Buletin Desember 2017

Page 1

ECorner

sumber: google.com

Edisi Desember 2017


ECorner Revolusi Bisnis Online di Indonesia

P

erekonomian Indonesia tengah memasuki masa transisi, pesatnya perkembangan industri digital merupakan dampak dari melebarnya penggunaan internet. Kelahiran E-Preneur (eletronicpreneur) atau wirausahawan online banyak dipengaruhi oleh krisis moneter yang melanda beberapa negara berkembang seperti Indonesia, yang mengancam pasar bisnis offline. Dalam bisnis konvesional semacam ini, banyaknya ongkos produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan profit yang diterima. Oleh sebab itu, pelaku bisnis mencari alternatif lain agar dapat menjalankan usaha yang relatif tanpa modal dan mudah untuk dijalankan, yaitu bisnis online. Bisnis online sendiri sebenarnya sudah marak di Indonesia sejak tahun-tahun sebelumnya. Banyak orang Indonesia mengenalnya dengan istilah e-business atau elektronik bisnis. Sebut saja Bukalapak.com, satu contoh E-Commerce yang dikenal kuat di Indonesia telah berkembang pesat dari awal keberadaannya yang hanya menggunakan sumber daya terbatas.

Dengan bisnis online, pebisnis tidak memerlukan banyak tenaga kerja serta tidak menyita ruang dan waktu. Hal ini menjadikan biaya bisnis dapat ditekan dan lebih efisien dibandingkan bisnis konvensional, pemasaran produk pun bisa mencapai seluruh dunia karena promosi dapat dilakukan di media sosial, yang dapat diakses dimana dan kapan pun. Kemudahan inilah yang membuat siapa saja dapat menjadi pelaku bisnis online sehingga kemunculan pebisnis maupun startup baru pada industri digital ini juga berkembang pesat dari tahun ke tahun. Pemerintah terus memberikan dukungan terhadap perkembangan industri ekonomi digital, hal ini terwujud pada Peraturan Presiden (Perpres) tentang Peta Jalan E-Commerce. Ini diharapkan dapat mendorong kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan ekonomi baru di kalangan generasi muda maupun industri dalam skala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). (Rn)(Sm)

ECorner Kemudahan Ekonomi Digital Geser Pola Kebiasaan Masyarakat

E

- c o m m e r c e merupakan suatu sistem atau paradigma baru dalam dunia bisnis, yang menggeser paradigma perdagangan tradisional menjadi electronic commerce yaitu dengan memanfaatkan teknologi ICT (Information and Communication Technology), atau dengan kata lain teknologi internet.

ekonomi digital telah mendorong perubahan gaya hidup dan pola ekonomi sebuah negara dimana ada pergeseran perniagaan atau perdagangan dari dunia ‘offline’ menuju ‘online’ Selain itu, penggunaan teknologi digital melalui media sosial cenderung mengakibatkan pergeseran dari pola konsumtif menjadi promosi pengalaman individu. Hal itu, tercermin saat masyarakat menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter untuk membagikan pengalamannya melalui sebaran ide, foto maupun video.

Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan, nilai bisnis e-commerce di Indonesia pada tahun 2015 mencapai US$3,56 miliar atau setara Rp46 triliun. Tahun 2016 diprediksi akan mencapai angka US$4,89 miliar atau sekitar lebih dari Rp68 “Rasanya sekarang triliun. Jumlah tersebut diyakini orang atau kita tidak lagi akan terus berkembang pesat mengejar barang bermerk, tidak hingga 2020 mendatang. lagi ke barang ‘branded’. Anak muda sudah ngomong, wah kuno P e r k e m b a n g a n yang seperti itu. Tapi sekarang pesat industri e-commerce di yang diincar orang adalah Indonesia ditandai dengan kenang-kenangan, ‘memories’, pertumbuhan jumlah toko online pengalaman-pengalaman. Itu dan marketplace yang kian yang dikeluarkan,” jelas Jokowi agresif. Kemajuan global melalui saat acara Indonesia Business

& Development Expo, Rabu (20/9/2017), seperti dilansir kompas.com. Pola kebiasaan masyarakat kini berubah. Sebelum era digital ekonomi berkembang di Indonesia, masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya selalu berbondongbondong mendatangi pusat perbelanjaan atau ritel hingga mengantri panjang. Namun Saat ini, kebiasaan tersebut mulai terpecah seiring menjamurnya e-commerce atau toko online yang memberikan banyak layanan kepada masyarakat tanpa harus menyambangi lokasi.Masyarakat cukup membuka aplikasi, pesan, bayar via aplikasi, dan barang diantarkan ke rumah. Kendati demikian, BUMN serta pihak terkait diminta dapat turut mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan jaringan online dalam ekonomi digital. (wy)


ECorner

sumber: google.com

Perlindungan Konsumen dan Infrastruktur Internet dalam E-Commerce

D

ewasa ini, perkembangan internet hampir mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah aspek ekonomi. Sebelumnya, transaksi jual-beli tradisional mempertemukan penjual dan pembelinya secara langsung. Namun, sejak berkembangnya penggunaan internet, penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi jual-beli tanpa harus bertatap muka. Hal ini biasa disebut sebagai perdagangan elektronik (electronic commerce). Electronic commerce atau e-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi atau jaringan komputer lainnya. E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 berbentuk banner elektronik. Banner elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan pada website. Seiring berkembangnya e-commerce di Indonesia, berbagai masalah timbul, mulai dari infrastruktur pendukung e-commerce sampai sistem perlindungan produsen maupun konsumen.

Pada tanggal 19 September 2017, Kementrian Komunikasi dan Informatika mengadakan siaran pers. Saat ini pemerintah sedang fokus mengembangkan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Dalam hal ini pemerintah membahas beberapa hal penting seputar e-commerce. Hal tersebut meliputi sumber daya manusia, funding, perlindungan konsumen, pajak, logistik, keamanan cyber dan payment. Selain itu, pemerintah juga harus memberi perhatian lebih kepada konsumen dalam e-commerce. Pasalnya, dalam etidak sedikit produsen (penjual) yang mencurangi konsumennya. Dalam beberapa kasus ditemukan bahwa, konsumen merasa dirugikan sebab produk yang dibeli tidak sesuai dengan iklan yang dipasarkan dari segi kualitas. Oleh sebab itu, UU Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen perlu diikaji kembali untuk menyeimbangkan hak konsumen dan juga produsen. Banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat penikmat e-commerce. Salah satunya adalah apabila kita berperan sebagai penjual dalam e-commerce, maka kita harus melakukan transaksi dengan jujur dalam hal produk yang akan dijual. Dengan demikian, kepercayaan (trust) konsumen terhadap e-commerce semakin naik. Jika kepercayaan konsumen meningkat, e-commerce di Indonesia pun akan meningkat dan bisa menaikan pendapatan nasional bruto (PDB).(rv)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.