BULETIN EDISI OKTOBER 2022

Page 1

ECorner EDISI OKTOBER 2022

Waspada!

Gagal Ginjal Akut Misterius Serang Anak Indonesia


ECorner Waspada Gagal Ginjal Akut Misterius Mengancam Nyawa Anak Tanpa Memperlihatkan Gejala Awalnya

B

elakangan ini beredar info terbaru mengenai maraknya anak-anak usia 6-18 tahun yang mengalami gagal ginjal akut misterius. Hingga saat ini, masih belum ditemukan gejala awal yang bisa digunakan sebagai patokan bahwa si penderita sudah sejak kapan dan berapa lama mengidap penyakit tersebut. Kebanyakan kasus yang ditemukan, penyakit gagal ginjal akut misterius ini menyerang si penderita tanpa menunjukkan gejala awal kepada si penderita. Sejak awal ditemukan pertama kali di Sumatera Utara korban yang ditimbulkan akibat penyakit gagal ginjal akut misterius ini semakin tinggi dan bertambah banyak jumlahnya. Dari situ sudah tidak terhitung berapa banyak kesakitan dan air mata yang dirasakan, baik penderita maupun pihak keluarga. Kementerian Kesehatan RI mencatat per 24 Oktober terdapat 255 anak yang mengalami gagal ginjal akut dan sekitar 143 di antaranya meninggal dunia. Kasus gagal ginjal akut pada anak mulai mengalami lonjakan di bulan Agustus lalu. Melihat hal tersebut, pihak terkait melakukan penyelidikan penyebab gagal ginjal akut pada anak. Sejauh ini kasus gagal ginjal akut pada anak diduga terkait dengan cemaran etilen glikol pada obat tertentu yang saat ini sudah teridentifikasi. Momen ini menjadi sarana kita untuk melakukan edukasi khususnya bagi yang memiliki anak hingga usia balita untuk tidak memberikan obat tanpa resep atau tanpa konsultasi kepada tenaga kesehatan.

(MR/SEL/ARL)


ECorner Waspada!

Kasus Gagal Ginjal Akut Sedang Marak di Kalangan Anak-Anak

K

asus gagal ginjal akut pada anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mengalami peningkatan, terutama dalam dua bulan terakhir. Per 18 Oktober 2022, 189 kasus telah dilaporkan, sebagian besar pada kelompok usia 1-5 tahun. Dengan kenaikan ini, Kemenkes mengimbau masyarakat dan orang tua untuk tidak panik, tetap tenang dan tetap waspada, terutama jika anak memiliki gejala, seperti diare, mual, muntah dan demam selama 3-5 hari, batuk, hidung meler, sering terjadi kantuk, jumlah kencing dan buang air kecil berkurang, dan tidak bisa buang air kecil sama sekali. Gagal ginjal dapat disebabkan karena obat-obat yang diminum berbentuk cair atau sirup. Akan tetapi, hingga kini belum jelas apakah terdapat hubungan antara gagal ginjal akut dengan penggunaan obat dalam bentuk sirup, terutama obat yang mengandung paracetamol. BPOM mengungkapkan ada lima obat sirup yang dikatakan mengandung cemaran EG dan DEG di

atas batas aman. Namun, sejauh ini semua masih dipelajari untuk mengetahui hubungan senyawa tersebut dengan gagal ginjal akut dan kandungan zat aktifnya. EG dan DEG merupakan cemaran yang terkandung dalam pelarut bahan baku sediaan sirup. Obat paracetamol dan banyak obat yang kurang larut dalam air memerlukan bahan tambahan untuk melarutkannya, biasanya di Indonesia menggunakan propilen glikol atau gliserin. Bahan baku untuk propilen glikol dan gliserin kemungkinan termasuk zat yang mengandung zat EG dan DEG. Sebagai bagian dari peningkatan kewaspadaan dan pencegahan, Kementerian Kesehatan telah meminta tenaga kesehatan di institusi kesehatan (Fasyankes) untuk sementara menghentikan pemberian obat dalam bentuk cair atau sirup, sampai hasil pemeriksaan dan penelitian selesai. (AZA/VAN/ARL)


ECorner Peran Kewaspadaan Orang Tua Terhadap Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Sangat Penting

P

eningkatan kasus gagal ginjal akut pada anak dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kasus ini, didominasi oleh anak usia 1 sampai 5 tahun. Gejala yang dialami oleh anak-anak, yaitu mengalami demam, diare, mual, muntah, batuk, pilek, timbulnya efek mengantuk pada anak, dan bahkan mengalami penurunan pada jumlah air seni yang semakin sedikit hingga efek yang paling parah, yaitu tidak dapat membuang air kecil sama sekali. Seiring dengan adanya kasus yang terus meningkat, tingkat kewaspadaan dari semua orang harus terlibat termasuk peran besar orang tua dan juga kerabat terdekat. Dengan demikian, para orang tua harus terus melakukan antisipasi dan waspada terhadap anak mereka. Tingkat kewaspadaan orang tua terhadap anak juga diimbau oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan tidak melakukan penundaan pada pengecekan kondisi anak apabila sudah mengalami keluhan yang mengarah pada penyakit tersebut. Apabila anak sakit, orang tua harus memastikan kondisi anak dengan mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh anak. Tidak lupa, orang tua juga melakukan pengecekan pada perubahan warna air urine anak, apakah berwarna pekat atau kecoklatan. Jika terjadi perubahan dan volume air berkurang, orang tua

diminta untuk segera membawa anak mereka ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat di lingkungan rumahnya. Pencegahan kasus gagal ginjal akut dan juga gejala sakit pada anak, dapat dicegah oleh orang tua dengan menerapkan hidup sehat kepada anak-anak mereka dengan cara hidup bersih melalui adanya penerapan cuci tangan, makan makanan bergizi seimbang, minum air matang yang cukup, dan tidak memberikan jajan sembarang kepada anak. Dengan begitu, gejala sakit dan gagal ginjal akut pada anak dapat dicegah. (SS/RIV/ARL)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.