Buletin Rutin Nuansa Edisi Explore Jogja

Page 1

BULETIN RUTIN

LPPM NUANSA UMY

STUDIO ALAM GAMPLONG: PESONA HOLLYWOOD DI JANTUNG

YOGYAKARTA YANG MEMIKAT

Oleh: Alifia Rahma dan Destiana Latifa Sari

Yogyakarta terkenal dengan berbagai destinasi wisatanya yang memukau, mulai dari wisata alam, budaya, hingga sejarah. Di antara banyaknya pilihan wisata, Studio Alam Gamplong menjadi salah satu yang menarik perhatian wisatawan. Terletak di Desa Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Studio Alam Gamplong menjadi destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan. Dikenal sebagai "Hollywood-nya Yogyakarta", studio ini menawarkan pengalaman unik yang memadukan keindahan alam dan pesona perfilman

SPESIAL CERPEN “DISINI”

Oleh: Daru

Aku Terdiam Tadi dia bilang apa? Aku hanya melirik ke arahnya yang sekarang malah mencium punggung tanganku

Terbangun dari lamunanku, aku menengok ke arahnya.

Tak sempat menjawab apa perkataannya, tapi dia sudah jalan menjauh sembari melambaikan tangannya juga senyuman lebarnya

HALAMAN 1 BULETIN RUTIN MEI 2024 EXPLORE JOGJA

STUDIO ALAM GAMPLONG: PESONA

HOLLYWOOD DI JANTUNG

YOGYAKARTA

YANG MEMIKAT

Oleh: Alifia Rahma dan Destiana Latifa Sari

Yogyakarta terkenal dengan berbagai destinasi wisatanya yang memukau, mulai dari wisata alam, budaya, hingga sejarah Di antara banyaknya pilihan wisata, Studio Alam Gamplong menjadi salah satu yang menarik perhatian wisatawan Terletak di Desa Gamplong, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Studio Alam Gamplong menjadi destinasi wisata yang tidak boleh dilewatkan Dikenal sebagai "Hollywood-nya Yogyakarta", studio ini menawarkan pengalaman unik yang memadukan keindahan alam dan pesona perfilman.

Studio yang awalnya dibangun untuk keperluan syuting film “Sultan Agung” karya sutradara ternama Indonesia, Hanung Bramantyo ini kemudian dibuka untuk umum dan menjadi destinasi wisata yang digemari banyak orang Memasuki wisata ini, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai zona menarik yang membawa mereka ke era sebelum kemerdekaan Pengunjung dapat naik kereta tua, berfoto dengan latar belakang bangunan tua sampai mendatangi berbagai lokasi syuting film

Salah satu daya tarik utama di tempat ini adalah trem atau kereta api tua yang akan membawa pengunjung berkeliling dan menikmati suasana abad ke-16 dan ke-17, merasakan sensasi melintasi masa lalu di tengah keindahan bangunan tua Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan berbagai set film yang merekonstruksi kehidupan masa lampau, seperti pasar tradisional dan perkampungan khas zaman dahulu. Menaiki trem ini menambah suasana nostalgia pengunjung yang seolah-olah sedang berada di sebuah film sejarah yang hidup

HALAMAN 2 BULETIN RUTIN

Selain menjadi lokasi syuting Film Sultan Agung, Studio Alam Gamplong juga menjadi tempat pengambilan gambar untuk film Bumi Manusia dan Habibie & Ainun Pengunjung memiliki kesempatan unik untuk menjelajahi beberapa set film, termasuk rumah Ainun di Habibie & Ainun dan rumah Annelies di Bumi Manusia Rumah Ainun, dengan dominasi furniture kayu, menghadirkan suasana hangat dan klasik Di dalamnya, terdapat ruang tamu, ruang makan, hingga ruang kerja yang memberikan gambaran nyata kehidupan Ainun. Sementara itu, rumah Annelies menampilkan gaya khas perpaduan arsitektur Indonesia dan Belanda, menciptakan atmosfer yang berbeda dan menarik

