
5 minute read
Teka-Teki Silang
Mendatar
5. Majalah khusus memuat artikel dalam bidang ilmu tertentu
Advertisement
6. Majalah berita ternama di Indonesia
7. Majalah (Bahasa Inggris)
8. Salah satu tokoh kartun kelinci di Majalah Bobo
9. Gajah pink berbelalai sangat panjang yang ada di Majalah Bobo
Menurun
1. Orang yang melukis gambar hias untuk majalah, buku, dsb
2. Majalah yang diterbitkan oleh suatu organisasi untuk para anggotanya
3. Nama majalah anak-anak dengan tokoh utama kelinci berwarna biru
4. Muka dari lembaran buku (majalah, surat kabar, dsb)
5. Jahitan buku (majalah dsb)

Tak Kenal Maka Tak Sayang
Oleh: Dian Wahyuni
Menjelaskan tentang kebudayaan. Menurut saya, kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan yang ada didalam masyarakat, bersifat turun temurun dari generasi ke generasi yang menjadi identitas bagi mereka yang menganut kebudayaan tersebut. Dilansir dari buku yang berjudul Pengantar Antropologi. Kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks serta mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, asusila, hukum adat dan kebiasaan. Kebudayaan adalah perangkat yang rumit, dimana kebudayaan dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. Saya dulu pernah berfikir bahwa kebudayan itu hanya tentang tarian tradisional dan baju adat yang ada disuatu daerah, namun sejauh ini saya bisa memahami bahwa ternyata kebudayaan tidak sekecil itu. Makna tentang kebudayaan dapat mencakup banyak hal, kebudayaan bisa berarti kebiasaan kita dalam berperilaku, bahasa kita dalam berbicara sehari-hari, cara kita berpakaian, adat istiadat yang sering kita lakukan dihari-hari tertentu, dan mungkin makna kebudayaan lebih luas daripada itu. Kebudayan bersifat mengikat, bahkan dengan adanya suatu kebudayaan dapat menentukan bagaimana kita berperilaku dalam sehari-hari.

Saya berpendapat bahwa kebudayaan terbentuk dari unsur-unsur yang rumit, seperti unsur agama, politik, adat istiadat, bahasa, bangunan dan karya seni. Kebudayan adalah suatu pola hidup, dimana kebudayaan itu memiliki sifat yang kompleks dan luas. Aspek kebudayaan menentukan perilaku komunikatif, dimana unsur kebudayaan menyebar dalam berbagai macam kegiatan manusia. Contoh sederhana yang dapat saya ambil tentang kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari adalah saat kita berkomunikasi dengan orang lain, kita menggunakan bahasa yang sama setiap hari dan mungkin bahasa yang kita gunakan berbeda dari bahasa yang digunakan orang lain diluar daerah tempat tinggal kita. Selain itu, kita sering melihat perbedaan cara berpakaian orang disekitar kita, itu terjadi karena suatu kebudayaan yang telah ada. Citra kebudayaan bersifat memaksa, membekali setiap orang yang menganutnya dengan pedoman yang harus diterapkan dalam menjalani kehidupan. Menurut saya, kebudayaan juga dapat dikatakan sebagai suatu aturan yang harus kita taati dalam hidup bermasyarakat. Setiap perilaku kita, kebiassan kita, harus sesuai dengan kebudayaan yang memang telah ada dalam lingkungan masyarakat itu sendiri.
Kalian dapat membaca mengenai beragamnya kebudayaan di Indonesia, dalam buku yang berjudul Kebudayaan Nusantara oleh Edi Sedyawati. Dimana, Indonesia merupakan negara multikultural dengan keanekaragaman kebudayaannya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang setiap pulaunya memiliki ciri khas tersendiri
Seperti saya yang lahir dipulau jawa, disetiap daerahnya memiliki keunikan kebudayaan masing-masing, termasuk daerah tempat tinggal saya yaitu di Jawa Tengah.
Sejauh mana kamu mengenal kebudayaan yang ada disekitarmu?
Hal ini yang selalu saya tanyakan kepada diri sendiri, ketika saya menemukan keunikan baru yang ada dalam kebudayaan yang saya anut. Saya pikir, saya sudah begitu jauh memahami kebudayaan yang ada disekitar saya, ternyata pengetahuan saya belum seberapa. Jujur saja, saya dulu lebih tertarik dengan kebudayaan diluar daerah tempat tinggal saya. Dimana saya hanya melihat dalam sudut pandang yang sangat kecil, seperti bagusnya baju adat daerah lain, berbagai macam tarian tradisional daerah lain, tempat-tempat bersejarah yang saya kunjungi, hingga saya lupa bahwa daerah saya sendiri pun juga memiliki ciri khas dari kebudayaan nya sendiri. Dengan saya berkomuniksi menggunakan bahasa yang sama dengan masyarakat disekitar saya, mengikuti beberapa tradisi yang dilakukan, saya merasa bahwa saya sudah memahami kebudayaan saya sendiri. Ternyata saya salah, masih banyak tradisi-tradisi yang belum saya ketahui. Saya masih belum mampu berbahasa yang baik menggunakan bahasa khas dari tempat lahir saya, yaitu bahasa jawa. Saya belum membiasakan diri untuk melihat pertunjukan kesenian tradisional yang ada di daerah tempat tinggal saya dan saya belum sepenuhnya tau mengenai tradisi-tradisi yang berlaku secara turun-temurun disana. Hal ini karena saya tidak berniat untuk mencari tau lebih dalam lagi mengenai kebudayaan saya sendiri, selalu melihat pada budaya luar yang mungkin menurut saya lebih menarik.
Pada suatu ketika saya tersadar bahwa sebenarnya bukan kebudayaan saya yang tidak menarik untuk dipelajari dan dikenalkan kepada orang diluar sana, namun sebenarnya saya yang tidak terlalu mengenal kebudayaan sendiri dan lebih tertarik dengan kebudayaan luar. Mungkin bagi sebagian anak muda di masa sekarang menonton pertunjukan kesenian tradisional itu adalah hal yang tidak menarik, bahkan dirasa membosankan. Seperti jika di Jawa Tengah, melihat pertunjukan wayang, ketoprak, tari gambyong, dan sebagainya, Sebagian anak muda akan lebih memilih untuk melihat konser musik luar. Bagaimana tidak? Dimasa sekarang adalah masa modernisasi yang mana banyak kebudayaan baru yang masuk ke dalam negeri dengan bebas dan menjadi sebuah kebiasaan serta kebudayaan baru didalam negeri. Tidak sedikit masyarakat di dalam negeri yang mengikuti perkembangan zaman, mencontoh kebudayaan luar karena dianggap lebih menarik, seperti gaya berpakaian, menggunakan bahasa luar saat berkomunikasi dengan orang lain, menyukai musik barat, dan sebagainya. Hal ini juga terjadi karena kemudahan kita dalam mengakses informasi dari dalam maupun luar negeri. Memang dimasa sekarang, kita telah memasuki era revolusi industri yang ditandai dengan perkembangan yang luar biasa pada bidang teknologi. Pada situasi ini memang diharuskan untuk belajar beberapa kebudayaan luar seperti bahasa asing, untuk menunjang keterampilan kita ketika mencari pekerjaan. Namun seharusnya kita bisa memilih kebudayaan apa saja yang harus kita contoh, dan kebudayaan apa saja yang seharusnya kita hindari.
Saya mulai bisa menyadari hal tersebut, dan memahami bahwa mengenal, mempelajari kebudayaan kita sendiri itu adalah hal yang penting. Saya mulai menerapkan hal ini ketika saya mulai mencari tau tentang banyaknya adat istiadat disekitar saya, dan mulai untuk menyukai kesenian tradisional yang dulu saya tidak menyukainya. Saya mewujudkannya dengan mulai menonton wayang orang, atau ketoprak, menonton pertunjukan tari tradisional gambyong saat menghadiri hajatan disekitar tempat tinggal, ikut meramaikan tradisi sadranan dan punggahan, dan mulai mencari tau mengenai bagaimana tata bahasa yang baik dalam bahasa jawa seperti bahasa jawa krama inggil, bahasa jawa ngoko alus, dan sebagainya. Saya juga lebih sering mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti candi, dan kraton. Sejak saya melakukan hal-hal tersebut, saya sadar bahwa sebenarnya kebudayaan yang ada disekitar saya itu menarik dan patut untuk saya banggakan. Dengan saya lebih sering belajar mengenai kebudayaan saya sendiri, saya mendapatkan banyak pelajaran dan pesan moral yang belum saya dapat sebelumnya seperti dengan memahami kebudayaan jawa, perilaku saya menjadi lebih baik, karena kebudayaan jawa sangat mengajarkan untuk menjaga karakter yang baik dalam berperilaku, terutama dalam bab kesopanan. Seperti saat berbicara dengan orang yang lebih tua, cara berpakaian dan sebagainya.
Cara tersebut juga dapat kalian terapkan ketika kalian ingin lebih mengenal kebudayan kalian sendiri. Mulailah sedikit demi sedikit untuk mencari tau mengenai apa saja kebudayaan yang menarik disekitarmu. Karena jika bukan kita yang melestarikan kebudayaan tersebut lalu siapa lagi? kebudayaan sebagai identitas yang ada disetiap daerah, dan sudah semestinya harus selalu dijaga kelestariannya. Jangan sampai budaya yang sudah dipertahankan, dilestarikan oleh orangorang terdahulu dengan mudahnya dapat tergeser dengan kebudayaan asing. Dengan adanya asimilasi kebudayaan di era sekarang ini, seharusnya tidak membuat kita lupa bahwa kita sendiri memiliki kebudayaan lokal yang patut dipertahankan dan dibanggakan. Seperti peribahasa yang sering kita dengar yaitu “Tak kenal, maka tak sayang” peribahasa ini dapat menggambarkan, apabila kita sendiri tidak mengenal kebudayaan yang ada disekitar kita, bagaimana kita bisa mencintai dan bangga terhadap kebudayaan kita sendiri? Oleh karena itu, mulailah untuk mengeksplorasi kebudayaan yang ada disekitamu, dan pahamilah bahwa sebenarnya bukan kebudayaan disekitar kita yang tidak menarik, namun sebenarnya kita sendirilah yang belum terlalu jauh dalam mengenal keberagaman kebudayaan lokal kita sendiri. Jika kita sudah jauh dalam mengenal kebudayaan kita sendiri, maka kita akan memahami bahwa sebenarnya kita memiliki kebudayaan yang menarik, dan tentunya patut untuk dibanggakan.
Dian Wahyuni

Pimpinan Umum LPM APRESIASI
Masa Jabatan 2022/2023
Alamat: Wonoharjo, RT 02/RW 03, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar

