%)darijumlahperkiraan sebanyak42.863Ibuhamil.Jikadibandingkandengantahunsebelumnya tentu mengalami penurunan kunjungan ibu hamil pada K1. Pada tahun 2019,jumlahkunjunganK1sebanyak44.566ibuhamil(101%)sehingga terjadipenurunansebesar9,18%.
Selain K1, pemeriksaan ibu hamil juga dilaksanakan pada K4. BerdasarkandatadariprofilkesehatanKotaBandungtahun2020bahwa Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Kota Bandung tahun 2020 sebanyak 36.318ibuhamilatausebesar84,73%.Cakupanmengalamipenurunan dari tahun 2019 yaitu 96,73% (42.660 ibu hamil). Sama halnya dengan
Data Gender dan Anak Kota Bandung 113
cakupankunjunganibuhamilK1ditahun2020,cakupankunjunganK4 jugamengalamicapaianterendahselamaini.
Cakupan kunjungan ibu hamil pada K1 dan K4 di Kota Bandung tahun2018-2020terlihatpadatabeldibawahini:
Tabel 20
Jumlah Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 di Kota Bandung Tahun 2018-2020 No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020
Jumlah
Jumlah
Jumlah 1 KunjunganIbu HamilK1 98.42 43.721 101 44.566 91.82 39.355 2 KunjunganIbu HamilK4 95.94 42.617 96.73 42.660 84,73 36.318 Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Berdasarkantabeldiatas,jumlahibuhamilyangtidakmelengkapi kunjunganpemeriksaandaristatusK1keK4padatahun2020sebanyak 3.037ibuhamil.Halitupunterjadipadaduatahunsebelumnyayaitupada tahun 2019 dan 2018. Pada tahun 2019 jumlah ibu hamil yang tidak melengkapi kunjungan pemeriksaan dari status K1 ke K4 yaitu sebesar 1906ibuhamil.Sedangkanpadatahun2018jumlahibuhamilyangtidak melengkapikunjunganpemeriksaandaristatusK1keK4yaitusebanyak 1104ibuhamil.Daridatatigatahunterakhirtersebutdapatdilihatbahwa penurunanterbesarterjadipadatahun2020dimanajumlah jumlahibu hamil yang tidak melengkapi kunjungan pemeriksaan dari status K1 ke K4sebanyak3037. Haliniterjadididugaakibat adanyapandemicovid19sehinggamenyebabkanterbatasnyaruanggerakmasyarakat.
Data Gender
114
dan Anak Kota Bandung
%
%
%
Terjadi Penurunan Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Zat Besi pada Masa Pandemik
Masakehamilanmerupakanmasadimanaseorangibumemerlukan zat gizi yang lebih tinggi dibandingkan pada kelompok usia maupun kondisi-kondisi khusus manapun lainnya. Salah satu zat gizi yang kebutuhannyameningkatcukupbesarketikamasakehamilanadalahzat besi. Zat besi sangat dibutuhakan bagi ibu hamil dalam pembentukan haemoglobindanmenyiapkanpersediaandarahdalamtubuh.Ibuhamil dengan konsumsi zat besi yang tidak memadai selama kehamilan akan berisiko mengalami anemia ibu hamil. Ibu hamil yang terkena anemia berisiko lebih tinggi mengalami persalinan prematur, bayi lahir dengan beratrendah,hinggakeguguran.
Pada tahun 2020, pemberian zat besi pada ibu hamil sebanyak 35.948 atau sekitar 83.87%, sedangkan pada tahun 2019 jumlah pemberian zat besi pada ibu hamil sebesar 40.808 atau 92.53%. kemudian jika diabandungkan dengan tahun 2018, Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Bandung dan jumlah pemberianzatbesipadaibuhamil(Tabel23): Tabel 21 Pemberian Tabelt Zat Besi Tahun 2018-2020
Data Gender
115
dan Anak Kota Bandung
No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020 % Jumlah % Jumlah % Jumlah
1 PemberianZat Besife3 94.74 42.084 92.53 40.808 83.87 35.948 Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Pandemik
Pertolonganpersalinanmerupakanbantuanperawatanpersalinan untuk ibu hamil oleh tenaga berkompetensi. Terutama bagi ibu hamil yang memiliki komplikasi pada masa kehamilan yang berkonsekuensi seriuspadasaatpersalinan.Setiapprosespersalinanharusdiperlakukan sebagaimana menghadapi keadaan darurat yang membutuhkan tatalaksana yang tepat oleh tenaga kesehatan yang berkompetensi dan terampil.Mengingatfaktor-faktorrisikodankomplikasipersalinanyang mungkindihadapiitu,makasangatpentingbagiibuhamildankeluarga untuk sejak dini merencanakan persalinan oleh tenaga kesehatan yang berkompetensidanterampil.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan berkompetensi selama tahun 2020 sebanyak 34.408 ibu hamil atau sekitar 84.1% dari jumlah estimasi sebanyak 42.863 ibu hamil. Jika dibandingkan dengan tahunsebelumnyaterjadipenurunanjumlahpertolonganpersalinanoleh tenaga berkompetensi dimana pada tahun 2019 ibu hamil yang memperolehpertolongansebanyak98.41%atausekitar42.151ibuhamil danpadatahun2018sebanyak41.169ibuhamilatau97.09%.(Tabel24)
Data Gender dan
Kota Bandung 116
Anak
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Menurun Pada Masa
Tabel 22 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020 % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 PertolonganPersalinan olehtenagakesehatan 97.09 41.169 98.41 42.151 84.1 34.408 Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Terjadi Penurunan Pelayanan Nifas dan pemberian Vitamin A Kepada Ibu Nifas Pada Masa Pandemik Masa nifas adalah waktu seorang ibu usai melahirkan hingga seluruh organ reproduksinya pulih kembali seperti sediakala. Waktu pemulihaniniumumnyamemerlukansekitar40harisejakharipertama melahirkan. Setelah melahirkan, tubuh mengalami perubahanperubahan sebagai adaptasi dari proses kehamilan, melahirkan dan paska melahirkan. Pada masa nifas terdapat risiko terjadi pendarahan ataupun komplikasi lain yang mengakibatkan kondisi fatal seperti kematianibu.Kematianibuseringkaliterjadidalammasanifas,sehingga layanan kesehatan pada periode ini sangat penting dalam mencegah terjadinyakematianibu. Pada tahun 2020, sebanyak 31.875 ibu bersalin (77.91%) telah melakukan kunjungan ketiga (KF3) untuk mendapatkan pelayanan kesehatanibunifas.Jikadibandingkandengantahunsebelumnya,tahun 2020 ini kunjungan pelayanan ibu nifas mengalami penurunan. Tahun
Data Gender dan Anak Kota Bandung 117
Tabel 23 Pelayanan Nifas Tahun 2018-2020 No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020 % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 PelayananNifas 95.24 40.386 98.36 42.127 77.91 31.875 Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
2019sebanyak42.127ibunifasatau98.36% dantahun2018sebanyak 40.386ibunifasatau95.24%.
Selain pelayanan nifas, Ibu bersalin juga diberikan pelayanan pemberian Vitamin A selama masa nifas hal ini bertujuan untuk membantu pemulihan paska persalinan ibu melahirkan. Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh. Bagi ibu nifas, Vitamin A berkhasiat bagi percepatan proses pemulihan paska persalinan,meningkatkansistemkekebalantubuhibu,sertamemperoleh kualitasASIyanglebihbaik.Olehkarenaitu,pemberianVitaminApada ibunifasmenjadibagiandariasuhankebidananbagiibunifasyangdapat diberikanpadakunjunganibunifas. Padatahun2020,KotaBandungmendistribusikanvitaminAkepada ibunifassebanyak33.308atau81.41%.jikadibandingkandengantahun sebelumnya, pada tahun 2020 mengalami penurunan dibandingkan dengantahun2019dan2018.Padatahun2019,pendistribusianvitamin Asebanyak42.144ibunifasatau98.4%danpadatahun2018sebnayak 41.138ibunifasatau97.02%.
Berikut tabel perkembangan pendistribusian vitamin A kepada ibu nifasdiKotaBandungdaritahun2018-2020.
Data Gender dan Anak Kota Bandung 118
Tabel
Pemberian Vitamin A Kepada Ibu Nifas Tahun 2018-2020 No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020 % Jumlah % Jumlah % Jumlah 1 Pemberian VitaminAKepada IbuNifas 97.02 41.138 98.4 42.144 81.41 33.308 Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
24
Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Pelayanan kesehatan pada anak Balita sesuai standar berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, pemberian imunisasi, distrubusivitaminA,edukasidaninformasi.Padatahun2020,pelayanan kesehatan balita sebanyak 71.853 balita atau 46,98% dari jumlah estimasi sasaran balita sebanyak 152.939 balita. Jika dibandingkan dengantahunsebelumnyayaitupada2018-2019,jumlahinimengalami penurunan yang sangat tinggi. Pada tahun 2019, jumlah pelayanan kesehatan balita di Kota Bandung mencapai 10,71% atau sebanyak 158.134balitasedangkanpadatahun2018,jumlahpelayanankesehatan anak balita sebanyak 157.590 balita atau 99.78 %. Tentu penurunan angka tersebut diduga akibat adanya pandemi covid-19 yang mengakibatkanterbatasnyaruanggerakmasyarakat.
Tabel 25
Cakupan dan Jumlah pelayanan kesehatan anak balita Tahun 2018-2020
CakupandanJumlah Pelayanan KesehatanAnak BalitadiKota Bandung
99.78 157.590 101.71 158.134 46.98 71.853 Sumber:profilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
1
Data Gender
Bandung 119
dan Anak Kota
No
2018
2020 % JML % JML % JML
Kesehatan Tahun
2019
Peserta Didik jenjang Pendidikan Dasar Mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang cukup baik
Programkesehataniniadalahbentukdaripelayanankesehatanbagi anak kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satutahunajarandanusia7sampai15tahundiluarsekolah.Pelayanan kesehatan pada masa anak-anak dan remaja merupakan periode kehidupan yang sangat penting karena secara fisik masih mengalami pertumbuhanyangcepatdanperkembanganpsikososialsertaemosional. Intervensi berupa pelayanan kesehatan (penjaringan anak sekolahscreening) rutin pada anak usia sekolah dan remaja dapat mengetahui masalah kesehatan secara dini pada siswa sekolah. Tingkat kesehatan anak sekolah yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang unggul.
Pelayanan kesehatan pada pada siswa SD/MI kelas 1 dan sederajat yang dilaksanakan oleh puskesmas pada tahun 2020 sebanyak 39.802 muridSD/MIatau95.47%dari41.690muridyangadadiKotaBandung Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 16,6% dari tahun 2019 yang diperoleh sebanyak 40.723 atau 40.723 murid SD/MI. namun jika dibandingkan dengan tahun 2018, terjadi penurunan sebesar 4,53% dari total yang dicapai100%padatahun2018.
Kemudian pada jenjang SMP/MTS, cakupan pelayanan kesehatan bagi peserta didik pada tahun 2020 diperoleh sebesar 98,07% atau 32.554 peserta didik dari total 33.193 peserta didik SMP/MTS di Kota Bandung.Jikadibandingkandengantahunsebelumnya,padatahun2020
Data
120
Gender dan Anak Kota Bandung
jumlah cakupan pelayanan kesehatan mengalami kenaikan sebesar 14,27%.
Tabel 26
Cakupan dan Jumlah Pelayanan Kesehatan Peserta Didik Jenjang Pendidikan dasar Tahun 2018-2020
No Kesehatan
PersentasedanJumlah
Tahun 2018 2019 2020
% JML % JML % JML
1
PelayananKesehatan PesertaDidikJenjang PendidikanDasar(Kelas 1SD/MI) diKota Bandung
PersentasedanJumlah
100 43.868 78.87 40.723 95.47 39.802
PelayananKesehatan PesertaDidikJenjang PendidikanDasar(Kelas 7SMP/MTS) diKota Bandung
0 0 83.80 29.396 98.07 32.554 Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
2
Pada masa pandemi covid-19 cakupan pelayanan kesehatan bagi peserta didik jenjang pendidikan dasar dilakukan melalui aplikasi penjaringan kesehatan mandiri bagi anak usia pendidikan dasar (AKU CERDAS). Pemanfaatan AKU CERDAS dilakukan dengan berkordinasi bersamapetugaskesehatan,TPUKS,danDinasPendidikanKotaBandung dan Kementerian. Sosialisasi secara luas, diberikan melalui sekolah maupunorangtuasertaparasiswauntukmenggunakanAKUCERDAS.
Data
121
Gender dan Anak Kota Bandung
Usia Lanjut lebih tinggi
Pelayanan kesehatan lanjut usia merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat yang berusia 60 tahun keatas (Lansia). Pelayanan kesehatan ini berupa screening kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Pada tahun 2020, tercatat layanan kesehatan (screening) sesuai standar bagi Lansia (di atas 60 tahun) sebanyak88.916orangLansiaatau38,63%.Lansiawanitalebihbanyak mendapat layanan kesehatan dengan jumlah 51.746 orang (42,98%), sedangkan lansia pria mendapat layanan kesehatan sebanyak 37.170 orang (33,86%). Jika dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, lansia perempuan lebih banyak mendapatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan Lansia laki-laki. Pada tahun 2019, lansia perempuan mendapatkanpelayanankesehatan sebanyak158.967atau 76.12% sementara lansia laki-laki mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 68.690 atau 23.88%. sedangkan pada tahun 2018, lansia perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak 87.544 atau 73.14% sementara lansia laki-laki mendapatkan pelayanan kesehatan sebanyak67.543atau 26.86%.berdasarkandatatersebutdapatdiduga bahwa partisipasi perempuan untuk memeriksakan dirinya screening kesehatan lebih tinggi daripada laki –laki artinya perempuan memiliki tingkatkesadaranyangtinggiterhadapkesehatan. Halinijugadiperkuat oleh data bahwa angka harapan hidup perempuan di atas 60 tahun (lansia)lebihtinggidibandingkanlaki-laki. Namun jika dilihat dari perkembangan atau jumlah lansia yang mendapatkan pelayanan kesehatan, dalam 3 tahun terakhir lansia perempuan cenderungmengalamikenaikandanpenurunanyangcukup
Data Gender dan Anak Kota Bandung 122
Perempuan Memiliki Peluang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
tajam pada 2020. Namun pada lansia laki-laki terdapat kenaikan dari tahun 2019-2020 walaupun pada tahun 2018-2019 mengalami penurunancakupanjumlahpelayanankesehatan(Gambar50). Pengendalian penduduk pada proses kelahiran dilakukan dengan menerapkankonseppengaturanjarakdanpembatasan.Pencegahanatau penundaankehamilandenganpemakaianalatkontrasepsibagipasangan suami isteri merupakan salah satu bentuk program KB. Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya negara dalam mengatasi permasalahan jumlah dan kepadatan penduduk yang sangat besar. Harapan lain yang akan dicapai dari pelaksanaan program KB yakni menekan angka kemiskinan masyarakat. Pencegahan atau penundaan kehamilan dengan pemakaian alat kontrasepsi bagi pasangan suami isteri. Sasaran yang ditetapkan program Keluarga Berencana yaitu menurunkanangkafertilitasdanmeningkatkanpemakaiankontrasepsi.
