TABLOID INSTITUT EDISI 18

Page 1

Edisi XVIII/April 2012 - Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa INSTITUT UIN Jakarta - www.lpminstitut.com

Merayakan Kekalahan

Editorial Komedi di Panggung Kampus Kita nampaknya harus tertawa, melihat para mahasiswa berkomedi keliling kampus untuk merayakan kemenangan ahistoris! Awalnya, mereka kecewa dengan pemilu versi rektorat, tapi setelah mereka menang dalam pemilu itu, mereka merayakannya! Bukan main hebatnya aktor-aktor itu, gampang mengubah mimik wajah dengan seketika. Dari sana terlihat ada kubu-kubu yang terpisahkan oleh kepentingan, tidak ada kekompakan. Bahkan, komitmen mempertahankan yang selama ini diyakini, yaitu SG, tidak terlihat sedikitpun. Namun, bukan berarti perjuangan sudah habis, masih ada kesempatan untuk memperjuangkan, jika masih mau. Layaknya para pemimpin yang sudah terpilih kemarin, bekerja keras memperjuangkan yang selama ini diyakini. Mereka harus paham, tentang kedaulatan, tentang belajar demokrasi, juga tentang kepentingan mahasiswa. Tidak serta merta kemenangan itu dijadikan kebanggaan lalu kemudian menjadi kerbau yang dicocok hidungnya, mau mengikuti ke mana saja. Dan referendum untuk mendiskusikan persoalan Lembaga Kemahasiswaan (LK) juga harus dilakukan. Bagaimana tidak? Jika kita mengklaim diri kita mahasiswa yang akademis, kita harus berpikir ilmiah! Kita urai semua persoalan yang dihadapi LK, kemudian dianalisis, barulah dapat kita temukan solusi yang terbaik. Tanpa ada asumsi dan prasangka.

ILUSTRATOR: HILMAN

Euforia Ahistoris

Laporan Utama Sudarnoto: Mahasiswa ‘Back to Home’

Rahmat Kamaruddin

13 Januari lalu, segenap mahasiswa yang terhimpun dalam Keluarga Besar Mahasiswa UIN Jakarta berdemonstrasi di depan gedung rektorat, untuk menuntut agar sistem Student Government (SG) tetap diberlakukan. Aksi demonstrasi yang menyebabkan beberapa mahasiswa dilarikan ke rumah sakit akibat terluka tersebut, tidak menemukan titik terang. Yakni berupa penerapan kembali sistem SG untuk mahasiswa pasca dibekukan pihak rektorat pada 2010 lalu. Kemudian paruh kedua Maret lalu, pihak rektorat menginstruksikan mahasiswa melaksanakan pemilu.

Pemilu diselenggarakan di fakultas masing-masing berdasarkan SK Rektor Un.01/R/10/2012. Rangkaian prosedur dan mekanisme pemilu versi rektorat tersebut berlangsung singkat. Atas instruksi pihak rektorat, hanya dalam seminggu seluruh fakultas dan jurusan telah memiliki ketua baru. Usai pemilu, beberapa mahasiswa merayakan kemenangan dengan melakukan konvoi bersepeda motor sembari mengibarkan bendera organisasi ekstra mengitari kampus dan sekitarnya, Jumat (23/3). Terkait hal tersebut, Andikey Kristianto, Aktivis UIN ‘98, mengimbau agar mahasiswa melihat latar belakang sejarah lahirnya SG. Menurutnya, sikap mahasiswa pasca pemilu versi rektorat tersebut ahistoris, karena tak

memahami dengan baik konteks yang melatarbelakangi kelahiran SG. “Anda (mahasiswa) merayakan kemenangan sekaligus merayakan kekalahan,” katanya saat ditemui INSTITUT, Kamis (12/4). Dia menambahkan, SG pernah berjalan dengan baik, walaupun memang pernah terjadi keributan antar mahasiswa. SG perlu dibenahi tanpa harus menegasikan pembelajaran politik. Jika mahasiswa tidak belajar politik, orang dengan mudah dapat mengebiri mahasiswa dan disetir oleh pihak berkepentingan.

Bersambung ke hal.19 kol. 2

3

Seni Budaya

Pangeran Wicaksono Mencari Pendamping Hidup

8

Resensi 5 Judul, 1 Film

17


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.