
3 minute read
untuk Kebutuhan Anak
Surabaya, Memorandum
Bicara keberpihakan terhadap anak, nampaknya Kota Surabaya tak diragukan lagi. Hal ini terlihat dari postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya tahun 2023. Dimana dari total anggaran Rp11,2 triliun, sekitar Rp 5,627 triliun atau 50,2 persennya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan anak.
Advertisement
Tak hanya menyediakan kebutuhan anggaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya di bawah kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, bahkan juga memastikan keterlibatan anak dalam proses-proses perencanaan pembangunan melalui Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) dari tingkat kota sampai kelurahan. Hal ini tertuang dalam SOP Musrenbang yang dibuat oleh Bappedalitbang No 000.8.333/ 2771/ 486.8.1/2023.
Selain anggaran yang disediakan melalui APBD Surabaya, pemkot juga melibatkan partisipasi publik dalam menangani problem-problem anak. Misalkan dalam hal pendidikan, pemkot juga menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya dan lembaga-lembaga zakat lain yang ada di Kota Pahlawan. Bentuk partisipasi publik tersebut, salah satunya diwujudkan pemkot bersama Baznas Surabaya dengan memberikan bantuan tebus ijazah dan bayar tunggakan biaya sekolah kepada 529 pelajar SMA/SMK swasta pada Senin, 5 Juni 2023. Bantuan tersebut diberikan secara langsung oleh Wali Kota Eri Cahyadi, bersama Ketua Baznas Surabaya Muhammad Hamzah.
Menanggapi apa yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, Kepala Perwakilan UNICEF Jawa Bali, Arie Rukmana mengatakan, bahwa ini adalah bentuk social assistant menuju social protection. Menurutnya, ini adalah bentuk negara hadir di dalam persoalan warga, termasuk hal-hal yang dibutuhkan anak.
“Saya melihat ini sesuatu yang bagus, ini adalah bentuk hadirnya negara sebagai social assistant menjadi social protection, ada pendampingan dan ada perlindungan agar bisa keluar dari masalah masalah yang dihadapi,” jelas Arie, seperti release yang diterima
Memorandum
Sejalan dengan itu, Pengurus Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Isa Ansori juga meng- apresiasi langkah Pemkot Surabaya dalam hal komitmen anggarannya untuk anak.
“Saya kira ini langkah bagus untuk menyiapkan anak anak Surabaya agar
Tingkatkan Kesadaran dan Kepedulian Warga
Kader Madagaskar Wonorejo, Mengantisipasi, dan Mengatasi Bencana Kebakaran
Surabaya, Memorandum
Kader Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran (Madagaskar) Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut Kota Surabaya menjadi salah satu Pilot Project Gerakan Keluarga Sehat
Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) Siaga Kebakaran
Lingkungan Nasional 2023 dari 9 kabupaten/kota se-Indonesia. Keberhasilan Kader Madagaskar tak lepas dari upaya menurunkan kasus kebakaran di rumah tangga, serta adanya peningkatan kepemilikan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang semula hanya dimiliki oleh 40 warga tetapi saat ini telah dimiliki oleh 500 warga. Kemudian peningkatan kepemilikan Kotak
P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan), yang semula hanya dimiliki oleh 500 warga, kini telah dimiliki oleh 6.000 warga.
Kader Madagaskar merupakan bagian dari Kader Surabaya Hebat (KSH). Upaya penanggulan permasalahan kebakaran yang dilakukan oleh Kader Madagaskar merupakan program PKK Kota Surabaya. Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani menyampaikan bahwa pelaksanaan Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (GKSTTB) Siaga Kebakaran Lingkungan telah dilaksanakan di 153 kelurahan di Surabaya. Salah satunya adalah di Kelurahan Wonorejo Surabaya yang terpilih menjadi pilot project di tingkat Nasional.
