
7 minute read
TKP Jalan Margorukun, Supra X Hitam 2008, 1 bulan lalu.
Dicerai Istri, Curi Pikap Mertua
Pasuruan, Memorandum
Advertisement
Untuk melampiaskan dendamnya, Khoirul Huda (45) asal Dusun Pakunden, Desa Pakukerto, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan nekat mencuri mobil pikap Daihatsu Espass milik mertuanya.
Perasaan dendam itu muncul semenjak ia diceraikan oleh istrinya. Huda menduga, istrinya menceraikannya lantaran dipengaruhi oleh orangtuanya.
Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo mengatakan, tersangka membawa kabur mobil pikap milik mertua dari rumahnya di Dusun Gendol, Desa Pakukerto, Kamis (10/2/2022) dinihari. "Motifnya karena ada dendam masalah keluarga dengan mertuanya," ucap Adhi, Jumat (18/2/2022).
Tersangka mencuri mobil tersebut ketika mertuanya sedang tertidur. Khoirul Huda diam-diam membobol kunci gembok garasi.
Berhasil membobol gembok garasi, tersangka memakai kunci palsu untuk menghidupkan mesin mobil dan langsung membawa kabur Daihatsu Espass bernopol W 9469 NG ke arah Pandaan.
Paginya, korban yang bingung mobil pikapnya hilang, kemudian melaporkan ke pihak kepolisian. "Setelah dilakukan penyelidikan, kami dapat kabar kalau ada mobil pikap yang
Kasatreskrim menginterogasi tersangka.
terparkir di semak-semak di samping jalan tol Pandaan, " ungkapnya. Setelah menemukan mobil korban, petugas tidak langsung mengamankannya, tapi menunggu kedatangan tersangka. Setelah melakukan pengintaian selama enam hari, pada, Rabu (16/2/2022) dinihari, tersangka akhirnya muncul. Ketika hendak menyalakan mobil, petugas langsung menyergap tersangka dan membawanya ke Mapolres Pasuruan. "Tersangka kami tangkap saat hendak menjual mobil pikap mertuanya ke salah satu kenalannya, " imbuhnya. Saat diinterogasi, tersangka yang bekerja sebagai tukang las pagar di rumah mertuanya ini mengaku dua kali melakukan aksi pencurian. Namun baru kali ini aksinya terungkap. (rul/ono)
Keluarga Terdakwa Membuat Gaduh Persidangan
Pembacaan Putusan di PN Jember
Jember, Memorandum
Pengadilan Negeri Jember Kelas I menggelar simulasi pengamanan sidang yang melibatkan personel kepolisian dari Kepolisian Resor (Polres) Jember yang dipimpin langsung oleh Kasat Sabhara AKP Eko Basuki TA, Jumat (18/2/2022).
Ketua Pengadilan Negeri Jember I Wayan Gede Rumega melalui ketua pelaksana simulasi pengamanan aksi demo Alfonsus Nahak mengatakan, pihaknya kemarin menggelar simulasi atau skenario untuk pengamanan persidangan pembacan putusan. “Situasinya dibuat gaduh sehingga kami akan tahu kira-kira pengamanan seperti apa yang nantinya akan kami terapkan jika terjadi kejadian serupa,” ungkap Alfonsus Nahak.
Untuk itu kata Alfonsus, pihaknya menggandeng Sabhara Polres Jember untuk melakukan pengamanan terhadap massa dan aset khususnya terhadap majelis hakim dan jaksa juga terdakwa dalam persidangan.
Di akhir kegiatan, Alfonsus memberikan arahan bahwa, setiap penanganan perkara tertentu atau yang menarik perhatian masyarakat, PN Jember harus melakukan langkah antisipasi untuk penyelamatan dari keadaan darurat.
“Misalnya, melakukan koordinasi dengan aparat keamanan dalam hal pengamanan persidangan, menyediakan jalur evakuasi pengamanan dan penyelamatan hakim/majelis hakim maupun aparatur pengadilan apabila terjadi kondisi darurat/ keadaan huruhara”, tegasnya. "Sekenarionya tadi pada saat majelis hakim pengadilan negeri Jember membacakan putusan terhadap terdakwa yang di anggap terlalu bera membuat keluarga korban tidak terima dan sidangpun menjadi gaduh, " urai Alfonsus.
Alfon-panggilan karib

Keluarga terdakwa yang membuat gaduh di ruang sidang diamankan anggota polisi.
