
2 minute read
Gembok Pagar Utuh, Beraksi Pakai Helm
Sidoarjo, Memorandum Pikap Suzuki Carry nopol W 8090 NA milik Made Ma’ruf (30), juragan daging di Desa Mergosari, Tarik, Sabtu (29/4), amblas digondol maling. Diduga dari kejadian itu ada keterlibatan orang dalam.
Hal tersebut dikuatkan dengan rekaman CCTV terkait ciri-ciri terduga pelaku, dan juga sepertinya pencuri itu hafal kondisi rumah yang kosong. Lagi pula gembok pagar tidak rusak alias masih utuh.
Advertisement

Made menceritakan awal mula hilangnya pikap yang tiap hari digunakan untuk mengantar pesanan daging tersebut. Kebetulan setelah Hari Raya Idulfitri para pelanggannya libur. Hal tersebut dimanfaatkan korban untuk rekreasi ke luar kota.
“Jumat kemarin (28/4) itu saya bersama keluarga keluar kota rekreasi dan baru sampai rumah pada pukul 02.00 Minggu dini hari,” ucapnya, Minggu (30/4).
Selama dua hari, rumah korban tidak ada yang menjaga.
Karena pegawainya juga Lebaran ke kampung halamannya masing-masing. “Rumah memang dalam keadaan kosong dan pegawai saya juga libur semua,” ungkap Made.
Ma’ruf baru mengetahui mobilnya hilang saat hendak memanasi mesin kendaraan roda empat tersebut. Ternyata pikap sudah tidak ada di tempat, sedangkan pintu gerbang terbuka.
“Saya baru sadar jika pikap hilang ketika akan memanasi mesin, ternyata mobil itu tidak ada,” terangnya.
Dari rekaman CCTV yang terpasang di tempat kejadian perkara (TKP), menunjukkan bahwa terduga pelaku beraksi pada Sabtu (29/4) sekitar pukul 09.00. Masuk ke dalam garasi mobil dengan cara membuka gerbang. Terduga pelaku waktu beraksi mengenakan helm. “Jika dilihat terduga pelaku yang memakai helm itu sepertinya diantar seseorang,” papar Made.
Selanjutnya tangan pencuri itu meraih gembok dan membuka pengait pintu gerbang dengan mudah. Setelah membuka pintu gerbang lebar-lebar, terduga pelaku berjalan menuju pintu kemudi. Selanjutnya langsung menyalakan mesin mobil. “Pikap langsung dibawa kabur dan pintu pagar tetap dibiarkan terbuka,” jelas korban. Dari rekaman CCTV itu, Made melihat ada beberapa kejanggalan. Mulai dari gembok pagar dalam
Bagi Disperindag, Pedagang Pasar Tradisional seperti Anak

Sidoarjo, Memorandum Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sidoarjo terus berupaya mewujudkan pasar tradisional yang baik untuk masyarakat. Baik bagi pedagang maupun pengunjung pasar.
Menjadikan pasar tradisional yang bersih, nyaman, sehat, ramah anak, dan masyarakat adalah tujuannya. Dengan harapan semakin meningkatkan kegemaran masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional dan terjadi keanekaragaman budaya.
“Pada hari-hari tertentu kita coba untuk pedagang Jawa kita suruh pakaian adat Jawa. Begitu pula yang Madura dan dari manapun sukunya sehingga terjadi keanekaragaman budaya kita terlihat rapi nyaman dan harmonis antarpedagang dan disperindag.
Bagaimana pun pedagang dengan disperindag seperti anak dan bapak,” beber Kabid Pasar Hoedi Prastyo, Senin (1/5). Sehingga kalau memang terjadi beda pendapat seperti di Pasar Larangan, imbuh Hoedi maka akan duduk bersama untuk menyele- saikan masalah. “Dan tidak mungkin saya menyakiti pedagang. Saya hanya melakukan pembinaan makanya saya berharap masalah ini selesai sampai di sini. Kita bangun pasar bersama- sama,” papar Hoedi. Hoedi menjelaskan saat ini pi- haknya telah melakukan berbagai upaya mewujudkan pasar yang baik tersebut. Antara lain melakukan perbaikan sarana dan prasarana, pembangunan, serta rehab. Berbagai upaya tersebut dilakukan di sejumlah pasar tradisional kondisi tidak rusak. Jika gembok dipukul dengan palu pasti rusak. Padahal sebelum berangkat, gembok sudah saya kunci kemungkinan maling tersebut punya cadangan karena gembok tidak rusak,” jelasnya. Lebih lanjut kata Made, jika dilihat dari penampilan terduga pelaku atau postur tubuh, pencuri ini sama dengan mantan pegawainya yang menggelapkan pikap miliknya di Kota Sidoarjo. “Dengan maksud untuk memberi kenyamanan bagi pedagang pasar dan pengunjung. Kesan pasar tradisional harus bersih dan nyaman untuk berbelanja. Lingkungannya sehat dan juga ramah untuk berbelanja,” tutur Hoedi.
Dijelaskan Hoedi, Disperindag Kabupaten Sidoarjo juga telah melakukan penataan-penataan pasar tradisional di Sidoarjo . Tujuannya untuk pengembangan dan peningkatan perekonomian pasar itu sendiri serta masyarakat. Contohnya yang ada di Pasar Larangan dan Krian.
“Kita sudah mengakomodir PKL yang dulunya berada di sekitar Jalan Pasar Krian . Kita adakan penataan atau relokasi ke Pasar Baru Krian. Alhamdulillah dengan penataan ini, kegiatan PKL semakin ramai dan perekonomian meningkat,” tutupnya. (adv/yud/jok/nov) pada 2022 lalu.
Dan sampai sekarang bersangkutan yang menggelapkan mobil tersebut, tidak diketahui keberadaannya. “Postur terduga pelaku mirip dengan mantan pegawai saya yang dulu pernah membawa kabur pikap saya juga,” sebutnya. Akibat kejadian tersebut, Made Ma’ruf mengalami keru- gian hingga Rp 100 juta. Setelah kejadian tersebut korban pun bergegas melapor ke Polsek Tarik. Hanya saja pihak Polsek Tarik, mulai Kapolsek AKP Lulus Sugiharto ataupun Kanitreskrim Iptu Rohman saat dikonfirmasi wartawan, belum bisa memberikan keterangan resmi terkait pencurian pikap milik korban. (aw/jok/nov)