




MerdekaMeninggalkan MerdekaMeninggalkan Kelas? Kelas?
Meneropong Esensi dan Eksistensi Program
Meneropong Esensi dan Eksistensi Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka di UNM
Merdeka Belajar Kampus Merdeka di UNM
Kepuasan Mahasiswa terhadap MBKM Kepuasan Mahasiswa terhadap MBKM
Mengenal Program KKN PPL Internasional, Salah Mengenal Program KKN PPL Internasional, Salah Satu Implementasi Program MBKM di UNM Satu Implementasi Program MBKM di UNM
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Apakah
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Apakah Benar Merdeka? Benar Merdeka?
Periode 2024/2025
Temukan kami melalui :
mediabioma.com bioma.hmjbiologi
LPM BIOma UNM
LPM BIOma HMJ Biologi
LPM BIOma HMJ Biologi FMIPA UNM
LPM BIOma UNM
KamupunyasaranisuuntukdiangkatdiMediaBIOma? Yukkunjungilinkyangterteradibawahini! http://bit ly/BANKISUBIOMA
TIMREDAKSI
PENANGGUNGJAWAB
PimpinanRedaksi
PIMPINANREDAKSI
NurazmiMaulida
REDAKTURPELAKSANA
MuhammadFadilJufri
IsnaFitriani
NurulHumairah
LAYOUTER
Salsabilah
KhusnulKhatimah
REPORTER
KhairulMahdi
AlyaFikriyahAnwar
IrhamnaMawarni
Tanriati
RestiHandayaniHasanuddin NurulIstiqamahAuliaUmar
AriqahQatrunadaAL.
Arya
MutiaAristya
AndiDianAstisyah
Arlindah
NurfadilaReskiNawangati
AndiMuh.KholilGibranRusli
RiskiRamadhaniAdnan
BesseAfidahTulutfiah
NurulAsmiRustan
NurAisyah
IhdaturRahmah
HaslizaHabir
SitiNurfatimahMutmainnahR
NurdannisaAzzura
UmmulAuliaIrzal
YaumilMaghfirahArmas
Haryani
ChacaCahyani
Nurlinda
Magvira
Biologi FMIPA UNM
Periode2024/2025
Tiada kata yang patut kami sebutkan selain rasa syukur dan pujian kepada Allah SWT, Sang Maha Pemberi Ilmu, sehingga kami Reporter LPMBIOmadapatkembalimenghadirkanprodukkamiberupamajalah yakni BIOmagz Edisi Desember 2024 Senang rasanya kami dapat bersua kembali dengan pembaca setia BIOmagz. Tidak sedikit hambatanbahkantantanganyangtelahkamihadapisehinggamajalah inibisasampaiditanganparapembacasekalian.
Majalah edisi kali ini kami menyuguhkan bacaan-bacaan menarik seputarMerdekaBelajarKampusMerdeka(MBKM) Temainikamipilih untukmenjembataniparamahasiswaUNMuntukmengenallebihjauh esensidaneksistensiprogramMBKMdiperguruantinggikhususnyadi UNM. Selain itu, majalah ini juga berisi seputar informasi terbaru di duniakampusdankaryadarimahasiswaaktifJurusanBiologi.Majalah ini disuguhkan lebih menarik dengan menghadirkan tanggapan dari Mantan Wakil Rektor I Bidang Akademik, Sekretaris MBKM UNM, Presiden BEM Universitas, dosen, hingga mahasiswa yang telah lolos pada dua program bergengsi MBKM. Dengan ini, kami berusaha mengantarkan informasi serta referensi ke tangan Anda agar dapat diterimadandipergunakansebaikmungkin.
Selamat menikmati berbagai informasi dalam BIOmagz Edisi
Desember 2024. Pastikan untuk membaca hingga halaman terakhir agar tidak tertinggal informasi penting yang telah kami sajikan. Dengan segenap tenaga dan keringat, kami sajikan majalah edisi ini teruntuk pembaca cerdas Terima kasih dan tidak lupa kami pun terbuka untuk menerima kritik maupun saran Anda untuk evaluasi perbaikanpenyajiandimajalahkamiedisiselanjutnya.
Salam Pers Mahasiswa!
TimRedaksi
SuaraMahasiswa
Sosok
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu inovasi penting di dunia pendidikan tinggi Indonesia hingga saat ini, khususnya di Universitas Negeri Makassar (UNM). Program ini telah diluncurkan pertama kali oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi di akhir Januari 2020 Program MBKM ini pun telah dinyatakan akan tetap dilanjutkan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) yang baru saja dilantik pada Oktober lalu. Lalu, bagaimanakah implementasi MBKM di perguruan tinggi khususnya di UNM? Apa saja tantangan dan pencapaian yang telah diraih selama menerapkan program ini di UNM?
Untuk memahami lebih jauh mengenai bagaimana konsep, tantangan, dan pencapaian program MBKM di UNM, dua tokoh penting di UNM, yaitu Prof. Hasnawi Haris (mantan Wakil Rektor I Bidang
Akademik) dan Prof. Sultan (Sekretaris MBKM UNM) telah berbagi pandangan mendalam tentang pelaksanaan MBKM di UNM.
APA ESENSI PENERAPAN MBKM?
K e gi
Program MBKM dirancang untuk memberikan mahasiswa kecakapan abad 21 yang meliputi keterampilan multiaspek Konsep utama MBKM bertujuan agar mahasiswa tidak hanya memiliki kompetensi dari program studi (prodi) asal, tetapi juga dapat mengeksplorasi kemampuan di luar prodi Hal ini diwujudkan melalui berbagai program Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP), seperti pertukaran mahasiswa, magang bersertifikat, studi independen, hingga program membangun desa atau Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
“Konsep awal MBKM adalah memperkuat kompetensi dasar mahasiswa melalui prodi asalnya. Setelah itu, mereka diberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan lain melalui program-program MBKM,” jelas Prof Hasnawi Haris
Dengan pendekatan ini, mahasiswa diharapkan mampu bersaing di dunia kerja, yang kini lebih menekankan kompetensi dibandingkan ijazah semata Mendikbud Ristek Periode 2019-2024, Nadiem Makarim, mengungkapkan bahwa 82% pekerja saat ini tidak bekerja sesuai dengan bidang studi asalnya. Hal ini mendorong transformasi pendidikan tinggi melalui MBKM.
Selain 8 BKP yang menjadi kerangka kerja MBKM, terdapat program unggulan dari kementerian seperti flagship, praktisi mengajar, magang bersertifikat, dan studi independen. Semua ini terintegrasi untuk mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi. IKU mencakup berbagai aspek, seperti kesiapan lulusan, mahasiswa berprestasi di luar kampus, kolaborasi dosen, hingga akreditasi internasional Dari 8 IKU, poin kedua, yaitu kegiatan mahasiswa di luar kampus, menjadi indikator utama keberhasilan MBKM.
Program MBKM juga dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan dunia industri dan kerja. Prof. Sultan, Sekretaris MBKM UNM, juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, industri, dan bisnis
LALU, BAGAIMANA EKSISTENSI MBKM DI UNM, APAKAH SUDAH SESUAI HARAPAN?
Di UNM, pelaksanaan MBKM telah menunjukkan hasil positif. Prof. Hasnawi Haris memaparkan bahwa berbagai penghargaan berhasil diraih kampus ini, seperti pelaksana MBKM terbaik, jumlah praktisi mengajar terbanyak dalam kelas kolaborasi, hingga capaian mahasiswa dalam program internasional.
KegiatanKampusMengajar(Doc. Ist)
“Kami memiliki mahasiswa yang berhasil mengikuti pertukaran pelajar ke Korea dan Spanyol Selain itu, banyak lulusan kami yang telah diterima bekerja di instansi nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Selain itu, Prof. Sultan juga turut mengungkapkan bahwa pelaksanaan MBKM di UNM telah menunjukkan hasil positif.
"Kita meraih prestasi dari beberapa kegiatan sebagai penyelenggara, banyak mahasiswa kita yang keluar, artinya banyak yang senang dengan ini Bahkan ada kasus di mana seseorang ingin mengikuti MBKM hingga tiga kali," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa banyak mahasiswa yang datang untuk melihat bagaimana program ini dijalankan dengan baik, dan beberapa di antaranya bahkan ditawari pekerjaan sebelum menyelesaikan studi mereka. Prof. Sultan mencatat bahwa jumlah pendaftar MBKM terus meningkat, dengan lebih dari 6.000 mahasiswa terlibat tahun ini. Program-program yang paling diminati di antaranya adalah Kampus Mengajar, pertukaran mahasiswa, dan magang. Namun, ia juga mengakui adanya tantangan besar dalam mengubah mindset mahasiswa, yang seringkali lebih suka dengan rutinitas akademis yang biasa
BAGAIMANA UNM MENGUKUR KEBERHASILAN PROGRAM INI SEJAK DITERAPKAN?
Prof. Sultan pun menjelaskan bahwa salah satu indikator keberhasilan MBKM adalah penyelesaian studi yang lebih cepat Mahasiswa yang mengikuti program ini rata-rata dapat menyelesaikan studi dalam waktu tiga tahun.
