16 minute read

TKP Jalan Pacar Keling, Jupiter hitam 2007, 1 bulan lalu.

Sembunyikan... Sambungan dari halaman 1

Dari informasi masyarakat, dia kerap bertransaksi narkoba di rumahnya. “Anggota menyelidiki aktifi tas DS di rumahnya,’’ kata Kasatreskoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Hendro Utaryo.

Advertisement

Selama mengawasi rumah pria yang bekerja sebagai tukang tato ini, polisi menemukan sesuatu yang mencurigakan. Tak butuh waktu lama apalagi sampai kabur, DS diamankan lebih dulu tanpa berkutik

Kedatangan polisi sempat mengagetkan DS. Saat diinterogasi, dia terus mengelak menyimpan sabu. Tak percaya dengan omongan DS, petugas berupaya menggeledah tubuh dan rumahnya.

Setela tidak menemukan apa-apa di tubuh DS, polisi melanjutkan menggeledah kamarnya. Termasuk memeriksa sepatu milik DS. Kejelian petugas membuahkan hasil karena menemukan satu poket sabu di dalamnya. “Sabu yang diamankan seberat 2,20 gram. Barang bukti itu diselipkan di dalam sepatu,’’ jelas Hendro.

DS tak bisa lagi mengelak. Dia mengakui barang haram itu titipan temannya dan diminta untuk menjualkannya. Sabu tersebut hendak dibagi menjadi kemasan lebih kecil. Polisi juga masih menyelidiki siapa pemilik sabu tersebut. “Pengakuannya baru sekali ini saja tapi kami curiga dia sudah lama mengedarkan sabu. Saat ini sedang dalam proses penyidikan lebih lanjut. Kami juga akan mendalami dari mana DS mendapatkan barang haram tersebut,” pungkas Hendro. (alf/nov)

Jaminan yang... Sambungan dari halaman 1

Permenaker RI No 2 Tahun 2022 tepatnya pada pasal 3.

Permenaker itu berbunyi; Manfaat JHT bagi peserta yang mencapai usia pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, diberikan kepada peserta pada saat mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun.

Kaum buruh pun tegas, berani menyurati Presiden RI Joko Widodo. Mereka keberatan atas pemberlakuan permenaker ini. Kata mereka persaoalan JHT sudah diatur dalam undang-undang (UU) Ketenagakerjaan sehingga derajat kekuatannya lebih tinggi dibanding permenaker. UU tak boleh dikalahkan oleh permenaker.

Tak cukup menyurati saja, kaum buruh pun berdemo dan meminta Presiden Joko Widodo mencopot Menteri Tenaga Kerja RI yang dianggap tidak mampu bekerja.

Dalam berbagai literasi, menurut PP No. 46 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Hari Tua, JHT adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Program ini menjadi pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat, atau hari tua. Jadi, dana pemilik masih terjamin dengan mengikuti program yang satu ini.

JHT menggunakan sistem tabungan pensiun yang bersifat wajib. Sehingga perlu melakukan iuran setiap bulan. Biasanya, perusahaan secara otomatis menggunakan gaji bulanan karyawan untuk membayar iuran program JHT.

Nah, pada awal 2022 ini menjadi ramai dan mencekam kalangan karyawan alias buruh setelah aturan terkait pencairan dana JHT mengalami sedikit perubahan. Perubahan ini tertuang dalam Permenaker Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua yang resmi diteken Menaker Ida Fauziyah pada tanggal 2 Februari 2022 silam.

Buruh marah. Buruh menilai pencairan dana JHT setelah usia mencapai 56 tahun tidak masuk akal. Bisa diartikan pengerdilan hak. Apalagi bagi buruh yang ketika meninggalkan perusahaan tempat bekerja masih jauh dari usia 56 tahun. Sebut saja ada buruh ketika melepaskan diri dari perusahaan (baca: pensiun dini) usia 46 tahun, maka sepuluh tahun kemudian baru bisa dicairkan dana pensiunnya. Jelas ini merugikan.

Kenapa merugikan, bagi buruh dana JHT adalah dana pribadi sang buruh. Secara logika memang demikian. Dana JHT itu dibayar dari gaji buruh ketika masih bekerja di perusahaan sehinga sewaktu-waktu dapat dicairkan ketika sang buruh melepas statusnya dari karyawan perusahaan tempat bekerja.

