
5 minute read
Senandung Klasik Indonesia
Musik klasik menjadi bagian yang tak boleh dilupakan oleh generasi muda sekarang karena merupakan tulang punggung perkembangan aliran musik modern. Maka dari itu, penting untuk berkenalan kembali dengan musik klasik yang telah berjasa membentuk musik Indonesia hingga saat ini.
Ragam musik Indonesia yang sekarang kerap diperdengarkan merupakan hasil dari kerja keras dan kreativitas para penggiat musik terdahulu. Namun, tak bisa dipungkiri adanya pertemuan budaya dan pengaruh asing yang cukup membuka Indonesia terhadap bentuk musik yang berbeda dari yang sebelumnya dikenal oleh masyarakat. Salah satu aliran musik yang kuat menempatkan akarnya di dunia musik Indonesia adalah kesenian musik klasik. Musik klasik telah memulai berbagai macam aliran musik khas Indonesia dan juga membantu melahirkan musisimusisi legendaris dalam negeri. Musik klasik asal Eropa pertama kali datang di Indonesia pada abad ke-18, walaupun baru bisa dinikmati oleh rakyat Indonesia pada abad ke-19. Secara keseluruhan, musik klasik memiliki pengaruh besar untuk perkembangan musik Indonesia. Contohnya lagu “Indonesia Raya”, yang dominan dengan elemen musik klasik oleh Wage Rudolph Supratman.
Advertisement
Masa Perkenalan Musik Klasik di Indonesia

Masuknya musik klasik Eropa memiliki banyak pengaruh dalam perkembangan aliran musik di Indonesia, seperti musik Gambus, Jaipongan, Dangdut, dan Keroncong. Namun, dengan perkembangan dan popularitas musik modern, seperti hip-hop, elektronik, dan jenis musik lainnya, musik klasik Indonesia telah menjadi aliran musik yang sering terlupakan bagi generasi muda. Saat pertama kali masuk ke Indonesia, musik klasik hanya bisa dinikmati oleh segelintir bangsawan Belanda dan pejabat-pejabat tertentu. Hal itu dikarenakan musik ini hanya dimainkan saat perkumpulan para bangsawan dan pejabat dalam klub-klub elit dan juga pesta eksklusif yang tidak dapat didatangi rakyat jelata. Pada pertengahan tahun 1930-an, industri musik dan film Indonesia mulai memainkan musik klasik dan mengadakan pentas orkestra, walaupun pada saat itu jarang diduduki oleh orang Indonesia. Baru pada abad ke-19, musik klasik mulai diperdengarkan untuk rakyat saat pembangunan “Schouwburg van Batavia”, yang sekarang dikenal sebagai “Gedung Kesenian Jakarta”. Uniknya, di masa ini Indonesia juga pernah menjadi destinasi banyak musisi klasik asing seperti Lili Kraus, Leopold, Godowsky, dan Pablo Calais.
Sosok dan Penghargaan dalam Industri Musik Klasik Indonesia
Perkembangan musik klasik di Indonesia telah membantu melahirkan berbagai musisi legendaris yang telah mengharumkan nama Indonesia. Para sosok legendaris ini juga terlibat dengan dunia musik klasik secara langsung dan menginspirasi komponis lainnya.
Salah satu musisi Indonesia yang sosoknya berperan penting adalah Wage Rudolph Supratman, pengarang lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Sejarah musik klasik terus diukir dalam karya salah satu musisi penting lainnya, yaitu Ismail Marzuki lewat lagu-lagu seperti Halo-Halo Bandung, Rayuan Pulau Kelapa, Gugur Bunga, dan masih banyak lainnya. Ranah musik Keroncong yang merupakan turunan musik klasik juga dipelopori Gesang Martohartono, lewat lagunya Bengawan Solo yang setidaknya sudah diterjemahkan dalam 13 bahasa, termasuk bahasa Inggris, Tionghoa, dan Jepang.

