:: LAMPUNG POST :: Sabtu, 7 Februari 2015

Page 1

±

±

CMYK

± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost

I

24 Hlm. sabtu 7 febrUARI 2015

TERUJI TEPERCAYA

i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13396

www.lampost.co

±

±

TAJUK

Cegah Kerusakan dari Awal

n MI/PANCA SYURKANI

DOA LINTAS AGAMA. Tokoh lintas agama berdoa bersama di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (6/2). Doa bersama ini dilakukan untuk memohonkan keselamatan KPK yang para pemimpinnya sedang menghadapi perkara hukum. n berita terkait Hlm. 8

PNS Pemalsu SK Mutasi Ditangkap

±

PEGAWAI negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kota Bandar Lampung, Agus Hermawan (39), ditangkap Polda Lam­ pung. Staf Sekretariat Korpri tersebut diduga kuat terlibat dalam kasus pemalsuan SK mutasi PNS. Kabid Humas Polda Lam­ pung AKBP Sulistyaningsih mengatakan tersangka di­ tangkap di sebuah warung internet (warnet) di Jalan Su­ kardi Hamdani, Labuhanratu, Bandar Lampung, Kamis (5/2), sekitar pukul 14.00. Petugas menyita 20 stem­ pel palsu, 80 lembar blangko berlogo garuda emas, 1 unit printer, 1 bundel berkas SK mutasi, dan 1 unit sepeda motor Honda Beat. “Ter­ sangka sudah ditahan. Ba­ rang buktinya juga sudah diamankan,” kata Sulistyan­ ingsih di Mapolda Lampung, Jumat (6/2). Ia menjelaskan Agus di­ tangkap berdasarkan la­poran dari salah seorang PNS di Pemprov Lampung. Korban melaporkan penipuan yang dilakukan tersangka terkait SK mutasi palsu. Menurut Sulistyaningsih,

kasus tersebut saat ini masih dalam pengembangan petu­ gas untuk mengungkap ke­ mungkinan adanya tersangka lain yang terlibat dalam pem­ buatan SK mutasi palsu terse­ but. “Petugas masih melaku­ kan pemeriksaan intensif kepada tersangka. Apakah tersangka ini disuruh orang lain atau memang melaku­ kannya sendiri,” ujarnya. Dari hasil pemeriksaan se­ mentara, tersangka sebelum­ nya merupakan pegawai bagian mutasi di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Lampung. Kemu­ dian, dipindahkan ke Pemkot Bandar Lampung dan ter­ akhir dimutasi menjadi staf Sekretariat Korpri. Warga Jalan Panglima Polim Gang Mawar Putih 3, Segalamider, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung, itu akan dijerat Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Dokumen dengan hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun. (AMR/RIS/*4/D2)

Tangis Andien di Doea Tanda Cinta... Hlm. 16

±

Angkutan Batu Bara

Kebal Hukum SE Gubernur tentang pembatasan tonase angkutan batu bara tidak berjalan efektif. Bahkan, Dishub menuding kelompok warga memanfaatkannya untuk mencari keuntungan. CANDRA PUTRA WIJAYA

T

RUK angkutan batu bara yang melintasi jalan lin­ tas tengah (Jalinteng) Sumatera di Way Kanan kebal hukum. Terbukti mereka tidak memedulikan aksi warga dan Surat Edaran (SE) Gubernur Lampung, juga tidak ditindak aparat berwenang. Hingga Jumat (6/2), truk angkutan batu bara yang ke­ lebihan muatan masih me­ lintas di Jalinteng Sumatera walau jumlahnya berkurang dari hari-hari sebelumnya. Salah seorang tokoh masyarakat, Herwadi Jaya, mengatakan kini warga me­ nyerahkan tindakan terhadap angkutan batu bara itu ke Pem­ prov Lampung. Sebab, yang mempunyai kewenangan untuk memberi sanksi atas pelang­ garan SE Gubernur itu adalah Dinas Perhubungan Lampung. “Masyarakat tidak berhak mengambil tindakan, tapi

kami juga mau jalan yang men­ jadi akses kami sehari-hari tetap bagus,” kata Herwadi yang juga koordinator aksi masyarakat, saat ditemui di kediamannya, kemarin.