Artinya, pencairan dana JHT alias “jahat” tidak tergantung kepada siapa pun termasuk pemerintah. Namun muncul pertanyaan, kalau buruh menganggap itu sebagai sebuah kebenaran, maka regulasi yang di atur pemerintah atau negara baik lewat UU atau permenaker apa gunanya?

Jadi, agar “jahat” nya tidak makin jahat maka perlu ada pemikiran tambahan bagi pemerintah untuk dibuatkan regulasi baru yang menyelaraskan kebutuhan rakyat. Apalagi antara JHT dengan jaminan pensiun itu beda makna meski keduanya sama-sama berfungsi untuk menjamin keamanan fi nansial di hari tua yang merupakan program unggulan BPJS Ketenagakerjaan.(*)

Punya Impian Sambungan dari halaman 1

Caesa Echa dipilih Tasya Revina sebagai salah satu bridesmaid-nya. Sang model seksi mengaku memiliki keinginan kuat untuk membuat pernikahan yang sama seperti sahabatnya tersebut. “Impian kayak pernikahan Tasya ada. Ya mudah-mudahan ada rezekinya. Amin,” ujar Echa.

Meskipun sudah memiliki pacar dan kerap ditanyai orang tuanya untuk menikah, model yang juga merupakan seorang disc jockey (DJ) ini sejujurnya belum sama sekali kepikiran untuk menikah dalam waktu dekat.

“Belum ada kepikiran nikah sih, jalanin saja sama pacar aku yang sekarang, kebetulan sudah 3 tahun juga,” tutur kembaran dari Caesa Icha ini.

Saat ditanya secara spesifi k mengenai pernikahan impian yang ia inginkan pun, Echa bahkan belum terpikirkan sama sekali. Ia merasa bahwa esensi dalam pernikahannya tersebut yang terpenting adalah bisa menjadi momen paling berbahagia untuk dirinya dan pasangannya kelak.

“Belum kepikiran mau seperti apa. Yang penting nanti bisa menjadi momen dalam hidup aku,” katanya.

Ia yang juga kerap ditanyai oleh orang-orang perihal menikah pun bahkan sampai saat ini belum memiliki target menikah sama sekali. Caesa Echa tak mau banyak sesumbar.

“Ya aku cuma bilang jalanin saja. Karena aku sama pacarku yang sekarang suka putus nyambung juga sih,” pungkas wanita kelahiran 27 Juli 1992 itu. (dth/nov)

Gasak Satria Sambungan dari halaman 1

hilang, motor pria asal Dusun Jatimulyo, Kelurahan Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah itu sedang diparkir di depan kos-kosannya.

Sementara itu, Kanitreskrim Polsek Bubutan AKP Oloan Manulang membeberkan awalnya pada Jumat sekira pukul 02.00 petugas sedang melakukan patroli tersamar di wilayah hukumnya.

“Saat berada di Jalan Pasar Kembang, anggota mencurigai dua laki-laki mengendarai Vario warna merah yang di bodi belakang motor tidak ada pelat nomornya. Mereka melaju dengan kecepatan tinggi,” beber Oloan, kemarin.

Kemudian, sambung Oloan, pengendara motor tersebut dihentikan sewaktu berhenti di TL Jalan Pasar Kembang. “Kedua pemuda itu disergap di bawah jembatan layang,” imbuhnya.

Oloan mengatakan, saat dilakukan penggeledahan ditemukan dua buah kunci T dan tiga buah kunci pas di saku celana Herman. Sedangkan pada Kiki ditemukan empat buah anak kunci motor berbagai jenis. “Dua pria itu lalu dibawa ke mapolsek untuk diinterogasi,” ucap Oloan.

Kepada petugas, Herman dan Kiki mengakui telah melakukan pencurian motor jenis Suzuki Satria B 4085 BXA pada Selasa (8/2) sekira pukul 02.30 di depan rumah kos Jalan Blauran Gang 5.

“Untuk membuktikan pengakuan mereka, kedua tersangka kami keler ke tempat kejadian perkara (TKP) yang merupakan rumah kos pemilik motor. Tujuannya mengkroscek dan memang benar telah terjadi pencurian motor,” katanya.

Kedua tersangka juga membeberkan telah melakukan pencurian motor di 13 TKP di Surabaya dalam waktu 2 bulan. Sedangkan motor hasil curian dijual ke Madura. “Pengakuannya beraksi di 13 TKP, dijual ke penadah di Madura. Uangnya habis buat kebutuhan sehari-hari,” kata Oloan.