Gambar 50 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Sumber:ProfilKesehatanKotaBandung,2018,2019,2020
Data
123
Gender
dan Anak Kota Bandung
Terjadi Kecenderungan Peningkatan Peserta Keluarga Berencana Aktif
Alat kontrasepsi yang digunakan oleh para peserta KB antara lain adalah kondom, suntik, pil KB, alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)/ IUD,metodeoperasiwanita(MOW),metodeoperasipria(MOP),implant, danlain-lain.
Pada tahun 2020, di Kota Bandung tercatat sebanyak 289.470 pasangan atau 75.62% usia subur yang melaksnakan KB. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan jumlah pesertaKBAktifsebesar1,29%darijumlahpesertakbaktiftahun2019 sebesar 76,91% atau 272.890 peserta KB di Kota Bandung. Namun apabila dibandingkan dengan tahun 2018, jumlah peserta KB Aktif mengalamikenaikansebesar15,19%atausekitar287.471daridataKB.
Tabel 27
Peserta KB aktif Tahun 2018-2020
No Kesehatan Tahun 2018 2019 2020 % Jumlah % Jumlah % Jumlah
1 PesertaKB Aktif 60.43 287.471 76.91 272.890 75.62 289.470
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baikpromotif,preventif,kuratifmaupunrehabilitatifyangdilakukanoleh pemerintahpusat,pemerintahdaerah,dan/ataumasyarakat.Puskesmas sebagaifasilitaskesehatantingkatpertama(FKTP)memilikitugasbukan
Data Gender dan Anak Kota Bandung 124
dan Anak Kota Bandung
hanya dalam urusan upaya kesehatan perorangan (UKP) tetapi juga upayakesehatanmasyarakat(UKM).Sasarankelompokyangditujupada UKM ialah keluarga, kelompok, dan masyarakat. Sedangkan UKP merupakan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang tujuannya untuk meningkatkan, mencegah, menyembuhkan penyakit, mengurangi penderitaanakibatpenyakitdanmemulihkankesehatanperseorangan.
Fasilitas kesehatan di Kota Bandung terdiri dari Rumah sakit, puskesmas dan posyandu. Jumlah Puskesmas di Kota Bandung seluruhnyasebanyak80Puskesmasyangtersebardi30kecamatandan 78 kelurahan (lokasi) dengan 7 di antaranya berstatus Puskesmas mampu PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar). Tujuh Puskesmas mampu PONED tersebut adalah UPT Puskesmas Ibrahim Adjie,Pagarsih,Puter,Garuda,Padasuka,Sukarasa,danCipamokolan.
Wilayah kerja Puskesmas awalnya diperuntukkan bagi satu kecamatan,akantetapikemudiansemakinberagamdanberkembangnya kebutuhan, cakupan wilayah kerja Puskesmas disesuaikan dengan jumlah penduduk, kepadatan, mobilitas, dan lain sebagainya sehingga beberapa Puskesmas dapat berada di satu kecamatan. Pada umumnya satuPuskesmasmencakuppendudukbinaanantara30.000–50.000jiwa. Dengan jumlah 80 Puskesmas di Kota Bandung, maka terdapat 80 wilayah kerja pula. Pada umumnya di Kota Bandung satu Puskesmas membawahisatuataubeberapakelurahansebagaiwilayahkerjanya.Jika dilihattigatahunterakhirjumlahpuskesmastidakmengalamiperubahan yaitusebanyak80puskesmas.
Terdapat5jenisrumahsakitdiantaranyarumahsakitnegeri,rumah sakitTNI/POLRI, rumahsakitpemerintahkota, rumahsakituniversitas
Data
125
Gender
Gender dan Anak Kota Bandung
danrumahsakitswasta.Untukrumahsakitnegeri,berdasarkandatadari profilkesehatanKotaBandungbahwajumlahrumahsakitnegeri,Rumah sakitTNIPolridanrumahsakitPemkotdalam3tahunterakhirberjumlah tiga rumah sakit, sehingga tidak terdapat perubahan dari tahun 20182020. Kemudian rumah sakit Universitas, dalam tiga tahun terakhir di Kota Bandung terdapat 1 rumah sakit universitas. Kemudian untuk rumah sakit swasta, berdasarkan data profil kesehatan, bahwa jumlah rumah sakit swasta di Kota Bandung tahun 2020 berjumlah 26 rumah sakit. Selain puskesmas dan rumah sakit, Kota Bandung juga memiliki posyanduyangtersebardisetiapkelurahandiKotaBandung.Posyandu di Kota Bandung terbagi kedalam beberapa kelompok diantaranya pratama, madya, purnama dan mandiri. Untuk posyandu pratama, Kota Bandung pernah memilki satu posyandu pada tahun 2019 namun pada 2020sudahtidakada.Kemudianuntukposyandumadya,KotaBandung memiliki 683 posyandu masyarakat pada tahun 2020, meningkat dari tahun 2019 sebanyak 464 posyandu dari 219 posyandu di tahun 2019. Namun Kota Bandung juga pernah memiliki posyandu madya sebanyak 716 pada tahun 2018. Selain posyandu madya, Kota Bandung juga memilki posyandu purnama dan mandiri. Pada tahun 2020 Posyandu purnamaberjumlah870meningkatdaritahun2019yangberjumlah418. Namun jika dilihat data pada tahun 2018, posyandu purnama di Kota Bandung berjumlah 936 posyandu. Kemudian yang terakhir yaitu posyandu mandiri. Saat ini Kota Bandung memilki jumlah posyandu mandirisebanyak435,menurunsangattajamdari2019yangberjumlah 1349.
Data
126
No
Tabel 28
Fasilitas kesehatan Tahun 2018-2020
Fasilitas
Tahun 2018 2019 2020
1 Rumah Sakit Negeri(Kementerian Kesehatan) 3 3 3 TNI/POLRI 3 3 3 PemkotBandung 3 3 3 UniversitasNegeri 1 1 1 Swasta 26 25 26 Jumlah 36 35 36 2 Puskesmas 80 80 80 3 Posyandu
Pratama 0 1 0 Madya 716 219 683 Purnama 936 418 870 Mandiri 331 1349 435 Jumlah 1983 1987 1988
Sumber:ProfilkesehtaanKotaBandung,2018-2020
Tenaga Medis
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan pada SKN dan Perpres No. 72 tahun 2012meliputidefinisiyangcukupluas,terdiridaritenagakesehatandan tenaga pendukung /penunjang kesehatan baik yang bertugas sebagai pada upaya pelayanan kesehatan maupun yang bertugas dalam manajemen kesehatan. Dalam pengertian tersebut, semua orang yang bertugaspadaseluruhkomponenpembangunankesehatanbaikmelalui pendidikanformalmaupunnonformaldibidangkesehatanmaupunnon kesehatan.
Data
Anak Kota Bandung 127
Gender dan
Beberapa tenaga kesehatan yang diuraikan pada profil gender bidangkesehatanadalahtenagamedis,keperawatan,bidan,tenagagizi, kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, analis kesehatan, dan perekam medis. Pembahasan mengenai jumlah tenaga kesehatan yang berada di fasilitas kesehatan di Kota Bandung berasal dari Puskesmas, UPTP2KT,laboratoriumkesehatanmilikpemerintahKotaBandung,dan rumah sakit. Padapenulisan profil ini, jumlah tenaga kesehatan di Kota Bandung disampaikan hanya berasal dari Puskesmas, laboratorium kesehatan daerah (Labkesda), UPT P2KT dan rumah sakit, sehingga jumlah tenaga kesehatan ini tidak menunjukkan jumlah keseluruhan di Kota Bandung karena keterbatasan sistem pengumpulan data saat ini darisumberdata.
Tenaga medis di Kota Bandung menurut Undang-undang No.34 Tahun2014 tentangTentangKesehatan terdiriatasdokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis. Untuk dokter umum, berdasarkan data pada tabel di bawah ini bahwa jumlah dokter umum untuk 3 tahun terakhir ini di beberapa lembaga mengalami penurunan jumlahsepertidirumahsakitdanUPTLab.Namunsebarandokterumum sudah berada pada setiap lembaga kesehatan meskipun jumlah terbanyak masih berada di Rumah sakit dan puskesmas. Kemudian dokter spesialis, untuk dokter spesialis jumlah terbanyak masih berada di rumah sakit dan jumlah tiap tahunnya pun dari 2018-2020 kecenderungan terus meningkat. Selanjutnya yaitu dokter gigi, untuk doktergigiberdasarkandatapadatabeldibawahini,keberadaandokter gigisampaisaatinimasihdidominasitersebardipuskesmasdanrumah sakitdenganjumlahyangkecenderunganmengalaminaikturun.Namun pada beberapa lembaga seperti UPT Lab dan UPT P2TK masih belum
Data Gender
128
dan Anak Kota Bandung
tersedia.Kemudianyangterakhiryaitudokterspesialisgigi.Untukdokter spesialisgigipetasebaransampaidengansaatinimasihberadadirumah sakitsajadenganjumlahtenagamedisyangfluktuatif.
Gambar 51
Jumlah Tenaga Medis Berdasarkan Layanan Kesehatan
Rumah Sakit
DokterSpesialis DokterUmum DokterGigi DokterSpesialisGigi
Sumber:ProfilkesehtaanKotaBandung,2018-2020
Data jumlah tenaga perawat dan bidan yang diulas berikut ini berada di Puskesmas, UPT P2KT, UPT Labkesda, dan rumah sakit. Berdasarkandatadibawahbahwakeberadaanperawatsudahadapada semua fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Namun untuk bidan pada beberapa fasilitas kesehatan seperti UPT Lab kes belum tersedia. Jika dilihat dari jumlahnya, dari 3 tahun terakhir jumlah perawat dan bidan
Data Gender dan Anak Kota Bandung 129 Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter
0 183 107 0 0 241 108 0 0 199 98 0
Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis
2 2 0 0 2 5 0 0 1 4 0 0
2018 2019
1679 1779 1827 504 495 472 168 113 137 217 122 148
Spesialis Gigi
UPT PUSKESMAS 2018 2019 2020
Gigi
UPT Lab Kesehatan 2018 2019 2020
2020
kecenderungan mengalami penurunan. Hanya pada fasilitas UPT P2KT jumlah bidan dan perawat mengalami kenaikan pada tahun 2018-2019 dankembaliturundaritahun2019-2020. Jumlah Tenaga Kefarmasian
Jumlah tenaga kefarmasian di Kota Bandung dibagi mnejadi dua yaitu tenaga teknis kefarmasian dan apoteker. Informasi jumlah tenaga kefarmasian berikut ini berada di Puskesmas, UPT P2KT dan UPT Laboratrium Kesehatan Daerah, dan Rumah Sakit. Jumlah tenaga kefarmasiandifasilitaskesehatanpuskesmasdalamtigatahunterakhir ini mengalami penurunan tenaga farmasi. Kemudian jika dilihat di fasilitas kesehatan rumah sakit, jumlah tenaga kefarmasian mengalami kenaikandanpenurunanjumlahtenagafarmasi.SementaraitupadaUPT LabkesdanUPTP2KTsampaisaatinibelumtersediatenagakefarmaisan padakeduafasilitaskesehatantersebut.
Gambar 52 Jumlah tenaga kefarmasian
Sumber:ProfilkesehtaanKotaBandung,2018-2020
Data Gender
130 Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian Apoteker 2018 2019 2020 124 74 103 83 87 78 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 955 75 877 274 720 236
dan Anak Kota Bandung
Puskesmas UPT Lab Kes UPT P2KT Rumah Sakit
Tenaga Gizi, Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Data jumlah tenaga gizi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan berikut ini berasal dari Puskesmas, UPT P2KT dan UPT Laboratorium Kesehatan, dan rumah sakit. Untuk jumlah tenaga gizi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan pada fasilitas kesehatan puskesmas dari data tiga tahun terakhir kecenderungan mengalamipenurunanjumlah.Kemudianpadafasilitaskesehatanrumah sakit, Data jumlah tenaga gizi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkunganjugamengalamihalyangsamanamununtuktenagagizipada tahun 2020 mengalami peningkatan jumlah setelah pada tahun 2019 mengalamipenurunan.SementaraitupadaUPTLABKesdanUPTP2KT, jumlah tenaga gizi, kesehatan masyarakat, dan kesehatan lingkungan masihsangatsedikitbahkandibeberapamasihkosong.
Gambar 53 Jumlah Tenaga Gizi, Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan Sumber:ProfilkesehtaanKotaBandung,2018-2020
Puskesmas UPT Lab Kes UPT P2KT Rumah Sakit
Data Gender dan Anak Kota Bandung 131 Kesmas Kesling Gizi Kesmas Kesling Gizi Kesmas Kesling Gizi 2018 2019 2020 178 80 82 139 73 71 117 40 69 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 183 83 185 61 62 62 61 62 129
Jumlah tenaga analis kesehatan (Ahli Teknologi Laboratorium Medik)danperekammedisyangdiulaspadabukugenderdanankiniini berasal dari Puskesmas, UPT Laboratorium Kesehatan, UPT P2KT, dan rumah sakit. Pengelompokan tenaga kesehatan berdasarkan UU No. 36 Tahun2014tentangTenagaKesehatan,tenagaketeknisanmedisterdiri atas perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisipelayanan darah,refraksionisoptisien /optometris, teknisigigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis. Jumlah tenaga ATML di Puskesmas di Kota Bandung sebanyak 23 orang berada di 23 Puskesmasdari80PuskesmasdiKotaBandung.Terdapat57Puskesmas belum memiliki tenaga ATML di tahun 2020. Jumlah tenaga perekam medisdiPuskesmasdiKotaBandungsebanyak58orangyangtersebardi 51 Puskesmas dari 80 Puskesmas di Kota Bandung. Terdapat 29 Puskesmasyangtidakmemilikitenagaperekammedisditahun2020.
Gambar 54 Jumlah Tenaga Analis Kesehatan Dan Rekam Medis
Puskesmas UPT Lab Kes UPT P2KT Rumah Sakit
503 0
591 507 0
97 0 83 93 0 78 23 0 58 11 0 0 12 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0
566 397 636 0
Ahli teknologi… keteknisian medis perekam medis Ahli teknologi… keteknisian medis perekam medis Ahli teknologi… keteknisian medis perekam medis 2018 2019 2020
Sumber:ProfilkesehtaanKotaBandung,2018-2020
Data Gender
Bandung 132
dan Anak Kota
Bidang Ekonomi
Laki-laki Memiliki Jumlah Angkatan Kerja Lebih Banyak dibandingkan Perempuan
Angkatankerjaadalahpendudukyangsudahmemasukiusiakerja, baikyangsudahbekerja,belumbekerja,atausedangmencaripekerjaan. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja(15tahundanlebih)yangmasihsekolah,mengurusrumahtangga ataumelaksanakankegiatanlainnyaselainkegiatanpribadi. Jumlah angkatan kerja di Kota Bandung pada tahun 2018 berjumlah1.204.451,dengan763.704laki-lakidan440.747perempuan. Pada tahun 2019 jumlah angkatan kerja di Kota Bandung meningkat menjadi 1.288.260, dengan 792.991 laki-laki dan 495.269 perempuan. Pada tahun 2020 juga terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja di Kota Bandung menjadi berjumlah 1.312.930, dengan 811.988 laki-laki dan 502.942 perempuan. Dengan begitu, jumlah angkatan kerja di Kota Bandungselalumeningkattiaptahunnya.Selengkapnyapadagambar55.
Gambar 55
Jumlah Angkatan Kerja
Data Gender dan Anak Kota Bandung 133
Sumber:BPS
Bandung,2021 L P L P L P 2018 2019 2020 763,704 440,747 792,991 495,269 811,988 502,942
Kota
TingkatPartisipasiAngkatanKerja(TPAK)adalahPendudukyang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakankegiatanlainnyaselainkegiatanpribadi.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Perlu Ditingkatkan
TingkatPartisipasiAngkatanKerja(TPAK)diKotaBandungpada tahun 2018 sebesar 61.98% dengan laki-laki sebesar 78,23% dan perempuan sebesar 45,57%. Kemudian meningkat hingga tahun 2019 menajdi sebesar 65.98%, dengan laki-laki sebesar 80.90% dan perempuan sebesar 50.93%. Kemudian pada 2020 menurun menjadi 64.71%,denganlaki-lakisebesar79.41%danperempuansebesar49.82. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi disuatu wilayah. Meningkatnya TPAK Kota Semarang pada tahun 2019 menunjukkan ketersediaan lapangan kerja bagiangkatankerjayangada.Selengkapnyaadapadagambar56.
Gambar 56
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Data Gender dan Anak Kota Bandung 134
L
L P L
2018 2019
78.23 45.57 80.9 50.93 79.41 49.82
Sumber:BPSKotaBandung,2021
P
P
2020
Setiappendudukyangbekerjapastibekerjadalamsuatulapangan pekerjaan utama. Di Kota Bandung sendiri, jumlah penduduk yang bekerjapadabidangPertanian,Kehutanan,Perburuan,danPerikanandi tahun2018adalah5759orangdenganlaki-lakisebanyak7.372orangdan perempuan sebanyak 899 orang. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi5759orangdenganlaki-lakisebanyak5759orangtanpaadanya perempuan. Kemudian pada tahun 2020 kembali terjadi penurunan menjadi 5708 orang dengan laki-laki sebanyak 3508 orang dan perempuan sebanyak 2200 orang. Pada bidang Industri Pengelolaan, jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2018 adalah sebanyak 160.943 orang dengan laki-laki sebanyak 98.451 orang dan perempuan sebanyak62.492 Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 269428 dengan laki-lakisebanyak168688orangdanperempuansebanyak100740orang Kemudian pada tahun 2020 terjadi kenaikan menjadi 263809 orang denganlaki-lakisebanyak176503orangdanperempuansebanyak87306 orang.UntukbidangPerdaganganBesar,Eceran,RumahMakan,danHotel datahanyatersediahinggatahun2018danpendudukyangbekerjapada bidang ini sebanyak 459.391 orang dengan dengan laki-laki sebanyak 267.048 orang dan perempuan sebanyak 192.343 orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada bidang Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan di tahun 2018 adalah 252.879 orang dengan laki-laki sebanyak114.568orangdanperempuansebanyak108.311orang.
Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 344042 orang dengan laki-laki sebanyak 114.568 orang dan perempuan sebanyak 563964orang.Padatahun2020punkembaliterjadipeningkatanmenjadi 358368orang dengan laki-lakisebanyak344042 orangdan perempuan
Data
135
Gender
dan Anak Kota Bandung
sebanyak539964orang.Sedangkansisanyabekerjapadabidanglainnya, datapadatahun2018menunjukkanbahwapendudukyangbekerjapada bidang lainnya berjumlah 226.502 orang dengan laki-laki sebanyak 191.606orangdanperempuansebanyak34.896orang.Selengkapnyaada padagambarberikut:
Gambar 57 Jumlah Penduduk yang Bekerja Berdasarkan Bidang Pekerjaan
563964 344042
267,048 192,343
267,048 114,568 108,311 114,568
98,451 62,492
191,606
168688 100740
176503 87306
539964 191,606 34,896
7,372 899 5759 0 3508 2200
L P L P L P 2018 2019 2020
Pertanian, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan Industri Pengolahan
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan lainnya
Sumber:BPSKotaBandung,2021 Pekerjaan seseorang kerap kali dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.JumlahpencarikerjayangmerupakanlulusanSDdiKota Bandungpadatahun2018berjumlah27orangdenganlaki-lakisebanyak 16orangdanperempuansebanyak11orang.Kemudianpadatahun2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 73 orang dengan laki-laki
136
Data Gender dan Anak Kota Bandung
sebanyak58orangdanperempuansebanyak15orang.Padatahun2020 terjadipenurunanmenjadiberjumlah11orangdenganlaki-lakisebanyak 7 orang dan perempuan sebanyak 4 orang. Untuk pencari kerja berlatarbelakang pendidikan SLTP pada tahun 2018 berjumlah 145 orangdengan laki-laki sebanyak54orangdan perempuan sebanyak 91 orang.Kemudianpadatahun2019terjadipenurunanmenjadiberjumlah 125orangdenganlaki-lakisebanyak73orangdanperempuansebanyak 52orang.Padatahun2020terjadipenurunankembalimenjadiberjumlah 65orang dengan laki-lakisebanyak 37orang dan perempuan sebanyak 28 orang. Untuk pencari kerja berlatarbelakang pendidikan SLTA pada tahun2018berjumlah1152orangdenganlaki-lakisebanyak689orang danperempuansebanyak463orang.Kemudianpadatahun2019terjadi peningkatan menjadi berjumlah 1313 orang dengan laki-laki sebanyak 910orangdanperempuansebanyak403orang.Padatahun2020terjadi penurunanmenjadiberjumlah617orangdenganlaki-lakisebanyak373 orang dan perempuan sebanyak 244 orang. Untuk pencari kerja berlatarbelakangpendidikanSLTAKejuruanpadatahun2018berjumlah 3966 orang dengan laki-laki sebanyak 2028 orang dan perempuan sebanyak1938orang.
Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 5024 orang dengan laki-laki sebanyak 2771 orang dan perempuan sebanyak 2253orang.Padatahun2020terjadipenurunanmenjadiberjumlah2857 orang dengan laki-laki sebanyak 1671 orang dan perempuan sebanyak 1186 orang. Untuk pencari kerja berlatarbelakang pendidikan SLTA Diploma I dan II pada tahun 2018 berjumlah 13 orang dengan laki-laki sebanyak 8 orang dan perempuan sebanyak 5 orang. Kemudian pada tahun2019terjadipeningkatanmenjadiberjumlah16orangdenganlaki-
Data Gender
Bandung 137
dan Anak Kota
laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 5 orang. Pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi berjumlah 4 orang dengan laki-laki sebanyak 2 orang dan perempuan sebanyak 2 orang. Selengkapnya ada padagambarberikut.
Gambar 58 Tingkat Pendidikan Pencari Kerja
SD SLTP SLTA SLTA Kejuruan Diploma I dan II Diploma III S1 S2 & S3
2018 L 16 54 689 2028 8 215 1030 29
2018 P 11 91 463 1938 5 445 1461 29
2019 L 58 73 910 2771 11 188 958 16
2019 P 15 52 403 2253 5 245 1256 14
2020 L 7 37 373 1671 2 112 406 7
2020 P 4 28 244 1186 2 143 404 9
Sumber:BPSKotaBandung,2021 Terdapat Kecenderungan Penurunan Pengangguran pada Kelompok Perempuan
Pengangguran adalah sebutan untuk angkatan kerja (penduduk berumur 15-65 tahun) yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari pekerjaan. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya sepertiiburumahtangga,siswasekolahSMP,SMA,mahasiswaperguruan tinggi,dansebagainyayangkarenasuatuhaltidak/belummembutuhkan pekerjaan. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerjatidaksebandingdenganjumlahlapangankerjayangada.
Pengangguran di Kota Bandung pada tahun 2018 berjumlah 8.01% dengan laki-laki sebanyak 7.16% dan perempuan sebanyak 9.49%. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 08.16% dengan laki-laki
138
Data Gender dan Anak Kota Bandung
sebanyak 6.88% dan perempuan sebanyak 10.19%. Padatahun 2020 kembali terjadi peningkatan menjadi 11.19% dengan laki-laki sebanyak 11.33% dan perempuansebanyak10.95%(Tabel29)
Tabel 29
Pengangguran
1 Tingkat Pengangguran 7.16 9.49 8.01 6.88 10.19 08.16 11.33 10.95 11.19 Sumber:BPSKotaBandung,2021 Koperasi MenurutUUNo25tahun1992,koperasidapatdiartikansebagai sebuah badan usaha yang beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomikerakyatanyangberasaskekeluargaan.Sementaraitu,menurut bapak proklamator, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakanasaskekeluargaandangotongroyong.
Di Kota Bandung sendiri, jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Bandung Kulon pada tahun 2018 adalah sebanyak 17 unit, pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 16 unit, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan juga menjadi 14 unit. Jumlah koperasi yang beradadiKecamatanBabakanCiparaypadatahun2018adalahsebanyak 14unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi16unit,danpada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 15 unit. Jumlah koperasi yang beradadiKecamatanBojongloakalerpadatahun2018adalahsebanyak 23unit,padatahun2019menempatijumlahyangtetapyaitu23unit,dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 22 unit. Jumlah koperasi
Data Gender
139
dan Anak Kota Bandung
Tingkat
No Tingkat Pengangguran Tahun 2018 2019 2020 L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
yang berada di Kecamatan Bojongloa Kidul pada tahun 2018 adalah sebanyak22unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi23unit, danpadatahun2020terjadipenurunanmenjadi22unitkembali.Jumlah koperasiyangberadadiKecamatanAstanaanyarpadatahun2018adalah sebanyak14unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi16unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 17 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Regol pada tahun 2018 adalah sebanyak 49 unit, pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 47 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 46 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Lengkong pada tahun 2018 adalah sebanyak64unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi65unit, danpadatahun2020terjadipenurunanmenjadi58unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Bandung Kidul pada tahun 2018 adalah sebanyak 19 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 20 unit, dan pada tahhun 2020 terjadi penurunan menjadi19unitkembali.JumlahkoperasiyangberadadiKecamatanBuah Batupadatahun2018adalahsebanyak42unit,padatahun2019terjadi peningkatan menjadi 44 unit, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 43 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Rancasari pada tahun 2018 adalah sebanyak 25 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 26 unit, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi 23 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Gedebage pada tahun 2018 adalah sebanyak 8 unit, pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi 7 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi10unit.
Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Cibiru pada tahun 2018 adalah sebanyak 19 unit, pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi15unit,danpadatahun2020terjadipenurunankembalimenjadi
Data
140
Gender dan Anak Kota Bandung
14 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Panyileukan pada tahun2018adalahsebanyak12unit,padatahun2019terjadipenurunan menjadi 13 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 16 unit.JumlahkoperasiyangberadadiKecamatanUjungberungpadatahun 2018adalahsebanyak13unit,jumlahpadatahun2019tetap13unit,dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 15 unit. Jumlah koperasi yangberadadiKecamatanCinambopadatahun2018adalahsebanyak13 unit,jumlahpadatahun2019tetap13unit,danpadatahun2020terjadi peningkatanmenjadi14unit.JumlahkoperasiyangberadadiKecamatan Arcamanikpadatahun2018adalahsebanyak14unit, padatahun2019 terjadi peningkatan menjadi 15 unit, dan pada tahun 2020 terjadi penurunanmenjadi14unitkembali. JumlahkoperasiyangberadadiKecamatan Antapanipadatahun 2018 adalah sebanyak 9 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi16unit,danpadatahun2020terjadipenurunanmenjadi15unit. JumlahkoperasiyangberadadiKecamatanMandalajatipadatahun2018 adalahsebanyak8unit, jumlahpadatahun2019tetap 8unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 10 unit. Jumlah koperasi yang beradadiKecamatanKiaracondongpadatahun2018adalahsebanyak31 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 36 unit, dan pada tahun2020terjadipenurunanmenjadi35unit.
Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Batununggal pada tahun 2018 adalah sebanyak 29 unit, jumlah pada tahun 2019 tetap 29 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 33 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Sumur Bandung pada tahun 2018 adalah sebanyak 66 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 68unit,danpadatahun2020terjadipenurunanmenjadi66unit.Jumlah koperasi yang berada di Andir Bandung pada tahun 2018 adalah
Data Gender
Bandung 141
dan Anak Kota
sebanyak16unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi19unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 23 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Cicendo pada tahun 2018 adalah sebanyak28unit,padatahun2019terjadipeningkatanmenjadi30unit, danpadatahun2020terjadipeningkatanmenjadi32unit.
JumlahkoperasiyangberadadiKecamatanBandungWetanpada tahun 2018 adalah sebanyak 31 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatanmenjadi33unit,danjumlahpadatahun2020tetapdiangka 33 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Cibeunying Kidul pada tahun 2018 adalah sebanyak 15 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 21 unit, dan pada tahun 2020 terjadi penurunan menjadi20unit.JumlahkoperasiyangberadadiKecamatanCibeunying Kalerpadatahun2018adalahsebanyak20unit,padatahun2019terjadi peningkatan menjadi 23 unit, dan jumlah pada tahun 2020 tetap di 23 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Coblong pada tahun 2018 adalah sebanyak 38 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 40 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 41 unit.
Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Sukajadi pada tahun 2018 adalah sebanyak 14 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 18 unit, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadi 21 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Sukasari pada tahun 2018 adalah sebanyak 11 unit, pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi 12 unit, dan jumlah pada tahun 2020 tetap 12 unit. Jumlah koperasi yang berada di Kecamatan Cidadap pada tahun 2018 adalah sebanyak10unit,jumlahpadatahun2019tetap10unit,danpadatahun 2020terjadipenurunanmenjadi9unit.Selengkapnyapadatabelberikut:
Data Gender
142
dan Anak Kota Bandung
Tabel 30
Jumlah Koperasi Aktif
No Kecamatan
Tahun Jumlah 2018 2019 2020
BandungKulon 17 16 14 47 2 BabakanCiparay 14 16 15 45 3 BojongloaKaler 23 23 22 68 4 BojongloaKidul 22 23 22 67 5 Astanaanyar 14 16 17 47 6 Regol 49 47 46 142 7 Lengkong 64 65 58 187 8 BandungKidul 19 20 19 58 9 BuahBatu 42 44 43 129 10 Rancasari 25 26 23 74 11 Gedebage 8 7 10 25 12 Cibiru 19 15 14 48 13 Panyileukan 12 13 16 41 14 Ujungberung 13 13 15 41 15 Cinambo 13 13 14 40 16 Arcamanik 14 15 14 43 17 Antapani 9 16 15 40 18 Mandalajati 8 8 10 26 19 Kiaracondong 31 36 35 102 20 Batununggal 29 29 33 91 21 SumurBandung 66 68 66 200 22 Andir 16 19 23 58 23 Cicendo 28 30 32 90 24 BandungWetan 31 33 33 97 25 CibeunyingKidul 15 21 20 56 26 CibeunyingKaler 20 23 23 66 27 Coblong 38 40 41 119 28 Sukajadi 14 18 21 53 29 Sukasari 11 12 12 35 30 Cidadap 10 10 9 29 Jumlah 694 735 735 2164
1
Sumber:BPSKotaBandung,2021
143
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Perempuan dalam Sektor Politik dan Hukum
Keterlibatan Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Perlu Dioptimalkan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan efisiensi, efektifitas produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah melalui pelaksanaan hak, kewajiban, tugas, wewenang dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai ketentuan Peraturan Perundangundangan.
Anggota DPRD Kota Bandung tahun 2019-2024 terdiri atas 42 oranglaki-lakidan8orangperempuan.Selengkapnyapadatabelberikut Gambar 59
Jumlah Anggota DPRD Berdasarkan Gender
42 8
L P
Sumber:BPSKotaBandung,2021
AnggotaDPRDKotaBandungyangberasaldariPartaiPKBterdiri dari 2 orang laki-laki tanpa adanya perempuan. Anggota DPRD Kota Bandungyangberasal dariPartai Gerindraterdiridari6 oranglaki-laki dan perempuan sebanyak 2 orang. Anggota DPRD Kota Bandung yang berasal dari Partai PDI Perjuangan terdiri dari 6 orang laki-laki dan
Data Gender
Kota Bandung 144
dan Anak
Data Gender dan Anak Kota Bandung
perempuansebanyak1orang.AnggotaDPRDKotaBandungyangberasal dari Golkar terdiri dari 5 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 1 orang. Anggota DPRD Kota Bandung yang berasal dari Partai Nasdem terdiri dari 5 orang laki-laki tanpa adanya perempuan. Anggota DPRD KotaBandungyangberasaldariPartaiPKSterdiridari10oranglaki-laki dan perempuan sebanyak 3 orang. Anggota DPRD Kota Bandung yang berasal dari Partai PPP terdiri dari 1 orang laki-laki tanpa adanya perempuan. Anggota DPRD Kota Bandung yang berasal dari Partai PSI terdiri dari 3 orang laki-laki tanpa adanya perempuan. Selengkapnya dalamtabelberikut: Gambar 60 Klasifikasi Gender Anggota DPRD Berdasarkan Partai
Sumber:BPSKotaBandung,2021 PegawaiNegeriSipil(PNS)merupakanbagiandariAparaturSipil Negara(ASN),yangtelahdiangkatsecaratetapdanberhakmendapatkan jabatantertentudalamsatuantugasnya.Sebagaipenopangpemerintahan suatu negara, berperan menciptakan sistem pada suatu negara dengan tujuanmeningkatkantarafhidupmasyarakat.
145
2 orang laki-laki tanpa adanya perempuan. Untuk PNS I/B (Juru Muda Tingkat I)padatahun2018berjumlah7orangdengan 6oranglaki-laki dan 1 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi berjumlah4orangdengan3oranglaki-lakidan1orangperempuan.Pada tahun 2020 terjadi penurunan kembali menjadi berjumlah 1 orang dengan1oranglaki-lakitanpaadanyaperempuan. UntukI/C(Juru)pada tahun2018berjumlah139orangdengan137oranglaki-lakidan2orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi berjumlah 60 orang dengan 58 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Pada tahun 2020terjadipenurunankembalimenjadiberjumlah30orangdengan29 oranglaki-lakidan1orangperempuan. UntukI/D(JuruTingkatI) pada tahun2018berjumlah71 orang dengan 69 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadipeningkatanmenjadiberjumlah101orangdengan100oranglakilakidan1orangperempuan.Padatahun2020terjadipenurunanmenjadi berjumlah 91 orang dengan 90 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Untuk II/A (Pengatur Muda) pada tahun 2018 berjumlah 458 orang dengan342oranglaki-lakidan115orangperempuan.Padatahun2019 terjadipenurunanmenjadiberjumlah258orangdengan214oranglakilaki dan 44 orang perempuan. Pada tahun 2020 terjadi penurunan kembalimenjadiberjumlah207orangdengan176oranglaki-lakidan31 orang perempuan. II/B (Pengatur Muda Tingkat I) pada tahun 2018 berjumlah 375 orang dengan 287 orang laki-laki dan 88 orang perempuan.Padatahun2019terjadipeningkatanmenjadiberjumlah443 orangdengan339oranglaki-lakidan104orangperempuan.Padatahun 2020 terjadi penurunan kembali menjadi berjumlah 374 orang dengan 289oranglaki-lakidan85orangperempuan.UntukII/C(Pengatur)pada
Data Gender
Kota Bandung 146
dan Anak
PNSI/A(JuruMuda) padatahun2018berjumlah2orangdengan
tahun2018berjumlah1482orangdengan1178oranglaki-lakidan304 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi berjumlah 1065 orang dengan 786 orang laki-laki dan 279 orang perempuan. Pada tahun 2020 terjadi penurunan kembali menjadi berjumlah 772orangdengan540oranglaki-lakidan232orangperempuan.Untuk II/D(PengaturTingkatI)padatahun2018berjumlah303orangdengan 162oranglaki-lakidan 141orangperempuan. Padatahun2019terjadi peningkatan menjadi berjumlah 631 orang dengan 475 orang laki-laki dan156orangperempuan.Padatahun2020terjadipeningkatankembali menjadiberjumlah799orangdengan633oranglaki-lakidan166orang perempuan. Untuk III/A (Penata Muda) pada tahun 2018 berjumlah 1 504 orang dengan 525 orang laki-laki dan 879 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 1775 orang dengan 675oranglaki-lakidan1100orangperempuan.Padatahun2020terjadi penurunan menjadi berjumlah 1575 orang dengan 644 orang laki-laki dan 931 orang perempuan. Untuk III/B (Penata Muda Tingkat I) pada tahun2018berjumlah2175orangdengan822oranglaki-lakidan1353 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 2438 orang dengan 925 orang laki-laki dan 1513 orang perempuan.Padatahun2020terjadipenurunanmenjadiberjumlah2328 orangdengan929oranglaki-lakidan1399orangperempuan.UntukIII/C (Penata)padatahun2018berjumlah1844orangdengan831oranglakilakidan1013orangperempuan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi berjumlah 1762 orangdengan769oranglaki-lakidan993orangperempuan.Padatahun 2020 terjadi penurunan kembali berjumlah 1751 orang dengan 670 oranglaki-lakidan1081orangperempuan.UntukIII/D(PenataTingkat
Data Gender
147
dan Anak Kota Bandung
I)padatahun2018berjumlah1778orangdengan696oranglaki-lakidan 1082 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 1916 orang dengan 752 orang laki-laki dan 1164 orang perempuan.
Pada tahun 2020 terjadi peningkatan kembali berjumlah 2010 orang dengan 799 orang laki-laki dan 1211 orang perempuan. Untuk IV/A (Pembina) pada tahun 2018 berjumlah 3328 orang dengan 936 orang laki-laki dan 2392 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi penurunan menjadi berjumlah 2639 orang dengan 776 orang laki-laki dan1836orangperempuan.Padatahun2020terjadipenurunankembali berjumlah 2147 orang dengan 650 orang laki-laki dan 1497 orang perempuan.UntukIV/B(PembinaTingkatI)padatahun2018berjumlah 1970orangdengan429oranglaki-lakidan1541orangperempuan.Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 2131 orang dengan 444oranglaki-lakidan1687orangperempuan. Pada tahun 2020 terjadi penurunan berjumlah 1988 orang dengan 408 orang laki-laki dan 1580 orang perempuan. Untuk IV/C (Pembina Utama Muda) pada tahun 2018 berjumlah 132 orang dengan 53 orang laki-laki dan 79 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi peningkatanmenjadiberjumlah136orangdengan56oranglaki-lakidan 80 orang perempuan. Pada tahun 2020 terjadi peningkatan kembali berjumlah 174 orang dengan 67 orang laki-laki dan 107 orang perempuan. Untuk IV/D (Pembina Utama Madya) pada tahun 2018 berjumlah 15 orang dengan 1 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 21 orang dengan 2 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Pada tahun 2020 terjadipeningkatankembali berjumlah23orangdengan3oranglaki-laki dan20orangperempuan.UntukIV/E(PembinaUtama)datapadatahun
Data Gender
Bandung 148
dan Anak Kota
2018 menyebutkan bahwa ada 1 orang perempuan yang menempati
golonganIV/E(PembinaUtama).Selengkapnyapadatabelberikut:
Tabel 31
PNS Berdasarkan Pangkat dan Golongan
I/A(JuruMuda) 2 0 2 0 0 0 0 0 0 I/B(JuruMuda TingkatI) 6 1 7 3 1 4 1 0 1 I/C(Juru) 137 2 139 58 2 60 29 1 30 I/D(JuruTingkatI) 69 2 71 100 1 101 90 1 91 II/A(Pengatur Muda) 342 116 458 214 44 258 176 31 207 II/B(Pengatur MudaTingkatI) 287 88 375 339 104 443 289 85 374 II/C(Pengatur) 1178 304 1482 786 279 1065 540 232 772 II/D(Pengatur TingkatI) 162 141 303 475 156 631 633 166 799 III/A(PenataMuda) 525 879 1504 675 1100 1775 644 931 1575 III/B(PenataMuda TingkatI) 822 1353 2175 925 1513 2438 929 1399 2328 III/C(Penata) 831 1013 1844 769 993 1762 670 1081 1751 III/D(Penata TingkatI) 696 1082 1778 752 1164 1916 799 1211 2010 IV/A(Pembina) 936 2392 3328 776 1863 2639 650 1497 2147 IV/B(Pembina TingkatI) 429 1541 1970 444 1687 2131 408 1580 1988 IV/C(Pembina UtamaMuda) 53 79 132 56 80 136 67 107 174 IV/D(Pembina UtamaMadya) 1 14 15 2 19 21 3 20 23 IV/E(Pembina Utama) 0 1 1 0 1 1 1 5 6
Sumber:BPSKotaBandung,2021
PNS dengan tingkat pendidikan sampai dengan SD pada tahun 2018 berjumlah 128 orang dengan 125 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Pada tahun 2019 dan 2020 pun menempati jumlah yang sama.UntukPNSdengantingkatpendidikanSMP/Sederajatpadatahun
Data Gender
149
dan Anak Kota Bandung
Jenis Jabatan
Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
Gender dan Anak Kota Bandung
2018 berjumlah 273 orang dengan 266 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.2019menempatiangkayangsama.Padatahun2020terjadi penurunanmenjadiberjumlah229orangdengan222oranglaki-lakidan 7 orang perempuan. Untuk PNS dengan tingkat pendidikan SMA/Sederajat pada tahun 2018 berjumlah 2933 orang dengan 2083 oranglaki-lakidan850orangperempuan. Padatahun2019menempatiangkayangsama.Padatahun2020 terjadi penurunan menjadi berjumlah 2889 orang dengan 1996 orang laki-laki dan 893 orang perempuan. Untuk PNS dengan tingkat pendidikanDiplomaI.II/AktaI,IIpadatahun2018berjumlah879orang dengan195oranglaki-lakidan684orangperempuan.Padatahun2019 menempati angka yang sama. Pada tahun 2020 terjadi peningkatan menjadiberjumlah990orangdengan229oranglaki-lakidan873orang perempuan. Untuk PNS dengan tingkat pendidikan Diploma III/Akta III/Sarjana Muda pada tahun 2018 berjumlah 1012 orang dengan 291 oranglaki-lakidan721orangperempuan. Padatahun2019menempatiangkayangsama.Padatahun2020 terjadi peningkatan menjadi berjumlah 1164 orang dengan 291 orang laki-laki dan 873 orang perempuan. Untuk PNS dengan tingkat pendidikan Tingkat Sarjana/Doktor/Ph.D pada tahun 2018 berjumlah 10359 orang dengan 3616 orang laki-laki dan 6473 orang perempuan. Padatahun2019menempatiangkayangsama.Padatahun2020terjadi penurunan menjadi berjumlah 9981 orang dengan 3511 orang laki-laki dan6470orangperempuan.Selengkapnyapadatabelberikut:
150
Data
Tabel 32
PNS Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Tahun 2018
Tahun 2019 Tahun 2020 L P Jumlah L P Jumlah L P Jumah Sampaidengan SD 125 3 128 125 3 128 125 3 128
SMP/Sederajat 266 7 273 266 7 273 222 7 229 SMA/Sederajat 2083 850 2933 2083 850 2933 1996 893 2889
Diploma I.II/AktaI,II 195 684 879 195 684 879 229 761 990 Diploma III/Akta III/Sarjana Muda
291 721 1012 291 721 1012 291 873 1164 Tingkat Sarjana/Doktor /Ph.D 3616 6473 10359 3616 6743 10359 3511 6470 9981 Sumber:BPSKotaBandung,2021 Gender Bidang Perlindungan Perempuan Perempuan masih menjadi Kelompok Rawan Korban Kekerasan Perempuanmasihmenjadikelompokrawanmendapatkekerasan, ruang publik Kota Bandung belum sepenuhnya menjadi tempat yang amanbagiperempuan,rumahbelummenjaditempatyangterbebasdari kekerasan. Di Kota Bandung memiliki tenaga pelayanan terlatih yang menanganikekerasanterdiridari 25orang,yangterbagipadaKonselor UPTsebanyak7OrangPerempuan,Puspagasebanyak10Perempuandan
Laki-laki,PendampingHukumsebanyak2Laki-laki,Psikologsebanyak 2 orang perempuan , dan peksos sebanyak 2 orang perempuan, secara lebihlengkapdapatdilihatpadagambarberikut(Gambar61).
151
Data Gender dan Anak Kota Bandung
1
Gambar 61
Korbankekerasanberdasarkankelompokumurpadatahun2018 terdiridari47anaklaki-lakidan74anakperempuan,3remajalaki-laki dan23remajaperempuan,serta18laki-lakidewasadan130perempuan dewasa. Pada tahun 2019 terdiri dari 101 anak laki-laki dan 83 anak perempuan,12remajalaki-lakidan26remajaperempuan,serta16lakilakidewasadan263perempuandewasa.padatahun2020terdiridari47 anaklaki-lakidan85anakperempuan,2remajalaki-lakidan31remaja perempuan, serta 11 laki-laki dewasa dan 90 perempuan dewasa (Gambar61).
152
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Jumlah Tenaga Pelayanan Terlatih Menangani Korban Kekerasan da
n Sumber:UPTP2TP2A&PuspagaKotaBandung
Konselor UPT Puspaga Pendamping Hukum
Psikolog
Peksos
0 1 3 0 0 7 10 0 2 2
Laki-laki Perempuan
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Kekerasan Dapat Terjadi Pada Semua Orang Tanpa Memandang Tingkat Pendidikan
Korban kekerasan di Kota Bandung berdasarkan pendidikan terakhir pada tahun 2018 adalah sebagai berikut korban tidak/belum bersekolah terdiri dari 6 korban laki-laki dan 9 korban perempuan, korbanlulusSD/sederajatterdiridari25korbanlaki-lakidan29korban perempuan,korbanlulusSMP/sederajatterdiridari 12korbanlaki-laki dan 37 korban perempuan, korban lulus SMA/sederakat terdiri dari 12 korban laki-laki dan 83 korban perempuan, korban lulus perguruan tinggiterdiridari12laki-lakidan78perempuan.
Gambar 62
Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018-2020
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021
Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban tidak/belum bersekolah terdiri dari 8 korban laki-laki dan 8 korban perempuan, korbanlulusSD/sederajatterdiridari33korbanlaki-lakidan13korban
153
Data Gender dan Anak Kota Bandung
perempuan,korbanlulusSMP/sederajatterdiridari42korbanlaki-laki dan 48 korban perempuan, korban lulus SMA/sederakat terdiri dari 18 korban laki-laki dan 73 korban perempuan, korban lulus perguruan tinggi terdiri dari 5 laki-laki dan 64 perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa korban tidak/belum bersekolah terdiri dari 5 korban laki-laki dan 10 korban perempuan, korban lulus SD/sederajat terdiridari27korbanlaki-lakidan 37korban perempuan,korbanlulus SMP/sederajatterdiridari5korbanlaki-lakidan46korbanperempuan, korban lulus SMA/sederakat terdiri dari 10 korban laki-laki dan 55 korbanperempuan,korbanlulusperguruantinggiterdiridari75korban perempuan(Gambar63).
Gambar 63
Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tahun 2018-2020
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Kekerasan Tidak Memandang Status Pekerjaan
KorbankekerasandiKotaBandungberdasarkanstatuspekerjaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut korban pelajar/mahasiswa
154
terdiridari52korbanlaki-lakidan58korbanperempuan,korbanbekerja terdiridari15korbanlaki-lakidan79korbanperempuan,korbantidak bekerjaterdiridari7korbanlaki-lakidan20korbanperempuan,korban ibu rumah tangga terdiri dari 63 korban perempuan. Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban pelajar/mahasiswa terdiri dari 94 korbanlaki-lakidan83korbanperempuan,korbanbekerjaterdiridari9 korbanlaki-lakidan72korbanperempuan,korbantidakbekerjaterdiri dari 9 korban laki-laki dan 14 korban perempuan, korban ibu rumah tangga terdiri dari 62 korban perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa korban pelajar/mahasiswa terdiri dari 41 korban laki-lakidan83korbanperempuan,korbanbekerjaterdiridari12korban laki-laki dan 68 korban perempuan, korban tidak bekerja terdiri dari 5 korban laki-laki dan 17 korban perempuan, korban ibu rumah tangga terdiridari66korbanperempuan(Gambar64).
Gambar 64 Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Status Pekerjaan Tahun 2018-2020
Data Gender dan Anak Kota Bandung 155
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 52 58 94 83 41 81 15 79 9 72 12 68 7 20 9 14 5 17 0 63 0 62 0 66 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 Pelajar/Mahasiswa Bekerja Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga
Belum kawin Kawin Cerai Hidup Cerai Mati
52
87 93 109 49
128 4
103 7
112 7
101 11
62 0
Gambar 65 Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Status Perkawinan Tahun 2018-2020 Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Korbankekerasandiberdasarkanstatusperkawinan padatahun 2018adalahsebagaiberikut,korbanbelumkawinterdiridari52korban laki-lakidan87korbanperempuan,korbankawinterdiridari11korban laki-laki dan 103 korban perempuan, korban cerai hidup terdiri dari 4 korban laki-laki dan 27 korban perempuan, dan tanpa adanya korban cerai mati. Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban belum kawinterdiridari93korbanlaki-lakidan109korbanperempuan,korban kawinterdiridari7korbanlaki-lakidan112korbanperempuan,korban cerai hidup terdiri dari 6 korban laki-laki dan 16 korban perempuan, korban cerai mati terdiri dari 62 korban perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa korban belum kawin terdiri dari 49 korban laki-lakidan101korbanperempuan,korbankawinterdiridari7korban laki-laki dan 128 korban perempuan, korban cerai hidup terdiri dari 3
27 6 16 3 10 0 0 0
66 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020
Data Gender dan Anak Kota Bandung 156
Perempuan yang sudah Menikah Termasuk Kelompok Rawan Menjadi Korban Kekerasan
korbanlaki-lakidan30korbanperempuan,korbanceraimatiterdiridari 66korbanperempuan(Gambar65).
Korbankekerasanberdasarkanjeniskekerasanpadatahun2018 adalah sebagai berikut, korban kekerasan fisik terdiri dari 45 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 6 korban laki-laki dan 78 korban perempuan, korban kekerasan seksual terdiri dari 6 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 28 korban perempuan, korban kekerasan lainnya terdiri dari 2 korban laki-laki dan 32 korban perempuan.
Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban kekerasan fisik terdiri dari 16 korban laki-laki dan 72 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 29 korban laki-laki dan 135 korban perempuan,korbankekerasanseksualterdiridari32korbanlaki-lakidan 55 korban perempuan, korban tindak pidana terdiri dari 14 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 5 korban laki-laki dan 31 korbanperempuan,korbankekerasanlainnyaterdiridari19korbanlakilakidan66korbanperempuan.
Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban kekerasan fisik terdiri dari 16 korban laki-laki dan 72 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 29 korban laki-laki dan 135 korban perempuan,korbankekerasanseksualterdiridari32korbanlaki-lakidan 55 korban perempuan, korban tindak pidana terdiri dari 14 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 5 korban laki-laki dan 31 korbanperempuan,korbankekerasanlainnyaterdiridari19korbanlakilakidan66korbanperempuan.
Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa korban kekerasan fisik terdiri dari 10 korban laki-laki dan 43 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 23 korban laki-laki dan 121 korban
Data Gender
Bandung 157
dan Anak Kota
perempuan,korbankekerasanseksualterdiridari13korbanlaki-lakidan 55 korban perempuan, korban tindak pidana terdiri dari 25 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 2 korban laki-laki dan 22 korbanperempuan,korbankekerasanlainnyaterdiridari30korbanlakilakidan85korbanperempuan(Gambar65). Berdasarkan tempat kejadian perkara pada tahun 2018 adalah sebagai berikut, korban kekerasan di tempat tinggal/rumah tangga terdiri dari 14 korban laki-laki dan 1775 korban perempuan, korban kekerasanditempatkerja terdiridari8 korbanlaki-lakidan 26korban perempuan, korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 13 korbanlaki-lakidan12korbanperempuan,korbankekerasanditempat lainnyaterdiridari37korbanlaki-lakidan2632korbanperempuan. Gambar 66
Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Jenis Kekerasan Tahun 2018-2020
AXIS TITLE 2018 Laki-Laki 2018 Perempuan 2019 Laki-Laki 2019 Perempuan 2020 Laki-Laki 2020 Perempuan
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021
Datapadatahun2019korbankekerasanditempattinggal/rumah tangga terdiri dari 18 korban laki-laki dan 127 korban perempuan,
Data Gender dan Anak Kota Bandung 158 0
FISIK PSIKIS SEKSUAL TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (TPPO) PENELANTARAN JENIS KEKERASAN LAINNYA (SEBUTKAN) : HAK ASUH ANAK JENIS
LAINNYA (SEBUTKAN) : HAK ASUH ANAK
:
20 40 60 80 100 120 140 160
KEKERASAN
JENIS KEKERASAN LAINNYA (SEBUTKAN)
LAINNYA
Data Gender dan Anak Kota Bandung
korban kekerasan di tempat kerja terdiri dari 7 korban perempuan, korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 6 korban laki-laki dan7korbanperempuan,korbankekerasanditempatlainnyaterdiridari 83 korban laki-laki dan 80 korban perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkanbahwakorbankekerasanditempattinggal/rumahtangga terdiri dari 6 korban laki-laki dan 98 korban perempuan, korban kekerasan di tempat kerja terdiri dari 1 korban perempuan, korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 3 korban laki-laki dan 1 korban perempuan, korban kekerasan di tempat lainnya terdiri dari 18 korbanlaki-lakidan31korbanperempuan(Gambar67).
Gambar 67
Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Tempat Kejadian Perkara
`
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Korbankekerasanberdasarkanjenispelayananpadatahun2018 adalahsebagaiberikut,korbankekerasanyangdilayaniolehpengaduan terdiri dari 70 korban laki-laki dan 226 korban perempuan, korban kekerasanyangdilayaniolehpendampinganmedia/visumterdiridari1
159
korban perempuan, korban yang dilayani oleh bantuan hukum terdiri dari 11 korban laki-laki dan 77 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh rehabilitas sosial terdiri dari 25 korban laki-laki dan 50korbanperempuan,korbankekerasanyangdilayaniolehreintegrasi sosial terdiri dari 1 korban laki-laki dan 2 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh konsultasi terdiri dari 57 korban laki-laki dan152korbanperempuan.
Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban kekerasan yangdilayaniolehpengaduan terdiridari113korbanlaki-lakidan234 korbanperempuan,korbankekerasanyangdilayaniolehpendampingan media/visumterdiridari13korbanlaki-lakidan34korbanperempuan, korbanyangdilayaniolehbantuanhukumterdiridari10korbanlaki-laki dan 70 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh rehabilitas sosial terdiri dari 42 korban laki-laki dan 34 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh reintegrasi sosial terdiri dari 3 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh konsultasiterdiridari46korbanlaki-lakidan106korbanperempuan.
Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa korban kekerasan yang dilayani oleh pengaduan terdiri dari 62 korban laki-laki dan 145 korbanperempuan,korbankekerasanyangdilayaniolehpendampingan media/visumterdiridari4korbanperempuan,korbanyangdilayanioleh bantuanhukumterdiridari1korbanlaki-lakidan36korbanperempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh reintegrasi sosial terdiri dari 2 korban perempuan, korban kekerasan yang dilayani oleh konsultasi terdiridari15korbanlaki-lakidan37korbanperempuan(Gambar67).
Data Gender
Bandung 160
dan Anak Kota
Gambar 68
Jumlah Korban Kekerasan Berdasarkan Jenis Pelayanan Tahun 2018-2020
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021
Siapapun dan Status Pekerjaan Apapun Berpotensi Menjadi Pelaku Kekerasan Pelaku kekerasan di Kota Bandung berdasarkan kelompok umur padatahun2018terdiridari3anaklaki-lakidan26anakperempuan,11 remajalaki-lakidan12remajaperempuan,serta24laki-lakidewasadan 121 perempuan dewasa. Pada tahun 2019 terdiri dari 19 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, 22 remaja laki-laki dan 12 remaja perempuan, serta39laki-lakidewasadan136perempuandewasa.padatahun2020 terdiridari5anaklaki-lakidan9anakperempuan,4remajalaki-lakidan 10 remaja perempuan, serta 21 laki-laki dewasa dan 36 perempuan dewasa(gambar69).
161
Data Gender dan Anak Kota Bandung
160
140
120
100
80
60
40
20
Gambar 69
Jumlah Pelaku Kekerasan Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018-2020
121 39
26 19 6 5 9 11 12 22 12 4 10 24
3
136 21 36 0
PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 Anak (0-17 tahun) Remaja (18-25 tahun) Dewasa (di atas 25 tahun)
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 PelakukekerasandiKotaBandungberdasarkanstatuspekerjaan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut pelaku pelajar/mahasiswa terdiri dari 10 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, pelaku bekerja terdiri dari 13 orang laki-laki dan 118 orang perempuan, pelaku tidak bekerjaterdiridari5oranglaki-lakidan9orangperempuan,pelakuibu rumahtanggaterdiridari6oranglaki-lakidan4orangperempuan.Data padatahun2019menyebutkanbahwapelakupelajar/mahasiswaterdiri dari18oranglaki-lakidan5orangperempuan,pelakubekerjaterdiridari 53oranglaki-lakidan135orangperempuan,pelakutidakbekerjaterdiri dari8oranglaki-lakidan11orangperempuan,pelakuiburumahtangga terdiri dari 6 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Data pada tahun 2020menyebutkanbahwapelakupelajar/mahasiswaterdiridari7orang laki-laki dan 11 orang perempuan, pelaku bekerja terdiri dari 9 orang laki-laki dan 133 orang perempuan, pelaku tidak bekerja terdiri dari 3
Data Gender dan Anak Kota Bandung 162
LAKI-LAKI
oranglaki-lakidan19orangperempuan,pelakuiburumahtanggaterdiri dari1oranglaki-lakidan5orangperempuan.Selengkapnyapadagrafik berikut:
118 53
10 8 18 5 7 11 13
135 9
133 5 9 8 11 3 19 6 4 6 3 1 5 0 20 40 60 80 100 120 140 160
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 Pelajar/Mahasiswa Bekerja Tidak Bekerja Ibu Rumah Tangga
Gambar 70 Jumlah Pelaku Kekerasan Berdasarkan Status Pekerjaan Tahun 2018-2020 Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Pelaku Kekerasan Terbanyak dilakukan oleh Orang Terdekat PelakukekerasandiKotaBandungberdasarkanhubungandengan korban pada tahun 2018 adalah sebagai berikut, hubungan suami/istri terdiri dari 6 orang laki-laki dan 78 orang perempuan, hubungan keluarga/kerabatterdiridari19oranglaki-lakidan22orangperempuan, hubunganlainnyaterdiridari23oranglaki-lakidan65orangperempuan, Datapadatahun2019menyebutkanbahwahubungansuami/istriterdiri dari 7 orang laki-laki dan 110 orang perempuan, hubungan keluarga/kerabatterdiridari16oranglaki-lakidan28orangperempuan, hubunganlainnyaterdiridari62oranglaki-lakidan50orangperempuan. Datapadatahun2020menyebutkanbahwahubungansuami/istriterdiri dari 5 orang laki-laki dan 101 orang perempuan, hubungan
163
Data Gender dan Anak Kota Bandung
keluarga/kerabatterdiridari9oranglaki-lakidan25orangperempuan, hubunganlainnyaterdiridari19oranglaki-lakidan58orangperempuan. Selengkapnyapadagrafikberikut: Gambar 71 Jumlah Pelaku Kekerasan Berdasarkan Hubungan dengan Korban Tahun 2018-2020
6
101 19 22 16 28 9
78 7
65 62 50 19
110 5
58 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020
25 23
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 PelakukekerasandiKotaBandungberdasarkankebangsaanpada tahun 2018 adalah sebagai berikut, pelaku berkebangsaan Indonesia/lokalterdiridari45oranglaki-lakidan160orangperempuan, pelakuberkebangsaanasingterdiri1orangperempuan.Datapadatahun 2019menyebutkanbahwapelakuberkebangsaanIndonesia/lokalterdiri dari 108 orang laki-laki dan 222 orang perempuan, pelaku berkebangsaanasingterdiri1orangperempuan.Datapadatahun2020 menyebutkanbahwapelakuberkebangsaanIndonesia/lokalterdiridari 53oranglaki-lakidan 218orangperempuan.Selengkapnyapadagrafik berikut:
164
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Suami/istri Keluarga/kerabat Lainnya
Gambar 72
Jumlah Pelaku Kekerasan Berda sarkan Kebangsaan Tahun 2018-2020
Asing
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021
Profil Gender Bidang Anak
Datapadatahun2018menyebutkanbahwajumlahanakusia0-4 tahun laki-laki adalah 101.851 dan perempuan adalah 97.828, jumlah anak usia 5-9 tahun laki-laki adalah 97.819 dan perempuan adalah 93.001, jumlah anak usia 10-14 tahun laki-laki adalah 87.344 dan perempuanadalah83.962jumlahanakusia15-19tahunlaki-lakiadalah 107.583 dan perempuan adalah 109.771. Data pada tahun 2019 menyebutkanbahwajumlahanakusia0-4tahunlaki-lakiadalah100.268 dan perempuan adalah 96.262, jumlah anak usia 5-9 tahun laki-laki adalah 97.256 dan perempuan adalah 92.702, jumlah anak usia 10-14 tahunlaki-lakiadalah86.810danperempuanadalah83.316jumlahanak usia 15-19 tahun laki-laki adalah 106.374 dan perempuan adalah 108.412. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa jumlah anak usia
165
Data Gender dan Anak Kota Bandung
45 160 108 222 51 215 0 1 0 1 0 0 0 50 100 150 200 250 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 Indonesia/lokal
0-4tahunlaki-lakiadalah 98.637dan perempuan adalah94.658, jumlah anak usia 5-9 tahun laki-laki adalah 96.154 dan perempuan adalah 91.973, jumlah anak usia 10-14 tahun laki-laki adalah 86.617 dan perempuanadalah82.940jumlahanakusia15-19tahunlaki-lakiadalah 105.325danperempuanadalah107.103.