Saya sangat sepakat kalau truk batu bara mengurangi jumlah tonasenya. Warga lainnya, Fahrizal (40), mengatakan saat ini truk-truk yang bertonase lebih masih ada yang melintas, tetapi tampak sedikit lengang dari sebelumnya. Padahal, dampak dari melintas­ nya angkutan yang kelebihan muatan itu pernah terjadi den­ gan rusaknya Jembatan Way Umpu, beberapa waktu lalu. Wakil Ketua I DPRD Way Ka­ nan Abdul Haris Nasution, saat dimintai tanggapannya, mem­

inta pengusaha batu bara meng­ hormati pengguna jalan lainnya. Sebab, Jalinteng Sumatera me­ rupakan jalan negara dan siapa pun berhak memanfaatkannya. “Saya sangat sepakat kalau truk batu bara yang bertonase lebih ini mengurangi jumlah tona­ senya sehingga tidak merusak jalan,” kata Abdul Haris. Kerusakan jalan akibat truk angkutan batu bara juga ter­ jadi di jalan lintas pantai barat (Jalinpanbar) di Kabupaten Pesisir Barat. Namun, hingga kini belum ada tindakan dari pemerintah.

Dimanfaatkan Oknum Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Lampung Albar Hasan Tanjung mengata­ kan Pemprov Lampung telah mengeluarkan SE Gubernur Lampung tentang larangan truk batu bara kelebihan muatan melewati jalan-jalan itu. Namun, efektivitas SE tersebut tidak berjalan. Dia menuding banyak oknum tak bertanggung jawab memanfaatkannya untuk ke­ pentingan pribadi. (YON/*11/U1)

n FUSO SEBABKAN... Hlm. 23 candraputrawijaya@lampungpost.co.id

Menjamu Belasan Ribu Tamu Kiai Sodiq

n LAMPUNG POST/AGUS SUSANTO

PONPES DARUSSALAMAH. Ribuan warga memadati halaman Pondok Pesantren Darussalamah, Desa Brajadewa, Kecamatan Brajaselebah, Lampung Timur, saat haul ke-875 Syekh Muhidin Abu Muhammad Abdul Qodir Al Jailani dan perayaan imtihan Ponpes Darussalamah. MINGGU (1/2) pagi, tiba-ti­ ba jalan lintas timur di Desa Brajadewa, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur, macet luar biasa. Jalan negara yang tergolong lebar dan mulus itu seperti tak kuat menampung limpahan aneka kendaraan

±

yang berjejalan. Sepeda mo­ tor, mobil pribadi, angkot, bus, pikup, dan truk sarat muatan orang terlihat mengantre. Truk dan kendaraan lain yang melintas jalan berakses Bakauheni—Menggala itu ha­rus bersabar. Beberapa kernet truk

CMYK

bahkan sampai turun meng­ obrol sambil merokok duduk di kolong kendaraan karena jalan tak juga cair. Tak pelak, ken­daraan mengular panjang sampai 1 kilometer lebih. Tampaknya, simpul kema­ cetan itu ada di pertigaan jalan

Desa Brajadewa. Di tempat itu, belasan polisi dan puluhan Banser NU (Barisan Serbagu­ na, organisasi sayap di bawah Nahdlatul Ulama) berjaga dan mengatur lalu lintas. Namun, banyaknya manusia yang be­ rada di lokasi itu membuat lalu lintas tetap tersendat. Kedatangan belasan ribu orang dari berbagai daerah di Lampung, termasuk dari Sumate­r a Selatan, Bengku­ lu, Jambi, dan Jawa, memang membuat tempat itu berubah menjadi pasar tiban. Hari itu, Pondok Pesantren Darussala­ mah yang dipimpin KH Ahmad Sodiq menggelar pengajian haul ke-875 Syekh Muhidin Abu Mu­ hammad Abdul Qodir Al Jailani dan perayaan imtihan (akhir tahun pelajaran) ponpes itu. Jalan Desa Brajadewa hari itu selayaknya sebuah kota besar yang dipenuhi ratusan mobil dan ribuan sepeda motor yang