"Coba lihat lulusan terbaik di wisuda, tanyakan apakah mereka mengikuti MBKM atau tidak," jelasnya
DI BALIK PENERAPAN MBKM DI UNM, APA
SAJA TANTANGAN YANG DILALUI DAN
BAGAIMANA MENGATASI HAL TERSEBUT?
Namun, penerapan MBKM tidak lepas dari tantangan. Tantangan utama yang dihadapi adalah budaya atau “culture”, baik dari mahasiswa maupun dosen
“Budaya perubahan menjadi kunci. Masih banyak mahasiswa yang cenderung menunggu dan belum proaktif, sementara beberapa dosen masih kurang memahami atau kurang komprehensif seperti apa sebenarnya konsep MBKM,” ungkapnya.
Untuk mengatasi hal ini, UNM membentuk tim responsif yang secara cepat menyosialisasikan program-program MBKM dan memberikan pendampingan kepada mahasiswa maupun dosen
“Kami memiliki tim yang sangat responsif terhadap pengumuman atau informasi dari kementerian. Setelah dianggap memungkinkan, tim segera melakukan sosialisasi, mencari referensi, membentuk tim pelaksana, hingga pendampingan ” tambah Prof Hasnawi Haris
TERDAPAT BERBAGAI STIGMA BAHWA MBKM
AKAN MEMBUAT MAHASISWA KETINGGALAN
MATERI DI KELAS, BAGAIMANA MENYIKAPI
STIGMA TERSEBUT?
Terkait stigma bahwa mengikuti MBKM akan membuat mahasiswa ketinggalan materi di kelas, Prof. Hasnawi Haris menegaskan bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar
“Kami telah menyediakan template pelaksanaan konversi SKS yang jelas sehingga mahasiswa tetap dapat mengikuti materi inti perkuliahan di prodi masing-masing Di beberapa fakultas, mahasiswa bahkan diberi peluang untuk menambah jam pelajaran setelah pulang dari program MBKM,” jelasnya.
Menurutnya, mahasiswa yang mengikuti program MBKM umumnya merasa puas dengan pengalaman dan manfaat yang didapat. Namun, tantangan muncul jika ada mahasiswa yang lebih fokus mengejar target cepat lulus tanpa mempertimbangkan penguatan kompetensi mereka
“Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang ikut program MBKM merasa uas, kecuali bagi mereka yang memiliki target erbeda seperti lulus cepat tetapi mengabaikan ompetensi,” imbuhnya.
Melalui berbagai upaya, UNM optimis dapat erus meningkatkan kualitas pelaksanaan MBKM ehingga semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan manfaat optimal dari program ini. Dengan dukungan seluruh elemen kampus, rogram MBKM diharapkan mampu mencetak ulusan yang kompeten, adaptif, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja global.
ELANJUTNYA, APA SAJA YANG PERLU DIPERBAIKI DARI PROGRAM MBKM INI?
Prof. Sultan yang merupakan Sekretaris MBKM UNM berharap agar aspek administrasi program apat diperbaiki untuk memudahkan pelaksanaan MBKM di perguruan tinggi.
"Mungkin perlu ada perbaikan agar aspek dministrasinya lebih mudah dan bisa meringankan beban mahasiswa," ujarnya
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah sebuah program pendidikan yang diluncurkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia pada tahun 2020. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam menentukan bentuk pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka Program ini mendukung pengembangan kompetensi mahasiswa agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
MBKM mencakup berbagai program yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar di luar kelas, antara lain:
Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB): Mahasiswa dapat melakukan magang di berbagai perusahaan untuk mendapatkan pengalaman kerja serta memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian atau proyek secara mandiri.
Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM): Program ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi lain
Wirausaha Merdeka: Mahasiswa didorong untuk mengembangkan usaha sendiri sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Membangun Desa (KKN Tematik): Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik adalah kegiatan pengabdian masyarakat berbasis proyek sosial yang dijalankan sesuai kebutuhan daerah sasaran.
Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa): PPK Ormawa adalah kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh organisasi kemahasiswaan (Ormawa).
Kampus Mengajar: Kampus Mengajar merupakan program MBKM di mana mahasiswa dilibatkan langsung dalam kegiatan pembelajaran dan pengajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah sebagai mitra guru.
Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA): IISMA adalah program beasiswa yang memberikan mahasiswa
Indonesia kesempatan untuk belajar di perguruan tinggi mitra di luar negeri selama satu semester
Kebijakan MBKM diinisiasi KemendikbudRistek sejak 2020 untuk menjembatani kebutuhan antara perguruan tinggi dan industri terkait kompetensi lulusan pendidikan tinggi. Namun, adanya pergantian presiden membuat keberlanjutan kegiatan MBKM masih dipertanyakan Namun, setelah pelantikan Presiden dan Kabinet Merah Putih, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) Periode 2024-2029, Satryo Soemantri Brodjonegoro memastikan bahwa program MBKM akan dilanjutkan. Namun, Kementerian Dikti Saintek akan melakukan sejumlah pembenahan atas program tersebut. Keberlanjutan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Dalam kabinet baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Dikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan bahwa program MBKM akan terus dilanjutkan. Dalam wawancaranya, ia mengatakan bahwa apa yang sudah baik kita lanjutkan dan yang belum baik kita perbaiki
“Kita lanjutkan dengan berbagai macam perbaikan yang diperlukan. Kalau sudah baik ya sudah, yang belum baik, diperbaiki, ” tegasnya
Satryo menilai tidak boleh mengadakan perubahan secara tiba-tiba dan memperkenalkan konsep baru. Hal ini bisa mengakibatkan stagnasi yang mungkin berimbas buruk bagi pelaku pendidikan
"Tidak bisa kita mengadakan perubahan tiba-tiba dengan konsep baru. Itu akan menimbulkan suatu setback yang tidak bisa kita tangani, " ucapnya dikutip dari detikEdu.
Di era pemerintahannya sebagai Mendiktisaintek, Satryo ingin pendidikan tinggi membuat mahasiswa memiliki kemampuan critical thinking (berpikir kritis), sehingga lulusan Republik Indonesia (RI) nantinya bisa bertahan di tengah kondisi pasar kerja tahun 2030.
"We have methodology metodologi anak-anak Otherwise ( (bertahan) di Meskipu pendidikan membahagia berhasil ad pendidiknya
"Pendidikan pendidiknya pembelajara
Salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang akan dibenahi yaitu program Magang Merdeka Pembenahan ini dilakukan untuk menciptakan kualitas magang yang lebih kuat.
“Magang Merdeka dilanjutkan, tapi dengan berbagai macam pembenahan supaya aktivitas dan juga kualitas dari magangnya itu lebih kuat lagi, ” ujarnya pada wartawan detikedu pada saat pembukaan pameran bulan bahasa dan sastra.
Satryo juga menjelaskan banyak pembenahan yang harus dilakukan pada program Magang Merdeka. Meskipun kehadiran program ini sudah baik, menurutnya masih ada beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki selama masa kepemimpinannya
Satryo transformas meningkatka kalangan ge memastikan mampu m menghadapi
MBKM akan sistem pen pemerintaha peningkatan
lulusan di pa
“Kita lihat, memang banyak sekali yang harus dibenahi. Intinya tujuannya baik, cuman sekarang
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbud-Ristek) Salah satu implementasi dari program MBKM yang diterapkan di Universitas Negeri Makassar (UNM) yaitu KKN PPL Internasional. KKN PPL Internasional merupakan program MBKM yang tersedia di UNM yang dapat dimasukkan ke dalam kegiatan Kampus Mengajar (KM) dan Asistensi Mengajar (AM) Namun, yang membedakan yaitu dari segi pelaksanaan yang dilaksanakan di luar negeri
Universitas Negeri Makassar
terutama Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berencana untuk memperluas jangkauan program, dengan tujuan melaksanakan kegiatan secara internasional. Saat ini, terdapat berbagai program KKN seperti KKN Kebangsaan, KKN Reguler, dan PPL Reguler. Awalnya, dasar dari program ini adalah KKN PPL Terpadu yang dirancang untuk mempercepat masa perkuliahan mahasiswa, karena KKN dan PPL digabungkan. Jika program KKN Reguler biasanya dilaksanakan
selama 3 bulan, melalui program ini diterapkan model yang berbeda, yang dimulai dari studi komparatif ke tiga negara, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand Tidak hanya melakukan studi komparatif, tetapi juga mengadakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dari berbagai negara.