Setiap ruangan di kedua rumah ini masih dipenuhi perlengkapan syuting yang masih utuh, menambah kesan autentik dan membuat pengunjung bisa merasakan langsung suasana pembuatan film tersebut

Antique Gallery di Studio Alam Gamplong Yogyakarta merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh para pengunjung Di dalam galeri ini, pengunjung dapat bernostalgia dengan melihat koleksi barang-barang jadul yang ditata dengan nuansa vintage yang kental Properti yang mengisi Galeri ini merupakan barang-barang yang digunakan untuk keperluan syuting, menghadirkan suasana masa lampau yang autentik dan memikat Setiap sudut galeri memancarkan pesona sejarah, memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap pengunjung yang ingin merasakan kilas balik ke masa lalu

Dengan segala keunikan dan pesona yang ditawarkannya, Studio Alam Gamplong benar-benar layak disebut sebagai "Hollywood-nya Yogyakarta" Tempat ini tidak hanya menawarkan pengalaman visual yang menarik, tetapi juga memberikan pelajaran mengenai sejarah dan budaya melalui setiap sudutnya yang dipenuhi dengan keindahan dan keaslian Dari kereta tua yang membawa pengunjung berkeliling ke suasana abad ke-16 dan ke-17, hingga set film yang menampilkan kehidupan masa lalu, setiap elemen di Studio Alam Gamplong dirancang untuk memberikan pengalaman yang menyeluruh dan mendalam

HALAMAN 3 BULETIN RUTIN

MENELUSURI JEJAK KEJAYAAN

MASA LALU DI TAMAN SARI JOGJA

Oleh Aisha Inggardini

Di jantung Kota Yogyakarta, tersembunyi sebuah oase sejarah yang menawan, Taman Sari Dibangun pada masa kejayaan Kesultanan Yogyakarta, kompleks taman air ini menjadi saksi bisu gemerlapnya budaya Jawa dan kini menjelma menjadi destinasi wisata yang memikat para pelancong

Memasuki gerbang Taman Sari, pengunjung bagaikan melangkah ke dalam portal waktu. Arsitekturnya yang unik dan megah, dengan perpaduan gaya Jawa dan Eropa, menghadirkan nuansa magis yang memukau Kolam-kolam air yang jernih, dikelilingi oleh tembok-tembok berukir halus, memancarkan aura ketenangan dan keanggunan. Dalam keheningan air yang mengalir, tercerminlah bayangan masa lalu yang penuh kemegahan, seolah-olah setiap tetesnya menyimpan cerita para raja dan permaisuri.

Gua-gua misterius yang tersembunyi di balik tembok taman mengundang rasa penasaran Lorong-lorong sempit yang gelap menyimpan kisah-kisah rahasia, membawa imajinasi pengunjung melayang ke masa ketika tempat ini menjadi tempat persembunyian dan peristirahatan Di sini, bayangan masa lampau seolah masih terasa, membisikkan cerita tentang para bangsawan yang menghabiskan waktu bersantai di pemandian ini, menikmati ketenangan jauh dari hiruk-pikuk kehidupan istana

HALAMAN 4 BULETIN RUTIN

Puncak kejayaan Taman Sari terpancar dari Gedung Panorama Dari atas bangunan berlantai dua ini, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan indah taman dan kota Yogyakarta yang terbentang luas Pemandangan ini bagaikan lukisan alam yang sempurna, dihiasi oleh gemerlap kubah masjid dan hiruk pikuk kehidupan kota Angin yang berhembus sejuk membawa harum bunga-bunga yang mekar, menambah kesan romantis dan menenangkan hati

Taman Sari bukan hanya tentang keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya. Di sini, pengunjung juga dapat merasakan keramahan dan kearifan lokal masyarakat Jawa Para pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam souvenir dan jajanan tradisional, serta senyum ramah penduduk setempat, menghangatkan hati dan meninggalkan kesan mendalam. Setiap sudut taman ini, setiap senyum yang menyapa, menambah kehangatan dan kedalaman pengalaman

Menjelajahi Taman Sari bagaikan menjelajahi lorong-lorong waktu, menapaki jejak kejayaan masa lalu, dan merasakan denyut nadi budaya Jawa yang masih hidup hingga saat ini Taman ini bukan sekadar destinasi wisata, melainkan oase sejarah dan budaya yang wajib dikunjungi oleh setiap orang yang ingin memahami jiwa Yogyakarta Di setiap langkah, seolah terdengar gema sejarah yang merayap keluar dari dinding-dinding tua, mengajak setiap jiwa untuk merasakan dan memahami warisan agung yang tersimpan di dalamnya

HALAMAN 4 BULETIN RUTIN

MENELISIK SUASANA PASAR

KRANGGAN SAAT INI

Oleh Windya Nurmaretha

Pasar Kranggan adalah salah satu pasar tradisional yang ada di Yogyakarta. Pasar ini berada di samping jalan besar dan berlokasi strategis di tengah kota, yakni persis di sisi barat Tugu Jogja Pasar ini merupakan salah satu pasar yang menjadi tujuan banyak orang untuk mencari berbagai kebutuhannya, seperti buah, sayur, daging, sembako, bumbu, perabotan, dan berbagai perlengkapan lainnya. Pasar ini didirikan sejak tahun 1975, menariknya baik bangunan serta beberapa pedagang yang berjualan di pasar tersebut masih bertahan hingga saat ini Kira-kira apa yang menjadikan pasar ini menarik untuk dibahas?

Ibu Slamet (74) menjadi salah satu pedagang pisang dan anyaman yang masih berjualan dari tahun 1975 hingga saat ini di Pasar Kranggan. Beliau menyampaikan bahwa Pasar Kranggan sudah mengalami renovasi dan revitalisasi, tetapi kiosnya tidak berubah (lokasi serta bentuk) dikarenakan posisi kiosnya yang berada di bagian ujung dan menjadi pondasi bangunan pasar

Pasar Kranggan sendiri memiliki 2 lantai bangunan Pada lantai pertama luar pasar biasanya terdapat banyak pedagang kembang, jajanan pasar, pakaian, dan juga toko perhiasan, sedangkan di area dalam pasar terdapat pedagang buah, sayur, ikan, daging, sembako, bumbu, dan perabotan rumah tangga Pada lantai kedua terdapat aneka kuliner, diantaranya seperti makanan western, chinese, dan juga dessert

HALAMAN 5 BULETIN RUTIN

Pasar ini mulai beroperasi dari pagi hingga malam hari. Menurut penuturan pedagang yang berada disana kebanyakan dari pedagang biasanya mulai membuka kiosnya pada jam 05 00 dan menutup kios di jam 13 00, khususnya pedagang yang berjualan di lantai pertama bagian dalam pasar Pada kios kuliner di lantai 2 sendiri kebanyakan mulai membuka kiosnya pada pukul 10 00 hingga 20 00 Seperti pasar pada umumnya, Pasar Kranggan relatif ramai di pagi hari dan mulai sepi menjelang siang hari Suasana Pasar Kranggan di lantai pertama yang berupa pasar tradisional sendiri berbeda dengan suasana di lantai kedua yang berisi kios kuliner. Lantai kedua pasar justru mulai ramai dari sore hingga malam hari Pola jam kunjungan yang berbeda ini menjadikan Pasar Kranggan terlihat selalu ramai pengunjung dan juga selalu menarik untuk dikunjungi setiap saat.

Adanya renovasi yang dilakukan pengelola pasar juga menjadikan pasar ini semakin nyaman dan bersih Lantai pasar yang di keramik dan fasilitas yang disediakan pasar juga lengkap sehingga pedagang merasa nyaman berjualan disana. Kondisi kios di Pasar Kranggan juga tertata dengan baik. Berbagai kios dikelompokkan berdasarkan blok sehingga pengunjung tidak perlu kebingungan ketika ingin mencari barang yang dibutuhkan Hal yang paling mudah diperhatikan yaitu pada bagian timur pasar terdapat penjual daging dan ikan, sedangkan di bagian barat pasar terdapat penjual buah, sembako, dan pakaian Terdapat juga papan nama blok di atas pasar yang menunjukkan jenis barang yang dijual di area tersebut, sayangnya papan ini tidak terlihat cukup jelas karena ukurannya yang tidak besar.

Di satu sisi, selain dari kondisi fisik pasar yang kini sudah semakin baik, beberapa pedagang juga mengeluhkan jumlah pelanggan yang berbelanja di Pasar Kranggan. Seperti yang sama-sama kita ketahui, saat ini sudah banyak toko online yang imbas secara langsungnya mengurangi pelanggan offline termasuk di pasar tradisional Apalagi pada tahun 2019 yang lalu, kita juga dihadapkan dengan pandemi covid-19 yang saat ini kemudian mengubah pola konsumsi masyarakat yang dulunya senang berbelanja secara offline menjadi lebih menyukai belanja secara online Penurunan jumlah pelanggan Pasar Kranggan juga menyebabkan menurunnya omzet pedagang yang ada disana Kini omzet perhari yang didapatkan pedagang di Pasar Kranggan tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya (sebelum covid-19).

HALAMAN 6 BULETIN RUTIN

“Harapannya semua orang pada ke pasar… karena kan sekarang sudah banyak indomaret gitu-gitu, jadi orang sudah malas ke pasar padahal harganya lebih murah pasar,” ujar Imas (43), Pedagang Pakaian di Pasar Kranggan

Ibu Slamet juga mengutarakan perasaannya sebagai pedagang di Pasar Kranggan bahwasannya omzet yang didapatkan beliau perharinya tidak menentu dan bisa dibilang hanya cukup untuk ‘jajan’ karena sekarang beberapa pembeli dari toko roti dan bakpia sudah jarang berbelanja di tokonya

Permasalahan lain yang menjadi keresahan pedagang di Pasar Kranggan yaitu permasalahan sampah. Bapak Yusnanto (41), Karyawan Kios Sembako di Pasar Kranggan menyampaikan bahwa saat ini sampah menjadi masalah umum yang dialami hampir seluruh warga Yogyakarta termasuk di Pasar Kranggan. Beliau menyampaikan bahwa terjadi kenaikan retribusi sehingga pengelola pasar meminta pedagang yang berjualan di pasar membawa pulang sampahnya masing-masing Beliau juga menambahkan jika hal tersebut tidak menjadi masalah besar karena pedagang masih bisa menitipkan beberapa sampahnya ke petugas kebersihan.

Pedagang-pedagang di Pasar Kranggan mengaku nyaman berjualan di Pasar

Kranggan karena pasarnya yang kini sudah semakin baik dan pengelolaan pasar yang dirasa lebih baik dari sebelumnya.

“Kalau dulu sistem keamanan kurang, sehingga pernah satu kali terjadi pencurian di kios, tetapi alhamdulillah kita hanya kecurian uang receh dan barang seperti sabun, gula tapi itu kejadiannya sudah lama sekali, sekarang sudah tidak ada lagi,” ungkap Yusnanto dalam wawancara.

“Kita nggak masalah, asalkan ada keterbukaan dari pengelola pasar ketika ada masalah gimana-gimana, soalnya dari kita juga sudah nyaman dengan kondisi saat ini,” tambahnya

HALAMAN 7 BULETIN RUTIN

SENTHIR MALIOBORO

Oleh : Adinda Salsa

Jogja merupakan kota dengan sejuta keistimewaan, banyak tempat tersembunyi yang tentunya menjadi incaran wisatawan lokal maupun mancanegara Keistimewaan kota Jogja terpancar dari kekayaan sejarah, budaya, keindahan alam, dan yang paling penting adalah keramahan penduduk

Berbicara soal keramahan penduduk, akhirnya membawa kita pada salah satu spot tersembunyi kota Jogja “Pasar Senthir Malioboro”, Pasar Senthir Malioboro terletak di depan Pasar Beringharjo Malioboro Pasar Senthir Malioboro menawarkan barang loak dan barang antik yang tentunya menjadi perburuan banyak wisatawan, terlebih saat ini banyak trendtrend fashion yang mengajak kita kembali ke-era 80an atau biasa disebut vintage

Buka dari pukul 18 00 hingga 23 00 WIB tidak menjadi hambatan Pasar Senthir Malioboro tetap ramai dan diminati banyak wisatawan. “Biasanya yang kesini rame, pokoknya ramenya itu setelah isya sampai jam sepuluh,” ungkap penjual mainan second dalam wawancara

Rata-rata barang loak di Pasar Senthir Malioboro dijual mulai dari harga 5 ribu rupiah saja, bukankah harga yang cukup ramah dikantong?

SPOT TERSEMBUNYI JOGJA: PASAR
HALAMAN 8 BULETIN RUTIN

Oleh : Ira Listy Febriyanti dan Nur Inayah

Jenis Arsip yang Ditampilkan

1.

2

3.

4

Diorama Arsip Jogja adalah sebuah wahana unik yang menampilkan sejarah panjang Yogyakarta, dari era Panembahan Senopati hingga masa kini, melalui berbagai jenis arsip. Dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, arsip-arsip yang dipamerkan dalam Diorama Arsip Jogja tidak hanya berasal dari koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, tetapi juga dari berbagai lembaga arsip negara dan swasta, baik di dalam negeri maupun luar negeri Selain itu, koleksi pribadi juga turut melengkapi ragam arsip yang ada, menjadikan diorama ini sebagai pusat informasi sejarah yang komprehensif

Arsip Tekstual, berupa dokumen-dokumen penting yang mencatat berbagai peristiwa bersejarah.

Arsip Foto, berupa gambar-gambar yang menggambarkan perjalanan sejarah Yogyakarta dari masa ke masa

Arsip Audiovisual, berupa rekaman video dan audio yang menyajikan momenmomen penting dalam sejarah Yogyakarta.

Sejarah Lisan, berupa testimoni dari saksi sejarah yang memberikan perspektif langsung tentang peristiwa masa lalu

Diorama Arsip Jogja ini dibangun berlandaskan rasa keinginan untuk menyajikan sejarah Yogyakarta secara menyeluruh dengan memanfaatkan teknologi informasi

Dalam era digital saat ini, penggunaan teknologi mutakhir dalam bidang audiovisual serta kreativitas seniman menjadi faktor kunci untuk menjadikan sejarah lebih dinamis dan menarik bagi semua kalangan masyarakat Dengan teknologi imersif, pengunjung dapat merasakan seolah-olah mereka berada di tengah-tengah peristiwa sejarah yang dipamerkan Pengalaman ini menciptakan euforia yang mendalam dan mengesankan, memungkinkan pengunjung untuk lebih memahami dan menghargai sejarah panjang Yogyakarta

DIORAMA ARSIP JOGJA: MELINTAS LORONG WAKTU SEJARAH JOGJA
HALAMAN 9 BULETIN RUTIN

Keindahan ini tidak terlepas dari peran dan dukungan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, sangat penting dalam terwujudnya Diorama Arsip Jogja ini Dukungan beliau menjadi api semangat yang mendorong kolaborasi lintas generasi dan profesi Proyek ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari seniman yang menata arsip dengan cara yang menarik, hingga teknisi yang mengaplikasikan teknologi audiovisual untuk menciptakan pengalaman yang imersif. Pelaku sejarah, saksi sejarah, seniman, birokrat, tenaga ahli, dan teknisi handal bekerja bersama untuk mewujudkan Diorama Arsip Jogja sebagai wahana edukasi baru yang tidak hanya mendidik, tetapi juga menghibur.

Di dalamnya, Diorama Arsip Jogja menyuguhkan sejarah Yogyakarta dalam empat abad, dari masa Panembahan Senopati hingga keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta Cukup menampilkan penghamparan memori heroik yang mencakup pasang surut Yogyakarta dari masa ke masa Dengan pendekatan ini, diorama tidak hanya menjadi tempat belajar sejarah, tetapi juga menjadi tempat menikmati pembaharuan seni, seperti yang dikatakan oleh salah satu wisatawan Jepang, Kei, “This is a new experience for me, actually when I went through the Japanese colonization period, I felt guilty, this is a new thing for me” Kei menjelaskan dirinya menikmati seni dalam sejarah selama berada di Diorama Arsip Jogja, tetapi juga merasa bersalah setelah mengetahui sejarah Jepang di Yogyakarta, khususnya selama masa pendudukan Jepang, yang dipresentasikan dengan sangat jelas dan mendalam Pengalaman ini menyentuh Kei secara emosional, menekankan pentingnya diorama ini dalam menyajikan perspektif sejarah yang beragam dan sangat rinci.

HALAMAN 10 BULETIN RUTIN

Oleh : Daru Puspitaningtyas

Matahari kian memanas, dia sedang berada di tahta tertingginya kali ini. Aku menenggak minuman dingin kemasan yang tentu saja menyegarkan Sampai bayangan seseorang tiba-tiba di depan wajahku, menghalangi panas mentari yang kian menyengat Perlahan dia tersenyum sembari menyodorkan tisu untuk mengelap wajahku yang kini penuh dengan keringat. Aku tersenyum, menerima tisu itu lalu bangkit Menepuk celanaku yang kotor akibat pasir pantai Parangtritis yang menempel di sana

"Let's go to the next destination, we will spend the day until almost night there" Aku mempersilahkannya tentu saja untuk lanjut menuju ke destinasi wisata selanjutnya.

"We will be there while waiting for the sunset, I hope you are not tired because we will go to the paralayang hill"

Aku bertemu dengannya di kota indah ini, untuk menjadi private guide-nya. Lumayan juga jalan-jalan gratis berkedok mencari duit

Tamuku kali ini tamuku kali ini datang dari Eropa sana Hidungnya yang mancung juga kulit putihnya tentu saja menjadi sorotan banyak orang ketika kami berjalan berdua. Tinggiku yang hanya sedadanya, membuatnya tak mengizinkanku untuk menyetir motor Alhasil jadilah selama 3 hari ini dia yang malah memboncengkanku kemana-mana. Aku hanya menjadi translator nya ke beberapa orang seperti pedagang kaki lima juga street food

Dia selalu berbicara dan ngobrol denganku, bahwa katanya orang-orang di sini amat sangat ramah terhadap turis asing. Bahkan tak jarang dia pun mendapat senyuman atau sapaan ketika melintas. Tentu saja aku ikut bahagia, karena dia menceritakan itu dengan raut wajah yang bahagia juga. Untung saja dia tampaknya bahagia bersamaku Karena aku sebenarnya orang yang over sharing aku takut saja, yang dirumorkan bukannya orang-orang luar sangat pendiam Aku takut saja mereka tidak nyaman bersamaku

Tak terasa hari ini hari terakhir aku bersamanya, lalu aku mengantarkannya ke bandara internasional Cukup banyak oleholehnya karena aku pun membawanya keliling

Jogja selama 4 hari ini

Terakhir sebelum kami berpisah dia memelukku erat

"Can I come back again? I think I fell in love here"

Aku tentu saja tertawa mendengarnya, lalu menjawab.

"Yeah, Jogjakarta very beautiful, this special city of course makes everyone who visits it fall in love. Hahaha"

"No, I just fell in love With someone in this city, not with this city So wait for me to come back, okay?"

Aku Terdiam Tadi dia bilang apa? Aku hanya melirik ke arahnya yang sekarang malah mencium punggung tanganku

Terbangun dari lamunanku, aku menengok ke arahnya

Tak sempat menjawab apa perkataannya, tapi dia sudah jalan menjauh sembari melambaikan tangannya juga senyuman lebarnya

DISINI
HALAMAN 11 BULETIN RUTIN
CERPEN

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.