“Jika berbicara tentang tanggap dan tangguh bencana maka yang paling utama adalah keguyuban warga di kampung tersebut. Sebetulnya ada 5 pilot project yang kita terapkan, tetapi Kelurahan Wonorejo yang paling siap dalam mitigasi kebakaran,” kata Ning Rini Indriyani sapaan akrabnya, Kamis (15/6/2023).
Ning Rini Indriyani menjelaskan bahwa target TP PKK Surabaya kedepannya adalah meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga untuk mengantisipasi, serta mengatasi bencana kebakaran. Sebab, pada 3 menit pertama, peran warga sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk. Karena, ketika terjadi kebakaran, warga berada di tempat kejadian sehingga dapat mencegah api membesar.
“Ketika warga sudah saling peduli, yang lainnya bisa ikut membantu. Maka bisa memadamkan lebih awal, sehingga penanganan akan lebih cepat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Dedik Irianto mengatakan bahwa Kelurahan Wonorejo telah meraih penghargaan
Terbaik I Gerakan Keluarga
Sehat Tanggap dan Tangguh

Bencana (GKSTTB) Siaga Kebakaran Lingkungan Tingkat Kota Surabaya. Selanjutnya, akan masuk dalam tahapan penilaian di tingkat nasional, yang akan dinilai oleh TP PKK Pusat dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.
“Kegiatan ini masuk kedalam program PKK Pusat, dimana Pemerintah Pusat meminta seluruh daerah membuat 5 pilot project dari 9 tema yang ada. Kelurahan Wonorejo melaksanakan Gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana Siaga Kebakaran Lingkungan. Kemudian dilombakan di tingkat kecamatan, kota, hingga provinsi yang kemudian lolos untuk maju ke tingkat nasional,” kata Dedik. Dedik menjelaskan, dalam tahapan penilaian tersebut dilakukan secara berjenjang hingga Juni 2024 mendatang. Karenanya, DPKP Surabaya terus melaporkan progres mitigasi bencana kebakaran dari Kelurahan Wonorejo kepada TP PKK Pusat. “Seluruh KSH telah mendapatkan pelatihan mitigasi kebakaran, dalam tugasnya mereka juga dibekali buku Panduan Madagaskar, serta mengisi ceklis di aplikasi Sayang Warga melalui fitur Sambang Warga,” jelasnya.
Selain itu, fungsi dari pengisian tersebut adalah memudahkan DPKP Surabaya dalam melakukan mitigasi dan pemetaan penanggulangan bencana kebakaran. Seperti, jumlah kepemilikan APAR dan Kotak P3K di setiap RT. “Mereka melakukan mitigasi by name by address, sehingga tingkat rawan kebakaran bisa rendah,” ujarnya.
Lurah Wonorejo Kota Surabaya, Ari Hardini menyampaikan bahwa sejak awal Kelurahan Wonorejo mendapat pelatihan dan simulasi yang dipandu oleh DPKP Surabaya. Lewat pelatihan dan simulasi tersebut, tingkat lebih berkualitas, dengan anggaran yang ada. Komitmen ini akan semakin menegaskan bahwa Surabaya memang kota yang layak untuk anak,” tegas Isa. (rio/ono) kepedulian masyarakat di lingkungan Kelurahan Wonorejo Surabaya semakin meningkat. Hasilnya, setiap pos RW telah dilengkapi dengan kentongan hingga sirine bunyi tanda bahaya.
“Kita memaksimalkan peran ibu-ibu, melatih kesiapsiagaan bagaimana jika terjadi kebocoran gas di rumah, bagaimana tanggap bencana jika tetangga mengalami kebakaran. Alhamdulillah, kewaspadaan dan kesadaran warga semakin meningkat,” kata Ari. Kelurahan Wonorejo juga telah membagikan APAR di setiap Balai RW hingga rumah ibadah. Serta, DPKP Surabaya bersama puskesmas turut menyampaikan pengarahan mengenai tindakan medik menggunakan peralatan P3K. “Contoh tentang persediaan peralatan atau obat apa saja, untuk menangani luka bakar juga sudah dilakukan,” pungkasnya. (rio/ono)