Tabel 33 Jumlah Anak
Keterangan 2018 2019 2020 L P L P L P
0–4 101.851 97.828 100.268 96.262 98.637 94.658 5–9 97.819 93.001 97.256 92.702 96.154 91.973 10–14 87.344 83.962 86.810 83.316 86.617 82.940 15–19 107.583 109.771 106.374 108.412 105.325 107.103
Sumber:DisdukcapilKotaBandung,2021
Belum Semua Anak yang Memiliki KIA dan Akte Kelahiran
Di Kecamatan Sukasari jumlah anak yang memiliki KIA adalah 7.688 anak dengan 3.888 anak laki-laki dan 3.800 anak perempuan. Di Kecamatan Coblong jumlah anak yang memiliki KIA adalah 11.374 anak dengan 5.808 anak laki-laki dan 5.566 anak perempuan. Di Kecamatan Babakan Ciparay jumlah anak yang memiliki KIA adalah 14.863 anak dengan 7.523 anak laki-laki dan 7.340 anak perempuan. Di Kecamatan Bojongloa Kaler jumlah anak yang memiliki KIA adalah 11.290 anak dengan 5.724 anak laki-laki dan 5.566 anak perempuan. DiKecamatanAndir jumlahanakyangmemilikiKIAadalah 9.098 anak dengan 4.551 anak lakilaki dan 4.547 anak perempuan.
Di Kecamatan Cicendo jumlah anak yang memiliki KIA adalah 8.047 anak dengan 4.150 anak laki-laki dan 3.897 anak perempuan. Di Kecamatan Sukajadi jumlah anak yang memiliki KIA adalah 8.844 anak
Data Gender
166
dan Anak Kota Bandung
dengan 4.410 anak laki-laki dan 4.434 anak perempuan. Di Kecamatan Cidadap jumlahanakyangmemilikiKIAadalah 5.642 anak dengan 2.968 anak laki-laki dan 2.674 anak perempuan. Di Kecamatan Bandung Wetan jumlahanakyangmemilikiKIAadalah 3.022 anak dengan 1.545 anak lakilaki dan 1.477 anak perempuan. DiKecamatanAstanaAnyarjumlahanak yangmemilikiKIAadalah 7.064 anak dengan 3.625 anak laki-laki dan 3.439 anak perempuan. Di Kecamatan Regol jumlah anak yang memiliki KIA adalah7.290 anak dengan 3.783 anak laki-laki dan 3.507 anak perempuan. Di Kecamatan Batununggal jumlah anak yang memiliki KIA adalah 13.851 anak dengan 7.039 anak laki-laki dan 6.812 anak perempuan. Di Kecamatan Lengkong jumlah anak yang memiliki KIA adalah 5.734 anak dengan 2.966 anak laki-laki dan 2.966 anak perempuan. Di Kecamatan Cibeunying Kidul jumlah anak yang memiliki KIA adalah 10.012 anak dengan 5.136 anak laki-laki dan 4.876 anak perempuan. Di KecamatanBandungKulonjumlahanakyangmemilikiKIAadalah 12.878 anak dengan 6.573 anak laki-laki dan 6.305 anak perempuan. DiKecamatan KiaracondongjumlahanakyangmemilikiKIAadalah 11.800 anak dengan 6.046 anak laki-laki dan 5.754 anak perempuan. Di Kecamatan Bojongloa KiduljumlahanakyangmemilikiKIAadalah7.620 anak dengan 3.924 anak laki-laki dan 3.696 anak perempuan.
Di Kecamatan Cibeunying Kaler jumlah anak yang memiliki KIA adalah5.613 anak dengan 2.848 anak laki-laki dan 2.765 anak perempuan. Di KecamatanSumurBandungjumlahanakyangmemilikiKIAadalah 4.048 anak dengan 1.978 anak laki-laki dan 2.070 anak perempuan. DiKecamatan AntapanijumlahanakyangmemilikiKIAadalah 7.885 anak dengan 3.948 anak laki-laki dan 3.937 anak perempuan. Di Kecamatan Bandung Kidul jumlahanakyangmemilikiKIAadalah 7.620 anak dengan 3.924 anak lakilaki dan 3.696 anak perempuan.
Data
167
Gender dan Anak Kota Bandung
Di Kecamatan Buahbatu jumlah anak yang memiliki KIA adalah 9.464 anak dengan 4.831 anak laki-laki dan 4.633 anak perempuan. Di KecamatanRancasarijumlahanakyangmemilikiKIAadalah 9.781 anak dengan 4.975 anak laki-laki dan 4.806 anak perempuan. Di Kecamatan ArcamanikjumlahanakyangmemilikiKIAadalah8.492anakdengan4.279 anak laki-laki dan 4.213 anak perempuan. DiKecamatanCibirujumlahanak yangmemilikiKIAadalah 7.700 anak dengan 3.930 anak laki-laki dan 3.770 anak perempuan. DiKecamatanUjungberungjumlahanakyangmemiliki KIA adalah 9.306 anak dengan 4.763 anak laki-laki dan 4.543 anak perempuan.
Di Kecamatan Gedebage jumlah anak yang memiliki KIA adalah 5.105 anak dengan 2.645 anak laki-laki dan 2.460 anak perempuan. Di KecamatanPanyileukanjumlahanakyangmemilikiKIAadalah4.317anak dengan 2.122 anak laki-laki dan 2.195 anak perempuan. Di Kecamatan CinambojumlahanakyangmemilikiKIAadalah 3.678 anak dengan 1.573 anak laki-laki dan 2.105 anak perempuan. DiKecamatanMandalajatijumlah anakyangmemilikiKIAadalah 8.299 anak dengan 4.220 anak laki-laki dan 4.079 anak perempuan.
Tabel 34
Data Gender dan Anak Kota Bandung 168
NO KECAMATAN MEMILIKIKIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 SUKASARI 3.888 3.800 7.688 2 COBLONG 5.808
3 BABAKANCIPARAY
4 BOJONGLOAKALER 5.724
5 ANDIR 4.551
6 CICENDO 4.150
7 SUKAJADI 4.410
8 CIDADAP 2.968
9 BANDUNGWETAN
10 ASTANAANYAR 3.625
11 REGOL
12 BATUNUNGGAL
Kepemilikan KIA
5.566 11.374
7.523 7.340 14.863
5.566 11.290
4.547 9.098
3.897 8.047
4.434 8.844
2.674 5.642
1.545 1.477 3.022
3.439 7.064
3.783 3.507 7.290
7.039 6.812 13.851
NO KECAMATAN
MEMILIKIKIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
LENGKONG 2.966 2.966 5.734 14 CIBEUNYINGKIDUL 5.136 4.876 10.012 15 BANDUNGKULON 6.573 6.305 12.878 16 KIARACONDONG 6.046 5.754 11.800 17 BOJONGLOAKIDUL 3.924 3.696 7.620 18 CIBEUNYINGKALER 2.848 2.765 5.613 19 SUMURBANDUNG 1.978 2.070 4.048 20 ANTAPANI 3.948 3.937 7.885 21 BANDUNGKIDUL 3.924 3.696 7.620 22 BUAHBATU 4.831 4.633 9.464 23 RANCASARI 4.975 4.806 9.781 24 ARCAMANIK 4.279 4.213 8.492 25 CIBIRU 3.930 3.770 7.700 26 UJUNGBERUNG 4.763 4.543 9.306 27 GEDEBAGE 2.645 2.460 5.105 28 PANYILEUKAN 2.122 2.195 4.317 29 CINAMBO 1.573 2.105 3.678 30 MANDALAJATI 4.220 4.079 8.299 JUMLAH 125.820 121.306 247.126 Sumber:Disdukcapil2021
13
DiKecamatanSukasariterdapat 21043 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 17973 dan yang belum memiliki akta sebanyak 3070 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 85,41%. Di Kecamatan Coblong terdapat 32149 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 27368 dan yang belum memiliki akta sebanyak 4781 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 85,13%. DiKecamatanBabakanCiparayterdapat 43786 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 35236 dan yang belum memiliki akta sebanyak 8550 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 80,47%. Di KecamatanBojongloaKalerterdapat 36681 anak, yangsudah memiliki akta sebanyak 31589 dan yang belum memiliki akta sebanyak 5092 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 86,12%. Di Kecamatan Andir terdapat 27470 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 23698 dan yang belum memiliki akta sebanyak 3772 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta
169
Data Gender dan Anak Kota Bandung
sebesar 86,27%. Di Kecamatan Cicendo terdapat 26385 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 22521 dan yang belum memiliki akta sebanyak 3864 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 85,36%.
DiKecamatanSukajaditerdapat 28761 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 25946 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2815 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 90,21%. Di Kecamatan Cidadap terdapat 15261 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 13304 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1957 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,18%. DiKecamatanBandungWetanterdapat 7300 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 6294 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1006 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 86,22%. Di Kecamatan Astana Anyar terdapat 19694 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 17275 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2419 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,72%.
DiKecamatanRegolterdapat 21286 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 18291 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2995 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 85,93%. DiKecamatanBatununggal terdapat 34003 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 29851 dan yang belum memiliki akta sebanyak 4152 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,79%. DiKecamatanLengkongterdapat 18361 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 16704 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1657 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 90,98%. Di Kecamatan CibeunyingKidulterdapat 31916 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 27803 dan yang belum memiliki akta sebanyak 4113 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,11%.
Di Kecamatan Bandung Kulon terdapat 40705 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 32879 dan yang belum memiliki akta sebanyak 7826 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 80,77%. Di Kecamatan
Data
170
Gender dan Anak Kota Bandung
Kiaracondong terdapat 37264 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 32734 dan yang belum memiliki akta sebanyak 4530 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,84%. Di Kecamatan Kiaracondong terdapat 37264 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 32734 dan yang belum memiliki akta sebanyak 4530 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,84%. DiKecamatanBojongloaKidulterdapat 25909 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 32879 dan yang belum memiliki akta sebanyak 7826 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 80,77%.
Di Kecamatan Cibeunying Kaler terdapat 19133 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 17173 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1960sehinggamemiliki rasio kepemilkanaktasebesar89,76%. DiKecamatan SumurBandungterdapat 10221 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 8893 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1328 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,01%. Di Kecamatan Antapani terdapat 21903 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 19305 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2598 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 88,14%.
Di Kecamatan Bandung Kidul terdapat 17396 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 15040 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2356 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 86,46%.
DiKecamatanBuahbatuterdapat 29082 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 25251 dan yang belum memiliki akta sebanyak 3831 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 86,83%. Di Kecamatan Rancasari terdapat 24392 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 21669 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2723 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 88,84%. DiKecamatanArcamanikterdapat 22664 anak, yangsudah memiliki akta sebanyak 19874 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2790 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,69%. Di Kecamatan Cibiruterdapat 22743 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 19265 dan
Data Gender
171
dan Anak Kota Bandung
yangbelum memiliki aktasebanyak3478sehinggamemiliki rasio kepemilkan akta sebesar 84,71%.
Di Kecamatan Ujungberung terdapat 26869 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 23875 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2994 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 88,86%. Di Kecamatan Gedebageterdapat 12219 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 10071 dan yang belum memiliki akta sebanyak 2148 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 82,42%. Di Kecamatan Panyileukan terdapat 10882 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 9604 dan yang belum memiliki akta sebanyak 1278 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 88,26%.