Oloan menyampaikan, saat ini baru ada dua laporan kehilangan motor yang terbukti. “Untuk sementara dua laporan yang kami dapatkan dan masih cari bukti laporan lainnya,” paparnya.

Sementara itu, korban, Fala saat ditemui Memorandum sedang tidak berada di tempat. Namun, Ari Dani, tetangga kos korban mengaku mengetahui kronologi hilangnya motor milik Fala tersebut.

“Kalau menurut korban, kejadiannya sekira pukul 03.00. Waktu itu Satria milik Fala diparkir di depan. Rencananya mau dimasukkan ke kos-kosan. Karena ada motor di dalam jadi hendak diatur dulu. Kejadian sekitar 10 menit. Begitu korban keluar ternyata motornya sudah amblas,” ungkap Ari.

Sepengetahuan Ari, korban bekerja di salah satu restoran di BG Junction. Rumah kos tersebut merupakan asrama bagi karyawan mal tersebut. “Kos-kosan itu memang asramanya anak-anak yang bekerja di mal. Banyak kok yang indekos di situ,” ucapnya.

Ari mengatakan, di lingkungan tersebut juga pernah ada warga yang kehilangan motor juga. Kejadiannya sekira akhir Desember 2021. “Di sini pernah ada warga kehilangan motor juga. Jenisnya Vario persis di depan masjid,” imbuh Ari sembari menunjuk lokasinya. (jak/rio/nov)

Sama-Sama Residivis Sambungan dari halaman 1

kebutuhan sehari-hari.

“Motor saya jual ke Madura Pak. Waktu sudah dapat hasil saya segera telepon di Madura. Saya kalau panggil Guteh. Setelah itu janjian ketemu dan saya diberi Rp 2 juta hasil penjualan motor. Uangnya buat kebutuhan hidup,” ungkap Kiki.

Sedangkan Herman mengatakan jika dirinya pernah dihukum gara-gara kasus narkoba. Dia mengaku dihukum 6,5 tahun penjara. Lantaran mengajukan kasasi dia akhirnya hanya menjalani 2 tahun saja.

“Pernah kasus narkoba sabu setengah gram Pak. Dituntut 7 tahun putus 6,5 tahun. Saya kasasi jadi 2 tahun saja menjalani hukuman,” katanya.

Tersangka warga Jalan Sombo itu mengaku dirinya tidak menjual hasil motor curiannya ke Madura. Tetapi kepada tetangganya yang bernama Munadi. “Saya tidak jual ke Madura Pak. Saya jual ke tukang las tetangga saya. Namanya Munadi. Motor saya jual protolan. Saya diberi Rp 350 ribu,” bebernya.

Sedangkan uang hasil penjualan motor curian itu, Herman mengaku diberikan sebagian kepada ibunya untuk modal jualan es di rumah. “Uangnya buat kebutuhan sehari-hari dan saya kasihkan ke ibu untuk kulakan es. Ibu jualan di rumah,” ujarnya. (jak/rio)

Diduga Terlibat Sambungan dari halaman 1

Hal itu, diungkapkan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana saat dihubungi Memorandum melalui sambungan telepon, Jumat (17/2). “Kami masih mencari teman dekat NH,” kata Mirzal.

Mirzal menambahkan, pencarian dilakukan kemungkinan diduga ada keterlibatan NH dengan teman dekatnya tersebut. “Kami masih memburu teman dekat NH.

Diduga ada dua terduga pelaku yang terlibat,” beber Mirzal.

Lulusan Akpol 2004 itu menjelaskan biarkan pihak kepolisian bekerja lebih dulu jika selesai akan diungkap ke media semuanya. Menurutnya dikawatirkan bukan hanya berita yang menjadi simpang siur akan tetapi pihaknya juga kesulitan.

Sebab, dikhawatirkan terduga pelaku dan temannya mengaburkan hasil penyelidikan sehingga penyidik kesulitan mengembangkan kasus tersebut.

“Saat ini kami masih dalami keterlibatan teman dekatnya dalam kasus pembunuhan ini. Khawatirnya dia mengelak ikut serta dalam kejadian tersebut,” ujar Mirzal.

Untuk memudahkan kinerja kepolisian, maka dari itu perlu didalami dulu pemeriksaan terhadap NH. Untuk motif NH dendam dengan kakak ipar korban? Mirzal belum bisa membeberkan secara pasti.

“Sekarang jika tersangka dendam dengan kakak ipar korban karena dipecat, masuk akal tidak. Untuk itu harus didalami dengan baik dan praduga tidak bersalah. Kita juga tidak tahu motifnya pelaku membunuh korban karena apa,” tandas Mirzal.