Alfonsus Nahak menambahkan, tujuan kegiatan kemarin adalah untuk melatih keterampilan dan kesigapan petugas keamanan secara proposional guna menciptakan suasana dan rasa aman bagi aparat peradilan dan pihak-pihak yang berkepentingan di pengadilan. Seperti saksi-saksi, terdakwa, pengunjung, dan lain-lain demi terwujudnya peradilan yang berwibawa.
Kasat Sabhara Polres Jember AKP Eko Basuki TA menambahkan, kericuhan dan kegaduhan di dalam persidangan di pengadilan negeri Jember hanyalah sebuah simulasi saja.
“Maksud dan tujuannya agar upaya semua pihak paham tupoksinya sesuai perannya serta tugasnya masing-masing, tindakan apa yang harus dilakukan apabila terjadi kejadian-kejadian seperti yang sudah disimulasikan”, imbuhnya. (*/edy/ono)

FOTO: MEMORANDUM/KIN
Petugas BPK-RI mengecek fi sik serta nomor rangka dan nomor mesin ranmor.
BPK Data Ranmor Dispendikpora Tulungagung
Tulungagung, Memorandum
Untuk penertiban pengelolaan barang milik pemerintah daerah, semua inventaris kendaraan bermotor (ranmor) di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dispendikpora) Kabupaten Tulungagung didata ulang oleh Badan Pemeriksa Keuangan - Republik Indonesia (BPK-RI), Jumat (18/2).
Disampaikan oleh Kepala Dispendikpora Kabupaten Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara, pendataan ini dilakukan terhadap seluruh kendaraan berplat merah tanpa kecuali. "Semua kendaraan sepeda motor yang masih layak pakai maupun dalam kondisi rusak, harus tetap dibawa beserta STNKnya untuk dilakukan pemeriksaan ulang. Selain itu juga dilakukan pendataan peminjam pakai yang baru. Yaitu untuk dilakukan pembaharuan terkait dengan pendataan siapa pemakainya. Karena setiap satu unit itu harus ada berita acara pinjam pakainya," terang Rahadi Puspita Bintara.
Pendataan ini, lanjut Rahadi, tujuannya adalah untuk penertiban saja. "Ya ini yang berkaitan dengan pengelolaan barang milik daerah sesuai perda kita. Sehingga ketika nanti barang milik daerah yang ada di dispendikpora dikelola dengan cara yang tertib, Insya Allah nantinya pencatatannya juga akan tertib. Karena barang milik daerah itu menjadi salah satu komponen yang nantinya tercatat di neraca pemerintah daerah," ungkap dia.
Pihaknya berharap, setelah dilakukan pendataan nantinya pengelolaan aset daerah akan semakin baik. (kin/mad/ono)
Percepatan Dukungan Penanganan Banjir di Lamongan
Lamongan, Memorandum
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyambut baik kunjungan kerja Komisi D DPRD Jatim di ruang Command Center Pemkab Lamongan, Kamis (17/2).
Kunjungan yang dipimpin anggota Komisi D DPRD Jatim Makin Abbas tersebut merupakan langkah konsolidasi dukungan penanganan banjir di Kabupaten Lamongan.
“Kami kesini mencari masukan terkait penanganan banjir di Lamongan. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak BBWS untuk mengawal permasalahan ini sehingga permasalahan banjir di Lamongan segera teratasi,” tutur Makin Abbas di hadapan Bupati Yes.
Bupati Yes dalam kesempatan tersebut menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan Pemkab Lamongan mulai dari normalisasi sistem saluran drainase sungai-sungai yang ada di Lamongan, peningkatan kapasitas pompa pengendalian banjir, normalisasi rawa-rawa akibat sedimentasi hingga pemanfaatan xbow/bengawan mati sebagai penampung sementara pengendalian banjir.
Namun menurut Bupati YES, perlunya sinergitas penanganan berdasarkan kewenangan pusat, provinsi maupun daerah. Dengan menilik sistem yang ada berdasarkan kewenangan provinsi, perlu adanya normalisasi pada area – area tampungan air baku di Kabupaten Lamongan.

Bupati Yes menerima kunjungan dari Komisi D DPRD Jatim.
“Kami berharap melalui konsolidasi ini dapat mempercepat penanganan banjir di kabupaten Lamongan terutama normalisasi rawa-rawa karena bisa sebagai penampung air,” ucap Bupati YES.
Menindaklanjuti usulan Bupati YES, Kabid Sungai Waduk dan Pantai PU SDA Provinsi Jatim, Dwi Y Windyarto menyampaikan, pihaknya akan melakukan normalisasi di tiga rawa yakni rawa semando di Kecamatan Babat, Rawa Cungkup di kecamatan Pucuk dan Rawa Sekaran di kecamatan Sekaran. Dengan normalisasi tiga rawa tersebut diharapkan dapat mempercepat penanganan banjir di Lamongan.
“Menindaklanjuti usulan Pak Bupati, pihak kami telah melakukan survei pak dan Insya Allah Mei mendatang proyek normalisasi akan kami lakukan sambil menunggu air surut,” tuturnya.
Tak hanya dukungan penanganan banjir, kunjungan tersebut sekaligus konsolidasi meningkatkan perekonomian di daerah. Pemerintah Provinsi melalui Dishub Jatim akan melakukan peningkatan terminal B Kabupaten Lamongan.
Diungkapkan Kepala Seksi Angkutan Jalan Dishub Provinsi Jatim, Ainur Rofiq, bahwa Dishub Prov Jatim telah menganggarkan milyaran rupiah untuk pemanfaatan terminal di Lamongan.
“Terminal Lamongan ini sangat potensial, kami ingin mengembangkan terminal ini menjadi bernilai lebih supaya bisa mengungkit ekonomi masyarakat melalui wisata kuliner. Selain itu bisa digunakan untuk wahana edukasi siswa siswi SMA/SMK dan guru dalam hal keselamatan transportasi,” ungkapnya. (*/asw/ono)
Taman Flora Ditutup, Pedagang Pakan Rusa Menjerit
Surabaya, Memorandum
Kurang lengkap rasanya ketika berkunjung ke Taman Flora, kawasan Bratang, tidak memberi makan rusa.
Masyarakat pun tidak usah repot dan harus mempersiapkan dari rumah. Sebab, di sekitaran Taman Flora ada beberapa pedagang yang menjual kacang panjang. Seikat kacang panjang hanya dijual Rp 1.000.
Tidak hanya untuk pakan rusa, bagi masyarakat yang ingin memberikan makan ikan di kolam juga bisa membeli makanan ikan yang juga dibandrol Rp 1000.
Namun, sekarang dengan ditutupnya beberapa taman termasuk Taman Flora oleh Pemkot Surabaya karena masuk PPKM level 3, beberapa pedagang di sana menjerit. Termasuk Anna (52), warga Jalan Gunung Anyar.
Ia yang sejak pagi berangkat dari rumah bersama suami, hingga pukul 15.00, hanya mengantongi uang Rp 8.000. "Ini tadi seharian hujan. Sampai jam segini baru dapat Rp 8 ribu saja," kata Anna.
Anna menambahkan, jika tidak hujan meski pengunjung hanya memberi makan rusa dari luar pagar, ia bisa mendapatkan penghasilan sampai Rp 50 ribu. "Sekarang taman ditutup, malah tambah sepi. Biasanya kalau normal bisa sampai Rp 100 ribu-Rp 150 ribu," jelas wanita berjilbab yang mengaku kulakan di pasar Keputran ini.
Ia pun bisa merugi jika pakan rusa tidak laku. Sebab, kacang panjang hanya bisa bertahan sehari saja. "Kulakannya Rp 50 ribu. Dan ini hanya bisa bertahan sehari, kalau tidak laku yang dibuang," ujarnya.
Anna berharap pandemi ini segera berlalu, dan ia bisa berdagang normal bersama pedagang lainnya. "Harapannya ya taman dibuka dan normal seperti biasa, tapi bagaimana lagi. Semoga pandemi ini cepat berlalu," pungkas Anna.
Hal sama juga dirasakan Karno (44), warga Jalan Dinoyo. Pria yang berjualan lukisan dengan cat air itu biasanya bisa mendapatkan penghasilan Rp 200 ribu. "Tapi kalau sekarang sepi. Temanteman banyak yang memilih pulang ke desa daripada di sini penghasilan tidak jelas," ujar Karno.
Ia pun harus bekerja keras untuk menghidupi keempat anaknya yang masih sekolah dan kebutuhan rumah tangga lainnya. "Kalau seperti ini, harus merelakan anak pertama di SMK tidak melanjutkan sekolah dulu. Nanti ikut kejar paket saja," jelasnya.
Sama dengan Anna, Karno berharap agar pendemi segera selesai dan taman bisa dibuka kembali. "Karena kami mencari rezeki di sini. Kalau ditutup, penghasilan dari mana," ujar pria yang menjadi korban pengurangan karyawan di salah satu perusahaan kawasan Tanjungsari tersebut. (fer/ono)
