1 minute read

Gambar 3 Matriks Kesulitan Gender

melakukan hubungan yang baik dengan rekan kerja suami, dan sebagainya. (Gregory & Miller, 2020).

Pembakuan peran dan tanggungjawab di atas begitu kuat di dalam masyarakat, sehingga kondisi ini solah-olah tidak mudah untuk dirubah apalagi dipertukarkan. Tugas domestik seperti pekerjaan rumah, memasak, membersihkan rumah, mengasuh dan merawat anak, dan sejenisnya yang selama ini sering diyakini sebagai tugas kodrati perempuan, sekarang telah banyak berubah dan tugas-tugas tersebut sering diperankan oleh laki-laki terutama di daerah perkotaan. Artinya dalam kenyataan peran-peran tersebut bisa dipertukarkan, misalnya semakin hari semakin banyak perempuan yang sudah berfungsi sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga karena suaminya sudah meninggal atau tidak produktif lagi, atau karena pilihan perempuan itu sendiri.

Advertisement

Beberapa Matriks Kesulitan Gender dapat dilihat dari lingkup di bawah ini.

Gambar 3 Matriks Kesulitan Gender

Sumber: (Gregory & Miller, 2020)

12

“Matriks Kesulitan Gender” di atas (Gambar 3) menunjukkan bagaimana, tanpa jaring pengaman sosial, tantangan bagi perempuan dapat berjenjang dan berlipat ganda. Misalnya, fertilitas/kelahiran yang tidak direncanakan dapat menyebabkan putus sekolah dan pilihan pekerjaan terbatas dan/atau upah rendah. Hal itu pada gilirannya dapat menyebabkan kurangnya kualitas pengasuhan anak yang dapat diandalkan, dan kemudian berdampak pada kehilangan pekerjaan. Di luar pekerjaan yang dibayar, perempuan sering diberi tugas tambahan untuk mengasuh anak; memperoleh dan menyiapkan makanan bergizi untuk keluarga; merawat orang tua; melakukan pekerjaan emosional dalam pasangan; melakukan pekerjaan rumah yang lebih banyak; memelihara jaringan kekerabatan keluarga; dll. Dinamika semacam itu dapat lebih secara intensif dilihat dalam konteks kemiskinan. Kemiskinan juga berkorelasi dengan tingkat kekerasan dalam rumah tangga yang lebih tinggi (Goodman, dkk; Satyanathan dkkdalam Gregory & Miller, 2020).

Pada matriks 3 juga tergambarkan bahwa gender merupakan isu yang melekat pada semua bidang kehidupan manusia. Bukan hanya pada pendidikan, isu gender juga melekat pada kesehatan, ekonomi, sanitasi, air bersih, serta berbagai kehidupan sosial lainnya. Kondisi ini mengisyaratkan bahwa kehidupan sosial akan menempatkan isu gender di dalamnya atau dikenal dengan istilah gender sebagai cross cutting issues.

Penelitian lain menemukan bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi yang kuat dengan pendidikan (Miotto, López, & Rodríguez, 2019). Pendidikan memerankan penting dalam mewujudkan kesetaraan gender. Pendidikan tidak saja meningkatkan pengetahuan dan keterampilan akan tetapi membangun kesadaran akan pentingnya relasi perempuan dan laki-laki dalam kehidupan. Relasi laki-laki dan

13