Untuk identitas pelaku NH adalah Huda atau inisial KA warga Wonorejo, Manukan? Mirzal menjawab bila KA salah, tapi yang pasti NH. “Kami akan rilis Senin (21/2) mendatang,” pungkas Mirzal.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Petugas gabungan Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan di Jalan Manukan Tama, Rabu (16/2) pagi.

Polisi membekuk NH setelah membunuh Shien Chuan di tokonya Jalan Manukan Tama A3/6, Jumat (7/1) sekitar pukul 04.00. Pria ini membunuh korban dengan menusuk menggunakan pisau.

Akibatnya korban terluka parah di kepala dan matanya. Terdapat 7 luka tusukan benda tajam yang menyebabkan kematian Shien Chuan.

Huda ternyata mantan karyawan kakak ipar korban. Selain itu petugas juga mendapat pengakuan jika Huda tega menghabisi juragan depo air isi ulang itu lantaran dendam gegara dipecat.

Dari informasi yang dihimpun, terduga pelaku melakukan pembunuhan karena dipanasi oleh temannya yang berinisial A. Saat ini, polisi sedang memburunya karena diduga ikut terlibat sebagai provokator.

Huda ditangkap ketika baru saja keluar dari rumahnya. Saat itu, tersangka hendak menggiling bumbu di Pasar Wonorejo,

Manukan Kulon untuk keperluan ibunya yang buka warung. (rio/nov)

Curi Sabun Pembersih Wajah Dituntut 5 Bulan Sambungan dari halaman 1

dakwa mengambil sabun pembersih wajah melalui rekaman closed circuit television (CCTV) di supermarket.

“Saya lihat dari CCTV, terdakwa ambil sabun pembersih wajah tanpa transaksi di kasir. Ngakunya ambil 23 botol. Perkiraan harganya total 1,7 juta,” bebernya, Jumat (18/2).

Terhadap keterangan saksi, terdakwa yang menjalani sidang tanpa didampingi pengacara itu membenarkan. “Benar Pak Hakim,” ujar terdakwa saat diminta tanggapannya oleh Ketua Majelis Hakim Moh Taufi k Tatas.

Ketika dilakukan pemeriksaan terhadap dirinya, ternyata bukan sekali saja dia melakukan pencurian sabun pembersih wajah tapi pernah sekali sebelum akhirnya tertangkap. “Kalau tidak salah 6 atau 10 sabun pembersih wajah yang saya curi,” kata terdakwa.

Persidangan kemudian dilanjutkan dengan agenda pembacaan tuntutan oleh JPU. Dalam amar tuntutannya, JPU menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 362 KUHP.

“Memohon kepada majelis hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini menjatuhkan pidana penjara selama 5 bulan,” tutur JPU.

Atas tuntutan tersebut terdakwa meminta keringanan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi serta menyesali perbuatannya. “Mohon keringanannya Yang Mulia. Saya menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” ucap terdakwa.

Untuk diketahui kejadian tersebut bermula pada Minggu 14 November 2021 sekira 15.45 di supermarket Jalan Tandes Lor. Terdakwa setelah turun dari ojek online masuk supermarket langsung menuju rak sabun pembersih wajah merek Garnier kemasan 100 ml dan mengambil sebanyak 23 botol.

Kemudian terdakwa langsung keluar tanpa melakukan transaksi di kasir. Hingga akhirmya sekuriti supermarket mengamankan terdakwa di ruangan offi ce dan menginterogasi terdakwa yang akhirnya mengakui perbuatannya mencuri 23 sabun pembersih wajah. (jak/nov)

Sekali Tertangkap Sambungan dari halaman 1

Puluhan kali aksi Arif itu tidak sekalipun terendus polisi. Hingga pada kejahatan terakhirnya bersama Syamsul Anam di Jalan Setro Baru Utara membuatnya berurusan dengan pihak berwajib.

Meski mereka berhasil merusak kunci setir motor milik korban, SM, dua tersangka itu tak menyangka jika Scoopy yang disasar dikunci gembok cakram. Saat mendorong motor curiannya seorang terduga pelaku terjatuh hingga memancing perhatian warga sekitar.

“Tersangka sempat melarikan diri. Namun kami yang kebetulan ada di lokasi dibantu warga berhasil meringkus keduanya,” kata Kapolsek Tambaksari Kompol Muhammad Akhyar didampingi Kanitreskrim AKP Zainul Abidin, Jumat (18/2).

