1 minute read

Kesimpulan

BAB VI PENUTUP

Simpulan

Advertisement

Mengacu pada data yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kota Bandung sudah memiki komitmen yang sangat baik dalam mewujudkan pembangunan yang responsif gender. Hal ini tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bandung

Tahun 2018-2023 yang menempatkan Gender dan Pemberdayaan

Perempuan sebagai sasaran ke-5 dari misi 1, yaitu: Meningkatkan

Sumber Daya Manusia yang handal dan Religius. Komitmen selanjutnya dituangkan diimplementasikan dengan terbentuknya

Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan dan Forum Data Terpilah Kota Bandung.

2. Secara umum, Kota Bandung memiliki kualitas layanan pembangunan yang lebih baik dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat. Semua komponen dalam pembentukan Indeks Pembangunan Mausia (IPM) yaitu; Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya Beli lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Jawa Barat, meskipun masih terdapat kesejenjangan dalam Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG).

3. Di bidang pendidikan, perempuan memiliki harapan lama sekolah lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, akan tetapi pada rata-rata lama sekolah, perempuan masih tertinggal. Pembangunan pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar

185

memberikan efek terhadap angka partisipasi yang seimbang antara perempuan dalam laki-laki dilihat dari angka partisipasi murni, angka partisipasi kasar, dan angka partisipasi sekolah.

4. Pada bidang kesehatan, perempuan memiliki angka harapan hidup lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Berbagai bentuk layanan khusus untuk perempuan, terutama dalam pelayanan pemeriksaan kesehatan, pemberian gizi dan zat besi untuk ibu hamil, pemberian vitamin dan layanan kesehatan pasca nifas, diakses dengan baik oleh masyarakat, meskipun terdapat kecenderungan penurunan pada masa Pandemi-covid 19.

5. Pada bidang ekonomi, angka partisipasi perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Tingkat partisipasi perempuan sebagai angkatan kerja dan sumbangan pendapatan masih belum setara dengan laki-laki.

6. Perempuan juga belum optimal terlibat dalam pengambilan keputusan pada jabatan publik, terutama menjadi anggota lembaga legislatif, menjadi pimpinan pada lembaga eksekutif, dan lembaga yudikatif.

7. Perempuan masih menjadi kelompok rentan mendapatkan kekerasan pada ranah domestik maupun publik. Pelaku kekerasan juga dapat diidentifikasi dari orang terdekat sampai dengan orang yang tidak dikenal. Korban dan pelaku kekerasan juga tidak mengenal status sosial dan tingkat pendidikan, sehingga korban dan pelaku kekerasan tidak mengenal lingkungan, status sosial ekonomi, dan pendidikan.

8. Belum semua anak mendapatkan layanan administrasi kependudukan dalam bentuk Kartu Identitas Anak dan Akte

186