Prof. A. Mushawwir Taiyeb selaku Ketua Program KKN PPL Internasional UNM menjelaskan bahwa pihak kampus mengembangkan model KKN PPL Terpadu yang menggabungkan KKN dan PPL, dengan pelaksanaan di luar negeri. Pada awalnya, program ini dilaksanakan di Johor, Malaysia, bekerja sama dengan University Technology Malaysia (UTM), dan berhasil dilaksanakan selama 5 tahun berturut-turut bersama Fakultas Pendidikan UTM. Dalam program ini, kegiatan
yang berlangsung yaitu mengajar di sekolahsekolah di Malaysia, dan hasilnya dinilai sangat baik. Namun, karena pelaksanaan KKN Reguler di Indonesia berlangsung selama 3 bulan, sementara di luar negeri hanya diperbolehkan tinggal maksimal 1 bulan (kecuali dengan visa khusus), maka program ini hanya dilaksanakan selama 1 bulan di luar negeri, dan sisanya dilanjutkan di Makassar untuk melengkapi kredit. KKN memperoleh 4 SKS dan PPL 3 SKS, sehingga totalnya 7 SKS Karena 1 bulan di luar negeri tidak cukup untuk memenuhi kredit tersebut, sisa pelaksanaan program dilanjutkan di kampus. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah pencapaian 120 SKS sebelum pelaksanaan program Meskipun kegiatan dilaksanakan di luar negeri, persyaratannya tetap sama dengan program KKN pada umumnya.
Program KKN Internasional (Doc. Ist)
Terkait hal peningkatan kompetensi, program ini diharapkan dapat membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan dalam beberapa aspek. Mahasiswa yang telah mengikuti microteaching di Indonesia akan memiliki peluang untuk mengembangkan diri lebih jauh di luar negeri, terutama dalam hal budaya, bahasa, dan wawasan. Interaksi dengan budaya berbeda memperluas pemahaman mahasiswa tentang
keberagaman sementara kemampuan berbahasa, khususnya bahasa Inggris dasar, akan meningkat melalui komunikasi dengan orang asing. Selain itu, wawasan mahasiswa akan berkembang karena berhadapan dengan berbagai karakter dan latar belakang. Dengan pengalaman ini, mahasiswa diharapkan lebih siap untuk melanjutkan studi atau bekerja di luar negeri, karena mereka sudah memiliki pengalaman dan dasar pengetahuan yang memadai
Output atau hasil dari mahasiswa yang mengikuti KKN PPL Internasional berupa laporan kegiatan. Jika program ini terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), maka nilai mahasiswa akan diakui dalam sistem MBKM tersebut Sistem evaluasi mahasiswa selama dan setelah program KKN PPL Internasional tetap diterapkan sesuai prosedur berupa laporan. Di lokasi KKN, terdapat guru mitra atau pamong yang berperan dalam pembinaan dan penilaian, serupa dengan mekanisme di dalam negeri Hasil penilaian tersebut kemudian diserahkan kepada universitas sebagai bagian dari evaluasi KKN. Penilaian akhir mahasiswa merupakan gabungan dari nilai yang diberikan oleh guru mitra, pamong, dan dosen pembimbing lapangan
Program KKN PPL Internasional tidak menyediakan beasiswa atau pendanaan khusus bagi mahasiswa, sehingga pembiayaannya bersifat mandiri. Hal ini menjadi salah satu perbedaan dengan beberapa kampus lain yang memberikan subsidi. Sebagai contoh, Universitas Negeri Malang (UM) pernah mengirim mahasiswa melalui Universitas Negeri Makassar (UNM) karena tidak memiliki kerja sama langsung Sebelum berangkat ke Johor, tiga mahasiswa UM tersebut mengikuti pembekalan selama satu minggu di Makassar bersama mahasiswa UNM Selain itu, kampus mereka memberikan subsidi transportasi sebesar 50%.
Pelaksanaan KKN Internasional berlangsung penuh di lokasi program. Mahasiswa tinggal dan mengajar secara intensif setiap hari, dengan jam mengajar yang maksimal Prof A Mushawwir menjelaskan bahwa dari segi fasilitas dan kebutuhan, mahasiswa sepenuhnya bertanggung jawab atas biaya akomodasi seperti rumah atau kos, karena tidak ada bantuan dari pemerintah, serta jumlah peserta setiap tahun tidak dibatasi
“Peserta program membiayai sendiri seluruh kebutuhan tanpa subsidi dari universitas atau pemerintah seperti biaya akomodasi berupa rumah atau kos, dan tidak ada batasan jumlah peserta setiap tahun, namun jika suatu saat subsidi diberikan, kemungkinan jumlah peserta akan dibatasi,” jelasnya
Ketua dari program KKN PPL Internasional menyampaikan bahwa program KKN Internasional sangat bermanfaat bagi mahasiswa karena dapat berinteraksi dengan lingkungan akademik di luar negeri dan memahami bagaimana pelaksanaan kegiatan akademik di sana melalui berbagai aktivitas.
“Melalui program ini, mahasiswa dapat berinteraksi dengan lingkungan akademik di luar negeri dan memahami bagaimana pelaksanaan kegiatan akademik di sana melalui berbagai aktivitas Selain itu, program KKN perlu diperluas karena kegiatan di luar negeri masih terbatas, terutama terkait dengan peralatan,” ucapnya.
Prof. A. Mushawwir juga menuturkan harapan dan sarannya agar program KKN Internasional bisa disosialisasikan lebih luas karena memberikan manfaat besar, baik bagi mahasiswa secara pribadi maupun bagi jurusan dan universitas.
"Program KKN Internasional perlu disosialisasikan lebih luas karena memberikan manfaat besar bagi mahasiswa, jurusan, dan universitas Mahasiswa bisa berinteraksi dengan lingkungan akademik luar negeri dan memahami aktivitas di sana. Kegiatan KKN juga perlu diperluas, mengingat saat ini masih terbatas misalnya hanya pada pembenahan dan praktik hidroponik," harapnya.
Universitas memastikan bahwa kegiatan
KKN PPL Internasional difokuskan hanya di sekolah, sehingga dampaknya tidak langsung
Program KKN Internasional (Doc. Ist)
dirasakan oleh masyarakat setempat, melainkan pada peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut. Kelebihan utama yang diperoleh mahasiswa dari KKN Internasional dibandingkan KKN lokal adalah efisiensi waktu dan pengalaman berinteraksi dengan budaya serta lingkungan internasional, yang memperluas wawasan dan pemahaman bahwa dunia ini lebih luas dari yang dibayangkan Namun, kendala utama yang mungkin dihadapi mahasiswa adalah bahasa Meskipun di negara ASEAN interaksi bahasa relatif mudah, diperlukan perhatian lebih dari kampus dalam bentuk subsidi atau penghargaan untuk mendorong peningkatan partisipasi mahasiswa, yang pada gilirannya dapat memperkuat kompetensi dan akreditasi universitas.
Narasumber: Hasrul (Presiden BEM Universitas)
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KemendikbudRistek) telah menjadi topik yang ramai diperbincangkan di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas. Program ini bertujuan memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar di luar jurusan dan kampus, dengan menawarkan pilihan kegiatan belajar yang
lebih fleksibel, seperti magang, penelitian, proyek desa, kewirausahaan, pertukaran pelajar, dan bentuk kegiatan lain yang relevan MBKM dinilai sebagai langkah progresif dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia yang sebelumnya.
Pelaksanaan program MBKM ini menuai banyak opini dari mahasiswa, salah satunya Hasrul selaku Presiden BEM Universitas Menurut Hasrul, program MBKM ala Nadiem Makarim memiliki sisi positif di
mana MBKM memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mempercepat waktu studi. Bahkan, tak sedikit yang mampu meraih gelar sarjana dalam waktu kurang dari 3,5 tahun. Fleksibilitas ini tentu menjadi nilai tambah, khususnya bagi mahasiswa yang ingin segera memasuki dunia kerja atau
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, juga memiliki sisi negatif yang perlu diperhatikan, dimana program ini kurang efektif dalam mengasah dan menerapkan ilmu yang telah dipelajari mahasiswa. Banyak mahasiswa yang mengikuti MBKM karena faktor tunjangan biaya hidup dan konversi 20 SKS yang ditawarkan, bukan karena keinginan untuk menggali wawasan dan keterampilan baru Alhasil, kesempatan untuk mengimplementasikan ilmu mereka sering kali tidak dimanfaatkan secara optimal.
Pelaksanaan MBKM belum sepenuhnya mencerminkan makna "merdeka" itu sendiri. Justru, bagi sebagian mahasiswa yang mengikuti program ini, mereka malah terjebak dalam tumpukan laporan dan tekanan
tugas yang begitu banyak. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesiapan sumber daya manusia di Indonesia yang belum sepenuhnya matang Akibatnya, upaya untuk mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka tidak sepenuhnya sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan Olehnya, untuk saat ini, kementerian perlu melakukan evaluasi efektivitas terhadap program MBKM. Kematangan SDM kita juga perlu diperhatikan Beberapa tokoh nasional juga melakukan kritik terhadap kebijakan sistem pendidikan di masa Nadiem Makarim, salah satunya adalah Jusuf Kalla yg mengatakan bahwa Menteri Pendidikan di Era Jokowi tidak paham tentang pendidikan, khususnya di Indonesia.
Dari segi penambahan kapasitas pengetahuan, program MBKM tampaknya justru tidak memberikan banyak wawasan baru bagi mahasiswa. Alih-alih fokus pada pendalaman ilmu atau
keterampilan baru, mahasiswa yang mengikuti program ini lebih banyak memusatkan perhatian pada percepatan penyelesaian studi dan manfaat finansial yang mereka peroleh, terutama melalui tunjangan biaya hidup. Pada akhirnya, meskipun program MBKM memiliki niat baik untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa, ada aspek-aspek yang perlu dikaji lebih dalam agar tetap selaras dengan tujuan pendidikan yang komprehensif dan berbasis keahlian.
Tantangan yang perlu dikaji dalam program MBKM ini salah satunya adalah menanamkan kesadaran kepada mahasiswa mengenai tujuan utama dari hadirnya MBKM. Program ini tidak sekadar bertujuan untuk mempercepat penyelesaian studi atau memberikan tunjangan biaya hidup, melainkan untuk mendorong mahasiswa agar benar-benar dapat memberi dampak positif bagi masyarakat luas.
Biomagz Edisi Desember
Untuk mengoptimalkan program MBKM, sangat diperlukan kesadaran yang tinggi dari mahasiswa itu sendiri. MBKM memberikan kesempatan yang luas dan terbuka lebar bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi berbagai bidang, tetapi tanpa pemanfaatan yang maksimal, program ini justru bisa kehilangan efektivitasnya Misalnya, dalam program Kampus Mengajar, mahasiswa diharapkan benar-benar terjun langsung ke sekolah-sekolah untuk memberikan pengajaran dan membangun kesadaran pendidikan pada siswa. Hanya dengan kesungguhan dan dedikasi, tujuan MBKM untuk membangun generasi berpengetahuan dan berdaya saing dapat tercapai.
Dari berbagai program MBKM yang ada, terlihat adanya kecenderungan yang justru mengurangi interaksi antara mahasiswa dan dosen, sehingga kolaborasi antara keduanya terasa semakin terbatas. Hal ini terjadi karena MBKM memberi kebebasan kepada mahasiswa untuk mengeksplorasi kreativitas mereka sesuai dengan disiplin ilmu dan kemampuan masing-masing, yang terkadang membuat mereka lebih mandiri dan kurang terlibat dalam kegiatan bersama dosen.
Ia juga mengungkapkan harapan besar kedepannya agar MBKM yang diikuti mahasiswa benar-benar mampu menjadi ajang implementasi ilmu yang mereka peroleh di kampus dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, sesuai dengan
tujuan luhur Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya berfokus pada penyelesaian studi dan tunjangan biaya hidup, tetapi juga memanfaatkan MBKM sebagai wadah pengabdian kepada masyarakat dan sarana memperluas wawasan serta pengetahuan
Narasumber: Faisal, S.Pd., M.Pd., Ph.D (Dosen Jurusan
Biologi UNM)
Tidak hanya mahasiswa, pelaksanaan program MBKM ini juga menuai opini dari dosen, salah satunya yaitu dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), yakni Faisal, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA UNM. Menurutnya, program MBKM memiliki berbagai macam kegiatan, di antaranya Pertukaran Mahasiswa dan program Kampus Mengajar. Dua program ini sangat menonjol di lingkungan kampus Pertukaran mahasiswa khususnya, memiliki banyak manfaat karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda Sebagai contoh, mahasiswa dari satu universitas dapat mengikuti perkuliahan di universitas lain di luar wilayah mereka, misalnya dari Sulawesi ke pulau lain, atau sebaliknya Program ini memungkinkan mahasiswa untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Namun, salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini adalah pengakuan (rekognisi) mata
kuliah Setiap kampus memiliki kurikulum yang berbeda, sehingga mahasiswa yang datang atau pergi harus memastikan kesesuaian mata kuliah yang diambil dengan yang ada di kampus asalnya Hal ini penting untuk mencegah kendala dalam proses rekognisi setelah perkuliahan selesai.
Pengalaman menunjukkan bahwa mahasiswa inbound terkadang mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, yang mengakibatkan partisipasi perkuliahan mereka kurang optimal. Beberapa laporan dari dosen menunjukkan bahwa ada mahasiswa inbound yang kurang aktif mengikuti perkuliahan karena terlibat dalam terlalu banyak kegiatan yang diadakan oleh kementerian, yang sifatnya tambahan dan menghambat aktivitas akademik mereka. Mahasiswa sering kali absen, yang mungkin disebabkan oleh sulitnya berbaur atau menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, atau banyaknya kegiatan lain yang menyita perhatian mereka
Program Kampus Mengajar juga memiliki keunggulan yang patut diapresiasi. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka di sekolah, memperkaya pengalaman praktis yang tidak diperoleh dalam perkuliahan biasa. Namun, permasalahan muncul ketika mahasiswa dikirim ke sekolah pada semester yang terlalu awal, seperti semester 4. Dengan pengetahuan yang masih terbatas, mahasiswa sering kali kebingungan mengenai penerapan yang tepat di sekolah. Selain itu, semester 4 dan 5 masih dipenuhi dengan mata kuliah inti, sehingga kegiatan di sekolah sering kali tidak sejalan dengan materi perkuliahan yang diambil dan menyulitkan proses rekognisi
Manfaat program MBKM bagi program studi cukup jelas, salah satunya membantu percepatan penyelesaian studi mahasiswa melalui rekognisi hingga 20 SKS dari kegiatan Kampus Mengajar maupun Pertukaran Mahasiswa. Program ini juga
dapat membangun jejaring yang lebih luas bagi mahasiswa, serta membuka peluang kerja samadengan kampus tujuan atau sekolah tempat mahasiswa mengajar Sebagai contoh, mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar dapat menjadi perantara komunikasi antara program studi dan pihak sekolah, yang berpotensi mengarah pada kerja sama yang lebih erat.
Namun, fokus MBKM yang lebih mengarah pada pengalaman praktis menimbulkan pertanyaan apakah hal ini akan mengurangi penekanan pada aspek teoritis Dalam hal konsep "Merdeka", persepsi kementerian mengacu pada kebebasan mahasiswa untuk memilih kampus tujuan atau lokasi aktivitas, baik itu di sekolah maupun industri Namun, secara substansi, hal ini tidak sepenuhnya baru Program seperti praktik pengalaman lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sudah diterapkan di perguruan tinggi sejak lama. Perbedaannya terletak pada nomenklatur dan beberapa perbaikan implementasi
Keberlanjutan MBKM perlu ditinjau kembali, terutama terkait rekognisi mata kuliah dan persyaratan mahasiswa. Akan lebih bijak jika program ini lebih difokuskan pada mahasiswa semester akhir agar pengalaman mereka lebih relevan dan sesuai dengan pengetahuan yang telah diperoleh di kampus Evaluasi kegiatan dan fokus program MBKM juga diperlukan agar setiap kampus dapat menyesuaikan implementasi program sesuai dengan karakteristik dan kekhasan masing-masing.
Ia juga mengungkapkan harapan untuk pengembangan MBKM kedepannya adalah mengevaluasi dan memvariasikan kegiatan yang disesuaikan dengan latar belakang program studi. Tidak semua kegiatan harus berbentuk pengajaran di sekolah, variasi kegiatan yang sesuai dengan kompetensi program studi masing-masing akan memberikan manfaat yang lebih signifikan bagi mahasiswa dan prodi terkait. Dengan demikian, MBKM dapat memberikan pengalaman yang seimbang antara aspek praktis dan teoritis, serta memaksimalkan potensi mahasiswa di berbagai bidang
Biomagz Edisi Desember
Bagaimana kepuasan anda terhadap keseluruhan program MBKM yang telah anda ikuti?
Apakah anda puas dengan benefit MBKM dalam mengembangkan keterampilan profesional dan akademik anda?
Seberapa besar dampak program MBKM terhadap kesiapan anda menghadapi dunia kerja atau wirausaha
YangtelahmengikutiMBKM
YangbelumpernahmengikutiMBKM 8
Bagaimana tingkat kepuasan anda terhdap mekanisme program MBKM?
Apakah anda puas dengan dukungan dan bimbingan selama mengikuti program MBKM?
Apakah anda setuju dengan esensi MBKM untuk percepatan kelulusan mahasiswa?
Apakah anda setuju jika program MBKM tetap dilanjutkan?
“Perlu ada peningkatan misalnya, keterlibatan dari dosen pembimbing akademik untuk memberikan bimbingan rutin selama magang mandiri Dengan adanya diskusi atau evaluasi berkala, mahasiswa bisa mendapatkan umpan balik dan motivasi, serta panduan untuk mengaitkan pengalaman kerja dengan bidang akademik yang dipelajari. Magang mandiri membutuhkan sistem penilaian yang lebih komprehensif, tidak hanya dari segi pencapaian tugas di tempat magang, tapi juga dari segi kompetensi dan soft skills yang dikembangkan. Penilaian sebaiknya dilakukan berdasarkan indikator yang jelas, misalnya keterampilan komunikasi, penyelesaian masalah, dan kemampuan bekerja dalam tim,” ungkap Asthy dari Jurusan Biologi
“Penting untuk lebih memperhatikan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dan bagaimana program tersebut terintegrasi dengan mata kuliah yang ingin dikuasai oleh mahasiswa Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi siswa yang lulus dengan cepat tetapi melewati materi penting yang seharusnya mereka pelajari. Dengan pengawasan dan penyesuaian yang tepat, diharapkan setiap mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang komprehensif dan mendalam, sehingga lulusan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," ungkap Rio, salah satu mahasiswa Jurusan Kimia.
