| HOBI |
Masa Perkenalan Musik Klasik di Indonesia Masuknya musik klasik Eropa memiliki banyak pengaruh dalam perkembangan aliran musik di Indonesia, seperti musik Gambus, Jaipongan, Dangdut, dan Keroncong. Namun, dengan perkembangan dan popularitas musik modern, seperti hip-hop, elektronik, dan jenis musik lainnya, musik klasik Indonesia telah menjadi aliran musik yang sering terlupakan bagi generasi muda. Saat pertama kali masuk ke Indonesia, musik klasik hanya bisa dinikmati oleh segelintir bangsawan Belanda dan pejabat-pejabat tertentu. Hal itu dikarenakan musik ini hanya dimainkan saat perkumpulan para bangsawan dan pejabat dalam klub-klub elit dan juga pesta eksklusif yang tidak dapat didatangi rakyat jelata. Pada pertengahan tahun 1930-an, industri musik dan film Indonesia mulai memainkan musik klasik dan mengadakan pentas orkestra, walaupun pada saat itu jarang diduduki oleh orang Indonesia. Baru pada abad ke-19, musik klasik mulai diperdengarkan untuk rakyat saat pembangunan “Schouwburg van Batavia�, yang sekarang dikenal sebagai “Gedung Kesenian Jakarta�. Uniknya, di masa ini Indonesia juga pernah menjadi destinasi banyak musisi klasik asing seperti Lili Kraus, Leopold, Godowsky, dan Pablo Calais.
Foto: kanhantan.nl
Sosok dan Penghargaan dalam Industri Musik Klasik Indonesia Perkembangan musik klasik di Indonesia telah membantu melahirkan berbagai musisi legendaris yang telah mengharumkan nama Indonesia. Para sosok legendaris ini juga terlibat dengan dunia musik klasik secara langsung dan menginspirasi komponis lainnya. Salah satu musisi Indonesia yang sosoknya berperan penting adalah Wage Rudolph Supratman, pengarang lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Sejarah musik klasik terus diukir dalam karya salah satu musisi penting lainnya, yaitu Ismail Marzuki lewat lagu-lagu seperti Halo-Halo Bandung, Rayuan Pulau Kelapa, Gugur Bunga, dan masih banyak lainnya. Ranah
Foto: porosnews.com
musik Keroncong yang merupakan turunan musik klasik juga dipelopori Gesang Martohartono, lewat lagunya Bengawan Solo yang setidaknya sudah diterjemahkan dalam 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, Tionghoa, dan Jepang. Idris Sardi, salah satu maestro biola Indonesia yang merupakan tokoh inspirasional dalam musik klasik Indonesia dengan perannya dalam penyusunan musik untuk film-film Indonesia. Di ranah musik
klasik kontemporer, Slamet Abdul Sjukur merupakan pionir musik kontemporer Indonesia yang mendapatkan penghargaan di Perancis, salah satunya Rekor Emas dari Academie Charles Cros untuk kreasi aransemennya dengan alat musik angklung. Persilangan antara musik klasik dan musik tradisi juga hidup dalam karya Tony Prabowo yang merupakan tokoh biola ternama di Indonesia. Belajar di
27