1 minute read

Menjelajahi Kuliner Legendaris Betawi di Setu Babakan Menjelajahi Kuliner Legendaris Betawi di Setu Babakan

Next Article
The Joglo Garden

The Joglo Garden

Setu Babakan, wilayah kental sarat Betawi yang sudah menjadi cagar budaya. Tempat rekreasi ramah keluarga mulai dari museum, pertunjukan, hingga kuliner legendaris Betawi semua ada.

Berbicara soal kuliner Nusantara memang tidak akan ada habisnya. Walau semakin kemari kian banyak serapan budaya luar yang membuat kita menjadi sangat mudah mencicipi hidangan negara-negara asing. Namun, tentu saja sebagai warga asli Indonesia lidah kita terbiasa dengan makanan Nusantara yang bercita rasa 'rich'. Hampir semua masakan Nusantara memiliki cita rasa lezat dan menggugah selera, tiap daerah memiliki keunikan dan ciri khas dari rasa makanan mereka. Banyaknya jenis dan variasi dari tiap makanan daerah dari Nusantara membuat kita tidak akan bosan dan kehabisan menu makanan untuk dicicipi.

Advertisement

Salah satu kuliner Nusantara yang dapat dengan mudah kita temui di Jakarta adalah kuliner khas Betawi. Suku Betawi sendiri merupakan suku yang mendiami sebagian besar wilayah di Kota Jakarta salah satunya di wilayah Jakarta Selatan, Jagakarsa. Di sana terdapat komplek perkampungan yang kini sudah dijadikan sebagai kawasan cagar budaya.

Setu Babakan atau bisa pula disebut Situ Babakan adalah suatu cagar budaya yang terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Situ atau setu sendiri berarti 'danau' dalam bahasa Sunda, sedangkan babakan berarti 'kampung baru' dan memang di desa Setu Babakan diapit oleh dua buah danau.

Pada tahun 2004 daerah Setu Babakan resmi dijadikan sebagai Pusat Perkampungan Betawi bersamaan dengan HUT DKI Jakarta yang ke-474 dikarenakan masih banyaknya perkampungan Betawi asli di daerah ini. Daerah cagar budaya ini meliputi 165 hektare, terdiri dari Kebun Rakyat, Perkampungan masyarakat Betawi serta kedua danau yang mengapit perkampungan ini.

Di Setu Babakan juga terdapat museum kebudayaan Betawi di zona A yang terdiri dari dua

This article is from: