Majalah Elshinta Edisi Agustus 2011

Page 29

Apa yang membuat Anda begitu semangat berbisnis padahal usia Anda masih sangat muda? Saya berkeinginan, sebelum usia 30 tahun, saya sudah bebas finansial. Masa muda adalah masa yang tepat untuk membangun bisnis. Apalagi, saat ini banyak program pemerintah yang mendukung agar kewirausahaan terus berkembang. Alhamdulillah, 5 bulan saya launching Banana Kriuk, saat ini saya sudah memiliki 14 outlet yang tersebar di berbagai daerah seperti Cirebon, Indramayu, Kuningan, Bandung, Purwokerto, Depok, Jakarta dan Bekasi. Saya berharap, di tahun 2011 ini, Banana Kriuk siap merajai bisnis cemilan pisang, dengan target penambahan gerai di beberapa provinsi di Indonesia. Saat ini, targetnya masih dalam negeri, tahun ini menjadi 101 outlet.

hanya Rp 20 ribu perhari, saat ini ada salah satu cabang yang bahkan bisa mencapai untung Rp 5 juta dalam seminggu. Dalam sehari, rata-rata bisa menghabiskan 400-500 pisang yang dijual dari harga Rp 1000-3000,” kilah pria yang tengah mengembangkan franchiseholic Indonesia, wadah konsultasi bagi yang berbisnis franchise. Untuk membantu kelancaran bisnisnya, kini ia telah mempekerjakan sekitar 30 karyawan untuk manajemen di kantornya, sedangkan di masing-masing outlet sebanyak 14 karyawan. Untuk makin mengorbitkan bisnisnya, Apik pun sudah mem-franchise-kan bisnisnya. Untuk harga franchise-nya ia jual mulai dari Rp 10 juta untuk 1 booth hingga Rp 36 juta untuk 4 booth dengan omset 100 juta. Bukan hanya itu, karena persaingan semakin hebat, untuk mensiasatinya, Apik mengambil langkah mulai dari tampilan yang sudah divariasikan menjadi 5 variasi rasa. Fungsinya, agar para pembeli tidak bosan dan bisa memilih rasa sesuai kesukaannya. “Selama ini banyak mitra yang justru join setelah mencoba produk Banana Kriuk. Semoga ke depan, bisnis saya makin berkembang sesuai target dan bisa mengangkat citra Cirebon,” pungkas pria yang kini sudah menamatkan kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Cirebon ini. Teks: Cucun Hendriana/Foto: Dok. Pribadi.

Dikatakan Apik, saat pembukaan outlet pertamanya di Cirebon, ia pun harus menelan pil pahit. Pasa™lnya, dalam sehari ia hanya mampu mendapatkan Rp 20 ribu saja. Namun, ia tak patah semangat, berbagai langkah pun dilakukannya seperti sosialisasi melalui brosur, SMS, teman-teman komunitas dan seminar. Walhasil, ia akhirnya mampu menempatkan Banana Kriuk sebagai cemilan yang digemari masyarakat setempat. “Dulu

Agustus ‘11

Tahun 3

27


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.