“Harapannya program ini dapat dikelola dengan lebih baik, terutama dalam aspek manajemen keuangan yang sering mengalami kendala, semoga pencairan dana dilakukan tepat waktu, sehingga proses tidak terhambat dan peserta dapat segera memanfaatkan sumber daya yang ada Selain itu, pembekalan bagi peserta perlu ditingkatkan, baik dari segi materi maupun cara penyampaian," harap Bintang yang merupakan mahasiswa dari Jurusan Kimia.
“Perlu ada struktur yang lebih jelas mengenai mekanisme pelaksanaan program ini di setiap jurusan Saat ini, beberapa jurusan melaksanakan program tanpa mengubah nilai atau tetap mengharuskan mahasiswa mengikuti kuliah secara langsung di kampus Dengan adanya kejelasan dan konsistensi dalam mekanisme, diharapkan semua jurusan dapat menjalankan program dengan lebih efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan,” ujar Fauziah.
“Saran saya, untuk memastikan program MBKM berjalan dengan baik, penting bagi perguruan tinggi untuk melakukan pemantauan berkala dan evaluasi terhadap program-program yang dilaksanakan," ungkap Amalia, mahasiswa Prodi Statistika.
“Terkait program MBKM di Universitas Negeri Makassar (UNM), saran saya, penting untuk lebih memperhatikan website yang digunakan untuk memantau mahasiswa. Tahun ini, website SIM-MBKM mengalami gangguan sehingga siswa mengalami keterlambatan dalam mengisi laporan kegiatan. Hal ini dapat menyulitkan mereka di akhir program, sehingga perlu ada perbaikan pada sistem agar siswa dapat melakukan pemantauan dengan lancar dan tepat waktu," ungkap Aulia
“Saran saya untuk program MBKM kedepannya adalah agar lebih fokus pada pengembangan program yang bermanfaat dan relevan bagi kebutuhan mahasiswa Selain itu, penting untuk mempertahankan program yang telah berjalan dengan baik, seperti magang dan kewirausahaan, namun dengan tambahan bimbingan dan evaluasi yang lebih rutin. Hal ini bertujuan agar siswa dapat benar-benar berkembang selama mengikuti program dan mendapatkan pengalaman yang maksimal," ujar Khaeriah, mahasiswa Prodi Statistika.
Doni (Doc Ist)
bagian dari angkatan pertama di sana. Di sekolah ini, Doni berhasil menunjukkan prestasi luar biasa dengan meraih peringkat pertama atau kedua di setiap kelas Ketika melanjutkan ke SMPN Satu Bua Ponrang di Padang Sappa, Doni tetap berhasil mempertahankan prestasinya dalam kelas unggulan selama tiga tahun berturut-turut Selanjutnya, di SMA Negeri 4 Luwu, ia bergabung di kelas unggulan IPS dan lulus menuju PTN melalui jalur SNMPTN, sebuah pencapaian yang hanya berhasil diraih oleh 13 siswa dari ratusan yang mengikuti seleksi. Sejak SD hingga SMA, Doni mendapatkan bantuan beasiswa, seperti beasiswa untuk siswa kurang mampu dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah saat masuk universitas, yang membantu mendukung pendidikan dan prestasinya Kini, Doni berhasil
Doni, seorang mahasiswa Jurusan Administrasi
Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) memiliki rekam
jejak pendidikan yang memukau sejak jenjang sekolah dasar.
Doni menempuh pendidikan dasar di Yayasan Paradiba Passampa, sebuah sekolah yang baru berdiri dan ia menjadi
meraih IPK 3 80 di UNM dan aktif berorganisasi sejak SMA, di antaranya Pramuka, OSIS, dan ekstrakurikuler karate yang membantunya mengembangkan keterampilan dan kedisiplinan Pada jenjang perguruan tinggi, Doni berhasil mengikuti dua program unggulan dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yaitu Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, serta
program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Keikutsertaan dalam PMM memberikan banyak pengalaman berharga bagi Doni.
“Saya merasa mendapatkan saudara dari seluruh Indonesia, belajar berbagai bahasa dan logat yang berbeda-beda, ” ungkapnya
Menurut Doni, PMM juga memberikan kesempatan untuk berbaur dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, ia merasakan ketenangan di Bali yang terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah, serta keramahan masyarakat Bali yang menambah pengalaman positifnya
“Tidak heran orang menyebut Bali sebagai surganya Indonesia, keindahannya benar-benar luar biasa dan toleransi di Bali sangat tinggi, ” tambahnya.
Selama mengikuti PMM, Doni memperoleh wawasan lebih dalam tentang keragaman budaya Indonesia Ia mengenal berbagai suku, pakaian adat, bahasa, dan logat yang mencerminkan kekayaan budaya di Nusantara
“Pengalaman yang didapatkan saat mengikuti PMM adalah bisa mendapatkan saudara dari Sabang sampai Merauke, mengenali budaya dan baju adat suku-suku di Indonesia, serta menikmati ketenangan dan keindahan alam Bali, mulai dari gunung, air terjun, hingga pantai, ” ujarnya PMM, baginya, bukan hanya pengalaman akademik, tetapi juga pengalaman personal yang memperkuat rasa toleransi dan cinta pada keanekaragaman budaya Indonesia
Setelah menjalani program PMM, Doni berkesempatan untuk magang di DPR RI melalui program MSIB. Doni mendaftar melalui Dinas Perpustakaan Sulawesi Selatan dan merasa sangat bersyukur berhasil diterima.
“Saya memang punya niat ke Jakarta lewat MSIB, jadi saat surat magang saya masuk di dinas perpustakaan, saya mendapat email bahwa saya lulus di DPR sebagai asisten Pranata Diklat Saya merasa beruntung karena dari 59 ribu orang yang daftar, hanya 300 yang lulus, yaitu sekitar 0,51%. Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan ini, ” jelasnya
Doni mengakui bahwa kesempatan ini sangat berharga, terutama karena berasal dari latar belakang ekonomi sederhana Dengan ayah yang bekerja sebagai petani dan ibu sebagai ibu rumah tangga, kesuksesannya dalam mendapatkan posisi ini menjadi pencapaian yang sangat membanggakan bagi dirinya dan keluarganya.
Doni juga menjelaskan berbagai tahapan yang harus dipersiapkan dalam proses pendaftaran magang. Mulai dari mempersiapkan berkas-berkas hingga pembuatan akun dan portofolio yang menarik.
“Adapun tahapan yang perlu dipersiapkan, yang pertama adalah berkas seperti CV, riwayat pendidikan, pengalaman
organisasi, keahlian, IPK, dan prestasi yang pernah diraih Jangan lupa juga menjelaskan luaran dari prestasi, misalnya jika pernah menjadi anggota organisasi atau ketua panitia, jelaskan apa pencapaiannya dan buat portofolio semenarik mungkin, ” tambahnya. Dalam mengikuti seleksi yang ketat ini, Doni merasa bahwa keterampilan dan pengalaman yang didapatkan dari organisasi sangat membantu
Pengalaman magang di DPR RI memberikan tantangan yang berbeda bagi Doni Jika di PMM ia merasa suasana pertemanan dan kekeluargaan begitu kental, di DPR RI, ia mendapati lingkungan yang lebih formal dan budaya yang lebih beragam Namun, Doni tetap melihat ini sebagai pengalaman yang berharga untuk mengenal dunia kerja yang sesungguhnya. Program magang ini sangat relevan dengan cita-cita kariernya, karena memberinya kesempatan untuk langsung merasakan suasana kerja di lembaga pemerintahan
Meskipun merasakan banyak manfaat, Doni juga mencatat beberapa kendala dalam program MBKM Salah satu yang ia sampaikan adalah perlunya peningkatan respons dalam layanan website MBKM, terutama di bagian bantuan yang sering digunakan peserta untuk mendapatkan informasi.
Di samping manfaat praktis, MBKM juga membekalinya dengan keterampilan berkomunikasi yang lebih baik dan pemahaman teknologi yang lebih mumpuni. Selama magang di DPR, khususnya di Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom), Doni belajar tentang proses kerja dan tugas-tugas penting di lingkungan pemerintahan Ia menekankan bahwa MBKM benar-benar membantu meningkatkan pemahaman dan kesiapan untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang profesional.
“Keterampilan berkomunikasi dan teknologi saya meningkat karena magang di DPR, dan di bagian pengembang kompetensi, kami diajarkan berbagai tugas di Pusbangkom,” jelasnya.
“Sebenarnya program ini sudah bagus, hanya saja komunikasi dari admin kampus merdeka di Gmail perlu lebih responsif, ” tambahnya.
Tantangan lain yang dihadapinya adalah keterlambatan pencairan bantuan biaya hidup (BBH) yang ia atasi dengan manajemen keuangan yang ketat. Selain itu, kendala birokrasi, seperti konversi mata kuliah lintas jurusan dalam PMM, juga ia hadapi. Namun, pihak kampus memberikan solusi yang cukup memadai agar konversi SKS berjalan lancar dan tidak mengganggu nilai akademisnya.
Dalam menghadapi kesibukan MBKM, Doni membagikan tips manajemen waktu yang cukup sederhana namun efektif: menyelesaikan tugas tanpa menunda dan menghindari distraksi dari media sosial.
“Kerjakan yang bisa dikerjakan tanpa menunda dan hindari hal-hal yang bisa memicu distraksi, seperti membuka aplikasi media sosial yang bisa mengalihkan fokus, ” sarannya
Doni menilai MBKM sebagai program yang sangat efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Pengalaman itu mahal, dan program ini sangat berharga untuk dilanjutkan karena manfaatnya begitu besar, ” pungkasnya.
Pengalamannya dalam mengikuti program MBKM telah membuka wawasan, memperkaya keterampilan, dan membekalinya dengan kemampuan yang siap diterapkan dalam dunia kerja Dengan pengalaman ini, Doni merasa lebih siap menghadapi tantangan karier di masa depan.
Penulis: Tere Liye
Jumlah Halaman: 371 halaman
Genre: Fiksi (Sosial-Politik)
‘Teruslah Bodoh Jangan Pintar” adalah buku karya Tere Liye yang menghadirkan isu sosial dan lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Mengisahkan perjuangan para aktivis yang berusaha melawan dominasi perusahaan tambang besar yang merusak lingkungan, dengan latar sosial-politik Indonesia yang kompleks. Karakter-karakter dalam novel ini digambarkan dengan kuat dan beragam, mewakili berbagai lapisan masyarakat yang terdampak oleh isu yang diangkat. Buku ini tidak selalu
memberikan pesan secara eksplisit Namun, sarat akan pesan tersirat yang mengajak pembaca merenung lebih dalam. Isi novel terbagi menjadi 32 bagian yang mencakup berbagai subtema, mulai dari "Ruangan 3x6 Meter" hingga epilog bertajuk "Ibu, Kita Bertemu Lagi" .
Novel karya Tere Liye ini membawa pembaca menelusuri kisah enam aktivis yang memiliki latar belakang beragam seperti jurnalis, sutradara, penulis, dan aktivis lingkungan yang bergabung untuk melawan konsesi tambang PT Semesta Mineral & Mining Setiap aktivis memiliki alasan dan motivasi sendiri dalam berjuang melawan ketidakadilan. Secara garis besar, isinya berfokus pada proses persidangan panjang mengenai izin konsesi tambang yang dilakukan secara ilegal, merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
pembaca diajak memahami bagaimana perusahaan tambang tersebut telah mengubah kehidupan masyarakat yang dulunya harmonis. Di tengah proses hukum yang berlangsung, pihak perusahaan menyewa pengacara terkenal, Hotman Cornelius, untuk memastikan kemenangan mereka. Dengan strategi yang licik, pengacara ini berhasil mempersempit ruang gerak para aktivis yang berjuang dengan sumber daya terbatas.
Persidangan dibuka dengan berbagai kesaksian yang menunjukkan dampak negatif tambang tersebut, termasuk jatuhnya korban jiwa, penyebaran penyakit, kerusakan hutan, hingga pengusiran masyarakat dari tanah leluhur mereka Melalui kilas balik, Setiap karakter memiliki konflik batin dan latar belakang yang kuat. Misalnya, jurnalis yang berani menghadapi ancaman demi mengungkap kebenaran atau pemilik kedai kopi yang menyimpan cerita pilu di balik perjuangannya. Persidangan dalam novel ini diwarnai dengan ketegangan dan berbagai kesaksian yang mengungkap realitas pahit yang dihadapi masyarakat akibat aktivitas perusahaan tambang Saksi-saksi yang dihadirkan berasal dari latar belakang berbeda, sehingga menambah dimensi pada cerita dan memberikan perspektif yang lebih luas Bagian akhir novel mengungkapkan kekalahan para aktivis dalam persidangan, di mana konsesi akhirnya dimenangkan perusahaan dengan perbandingan suara 6
awan 1 Hasil ini menggambarkan kenyataan pahit bahwa hukum sering kali berpihak pada mereka yang memiliki kuasa dan uang.
Pesan dan Nilai dalam Buku
Buku yang terbit di tahun 2024 ini menyampaikan pesan mendalam mengenai keadilan sosial. Tema utamanya adalah bagaimana kekuasaan sering kali menindas mereka yang lemah. Tokoh Ali, salah satu karakter dalam novel ini, menunjukkan bahwa kesuksesan dan pendidikan tidak selalu berujung pada kebahagiaan atau keadilan. Kata "bodoh" yang digunakan dalam judul tidak dimaksudkan sebagai ejekan, melainkan menggambarkan sikap terbuka untuk terus belajar dan tidak terjebak dalam sistem yang korup. Dalam konteks ini, "kebodohan" adalah suatu kesadaran akan keterbatasan diri, yang justru mendorong seseorang untuk terus belajar dan menghadapi tantangan hidup dengan lebih rendah hati.
Makna implisit di novel ini menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati sering kali ditemukan dalam hal-hal sederhana, seperti hubungan keluarga dan persahabatan. Tere Liye mengajak pembaca untuk menilai ulang arti kebahagiaan dalam hidup Melalui perjuangan para aktivis lingkungan melawan perusahaan tambang besar, menyoroti pentingnya keberanian dan aksi kolektif dalam melawan ketidakadilan. Novel ini memberikan gambaran bahwa perubahan
positif memerlukan keteguhan dan keberanian dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.
Selain itu, isinya juga menekankan bahwa kebijaksanaan tidak hanya berasal dari pengetahuan intelektual, tetapi juga dari pengalaman hidup dan empati terhadap sesama Karakterkarakter dalam novel bergenre fiksi sosial politik ini menunjukkan bahwa kesadaran emosional dan empati dapat membantu seseorang memahami perasaan orang lain serta membangun hubungan yang lebih baik dalam masyarakat. Novel ini mengajak pembaca untuk melakukan introspeksi, mempertanyakan makna sebenarnya dari "pintar" dan "bodoh" , serta meninjau kembali apa yang dianggap penting dalam kehidupan
Refleksi
Novel "Teruslah Bodoh Jangan Pintar" tidak hanya berfungsi sebagai kritik sosial, tetapi juga sebagai panggilan untuk bertindak dan menjaga prinsip-prinsip kemanusiaan di tengah dunia yang semakin materialistis Dalam novel ini, Tere Liye menyampaikan kritik tajam terhadap dampak buruk proyek-proyek ilegal yang dijalankan tanpa tanggung jawab, mengungkap bagaimana korupsi dan kolusi antara pemerintah dan pengusaha tambang telah menyebabkan kerusakan lingkungan, ketidakadilan sosial, dan melemahkan ekonomi negara. Isinya juga mengingatkan bahwa eksploitasi alam hanya akan
mendatangkan kerugian jangka panjang, baik bagi lingkungan maupun manusia.
Secara keseluruhan, "Teruslah Bodoh Jangan Pintar" adalah kisah perjuangan dan perlawanan yang menyentuh dan memberikan inspirasi.
“Melalui cerita ini, kita diajak untuk memiliki empati terhadap sesama dan berani memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan, meski hasilnya mungkin tidak selalu sesuai harapan”
Novel ini mengajarkan bahwa, ketika kita berjuang demi kebaikan, kita tidak hanya melakukan hal tersebut untuk diri sendiri, tetapi juga memberikan contoh bagi orang lain agar turut melakukan kebaikan.
Oleh Tim Pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) HMJ Geografi FMIPA UNM (Berhasil Sabet Predikat Terbaik 3 Tim dengan Capaian Tujuan dan Indikator Keberhasilan Terlengkap pada Abdidaya Ormawa 2024)
Sulawesi Selatan, salah satu provinsi di Indonesia, menyimpan beragam keindahan alam, termasuk destinasi wisata Birtaria Kassi yang terletak di Kelurahan Tonrokassi Barat, Kabupaten Jeneponto. Pada awal 2000-an, kawasan ini menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Namun, akibat minimnya perhatian dan pengelolaan yang memadai, potensi kawasan ini menurun drastis dan akhirnya terbengkalai, sehingga kehilangan daya tariknya seperti sebelumnya.
Tonrokassi Barat, kelurahan di Kabupaten Jeneponto dengan 3.625 jiwa penduduk dan luas 6,73 km², terletak di sepanjang pantai dan perbukitan, dengan rumput laut dan buah lontar sebagai sumber daya alam utama. Mayoritas penduduk bergantung pada perikanan, pertanian rumput laut, dan pekerjaan PNS/ASN. Kelurahan ini memiliki potensi sumber daya manusia yang besar, terutama di kalangan pemuda yang aktif dalam organisasi. Namun, kawasan wisata Kassi yang kaya potensi alam dan budaya telah terbengkalai selama dua dekade akibat rendahnya kapasitas pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif, serta kurangnya pelatihan dan regenerasi di kelompok sadar wisata (Pokdarwis)
Kawasan wisata Birtaria Kassi menawarkan keindahan alam dengan pantai berpasir putih, dermaga, serta berbagai aktivitas rekreasi seperti camping, outbound, kolam renang, dan flying fox. Selain itu, kawasan ini memiliki potensi ekonomi kreatif dari sumber daya lokal seperti buah tala dan rumput laut Namun, fasilitas
di kawasan ini sudah terbengkalai, termasuk pantai yang dipenuhi sampah, kolam renang yang tidak terawat, vila terbengkalai, dan dermaga rusak, sehingga mengurangi daya tariknya sebagai destinasi wisata utama di Kabupaten Jeneponto.
villa yang
Berdasarkan analisis situasional dan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh komunitas lokal di Kelurahan Tonrokassi Barat, tim PPK Ormawa merumuskan solusi strategis untuk mengatasi tantangan dalam mengelola destinasi wisata Birtaria Kassi. Solusi ini dirancang untuk mewujudkan pengembangan pariwisata yang berbasis pada prinsip CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Keberlanjutan Lingkungan)
Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas masyarakat lokal dalam mengelola potensi pariwisata, beberapa strategi diusulkan, antara lain revitalisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelatihan manajemen pariwisata berbasis CHSE, lokakarya pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, dan pelatihan pemasaran digital Ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan pariwisata di daerah tersebut.
Kurangnya optimalisasi pengembangan objek wisata Birtaria Kassi dapat diatasi dengan perbaikan infrastruktur, penerapan standar CHSE, serta pengembangan produk wisata berkelanjutan berbasis ecotourism, budaya, dan petualangan Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif yang mendukung keberlanjutan pariwisata juga penting untuk meningkatkan daya tarik wisata dan kesejahteraan masyarakat lokal
Pengembangan desa wisata dipilih karena potensi besar yang dimiliki Kelurahan Tonrokassi Barat untuk menjadi sumber pendapatan signifikan bagi masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Desa wisata bertujuan untuk mengembangkan sektor pariwisata sekaligus memberdayakan masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal secara berkelanjutan. Dengan menonjolkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan atraksi lokal, desa wisata berpotensi menarik wisatawan, meningkatkan ekonomi, serta melestarikan budaya dan lingkungan Pengelolaan yang efisien dan berbasis keberlanjutan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan berbasis kearifan lokal.
HMJ Geografi FMIPA UNM merencanakan dan melaksanakan program PPK Ormawa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata di Kelurahan Tonrokassi Barat, Kabupaten Jeneponto. Proses dimulai dengan pembentukan tim pelaksana dan pemetaan potensi wisata di objek wisata Birtaria Kassi serta identifikasi permasalahan yang ada melalui survei lokasi dan kondisi masyarakat setempat Bersama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Jeneponto, pemerintah kelurahan, dan masyarakat, tim menyusun rencana program yang mencakup tujuan, sasaran, indikator keberhasilan, metode pelaksanaan, dan jadwal kegiatan Pelaksanaan program dimulai dengan sosialisasi kepada pemerintah dan masyarakat setempat, revitalisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta pelatihan pengelolaan wisata berbasis CHSE untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan. Selain itu, dilakukan workshop ekonomi kreatif untuk mengembangkan produk dan jasa berbasis potensi lokal, serta pelatihan pemasaran digital untuk meningkatkan visibilitas objek wisata Pengembangan objek wisata Dirtaria Kassi juga dilakukan dengan memperbaiki sarana dan prasarana serta menyusun protokol CHSE. Program ini juga mencakup pengembangan paket wisata berkelanjutan dan branding wisata dengan fokus pada produk lokal dan souvenir khas sebagai bagian dari strategi pemasaran.
Pada tahap evaluasi dan keberlanjutan program, dilakukan monitoring secara berkala terhadap penerapan standar CHSE di objek wisata untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan. Evaluasi program juga dilakukan secara rutin untuk menilai pencapaian tujuan, kualitas pelaksanaan, serta dampak program terhadap masyarakat lokal dan pengelola wisata. Setelah program PPK Ormawa selesai, tim pelaksana, Ormawa, dan dosen pendamping terus memberikan pendampingan berkelanjutan kepada Pokdarwis dan masyarakat lokal untuk membantu mereka
mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang baru dalam pengembangan dan pengelolaan objek wisata
Hasil yang diperoleh dari program PPK Ormawa yang dilaksanakan HMJ Geografi FMIPA UNM di Kelurahan Tonrokassi Barat, Kabupaten Jeneponto meliputi capaian tujuan, indikator keberhasilan serta luaran wajib dan luaran tambahan. Adapun capaian tujuan di antaranya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata berbasis CHSE, ekonomi kreatif, dan pemasaran digital, membangun kapasitas masyarakat lokal untuk mengelola dan mengembangkan produk wisata yang inovatif dan berkelanjutan, mengoptimalkan potensi alam dan budaya Kawasan Birtaria Kassi melalui peningkatan infrastruktur dan fasilitas wisata yang memenuhi standar CHSE, mengimplementasikan prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan objek wisata untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan kearifan lokal, mendorong inovasi dan diversifikasi produk ekonomi kreatif yang berbasis sumber daya lokal untuk menunjang pengembangan wisata, meningkatkan akses pasar bagi produk ekonomi kreatif masyarakat lokal melalui strategi pemasaran digital dan kerja sama dengan berbagai pihak, membangun sinergi yang efektif antara masyarakat lokal, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan dalam pengembangan wisata Birtaria Kassi, menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan visibilitas dan daya tarik wisata, seperti event budaya dan festival wisata, yang melibatkan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan, mengembangkan identitas dan branding untuk objek wisata Birtaria Kassi yang kuat dan menarik, yang mencerminkan nilai-nilai keberlanjutan, keunikan budaya, dan keindahan alam, meningkatkan awareness dan reputasi Birtaria Kassi sebagai destinasi wisata pilihan yang tangguh dan berkelanjutan baik di tingkat nasional maupun internasional, serta dihasilkannya kelembagaan pengelola desa/ kelurahan wisata yang memiliki pengurus lengkap dan rencana kerja terukur Keseluruhan
capaian tujuan memperoleh persentase keberhasilan 100%.
Adapun indikator keberhasilan, di antaranya meningkatnya kapasitas Ormawa, meningkatnya softskill dan hardskill mahasiswa pelaksana, meningkatnya jumlah pengunjung dan pendapatan masyarakat, launching desa/kelurahan wisata dengan branding sesuai potensi unggulan, meningkatnya kapasitas SDM pengelola wisata melalui berbagai pelatihan yang diadakan, dihasilkannya kesepakatan bersama dengan para tokoh masyarakat untuk mengembangkan desa/kelurahan wisata berbasis potensi unggulan pengembangan desa/kelurahan wisata dapat mencakup pengembangan sarana fisik, fasilitas, kelengkapan, daya tarik, kenyamanan, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan pengunjung serta ditemukannya potensi SDA, seni budaya, SDM, dan aktivitas ekonomi yang dapat dikolaborasikan untuk mendukung pengembangan desa/kelurahan wisata. Kelima poin indikator keberhasilan dari program PPK Ormawa yang dilaksanakan HMJ Geografi FMIPA UNM di Kelurahan Tonrokassi Barat, Kabupaten Jeneponto juga memperoleh persentase keberhasilan sebesar 100%.
Selanjutnya terdapat luaran wajib dan luaran tambahan yang keseluruhan telah mencapai persentase keterlaksanaan 100%. Adapun luaran wajib dari program ini yaitu buku pengembangan kapasitas dan softskill yang berjudul “Menghidupkan Kembali Birtaria Kassi; Revitalisasi Objek Wisata berbasis CHSE” yang berisikan paparan proses kegiatan dan metode yang digunakan ber-ISBN dan Perlindungan Hak Cipta, ringkasan eksekutif maksimal 5 (lima) halaman yang berisi deskripsi program dan kegiatan, strategi pelaksanaan kegiatan, hard skills dan softskills mahasiswa yang dikembangkan, testimoni stake holders, praktik baik yang diperoleh, dan hal-hal yang perlu diperbaiki, dilengkapi dengan minimal 2 foto kegiatan, media publikasi elektronik berupa video yang diunggah di kanal HMJ GEOGRAFI FMIPA UNM (Instagram, dan youtube), Dinas Pariwisata kabupaten Jeneponto (Instagram) dan
Kelurahan Tonrokassi Barat (Instagram dan facebook), serta poster hasil pelaksanaan program
Luaran tambahan dari program PPK Ormawa yang dilaksanakan HMJ Geografi FMIPA UNM di Kelurahan Tonrokassi Barat, Kabupaten Jeneponto antara lain produk riil berupa olahan rumput laut dan buah talak menjadi produk makanan serta souvenir khas Birtaria Kassi, artikel ilmiah yang diterbitkan di Jurnal Pengabdian Masyarakat; Vokatek dan Sipakatau, Publikasi media massa nasional (Tribun Timur), media massa lokal (Jeneponto.rakyat. news), dan media massa lokal kampus (Profesi UNM), Kawasan wisata alam dan budaya berbasis CHSE, peta Jalur Evakuasi dan Kawasan wisata berHaKI, serta juara harapan 1 objek wisata terbaik se-kabupaten Jeneponto.