Di Kecamatan Cinambo terdapat 7530 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 6613 dan yang belum memiliki akta sebanyak 917 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 87,82%. DiKecamatanMandalajadi terdapat 22090 anak, yang sudah memiliki akta sebanyak 18896 dan yang belum memiliki akta sebanyak 3194 sehingga memiliki rasio kepemilkan akta sebesar 85,54%. Selengkapnya pada tabel berikut : Tabel 35
Data Gender dan Anak Kota Bandung 172
Kepemilikan Akta Lahir No Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Usia0-18 Sudah Memiliki Akta Belum Memiliki Akta Rasio Kepemilikan Akta0-18 1 SUKASARI 21043 17973 3070 85,41% 2 COBLONG 32149 27368 4781 85,13% 3 BABAKAN CIPARAY 43786 35236 8550 80,47% 4 BOJONGLOA KALER 36681 31589 5092 86,12% 5 ANDIR 27470 23698 3772 86,27% 6 CICENDO 26385 22521 3864 85,36% 7 SUKAJADI 28761 25946 2815 90,21% 8 CIDADAP 15261 13304 1957 87,18% 9 BANDUNG WETAN 7300 6294 1006 86,22%
10 ASTANAANYAR 19694 17275 2419 87,72% 11 REGOL 21286 18291 2995 85,93% 12 BATUNUNGGAL 34003 29851 4152 87,79% 13 LENGKONG 18361 16704 1657 90,98% 14 CIBEUNYING KIDUL 31916 27803 4113 87,11% 15 BANDUNG KULON 40705 32879 7826 80,77% 16 KIARACONDONG 37264 32734 4530 87,84% 17 BOJONGLOA KIDUL 25909 21496 4413 82,97% 18 CIBEUNYING KALER 19133 17173 1960 89,76% 19 SUMUR BANDUNG 10221 8893 1328 87,01% 20 ANTAPANI 21903 19305 2598 88,14% 21 BANDUNG KIDUL 17396 15040 2356 86,46% 22 BUAHBATU 29082 25251 3831 86,83% 23 RANCASARI 24392 21669 2723 88,84% 24 ARCAMANIK 22664 19874 2790 87,69% 25 CIBIRU 22743 19265 3478 84,71% 26 UJUNGBERUNG 26869 23875 2994 88,86% 27 GEDEBAGE 12219 10071 2148 82,42% 28 PANYILEUKAN 10882 9604 1278 88,26% 29 CINAMBO 7530 6613 917 87,82% 30 MANDALAJATI 22090 18896 3194 85,54% Sumber:Disdukcapil2021
Anak Merupakan Kelompok Rentan Menjadi Korban Kekerasan Kekerasan terhadap anak (anak masih menjadi kelompok rawan mendapat kekerasan, ruang publik Kota Bandung belum sepenuhnya menjaditempatyangamanbagianak,rumahbelummenjaditempatyang terbebasdarikekerasan).
Korban kekerasan anakdi Kota Bandung berdasarkan kelompok umurpadatahun2018terdiridari,kelompokusia0-5tahunterdapat4 korban laki-laki dan 5 korban perempuan, kelompok usia 6-9 tahun terdapat6korbanlaki-lakidan16korbanperempuan, kelompokusia10-
Data Gender dan Anak Kota Bandung 173
Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Usia0
18 Sudah Memiliki Akta Belum Memiliki Akta Rasio Kepemilikan Akta
No
-
0-18
13 tahun terdapat 16 korban laki-laki dan 19 korban perempuan, kelompokusia14-17tahunterdapat 15korban laki-lakidan 28korban perempuan. Data tahun 2019 menunjukan bahwa kelompok usia 0-5 tahun terdapat 8 korban laki-laki dan 8 korban perempuan, kelompok usia 6-9 tahun terdapat 15 korban laki-laki dan 11 korban perempuan, kelompokusia10-13tahunterdapat 31korban laki-lakidan 12korban perempuan,kelompokusia14-17tahunterdapat30korbanlaki-lakidan 40 korban perempuan. Data tahun tahun 2020 menunjukan bahwa kelompok usia 0-5 tahun terdapat 3 korban laki-laki dan 10 korban perempuan, kelompok usia 6-9 tahun terdapat 13 korban laki-laki dan 14korbanperempuan, kelompokusia10-13tahunterdapat13korban laki-lakidan13korbanperempuan,kelompokusia14-17tahunterdapat 12korbanlaki-lakidan30korbanperempuan.Selengkapnyapadatabel berikut: Gambar 73 Jumlah Korban Kekerasan Anak (0-17 Tahun) Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018-2020
Data Gender
Bandung 174
dan Anak Kota
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 4 5 8 8 3 10 6 16 15 11 13 14 16 19 31 12 13 13 15 28 30 40 12 30 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 0-5 Tahun 6-9 Tahun 10-13 Tahun 14-17 Tahun
Jumlah kekerasan anak di Kota Bandung berdasarkan hubungan dengankorbanpadatahun2018adalahsebagaiberikut,hubunganorang tua terdiri dari 10 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, hubungan keluarga/kerabat terdiri dari 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, hubunganlainnyaterdiridari20oranglaki-lakidan31orangperempuan, Data padatahun2019menyebutkan bahwahubungan orangtuaterdiri dari 14 orang laki-laki dan 20 orang perempuan, hubungan keluarga/kerabat terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan, hubunganlainnyaterdiridari62oranglaki-lakidan39orangperempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwa hubungan keluarga terdiri dari7oranglaki-lakidan19orangperempuan,hubunganlainnyaterdiri dari16oranglaki-lakidan42orangperempuan(Gambar 74). Gambar 74
Jumlah Korban Kekerasan Anak (0-17 Tahun) Berdasarkan Hubungan dengan Korban Tahun 2018-2020
Orang tua Keluarga/kerabat Tetangga Guru Teman/pacar Orang lain
175
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Anak Dapat Menjadi Korban Kekerasan Dari Siapapun
Sumber:
10 10 14 20 7 19 3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 31 62 39 16 42 0 10 20 30 40 50 60 70 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020
P2TP2AKotaBandung,2021
Korban kekerasan anak di Kota Bandung berdasarkan jenis kekerasan pada tahun 2018 adalah sebagai berikut, korban kekerasan fisik terdiri dari 9 korban lai-laki dan 45 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 32 korban laki-laki dan 8 korban perempuan,korbankekerasanseksualterdiridari11korbanperempuan, korban kekerasan tindak pidana terdiri dari 36 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 3 korban laki-laki dan 7 korban perempan, korban kekerasanlainnyaterdiridari5korban laki-laki dan 11korbanperempuan.
Data pada tahun 2019 menyebutkan bahwa korban kekerasan fisik terdiri dari 16 korban laki-laki dan 12 korban perempuan, korban kekerasan psikis terdiri dari 29 korban laki-laki dan 36 korban perempuan,korbankekerasanseksualterdiridari61korbanlaki-lakidan 39 korban perempuan, korban tindak pidana terdiri dari 12 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 4 korban laki-laki dan 88 korbanperempuan,korbankekerasanlainnyaterdiridari11korbanlakilaki dan 14 korban perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwakorbankekerasanfisikterdiridari9korbanlaki-lakidan6korban perempuan,korbankekerasanpsikisterdiridari21korbanlaki-lakidan 30korbanperempuan,korbankekerasanseksualterdiridari13korban laki-lakidan 48korban perempuan, korban tindakpidanaterdiridari5 korban perempuan, korban penelantaran terdiri dari 2 korban laki-laki dan 4 korban perempuan, korban kekerasan lainnya terdiri dari 18 korban laki-laki dan 16 korban perempuan. Selengkapnya pada grafik berikut:
Data Gender
176
dan Anak Kota Bandung
Gambar 75
Jumlah Korban Kekerasan Anak (0-17 Tahun) Berdasarkan Jenis Kekerasan Tahun 2018-2020
Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Perlu Penataan Lingkungan yang Berpotensi Menjadi Tempat Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak Korban kekerasan anak di Kota Bandung berdasarkan tempat
kejadian perkara pada tahun 2018 adalah sebagai berikut, korban kekerasanditempattinggal/rumahtanggaterdiridari7korbanlaki-laki dan 17 korban perempuan, korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 12 korban laki-laki dan 9 korban perempuan, korban kekerasan di tempat lainnya terdiri dari 17 korban laki-laki dan 28 korbanperempuan. Datapadatahun2019menyebutkanbahwakorban kekerasanditempattinggal/rumahtanggaterdiridari9korbanlaki-laki dan 10 korban perempuan, korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 6 korban laki-laki dan 5 korban perempuan, korban kekerasan di tempat lainnya terdiri dari 80 korban laki-laki dan 62 korbanperempuan.Datapadatahun2020menyebutkanbahwakorban kekerasanditempattinggal/rumahtanggaterdiridari1korbanlaki-laki
Data Gender dan Anak Kota Bandung 177
9 32 11 0 3 1 1 3 45 8 34 36 7 6 2 3 14 29 61 0 4 4 3 4 12 36 39 12 86 4 4 7 9 21 13 0 2 1 3 14 6 30 49 5 4 1 3 12 0 20 40 60 80 100 2018
2018
2019
Laki-Laki
Perempuan 2019 Laki-Laki
Perempuan 2020 Laki-Laki 2020 Perempuan
Data Gender dan Anak Kota Bandung 178
16
Di Kota Bandung tenaga pelayanan terhadap kekerasan anak terdiridari1orangtenagakonselorlaki-lakidan10konselorperempuan. Selengkapnyapafdatabelberikut: Tabel 36 Jumlah Tenaga Pelayanan Terhadap Kekerasan Anak JumlahTenagaPelayanan Laki-Laki Perempuan TenagaMedis 0 0 TenagaKonselor 1 10 TenagaPendampingHukum 0 0 TenagaPelayananlainnya 0 0 TenagaPelayananlainnya 0 0 Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 7 17 9 10 1 0 0 0 0 0 0 0 12 9 6 5 3 1 0 0 0 0 0 0 17 28 80 62 16 22 0 20 40 60 80 100 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 Tempat
Tangga
korban kekerasan di fasilitas pendidikan terdiri dari 1 korban laki-laki dan1korbanperempuan,korbankekerasanditempatlainnyaterdiridari
korbanlaki-lakidan22korbanperempuan(Gambar76). Gambar 76 Jumlah Korban Kekerasan Anak (0-17 Tahun) Berdasarkan Tempat Kejadian Perkara Tahun 2018-2020 Sumber:P2TP2AKotaBandung,2021 Tenaga Pelayanan terhadap Kekerasan Anak
tinggal/rumah
Tempat umum Fasilitas Pendidikan Fasilitas Media Tempat Kejadian Perkara lainnya (sebutkan) : lainnya
Jumlah klien anak yang ditangani oleh Puspaga di Kota Bandung berdasarkan kelompok umur adalah sebagai berikut. Pada tahun 2018, klien terdiri dari 2 orang perempuan berusia 14-17 tahun. Data pada tahun2019menyebutkanbahwakelompokusia0-5tahunterdiridari4 orangperempuan,kelompokusia6-9tehunterdiridari4oranglaki-laki dan 6orangperempuan, kelompokusia10-13 terdurudari5 ranglakilakidan1orangperempuan,kelompokusia14-17tahunterdiridari10 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Data pada tahun 2020 menyebutkan bahwakelompokusia0-5tahunterdiridari2oranglakilakidan3orangperempuan,kelompokusia6-9tehunterdiridari1orang laki-lakidan4orangperempuan,kelompokusia10-13terdiridari2rang laki-lakidan3orangperempuan,kelompokusia14-17tahunterdiridari 19oranglaki-lakidan24orangperempuan(Gambar77).
Gambar 77 Jumlah Klien Anak (0-17 Tahun) yang Ditangani Puspaga Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2018-2020
Data Gender dan Anak
Bandung 179
Kota
Sumber:Puspaga
2021 0 0 0 4 2 3 0 0 4 6 1 4 0 0 5 1 2 3 0 2 10 3 19 24 LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN 2018 2019 2020 0-5 Tahun 6-9 Tahun 10-13 Tahun
KotaBandung,
14-17 Tahun
Anak Menjadi Korban Kasus Covid-19
Jumlah anak terjangkit Covid-19 di Kota Bandung berdasarkan umurpadatahun2020adalahsebagaiberikut,kelompokusia0-5tahun berjumlah 1521 orang dengan 836 orang laki-laki dan 685 orang perempuan, kelompok usia 6-10 tahun berjumlah 1446 orang dengan 741 orang laki-laki dan 705 orang perempuan, kelompok usia 11-15 tahunberjumlah1851orang dengan911oranglaki-lakidan940orang perempuan,kelompokusia16-18tahunberjumlah1558orang dengan 710oranglaki-lakidan846orangperempuan(Gambar78).
Gambar 78
Jumlah Anak (0-18 Tahun) Terjangkit Covid-19 Berdasarkan Umur Tahun 2020
836 741 911 710 685 705 940 848
1,521 1,446 1,851 1,558 0-5 TH 6-10TH 11-15 TH 16-18 TH Laki-laki Perempuan Jumlah
Sumber:DinasKesehatanKotaBandung,2021 JumlahanakyangterjangkitCovid-19per-kecamatantahun2020 adalahsebagaiberikut:KecamatanAndirterdiridari87oranglaki-laki dan 82 orang perempuan, Kecamatan Antapani terdiri dari 235 orang laki-lakidan2000orangperempuan,KecamatanArcamanik terdiridari 185oranglaki-lakidan203orangperempuan,KecamatanAstanaAnyar terdiri dari 64 orang laki-laki dan 77 orang perempuan, Kecamatan
Data
180
Gender dan Anak Kota Bandung
BabakanCiparayterdiridari68oranglaki-lakidan64orangperempuan, KecamatanBandungKidulterdiridari95oranglaki-lakidan 104orang perempuan,KecamatanBandungKulonterdiridari97oranglaki-lakidan 119 oorang perempuan, Kecamatan Batununggal terdiri dari 32 orang laki-laki dan 21 orang perempuan, Kecamatan Bojongloa Kaler terdiri dari120oranglaki-lakidan144orangperempuan.