Akhyar menjelaskan, komplotan Arif ini memiliki lima anggota. Selain Anam, ada dua anggota lain masing-masing Rafi , Zeli, dan Shohib. Namun ketiganya dikabarkan sudah meringkuk di tahanan Polres Bangkalan.

“Setiap kali beraksi, empat anggota itu selalu berganti-ganti pasangan atau peran dan selalu berhasil mendapatkan motor incarannya. Jika satu jadi eksekutor, lainnya bertugas mengawasi situasi dari jauh,” tandas Akhyar.

Sementara itu, Arif mengakui jika selama 20 kali beraksi, ia baru kali ini tertangkap. Untuk meminimalisir aksinya tepergok, tersangka dan rekannya memilih untuk memastikan situasi sekitar sudah aman.

“Baru ini ketangkap. Sudah 19 kali mencuri motor dan satu kali kemarin gagal. Sebenarnya sudah berhasil. Tapi saya gak tahu kalau piringan cakramnya ada gemboknya. Makanya saya terjatuh dan diteriaki warga,” ujarnya

Arif beralasan uang hasil penjualan motor curian di 8 tempat kejadian perkara (TKP ) tersebut digunakan untuk membayar utang kepada temannya di Madura sebesar Rp 5 juta. Meski belasan kali dapat hasil, ia hanya kebagian Rp 500 ribu setiap satu motor yang dijual.

“Ya kan tiap satu motor dijual rata-rata Rp 2 juta sampai Rp 4 juta Pak. Dibagi masing-masing Rp 500 ribu. Sisanya dipakai untuk makan dan beli minuman. Uang tersebut saya kumpulkan buat bayar utang,” imbuh dia.

Hasil penyelidikan terungkap, Arif sudah lima kali beraksi bersama Syamsul, dua kali bersama Shohib, empat kali bersama Rafi , dan delapan kali bersama Zeli. Semua hasil pencurian itu, Arif yang berperan menjual ke penadah di Madura.

“Semuanya saya jadi eksekutornya tapi selalu ganti-ganti joki dalam beraksi. Motor hasil curian langsung saya jual ke Bangkalan. Kemudian uang tersebut saya bagi rata ke teman-teman,” tutur Arif. (fdn/nov)

Hasil Kejahatan yang Diperoleh Komplotan Arif:

1. Jalan Setro Baru Utara - Scoopy dijual Rp 4 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Scooy dijual Rp 4 Juta 2. Jalan Gubeng - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Scoopy dijual Rp 3,5 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Beat dijual Rp 3 Juta 3. Jalan Kranggan - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Scoopy dijual Rp 3 Juta 4. Jalan Rangkah - Beat dijual Rp 3 Juta - Beat dijual Rp 3 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta 5. Jalan Gembong - Beat dijual Rp 2,5 Juta 6. Jalan Karang Menjangan - Beat dijual Rp 3 Juta 7. Jalan Demak - Beat dijual Rp 2,5 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta 8. Madura - Scoopy dijual Rp 3,5 Juta - Beat dijual Rp 2,5 Juta

Jangan Mengulangi Kesalahan Sambungan dari halaman 1

wan Persiraja harus menang kalau kita ingin tetap berada di jalur juara,” ungkap Aji Santoso dalam sesi press conference, Jumat (18/2). Pelatih asal Malang ini juga menambahkan bahwa mereka sudah banyak melakukan evaluasi.

“Ada dua kejadian terakhir menurut saya itu sudah cukup. Yaitu ketika bermain seri dengan Persela dan Persija. Saya katakan kepada pemain. Harus fokus dan fokus selama 90 menit plus injury time,” tegas Aji. Dia menambahkan, sudah melakukan teguran keras kepada pemain. “Bagaimana kejadian itu bisa terulang. Kami sudah ngomong kepada pemain solusinya. Sebab mereka yang bermain di lapangan. Pelatih hanya mengarahkan saja,” ungkapnya.

Terkait dua kali hasil minor di dua laga terakhir, Aji juga meminta para pemain untuk melupakannya. “Kejadian itu sudah terjadi dan harus tegakkan kepala dan fokus ke depan,” urainya.

Di bagian lain, perwakilan pemain Samsul Arif mengatakan, Persiraja Banda Aceh juga harus dan perlu diwaspadai. “Mereka bisa menahan Arema dan mengalahkan Persija. Jadi kami tidak boleh underestimate terhadap Persiraja,” ungkap Samsul.