Idris Sardi, salah satu maestro biola Indonesia yang merupakan tokoh inspirasional dalam musik klasik Indonesia dengan perannya dalam penyusunan musik untuk film-film Indonesia. Di ranah musik klasik kontemporer, Slamet Abdul Sjukur merupakan pionir musik kontemporer Indonesia yang mendapatkan penghargaan di Perancis, salah satunya Rekor Emas dari Academie Charles Cros untuk kreasi aransemennya dengan alat musik angklung.
Persilangan antara musik klasik dan musik tradisi juga hidup dalam karya Tony Prabowo yang merupakan tokoh biola ternama di Indonesia. Belajar di bawah bimbingan Slamet Abdul Sjukur yang membantunya meraih penghargaan internasional. Selain dikenal sebagai komponis yang karyanya menggabungkan unsur-unsur musik Indonesia dengan musik klasik internasional, ia telah meraih berbagai prestasi mendunia, seperti “Requiem for Strings” yang telah dimainkan oleh Den Haag National Orchestra di Belanda. Kreasi Opera pertamanya berjudul, “The King’s Watch” juga telah dibawakan oleh New Julliard Ensemble di Alice Tully Hall tahun 2000.

Dalam ranah yang lebih populer, terdapat nama-nama seperti Addie MS yang telah berkiprah dalam perkembangan musik klasik modern di Indonesia. Addie MS, seorang komponis dan konduktor dari Twilite Orchestra yang merupakan ensambel orkestra dengan segudang prestasi nasional maupun internasional. Semangat yang sama juga dihidupkan oleh Erwin Gutawa yang bermain di antara musik pop dan klasik Indonesia. Merupakan seorang komponis, konduktor, dan produser musik yang banyak bekerja bersama nama-nama penyanyi terkenal bersuara emas Indonesia seperti Chrisye, Ruth Sahanaya, Titi DJ, Krisdayanti, dan juga Rossa.
Indonesia juga memiliki nama-nama yang menorehkan prestasi internasional seperti Avip Priatna. Ia merupakan salah satu konduktor muda Indonesia yang telah berhasil membimbing Batavia Madrigal Singers, grup paduan suara asal Indonesia dalam meraih juara umum sekaligus memperoleh predikat Konduktor Terbaik dalam “International May Choir Competition Prof. Georgi Dimitrov” di Bulgaria pada tahun 2012. Selain itu, seorang pianis asal Indonesia, Iravati Sudiarso merupakan orang Asia pertama yang berhasil menjadi solois piano di New York Philharmonic Orchestra. Selain itu, Maria Pratiwi, pemain harpa Indonesia, berhasil menjadi orang Asia pertama dalam memenangkan kompetisi The Great Hall London diiringi Sinfonia.

Belajar Musik dengan Ahlinya
The Resonanz Music Studio
Sebagai salah satu pusat pembinaan dan pendidikan musik yang paling aktif, The Resonanz Music Studio bekerja sama dengan Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, dan mewadahi The Resonanz Children’s Choir. Selain itu, The Resonanz juga memiliki hall Balai Resital Kertanegara sebagai sarana kebutuhan resital dan acara musik, serta membuka kesempatan kepada masyarakat untuk dapat belajar musik secara komperhensif, baik dan benar dengan dukungan pengajar serta fasilitas berstandar terbaik.

Biaya belajar di The Resonanz sangatlah beragam tergantung jenis kelas dan bentuk pengajaran yang diinginkan oleh muridnya. Bagi Anda yang tertarik untuk mengikuti kelas vokal atau instrumen klasik yang biayanya mulai dari Rp850.000,- per bulan untuk kelas privat, dan bentuk kelas grup tersedia dari maksimal tiga hingga lima orang dengan biaya per orang Rp1.050.000,- hingga Rp1.500.000,- setiap bulannya. www.theresonanz.com
Erwin Gutawa Music School

Biarpun sekolah musik Erwin Gutawa tergolong baru, namun sekolah musik ini menghadirkan fasilitas yang modern, lengkap, dan optimal bagi Anda yang berminat untuk mengasah keterampilan dan bakat di bidang musik. Tak hanya hadir sebagai sekolah musik, tetapi menjadi ruang untuk berkembang dan menyalurkan hobi, serta menambah wawasan mengenai dunia musik dengan materi yang lebih matang. Para orang tua yang mendaftar kelas untuk instrumen atau kelas privat yang spesifik di Erwin Gutawa Music School, juga dapat mengikuti kelas Ensamble sehingga dapat berkolaborasi dengan sang buah hati atau musisi lain.
Untuk biaya belajar di Erwin Gutawa Music School sangatlah beragam, Anda harus datang atau menghubungi langsung agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Namun, bagi calon murid yang telah siap untuk mendaftarkan diri, dapat mengisi form dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp500.000,-. www.egmusic.school