Program PPK Ormawa yang dilaksanakan oleh HMJ Geografi FMIPA UNM di Kelurahan Tonrokassi Barat berhasil mencapai seluruh tujuan, indikator keberhasilan, dan luaran program dengan persentase keberhasilan 100%. Keberhasilan ini mencerminkan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat efektif dalam memberdayakan masyarakat lokal melalui pelatihan pengelolaan wisata berbasis CHSE, pemasaran digital, dan pengembangan ekonomi kreatif. Selain itu, penguatan kapasitas mahasiswa, pengelola wisata, serta kolaborasi
dengan berbagai pihak menunjukkan sinergi yang baik dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan kawasan wisata Birtaria Kassi. Namun, untuk memastikan keberlanjutan, penting untuk membangun sistem monitoring jangka panjang yang melibatkan masyarakat lokal sebagai pelaku utama pengelolaan wisata
Inovasi seperti pemasaran digital yang lebih masif dan pengembangan produk unggulan berbasis sumber daya lokal juga perlu terus dikembangkan Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah, sektor swasta, dan lembaga pendidikan harus diperkuat untuk mendukung pendanaan dan pengembangan infrastruktur. Dengan pendekatan ini, kawasan wisata Birtaria Kassi dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata unggulan yang berkelanjutan dan berdaya saing, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Oleh Apriliani Eka Syakira Salim/Biologi Sains 2021
Di sebuah desa kecil di kaki gunung, hiduplah seorang anak bernama Genta
Setiap hari ia memandangi puncak gunung yang seolah memeluk langit. Bagi Genta, gunung itu adalah lambang impian Ayahnya pernah berkata bahwa di puncak gunung itu, seseorang bisa melihat seluruh dunia terbentang di bawahnya, dan itu menjadi alasan utama Genta ingin mencapai puncaknya suatu hari.
Ilustrasi kaki gunung (Doc Int)
Genta tinggal bersama ibunya sejak ayahnya meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika mendaki gunung yang sama. Kenangan tentang ayahnya masih jelas dibenaknya, terutama nasihat terakhir yang diberikan sang ayah, "Tak ada impian yang terlalu tinggi Kamu hanya harus melangkah satu demi satu untuk meraihnya."
Sejak itu, Genta berjanji untuk mencapai puncak gunung sebagai penghormatan kepada ayahnya. Namun, ibunya sering melarangnya untuk mendaki. "Gunung itu terlalu berbahaya," katanya dengan nada penuh ketakutan “Aku tak ingin kehilanganmu juga.”
Tetapi, impian Genta tetap berkobar Setiap malam, sebelum tidur, ia menggambar peta kecil tentang jalur yang akan dilaluinya. Ia
belajar membaca peta dari buku-buku yang dipinjamnya dari perpustakaan sekolah Dia juga sering berlatih fisik, berlari setiap pagi, naik turun bukit, dan memanjat pohonpohon tinggi di dekat rumahnya.
Suatu hari, seorang pendaki dari kota bernama Pak Prawira mengunjungi desa itu. Dia mendengar cerita tentang Genta dan keinginannya mendaki gunung “Mengapa kamu ingin mendaki gunung itu, Nak?” tanya Pak Prawira.
“Karena itu impian saya, Pak. Ayah saya pernah mengatakan bahwa melihat dunia dari puncak adalah pengalaman yang tak tergantikan. Saya ingin mencapainya untuk mengenang ayah,” jawab Genta dengan tekad yang menguat
Pak Prawira tersenyum, lalu menepuk pundaknya “Kalau begitu, biarkan saya membantumu. Aku bisa melatihmu lebih baik lagi agar kamu siap.”
Genta tak bisa menahan kegembiraannya. Selama beberapa minggu berikutnya, ia berlatih bersama Pak Prawira. Mereka mendaki bukit-bukit terjal dan belajar teknik bertahan hidup di alam Pak Prawira mengajarinya cara merawat peralatan, menghadapi cuaca yang berubah-ubah, dan mengenal tanda-tanda bahaya alam.
Akhirnya, hari yang ditunggu pun tiba. Setelah mendapat restu dari ibunya yang akhirnya mengerti arti penting dari impian itu, Genta dan Pak Prawira memulai pendakian mereka ke puncak. Di perjalanan, mereka melewati hutan lebat, batuan licin, dan sungai kecil yang mengalir deras. Setiap langkah terasa semakin berat, namun semangat Genta terus menyala
Ilustrasi puncak gunung (Doc. Int)
Saat mereka mencapai ketinggian yang lebih tinggi, udara semakin tipis, dan tubuh Genta mulai lelah “Apakah kita sudah hampir sampai, Pak?” tanyanya dengan napas tersengal-sengal.
“Tidak terlalu jauh lagi. Namun, ingatlah Genta, pendakian bukan hanya soal mencapai puncak. Nikmati setiap langkah, dan belajarlah dari alam Impianmu tidak hanya ada di sana, di puncak itu, tapi juga di setiap langkah yang kamu ambil,” jawab Pak Prawira dengan bijak.
Genta mengangguk, dan kata-kata Pak Prawira menambah semangatnya Di sepanjang perjalanan, ia melihat pemandangan yang menakjubkan– hutan hijau yang membentang, langit biru yang tak terhingga, dan awan yang seolah bisa dijangkau dengan tangan
Beberapa jam kemudian, akhirnya mereka mencapai puncak Pemandangan yang selama
ini ia impikan terbentang di hadapannya Dunia terlihat begitu luas, begitu indah Genta merasa kecil di tengah kebesaran alam, namun ia juga merasa bangga. Ia telah berhasil mencapai impian yang selama ini ia cita-citakan
Di puncak itu, Genta menutup mata dan merasakan kehadiran ayahnya seakan-akan ada di sampingnya. "Ayah, aku berhasil," gumamnya lirih.
Pak Prawira menepuk pundaknya. “Selamat, Genta. Ini adalah awal dari petualangan hidupmu. Ingat, kamu bisa mencapai apa pun yang kamu inginkan jika kamu punya tekad yang kuat ”
Ketika mereka turun, Genta merasa telah berubah. Kini, dia tidak hanya membawa kebanggaan karena telah mencapai puncak,
tetapi juga pemahaman baru tentang apa arti sebuah impian Baginya, impian adalah perjalanan, bukan sekadar tujuan
Setibanya di rumah, ibunya memeluk Genta erat, menahan tangis bahagia. “Kamu telah berhasil, Nak. Ayahmu pasti bangga.”
Sejak hari itu, Genta menjadi inspirasi bagi anak-anak di desanya. Ia sering mengajarkan mereka cara mendaki dan menghormati alam. Baginya, setiap langkah menuju puncak gunung telah memberinya pelajaran bahwa impian adalah sesuatu yang harus dikejar dengan penuh keberanian, walau terkadang penuh tantangan.
Dan setiap kali ia melihat ke arah puncak gunung, ia selalu teringat akan ayahnya dan impian yang pernah mereka bagi bersama –impian yang telah membuatnya lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih menghargai setiap jejak langkah hidupnya.
Oleh: Fischa Talicha/ Pendidikan Biologi C 2022
Di balik senja yang temaram terlukis, Ada cerita yang samar dalam embun basah, Langkah-langkah kecil, riak di tepi garis, Bergetar lemah, menggapai arah, Dalam bisik yang hampir punah.
Kita menjejak, meski bayang remang, Di rimbun gelap, kau titipkan mimpi, Purnama pudar, bintang menghilang, Namun, asa tak pernah berakhir mati, Menggapai mentari di batas pagi
Luka-luka dulu yang bersembunyi,
Kita rajut pelan jadi kanvas diri, Lukisan hidup dengan warna sunyi,
Di mana derita berganti harmoni, Dan jiwa kembali pulih berdiri
Malam mungkin panjang, getir merapat, Namun seberkas cahaya tetap terjaga, Hingga raga dan jiwa lelah melipat, Pada tiap pelukan cahaya yang tiba, Mengusir kelam, menjanjikan surya
Begitulah kita, berani bermimpi, Berjalan meski arah tak pasti, Karena hidup, adalah tentang kembali, Menghimpun asa dalam tiap janji, Menemukan sinar di kegelapan abadi
DIVISI
INFORMATION AND COMMUNICATION (I&C)
Selamat dan terima kasih untuk kawan di berikan untuk lembaga tercinta. Be komponen yang terlibat lembaga ini bersama. Saya berharap kepengurusan kepemimpinan dan membawa lembag mengedepankan nila
Menjadi bagian dari tataran periode ini yang m keputusan, disibukkan dengan persuratan, agenda
Senang dan bersyukur menjadi bagian ini da Pes
Semoga lembagaku tercinta, LPM BIOma tetap teru besar khususnya seluruh mahasiswa biologi, dan s mahasiswa serta wadah yang kritis, kreatif, dan i mendalam, da
n kepengurusan atas dedikasi yang telah rkat kerja sama dan kolaborasi seluruh tetap eksis dan bisa mencapai tujuan n selanjutnya dapat melanjutkan estafet a ini ke level yang lebih tinggi dan tetap
san : menduduki jabatan tertinggi pengurus, pemegang a, mengatur administrasi dan manajemen keuangan. an bisa bekerja sama dengan tataran uculku san : us menginspirasi, memberikan kontribusi yang lebih sebagai garda terdepan dalam menyuarakan suara inovatif dalam menyampaikan berita yang akurat, an bermanfaat.