Majalah Elshinta Edisi Februari 2013

Page 24

PENCERAHAN

B

ertahun-tahun merasakan menjadi pe­ ngangguran setelah lulus dari salah satu universitas swasta di Jakarta membuat Fikri gerah. “ Awalnya saya ingin bekerja sesuai apa yang saya pelajari di universitas. Karena background saya yang sarjana seni membuat lapangan kerja tidak begitu luas untuk saya. Saya berfikir kalau hanya fokus kepada keinginan saya saja, saya tidak akan jadi apa-apa,” kata pria bernama lengkap Fikri Fauzy ini. Ide berbisnis muncul dari pasangan Fikri. “Pacar saya Rara yang berprofesi sebagai model ingin membuka butik. Waktu itu sempat ragu apakah berbinis adalah pilihan yang bagus karena saya tidak punya basic bisnis sama sekali. Setelah banyak menimbang kami mencoba merintis awal usaha kami dengan modal 5 juta dari tabungan kita berdua,” ujar pria kelahiran 7 Mei 1983 ini. Adik Fikri banyak membantu di awal usahanya. “Adik saya memang sudah punya bisnis butik terlebih dahulu. Saya banyak belajar dari dia dan mengikuti proses kerja adik saya. Saya mengambil barang dari distributor khusus. Distributor ini mengambil barang dari konveksi di negara Korea, Cina, dan Bangkok. Jadi, baju yang kami jual memang bajubaju import,” ujarnya lagi.

Di Usir Dari Lapak Fikri sempat mencicipi berdagang ala kaki lima. “ Awalnya kita masih jualan di tenda. Kita

Salah satu outlet di bilangan Tebet

24

I Februai 2013 I Tahun V I

tidak punya banyak modal untuk mengontrak suatu tempat. Dengan modal 5 juta kita hanya bisa membeli sedikit baju. Waktu itu sama sekali belum ada karyawan yang membantu. Semua kami lakukan berdua, dari berbelanja sampai berjualan di tenda. Kita menyewa lapak kecil di lahan kosong yang saat ini sudah menjadi bazaar,” papar Rara pasangan sekaligus patner kerja Fikry. Setelah bisnis mulai terasa sedikit berkembang keduanya justru harus pergi dari lokasi berjualan. “Sebulan bisnis ini berjalan, butik tenda kami sudah mulai terasa keuntungannya. Awalnya hanya kami yang berjualan dengan tenda di kawasan itu, tetapi lama kelamaan banyak orang yang mengikuti jejak kami. Kawasan yang tadinya sepi penjual menjadi sangat ramai seperti bazaar. Melihat omset kita yang bagus, pemilik tempat ingin mengelola sendiri lapak-lapak itu menjadi bazaar milik dia sendiri. Akhirnya kita di usir oleh pemilik tempat dan tidak boleh berjualan lagi di kawasan tersebut. Dengan berat hati kita harus meninggalkan tempat usaha yang mulai ramai pembeli,” terang Rara yang bernama lengkap Rara Eka Putri. Usaha mereka sempat berhenti beroperasi beberapa bulan karena kesulitan mencari tempat. “Sempat bingung tidak ada tempat dan akhirnya setelah beberapa bulan ada sebuah lapak tutup di depan sebuah kafe fast food. Sebetulnya lahan itu punya teman saya yang tidak bisa meneruskan


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.