Semua pemain menurut Samsul punya kewajiban yang sama. “Saya pikir para pemain sudah mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing,” imbuhnya.

Terkait performa Arsenio Valpoort, striker asing yang sudah pecah telur, Aji menyebut masih kurang maksimal. “Ya, meski sudah pecah telur tapi performanya harus ditingkatkan. Saya push dia untuk melakukan yang terbaik agar memanfaatkan peluang yang ada. Termasuk latihan khusus dalam fi nishing touch,” papar Aji. (ono/nov)

Banting Sandaran Duduk Sambungan dari halaman 1

Ternyata tidak hanya suami Lisa yang enggan diikuti ayah. Saudara-saudara yang lain juga emoh. Fakta ini di luar jangkauan pikir Lisa. Tidak masuk akal. Kalau yang tak bersedia diikuti sang ayah adalah menantu, Lisa masih bisa memaklumi.

Bagaimana mungkin anak kanddung tidak mau dingengeri orang tua di masa tua, ini adalalah kimat!.

Dua kakaknya yang tinggal di luar Jawa menetap di daerah terencil sehingga tak mungkin merawat ayahnya yang sakit-sakitan dan membutuhkan tindakan medis sewaktu-waktu. Apalagi ikut adiknya yang tinggal di manca negara, sangat tidak mungkin.

Terlepas dari alasan apa pun, satu-satunya harapan adalah tinggal bersama Lisa di Surabaya. Tapi, nyatanya Didin menolak. Tanpa menunjukkan alasan penolakannya, Didin bersikeras bahwa dia tidak mau sang mertua tinggal di rumahnya. “Aku dipaksa menaruh Ayah di panti jompo,” kata Lisa di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, belum lama ini.

Lisa mengaku sudah tidak kuat dengan perlakuan suami yang selalu minta menang sendiri dalam urusan apa pun. Terutama soal ayahnya ini. Sudah sekitar 20 tahun dia menahan diri, sejak awal menikah.

Lisa sudah pernah mempunyai keinginan bercerai pada tahun-tahun pertama menikah, tapi dihalang-halangi ibunya. Alasan ibu waktu itu, Didin mungkin berperilaku keras karena belum menjadi seorang ayah. Setelah mempunyai anak, diharapkan sikap Didin berubah.

Dengan sabar Lisa lantas menanti kehadiran momongan. Tapi begitu Nanang lahir, tidak ada perubahan pada perilaku Didin. Dia tetap kasar, bahkan mulai suka turun tangan. “Walau begitu aku tetap mempertahankan rumah tangga k ami,” kata Lisa.

Tidak menunggu sampai selamatan hari ketujuh, Didin sudah balik ke Surabaya. Tanpa pamit. Tiba-tiba saja Didin menghilang bersama Nanang. Lisa mengetahui ini dari telepon Nanang.

Akhirnya setelah selamatan hari ke-40, Lisa baru pulang. Dia nekat mengajak sang ayah. Langkah ini diambil karena tidak ada alternatif lain. Apalagi, sejak pulang dari rumah sakit, ayahnya terpaksa harus menjalani sisa hidup di atas kursi roda.

Lisa mengambil keputusan ini tanpa izin suami. Sebab, tidak ada lagi tempat yang layak bagi sang ayah. Dititipkan tantenya di desa sangat tidak mungkin, apalagi tantenya bukan orang berada. Padahal, hanya tantenyalah satu-satunya kerabat yang ada.

Ternyata kenekatan Lisa harus ditebus dengan harga mahal. Belum genap lima hari di rumah, ayahnya dibentak-bentak Didin karena meludah di lantai. “Sebenarnya tidak di lantai. Sudah disediakan baskom kecil untuk Ayah meludah. Baskom ini Ayah bawa ke mana pun. Tapi, siang itu pas meludah, baskomnya jatuh dan isinya tumpah,” tutur Lisa.

Di hadapan Lisa dan Nanang, Didin marah besar. Dia perkak-perkak seperti orang kesurupan. Ayahnya dituding-tuding dan bantalan kursi di punggungnya dibanting. Terkejut, ayah Lisa terkena serangan jantung.

“Ayah kubawa ke rumah sakit. Sampai sekarang masih di sana. Aku belum pulang. Kini aku mau konsultasi bagaimana cara menggugat cerai. Aku sudah tak kuat,” kata Lisa, “Nanang mendukung aku.” (habis)

This article is from: