

BULETIN BULETIN RUTIN RUTIN
LPPM NUANSA UMY


IKATAN AKRAB DALAM DUNIA BUAH: GAMBARAN KESEHARIAN PEDAGANG JERUK DAN SALAK DI PASAR BERINGHARJO
Oleh Destiana Latifa, Liga Alhaqi, dan Aisyah Inggar Dini
Pasar B i h j b i t perdagan
Yogyakart beragam mencerita antara pa fitur yang adalah yang se warna d keramaian pembeli, Beringharj sebagai p
pencerita Keakraba transaksi, hangat d antara pa Dengan mereka tid berkualita elemen identitas hidup da g j keras serta dedikasi mereka.

Atmosfer pasar yang ramah dan ceria mencerminkan kedekatan hubungan antara pedagang dan pembeli, membentuk pengalaman berbelanja yang tidak hanya memberikan kepuasan berbelanja, namun juga membangun ikatan sosial yang kuat di tengah hiruk pikuknya perdagangan. Pasar Beringharjo tidak hanya menjadi tempat transaksi perdagangan, namun juga menjadi arena di mana kisah-kisah kehidupan sehari-hari berkembang.

Dalam perbincangan kami dengan salah satu penjual buah salak dan jeruk, beliau dengan tulus menceritakan kisah perjalanan hidupnyasebagai orang asli Yogyakarta, khususnya Sleman. Perjalanan berjualan beliau dimulai sejak tahun 1967 hingga saat ini. Beliau rutin membuka lapaknya mulai pukul 06.00 pagi hingga pukul 13.00 siang. Buah jeruk yang ia jual berasal dari daerah Gamping, sedangkan buah salak diperoleh dari kebun pribadinya. Dengan bangga, ia mengatakan bahwa dari hasil usahanya tersebut, ia berhasil menyekolahkan ketujuh anaknya yang kini sudah hidup mandiri. Menariknya, dari ketujuh anaknya, tiga di antaranya memilih untuk meneruskan tradisi keluarga sebagai pedagang.
“Biasanya, musim panen salak terjadi pada bulan Desember; sebenarnya, jika tidak terjadi kekeringan, hasil yang didapatkan cukup lumayan,” ungkap sang penjual ketika ditanya mengenai musim panen. Selain menjual jeruk dan salak, ternyata beliau juga menjual manggis, walaupun tidak sebanyak jeruk dan salak, manggis yang dijual oleh penjual tersebut memiliki kualitas yang baik. "Alhamdulillah penjualan buah di sini ramai, apalagi Yogyakarta kan kota wisata, kalau musim liburan biasanya lebih ramai dari biasanya, walaupun pelancong biasanya hanya membeli setengah kilo," ujar sang penjual dengan senang hati.
Dengan kisah hidup yang inspiratif dan semangat berjuang dalam berdagang, pedagang salak dan jeruk di Pasar Beringharjo tidak hanya berperan sebagai penjaga tradisi pasar, namun juga menjadi perekat hubungan antara sesama pedagang dan pembeli. Antusiasme mereka menyambut musim panen dengan semangat tak kenal lelah membuat Pasar Beringharjo tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik pengunjung, namun juga menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Yogyakarta.

MARAKNYA PENGGUNAAN TRANSPORTASI BERBASIS
ONLINE DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERUBAHAN
DINAMIKA BISNIS BECAK DI YOGYAKARTA

Saat ini perkembangan teknologi di dunia semakin canggih, termasuk di Indonesia. Penggunaan teknologi yang semakin canggih ini membuat masyarakat lebih mudah untuk mendapatkan segala informasi. Dengan berkembangnya teknologi informasi saat ini, muncullah transportasi umum berbasis online yang dapat diakses secara mudah dengan menggunakan smartphone. Secara alami, ada kebutuhan yang meningkat akan transportasi yang dapat berpindah antar lokasi yang berbeda dengan cepat dan efisien. Bergerak perpindahan masyarakat yang menetapi meskipun jarak ditempuh jauh. Adanya transmisi secara online telah memberikan kemudahan bagi masyarakat dan tidak lagi harus menunggu di pinggir jalan hanya untuk naik angkutan umum seperti angkutan umum atau tukang becak. Selain itu, biaya tarif yang dikeluarkan untuk menggunakan transportasi online diperkirakan berdasarkan kilometer yang ditempuh.
Dengan adanya transportasi berbasis online ini juga memberikan dampak bagi dinamika bisnis transportasi lokal seperti becak. Hal ini terjadi dikarenakan sebelum adanya transportasi berbasis online ini jasa tukang becaklah yang paling sering digunakan oleh masyarakat, umumnya oleh ibu-ibu yang ingin pergi ke pasar untuk berbelanja. Namun, adanya jasa transportasi online ini menghambat kerja dan dinamika pendapatan dan penghasilan becak. “Saya dulu waktu sebelum ada transportasi online ini sehari saya bisa dapat puluhan bahkan ratusan penumpang, tapi semenjak adanya transportasi online ini saya hanya bisa mendapatkan 1kurang lebih sekitar 10-20 orang penumpang, itu pun kalau lagi rame,” ungkap Pak Tresno salah satu pengemudi becak tradisional di sekitar Taman Pintar Malioboro.