Gambar 79
Jumlah Anak (0-18 Tahun) Terjangkit Covid-19 Per-Kecamatan Tahun 2020
Sumber:DinasKesehatanKotaBandung,2021
KecamatanBojongloakidulterdiridari83oranglaki-lakidan63 orang perempuan, Kecamatan Buahbatu terdiri dari 65 orang laki-laki dan 65 orang perempuan, KecamatanCibeunyingKalerterdiridari 114 oranglaki-laki,dan119orangperempuan,KecamatanCibeunyingKidul terdiridari51oranglaki-lakidan58orangperempuan,KecamatanCibru terdiri dari 122 orang laki-laki dan 142 orang perempuan, Kecamatan Cicendo terdiri dari 87 orang laki-laki dan 81 orang perempuan,
Data Gender dan Anak Kota Bandung 181 87 235 185 64 68 95 97 32 120 83 65 114 51 79 122 87 42 44 168 77 197 133 120 112 169 124 113 131 37 148 82 200 203 77 64 104 119 21 144 63 65 119 58 104 142 81 46 42 179 84 156 116
112 174 97 109 126 56 138 0 50 100 150 200 250 ANDIR
96
ANTAPANI ARCAMANIK ASTANA ANYAR BABAKAN CIPARAY BANDUNG KIDUL BANDUNG KULON BANDUNG WETAN BATUNUNGGAL BOJONG LOA KALER BOJONGLOA KIDUL BUAH BATU CIBEUNYING KALER CIBEUNYING KIDUL CIBIRU CICENDO CICADAP CINAMBO COBLONG GEDEBAGE KIARACONDONG LENGKONG MANDALAJATI PANYILEUKAN RANCASARI REGOL SUKAJADI SUKASARI SUMUR BANDUNG UJUNG BERUNG Laki-laki Perempuan
Kecamatan Cidadap terdiri dari 42 orang laki-laki dan 46 orang perempuan, Kecamatan Cinambo terdiri dari 44 orang laki-laki dan 42 orang perempuan, Kecamatan Coblong terdiri dari 168 orang laki-laki dan 179 orang perempuan, Kecamatan Gedebage terdiri dari 77 orang laki-lakidan84orangperempuan. KecamatanKiaracondongterdiridari197oranglaki-lakidan156 orangperempuan, KecamatanLengkongterdiridari 133 orang laki-laki dan116orangperempuan,KecamatanMandalajatiterdiridari120orang laki-laki dan 96 orang perempuan, Kecamatan Panyileukan terdiri dari 112 orang laki-laki dan 112 orang perempuan, Kecamatan Rancasari terdiri dari 16o orang laki-laki dan 174 orang perempuan, Kecamatan Regol terdiri dari 124 orang laki-laki dan 97 orang perempuan, Kecamatan Sukajadi terdiri dari 113 orang laki-laki dan 109 orang perempuan,KecamatanSukasariterdiridari131oranglaki-lakidan126 orangperempuan,KecamatanSumurBandungterdiridari37oranglakilakidan56orangperempuan,KecamatanUjungBerungterdiridari148 oranglaki-lakidan136orangperempuan(Gambar79)
Gambar 80
Data
182
Gender dan Anak Kota Bandung
Jumlah Anak Yang Kehilangan Orang Tua Karena Covid-19 Berdasarkan Umur
Sumber:DP3AKotaBandung2021
Jumlah anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 di Kota Bandung berdasarkan umur pada tahun 2020 adalah sebagai berikut, kelompok usia 0-5 tahun trdiri dari 34 orang laki-laki dan 27 orang perempuan,kelompokusia6-10tahunterdiridari54oranglaki-lakidan 63orangperempuan,kelompokusia11-15tahunterdiridari120orang laki-laki dan 112 orang perempuan, kelompok usia 16-18 gahun terdiri dari63oranglaki-lakidan61orangperempuan(Gambar80).
Jumlah anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 per kecamatan di Kota Bandung tahun adalah sebagai berikut. Kecamatan Andirterdiridari25oranglaki-lakidan21orangperempuan,Kecamatan Antapani terdiri dari 14 orang laki-laki dan 11 orang perempuan, Kecamatan Arcamanik terdiri dari 1 orang laki-laki dan 7 orang perempuan,KecamatanAstanaanyarterdiridari5oranglaki-lakidan3 orangperempuan,KecamatanBabakanCiparayterdiridari22oranglakilakidan10orangperempuan,KecamatanBandungKidulterdiridari15 orang laki-laki dan 8 orang perempuan, Kecamatan Bandung Kulon terdiridari8oranglaki-lakidan6orangperempuan,KecamatanBandung Wetanterdiridari2oranglaki-lakidan5orangperempuan.
Kecamatan Batununggal terdiri dari 10 orang laki-laki dan 15 orangperempuan,KecamatanBojongloaKalerterdiridari15oranglakilakidan20orangperempuan,KecamatanBojongloaKidulterdiridari6 oranglaki-lakidan4orangperempuan,KecamatanBuahBatuterdiridari 13oranglaki-lakidan16orangperempuan,KecamatanCibeunyingKaler terdiri dari 7 orang laki-laki dan 7 orang perempuan, Kecamatan Cibeunying Kidul terdiri dari 4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, KecamatanCibiruterdiridari3oranglaki-lakidan7orangperempuan, Kecamatan Cicendo terdiri dari 11 orang laki-laki dan 6 orang perempuan,KecamatanCidadapterdiridari1oranglaki-lakidan1orang
Data Gender
183
dan Anak Kota Bandung
perempuan, Kecamatam Cinambo terdiri dari 2 orang laki-laki dan 3 orang perempuan, Kecamatan Coblong terdiri dari 2 orang perempuan, Kecamatan Gedebage terdiri dari 12 orang laki-laki dan 7 orang perempuan,KecamatanKiaracondongterdiridari13oranglaki-lakidan 13orangperempuan,KecamatanLengkongterdiridari4oranglaki-laki dan2orangperempuan,KecamatanMandalajatiterdiridari5oranglakilakidan11orangperempuan. KecamatanPanyileukanterdiridari4oranglaki-lakidan1orang perempuan, KecamatanRancasariterdiri dari 44oranglaki-laki dan 39 perempuan,KecamatanSukasariterdiridari6oranglaki-lakidan9orang perempuan,KecamatanSumurBandungterdiridari1oranglaki-lakidan 2orangperempuan,KecamatanUjungberungterdiridari18oranglakilakidan23orangperempuan(Gambar81).
Gambar 81 Jumlah Anak Yang Kehilangan Orang Tua Karena Covid-19 PerKecamatan
184
Data Gender dan Anak Kota Bandung
BAB VI PENUTUP
Simpulan
MengacupadadatayangtelahdipaparkanpadaBabsebelumnya disampaikanbeberapakesimpulansebagaiberikut:
1. Kota Bandung sudah memiki komitmen yang sangat baik dalam mewujudkanpembangunanyangresponsifgender.Halinitercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bandung Tahun 2018-2023 yang menempatkan Gender dan Pemberdayaan Perempuan sebagai sasaran ke-5 dari misi 1, yaitu: Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal dan Religius. Komitmen selanjutnya dituangkan diimplementasikan dengan terbentuknya Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender dalam PembangunandanForumDataTerpilahKotaBandung.
2. Secaraumum,KotaBandungmemilikikualitaslayananpembangunan yanglebihbaikdibandingkandengankabupaten/kotalainnyadiJawa Barat. Semua komponen dalam pembentukan Indeks Pembangunan Mausia(IPM)yaitu;IndeksPendidikan,IndeksKesehatan,danIndeks Daya Beli lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Jawa Barat, meskipun masih terdapat kesejenjangan dalam Indeks PembangunanGender(IPG)danIndeksPemberdayaanGender(IDG).
3. Di bidang pendidikan, perempuan memiliki harapan lama sekolah lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, akan tetapi pada rata-rata lamasekolah,perempuanmasihtertinggal.Pembangunanpendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar
Data Gender dan Anak Kota Bandung 185
memberikan efek terhadap angka partisipasi yang seimbang antara perempuandalamlaki-lakidilihatdariangkapartisipasimurni,angka partisipasikasar,danangkapartisipasisekolah.
4. Pada bidang kesehatan, perempuan memiliki angka harapan hidup lebihtinggidibandingkan dengan laki-laki. Berbagaibentuklayanan khusus untuk perempuan, terutama dalam pelayanan pemeriksaan kesehatan, pemberian gizi dan zat besi untuk ibu hamil, pemberian vitamindanlayanankesehatanpascanifas,diaksesdenganbaikoleh masyarakat, meskipun terdapat kecenderungan penurunan pada masaPandemi-covid19.
5. Pada bidang ekonomi, angka partisipasi perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Tingkat partisipasi perempuan sebagai angkatan kerja dan sumbangan pendapatan masih belum setaradenganlaki-laki.
6. Perempuan juga belum optimal terlibat dalam pengambilan keputusan pada jabatan publik, terutama menjadi anggota lembaga legislatif, menjadi pimpinan pada lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif.
7. Perempuanmasihmenjadikelompokrentanmendapatkankekerasan pada ranah domestik maupun publik. Pelaku kekerasan juga dapat diidentifikasi dari orang terdekat sampai dengan orang yang tidak dikenal. Korban dan pelaku kekerasan juga tidak mengenal status sosialdantingkatpendidikan,sehinggakorbandanpelakukekerasan tidakmengenallingkungan,statussosialekonomi,danpendidikan.
8. Belum semua anak mendapatkan layanan administrasi kependudukan dalam bentuk Kartu Identitas Anak dan Akte
Data Gender dan Anak Kota Bandung 186
Kelahiran. Anak juga merupakan kelompok rawan mendapat kekerasan dari orang-orang terdekat maupun orang yang tidak dikenal.Lingkungandomestikdanpublikmemilikipotensiyangsama sebagai lingkungan terjadinya kekerasan kepada anak. Anak juga menjadisalahsatukorbandariviruscovid-19,baiksebagaipenyintas, meninggalmaupunditinggalkanolehorangtua.
Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, untuk mewujudkan keadilan dan kesetaran gender, pemberdayaan dan perlingungan anak yang optimal, makadisusunrekomendasisebagaiberikut.
1. Data yang disajikan tidak semuanya terpilah berdasarkan jenis kelamin, sehingga penting untuk memastikan data terpilah gender menjadibagianpentingyangharusadapadasetiapPerangkatDaerah, Kecamatan dan Kelurahan, serta Instansi Vertikal yang ada di Kota Bandung. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan gender sebagaiindikatordarikinerjasetiaplembaga.
2. Kesenjanganyangterjaditidakselaludimaknaisebagaimasalahakan tetapi penting bagi Pemerintah Kota Bandung melakukan analisis kesenjangan, penyebab kesenjangan, dan dampak kesenjangan yang terjadi terhadap pencapaian target pembangunan yang telah ditetapkan. Hal ini untuk mempermudah semua pihak dalam merancang pembangunan yang dapat mewujudkan keadilan dan kesetaraangender.
3. Pemberdayaan perempuan menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan, terutama dalam politik, pengambil keputusan dan ekonomi. Pelatihan-pelatihan
Data
187
Gender
dan Anak Kota Bandung
Gender dan Anak Kota Bandung
kepemimpinan perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan, serta berbagai bentuk perlindungan perempuan merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalamsemuaaspekpembangunan.
4. Pemerintah Kota Bandung perlu memperkuat Kelompok Kerja (POKJA) Pengarustamaan Gender yang sudah ada dengan cara meningkatkan SDMyangmemahamigender, memperbanyak gender focal point,memperluaspelatihanPPRG,menyebarluaskanpedomanpedoman pembangunan yang responsif gender, serta menjadikan gendersebagaiisupembangunansekaligusindikatorpembangunan.
188
Data
DAFTAR PUSTAKA
Amin,E.,&Sabermahani,A.(2017).Genderinequalityindex appropriatenessformeasuringinequality. Journal of EvidenceInformed Social Work, 14(1),8–18. https://doi.org/10.1080/23761407.2016.1264901
BadanPusatStatistik,(2021). Statistik Indonesia 2021. Jakarta:Badan PusatStatistikIndonesia.
BadanPusatStatistika,(2021). Kota Bandung Dalam Angka. Bandung: BPSKotaBandung.
__________________________,(2020). Kota Bandung Dalam Angka.Bandung: BPSKotaBandung
___________________________(2029). Kota Bandung Dalam Angka.Bandung: BPSKotaBandung
BadanPusatStatistika,(2021). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. Bandung:BPSProvinsiJawaBarat
_________________________,(2020). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. Band BadanPusatStatistika,(2021). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. Bandung:BPSProvinsiJawaBarat
_________________________,(2019). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. Band BadanPusatStatistika,(2021). Provinsi Jawa Barat Dalam Angka.
Coron,C.(2020).Whatdoes“genderequality”mean?Social representationsofgenderequalityintheworkplaceamongFrench workers. Equality, Diversity and Inclusion, 39(8),825–847. https://doi.org/10.1108/EDI-06-2019-0185
DinasKesehatanKotaBandung.(2020). Profil Kesehatan Kota Bandung tahun 2018.Bandung:DinasKesehatanKotaBandung.
_____________________________________.(2019). Profil Kesehatan Kota Bandung tahun 2018.Bandung:DinasKesehatanKotaBandung.
____________________________________.(2018). Profil Kesehatan Kota Bandung tahun 2018.Bandung:DinasKesehatanKotaBandung.
189
Data Gender dan Anak Kota Bandung
Gender dan Anak Kota Bandung
Dini,I.M.,Fajriyah,Mahdiah,Y.,Fahmadia,E.,&Lukitasari,I.(2020). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2020.Kementerian PemberdayaanPerempuandanPerlindunganAnak(KemenPPA).
Gregory,E.,&Miller,A.K.(2020).Houston/HarrisCountygender& sexualitydata:Initialreport. Sexuality, Gender & Policy, 3(1),8–22. https://doi.org/10.1002/sgp2.12016
Miotto,G.,López,M.P.,&Rodríguez,J.R.(2019).GenderequalityandUN sustainabledevelopmentgoals:Prioritiesandcorrelationsinthe topbusinessschools’communicationandlegitimationstrategies. Sustainability (Switzerland), 11(2). https://doi.org/10.3390/su11020302
PusatDataStatistikPendidikandanKebudayaan.(2020). APK & APM PAUD, SD, SMP dan SM.Jakarta:KementerianPendidikandan Kebudayaan.
_________________________________________________________.(2019). APK & APM PAUD, SD, SMP dan SM.Jakarta:KementerianPendidikandan Kebudayaan.
__.(2018). APK & APM PAUD, SD, SMP dan SM.Jakarta:KementerianPendidikandan Kebudayaan.
Rees,T.,2005.ReflectionsontheUnevenDevelopmentofGender MainstreaminginEurope. International Feminist Journal of Politics, 7(4),pp.555–574.
Squires,J.,2005.IsMainstreamingTransformative?Theorizing MainstreamingintheContextofDiversityandDeliberasion. Social Politics: International Studies in Gender,State&Society,Fall, pp.266–388.
Salter,M.(2014). Downloaded by [ University of California , San Diego ] at 10 : 37 10 January 2017 Downloaded by [ University of California , San Diego ] at 10 : 37 10 January 2017 (Vol.1).
Staudt,K.(2018).Gendermainstreaming:conceptuallinksto institutionalmachineries. Mainstreaming Gender, Democratizing the State,40–63.https://doi.org/10.4324/9780203786680-2
190
Data
Tagliacozzo,S.,&DiTullio,I.(2021).Genderequalityplans(GEPs)asa frameworktodevisegenderequalitymeasuresfordisaster research. International Journal of Disaster Risk Reduction, 60, 102294.https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2021.102294
Temin,M.,&Roca,E.(2016).FillingtheGenderDataGap. Studies in Family Planning, 47(3),264–269.https://doi.org/10.1111/sifp.70
Wani,Z.A.,&Dastidar,R.G.(2019).Genderinequality–AGlobalissue, (February). www.un.org.(2020).Goal5: Achieve Gender Equality and Empower All Women and Girls. Https://Www.Un.Org/Sustainabledevelopment/ Gender-Equality/. https://www.un.org/sustainabledevelopment/gender-equality/ https://dapodik.disdik.jabarprov.go.id/statistik/?page=smp&wil=0260 00&thn=2020&stat=0&tab=1
191
Data Gender dan Anak Kota Bandung