
4 minute read
Chef Yuda Bustara: Cita Rasa Merah Putih
Di usianya yang sangat muda, seorang Yuda Bustara sangat antusias menantikan tayangan TV favoritnya, yaitu acara memasak yang menampilkan Chef Sisca Soewitomo atau Rudy Choirudin. Ya, saat itu usianya baru tujuh tahun namun ia sudah menunjukan minatnya untuk terjun dan menggeluti dunia kuliner.

Advertisement
Beranjak dewasa, pria kelahiran tahun 1987 ini memilih masuk ke Taylor's College and Universite Le Mirail School of Hospitality and Tourism di Malaysia pada tahun 2004 lalu. Setelah lulus, Chef Yuda secara perlahan mulai merintis kariernya. Ia tidak hanya pintar memasak, namun juga dapat menguasai teknik-teknik pembuatan dan penyajian minuman atau mixologist. Ia juga menguasai food stylist dan food photography, serta memiliki pengalaman bekerja di restoran fine dining dan bistro di Melbourne serta Crown Casino Hotel Melbourne, sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta untuk membantu restoran vegan milik ayahnya.
Apa perjuangan terbesar Anda dalam meniti karier menjadi seorang chef yang memiliki segudang prestasi hingga dikenal banyak orang?
Untuk berada di posisi sekarang pastinya butuh banyak kerja keras dan kesabaran. Kerja di industri kuliner butuh banyak pengorbanan, dimulai dari waktu hingga fisik yang harus selalu fit. Semenjak saya menjadi culinary diplomat, saya banyak bertemu dengan orang dari latar budaya yang beragam. Kebanyakan dari mereka tidak tahu dimana letak Indonesia. Saya sering juga diremehkan atau mendapat tindakan rasisme yang menurut saya masih normal di kalangan dapur profesional. Saya selalu menggangap hal tersebut sebagai tantangan untuk menjadi lebih baik. Hal positif yang bisa saya ambil adalah belajar menghargai budaya orang lain lewat makanannya.
Bagaimana cara Anda mempromosikan atau memperkenalkan masakan Indonesia pada dunia?
Beruntung, saya punya acara memasak sendiri yang tayang di 13 negara. Acara bertajuk Urban Cook ini merupakan usaha saya untuk mengenalkan masakan Indonesia melalui platform televisi. Jadi tanpa perlu tampil langsung pun saya bisa memberikan konten tutorial masakan Indonesia lewat YouTube atau akun Instagram saya. Selain tutorial memasak, saya bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk keliling dunia tampil di Indonesian Food Festival dalam rangka memperkenalkan masakan Indonesia ke kancah internasional atau sekedar jamuan diplomat di KBRI setempat.
Apa makanan atau masakan khas Indonesia kesukaan Anda?
Padang! Hal yang pertama saya lakukan setelah kerja di luar negeri pasti langsung menyantap masakan Padang di sebuah restoran di daerah Cipete, Jakarta Selatan.
Hal apa yang paling membuat Anda mencintai Indonesia?
Alamnya, keberagamannya, dan orang-orangnya yang selalu menunjukkan keramahtamahan dan budaya kekeluargaan. Hal ini yang jarang saya temui ketika bepergian ke luar negeri.

Seperti apa tren makanan atau masakan Indonesia dalam beberapa waktu ke depan?
Semenjak akses mendapatkan makanan semakin mudah dengan ojek online, orang orang semakin cepat bosan dan selalu ingin mencicipi makanan baru. Indonesian food akan selalu dinikmati oleh orang Indonesia. Akan tetapi makanan Indonesia yang sudah jarang ditemukan akan muncul kembali dengan kemasan, inovasi, rasa, serta branding yang modern, seperti cendol bubble tea, bubur ayam kekinian sampai martabak boba.
Jika Anda diberikan kesempatan untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk Indonesia, apa yang akan Anda lakukan?
Saya selalu ingin menjadi bagian dari pemerintah Indonesia untuk memperbaiki gizi masyarakat menjadi lebih baik. Hal ini bisa dilakukan dengan mengatur persediaan makanan yang ada atau bekerjasama dengan BPOM untuk mengatur produk yang ada agar lebih bervariasi. Tapi sebelum semua itu tercapai, saya bisa memberikan edukasi pola makan yang sehat di platform yang saya punya saat ini
Pesan apa yang ingin Anda sampaikan untuk para juru masak baru dalam meniti karier atau para pecinta kuliner yang ingin terjun ke dunia masak-memasak?
Industri kuliner itu tidak kenal umur dan jenis kelamin. Semua orang pasti bisa masak, hanya saja masak di rumah dan di restoran itu adalah dua hal yang berbeda. Saya sudah bertemu banyak juru masak sukses. Ada yang memang sudah mempersiapkan diri mulai dari sekolah masak hingga yang meniti ilmu keluar negeri dan ada juga yang belajar secara otodidak atau belajar segala sesuatunya sendiri. Pengalaman adalah guru paling berharga. Apapun itu, intinya adalah “if it’s your passion, just do it”.
Jika tidak sedang memasak atau bepergian, apa yang Anda lakukan untuk sekedar menikmati “me time” atau melepaskan penat?
Biasanya saya selalu menyempatkan diri untuk berlibur ke pantai-pantai yang sepi turis di Indonesia dan jauh dari hingar bingar. Favorit saya adalah pantai yang berada di Gili Air. Namun ketika saya sedang berada di Jakarta, saya selalu masak santai untuk orang-orang terdekat.
Apakah Anda sudah memiliki rencana akhir tahun atau liburan keluarga dalam waktu dekat ini?
Akhir tahun selalu menjadi waktu untuk mengapresiasi diri sendiri. Biasanya saya memanjakan diri dengan bepergian ke tempat-tempat yang saya belum pernah kunjungi. Semoga tahun ini bisa menyempatkan diri pergi ke Iceland dan juga Brazil.
Apa rencana atau cita-cita yang ingin diwujudkan secepatnya?
Setelah selesai merenovasi dapur rumah, saya akan menulis buku resep dan kembali membuka restoran baru.
SOP BUNTUT RICE COOKER

• 750 gram buntut sapi
• 1 buah tulang sumsum (ditambahkan sesuai selera)
• 2 liter air
• 5 butir bawang merah, diiris halus
• 2 cm jahe, dibakar dan ditumbuk
• 3 cm kayu manis
• 5 butir cengkeh
• 150 gram wortel, dipotong bulat
• 2 buah tomat, dipotong-potong
• 1/4 sendok teh pala bubuk
• garam merica secukupnya
• sedikit gula
• 2 batang daun bawang, dipotong 1 cm
Bahan sambal (haluskan):
• 20 buah cabai rawit merah, direbus
• 2 siung bawang putih, direbus
• 1/4 sendok teh garam
Bahan pelengkap:
• 75 gram emping goreng
• 2 sendok makan bawang goreng
• 2 buah jeruk nipis, dipotong-potong
• Acar timun dan wortel

Cara membuat:
1. Masukan semua bahan, buntut, sumsum, bawang merah, jahe, kayu manis, cengkeh, wortel, pala, garam, merica, dan gula ke dalam rice cooker. Aduk rata dan masak hingga matang, diamkan selama 20-30 menit.
2. Sebelum diangkat, tambahkan daun bawang dan tomat. Kemudian aduk rata.
3. Sajikan sop buntut bersama sambal dan pelengkapnya.