Pak Tresno (70) sudah menekuni profesi ini sejak berumur 20 tahun, yang mana artinya sudah 50 tahun beliau menjadi pengemudi becak. Beliau tinggal sendiri setelah istrinya meninggal dunia. Penghasilan yang ia dapatkan juga hanya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Menurutnya, semenjak adanya transportasi berbasis online ini mempengaruhi minat masyarakat untuk memilih becak sebagai sarana berpergian, karena masyarakat lebih tertarik menggunakan transportasi online, akibatnya berdampak pada penghasilannya, dimana penghasilan yang Beliau dapatkan dalam sehari juga tidak dapat mencapai targetnya. Pak Tresno juga mengungkapkan bahwa hal ini sangat berbeda dengan sebelum adanya transportasi online, dimana minat masyarakat terhadap becak tinggi, bahkan dalam sehari ia mampu mendapatkan penghasilan diatas target yang ia perkirakan.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Pak Tamsi (50). Pak Tamsi merupakan pengemudi becak sekaligus ketua pangkalan becak di Camp Tengah, Titik Nol Malioboro, Yogyakarta. Beliau menekuni profesi sebagai tukang becak hampir 35 tahun, dan menjadi tukang becak sudah menjadi profesi utamanya. Beliau mengatakan semenjak adanya transportasi online ini becak mereka jadi sepi, sehari yang biasanya ditargetkan 70-150 penumpang kini menurun drastis. Apalagi mereka bekerja ditempat ini sebagai komunitas, yang mana tiap bulannya mereka harus membayar arisan iuran dari penghasilan mereka, yang mana penghasilan tersebut dipergunakan untuk amal sosial.
Rina (20) seorang pengunjung di sekitar Malioboro Yogyakarta. Menurut rina, ketertarikan masyarakat kini kepada transportasi online sangat tinggi. Hal tersebut dikarenakan transportasi online dapat mengirit waktu dalam perjalanan dan memudahkan segala urusan mereka. “Saya lebih senang menggunakan transportasi online apalagi saya adalah seorang pekerja yang dimana setiap paginya harus berangkat ke tempat kerja dan harus sampai tepat waktu,” ungkapnya. Namun, dirinya mengatakan meskipun demikian ia sangat senang menaiki becak, karena menurutnya tarif pada becak lebih murah, tidak kepanasan, tidak kehujanan, apalagi sekarang ia berada di Malioboro Yogyakarta, sangat cocok menurutnya menaiki becak sambil mengelilingi tempat-tempat sekitaran Malioboro.

BERKENALAN DENGAN PAK PONO, PENGEMUDI BECAK MOTOR DI MALIOBORO
Oleh Windya Nur dan Selqly Ruwana Aisya

Sebagai manusia tentu saja kita akan mengalami penuaan pada diri sendiri, hal itu sudah pasti. Oleh karenanya, memang perlu menyiapkan berbagai hal, seperti finansial dan kesehatan sebelum memasuki usia lanjut. Di Indonesia sendiri, seseorang dikategorikan sebagai lansia (lanjut usia) apabila telah mencapai usia 60 tahun. Kebanyakan pola pikir kita ketika sudah tua inginnya hidup tenang, duduk-duduk tanpa beban, bermain dengan cucu, jalanjalan, ataupun melakukan kegiatan lain untuk menghabiskan masa tuanya dengan tenang. Namun, berbeda dengan Pak Pono. Beliau menghabiskan masa tuanya untuk bekerja di bawah teriknya matahari pada siang hari.
Pak Pono (60) seorang pengendara becak motor yang mengais pundipundi rupiah di area Malioboro, Yogyakarta. Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata yang terkenal di Yogyakarta dan menjadi tujuan banyak Wisatawan. Keunikan Malioboro dibandingkan dengan destinasi wisata lain yang ada di Yogyakarta yaitu adanya berbagai pusat perbelanjaan, kuliner, dan bangunan bersejarah yang indah bisa kita lihat di sana. Untuk bisa menikmati suasana di Malioboro, wisatawan dapat berkeliling hanya dengan berjalan kaki. Selain berjalan kaki, Malioboro juga menawarkan berbagai jasa kendaraan di tepi jalannya, seperti Andong dan becak. Becak menjadi pilihan yang menemani wisatawan berkeliling di area malioboro karena tarif harganya yang terjangkau.

Di usia Pak Pono (60) yang sudah tergolong lanjut, tetapi kemampuan mengendarai becak motor dan semangat Pak Pono tidak perlu diragukan lagi. Beliau tetap berusaha bekerja di tengah cuaca yang tidak menentu dan banyaknya pesaing becak yang usianya lebih muda. Bisa dilihat, masih banyak orang yang tergolong berusia lanjut, namun sebenarnya mereka hebat dalam menjalankan hobinya dan tetap memilih untuk bekerja aktif karena berbagai alasan, salah satunya tentu ekonomi. Beliau mengatakan, “Saya bekerja keras karena jika tidak bekerja maka tidak akan mendapatkan penghasilan. Pasalnya, upah yang saya terima itu adalah upah harian sesuai dengan banyaknya pengunjung yang menggunakan jasa saya, bukan gaji bulanan seperti karyawan lain”.
“Saya bisa mendapatkan uang tambahan jika mengantarkan pengunjung ke toko oleh-oleh dan mereka membeli oleh-oleh di toko tersebut. Uang nya juga lumayan, tetapi jika mereka tidak membeli apapun ya saya tidak mendapatkan apa-apa,” lanjutnya.
Pak Pono memiliki tekad yang kuat dengan ditemani motor becak tuanya. Beliau berangkat dari daerah Sudimoro, Bantul untuk bekerja dan biasanya menetap di sisi parkiran Taman Pintar. Beliau sering beristirahat disana dan jika merasa bosan, beliau akan berkeliling untuk mencari penumpang di sekitaran jalan Malioboro. Tarif yang dikenakan jika wisatawan ingin berkeliling di Malioboro berkisar Rp25.000. Namun masih banyak wisatawan yang tidak membutuhkan jasa tukang becak, karena masih bisa dilakukan sendiri dan lebih memilih untuk berjalan kaki. “Kadang seharian saya tidak mendapatkan penumpang sama sekali, karena jumlah wisatawan yang tidak menentu,” ucap pak Pono (60). Dengan sedikitnya pengunjung Malioboro, kadang mengharuskan beliau untuk pulang lebih awal karena dalam sehari wisatawan yang menggunakan jasanya tidak menentu jumlahnya.
Belajar dari kegigihan Pak Pono, sebagai seorang tukang becak. Sikapnya yang pantang menyerah dapat menjadi contoh yang baik. Beliau tetap semangat bekerja dan menjalani pekerjaannya dengan senang hati walaupun dihadapkan dengan banyak rintangan dalam mencari rezeki, diantaranya jarak, cuaca, dan ketidakpastian.

TIM LSDC FH UMY BORONG PENGHARGAAN DAN RAIH JUARA PIALA BERGILIR DEKAN FH PADA PERLOMBAAN IMCC TAHUN 2023
Oleh Jihan Nabila
Menjelang akhir tahun 2023, kabar menggembirakan hadir dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tepatnya pada hari sabtu, tanggal 30 Desember 2023, Komunitas Debate Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah atau dikenal dengan nama Law School Debate Community (LSDC) memenangkan perlombaan kompetisi Peradilan Semu Internal Moot Court Competition (IMCC) yang ke-7.
Perlombaan tersebut dilaksanakan pada tanggal 23 Desember 2023. Tidak hanya memenangkan juara umum saja, mereka juga memenangkan peran terbaik yaitu, Majelis Hakim terbaik, Jaksa Penuntut Umum terbaik, Penasihat Hukum terbaik, Panitera terbaik, Saksi terbaik, serta peran lainnya.
Fifit, salah satu yang menjadi Penasihat Hukum terbaik mengatakan, “Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, bisa menambah teman juga dan IMCC ini benar-benar mengasah kemampuan kita dalam praktik beracara, apalagi buat maba atau angkatan 22 yang memang backgroundnya belum pernah tahu praktik sidang itu seperti apa sekarang jadi tahu dan bisa untuk modal di semester yang akan datang apabila ada praktik persidangan,” ketika dihubungi via WhatsApp (08/01/2024).
Perlombaan ini diikuti oleh mahasiswa/mahasiswi fakultas hukum angkatan 2022/2023 yang menjadi anggota organisasi dalam lingkup fakultas seperti LSDC, IMM FH, HMI FH, ataupun bukan anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa, perlombaan IMCC merupakan kompetisi yang diadakan setiap tahun dan diselenggarakan oleh Komunitas Peradilan Semu (KPS Petita) untuk memperebutkan piala bergilir Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dan perlombaan ini juga mendapatkan respon positif oleh Dr Leli Joko Suryono, S H , M Hum selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan AIK FH UMY khususnya kepada panitia penyelenggara IMCC yang telah melakukan kerja kerasnya demi mensukseskan keberlangsungan acara, “Ucapan terima kasih dari pimpinan FH untuk panitia moot court kemarin Semoga menjadi amal dan pengalaman untuk kalian semua,” ucapnya kepada panitia (24/12/2023).