±

akan menuju lokasi pondok. Lapangan sepak bola milik Desa Brajadewa yang dipinjam sebagai lapangan parkir tak muat menampung banyaknya kendaraan tamu yang ingin mengikuti pengajian. Dari lapangan, pengunjung harus berjalan kaki lebih dari 1 kilometer dengan berdesakan di antara lautan manusia. Pasar kaget juga bak semut bertemu gula tumpah. Di sisi kanan-kiri jalan aspal latasir yang hanya selebar 5 meter itu dipenuhi pedagang. Me­ reka telah mengaveling tempat sepanjang jalan itu beberapa hari sebelumnya untuk mema­ jang aneka dagangan. Ada makanan dan minuman, ada mainan anak-anak, buku-buku agama, peralatan salat, hingga aneka busana layaknya pasar malam. (R6) n Agus Susanto

n bersambung ke Hlm. 5

KEMAJUAN suatu daerah dengan mudah dapat dinilai dari infrastruktur jalannya. Daerah terbelakang bisa jadi karena jalan yang buruk. Soalnya jelas, jalan raya menjadi sarana utama untuk mendorong mobilitas warga dan laju roda ekonomi daerah tersebut. Wajar jika setiap warga mendambakan jalan yang bagus. Sejalan dengan bagusnya k o n d i s i jalan biasanya akan terjadi percepatan kemajuan wilayah di sepanjang jalan tersebut. Dalam konteks inilah, kita bisa memahami kegeraman war­ ga Kabupaten Way Kanan terhadap apa yang mereka anggap sebagai biang keladi kerusakan jalan di tempat mereka. Ada ratusan orang berunjuk rasa di sepanjang jalur, mulai dari perbatasan Kabupaten Lampung Utara hingga perbatasan Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Kamis (5/2). Mereka menuntut truk angkutan batu bara yang me­ lebihi tonase tidak melintas di Way Kanan. Masyarakat yang ikut dalam aksi damai ini mulai dari Kam­ pung Sukanegri, Gununglabuhan, sampai Way Tuba. Mereka menolak truk batu bara melintas. Apabila ada truk yang melintas saat ini, mereka akan memaksa truk itu berputar arah sehingga tidak dapat melintas di Way Kanan. Surat edaran Gubernur Lampung yang mengatur tata cara pengangkutan di jalan tersebut cuma menjadi macan kertas yang lebih sering diabaikan. Surat Edaran No. 045.2/1990/ III.06/2013 itu mengatur tentang mobil angkutan tidak meng­ angkut batu bara (barang khusus) melebihi kelas jalan yang diizinkan, yaitu muatan sumbu terberat (MST) 4,5 ton atau jumlah berat yang diizinkan (JBI) untuk Colt dengan 8 ton. Sangat jelas, salah satu penyebab cepat rusaknya jalan raya adalah kendaraan bermuatan lebih yang tidak sesuai dengan kapasitas jalan yang dilalui. Jika suatu ruas jalan tidak sesuai antara kelas jalan pada saat direncanakan dan beban yang diterima konstruksi pada saat telah terbangun, sudah dapat dipastikan umur konstruksi jalan tersebut tidak akan lama, cepat rusak. Baik itu konstruksi jalan menggunakan rigid pavement (beton) maupun flexible pavement (aspal), baik itu menggunakan batu putih atau batu hitam, sama-sama berisiko cepat rusak jika beban yang diterima jalan itu melebihi kemampuannya. Apa pun konstruksinya, jika pada saat pascakonstruksi, beban yang diterima melebihi beban yang diizinkan, akan cepat rusak. Melihat fenomena kelebihan muatan kendaraan ini, memang harus ada sosialisasi secara kontinu kepada peng­ guna jalan agar memiliki pengetahuan dan kesadaran ikut memelihara jalan raya dengan tidak membawa kendaraan dengan muatan berlebih. Pemerintah juga tidak boleh membiarkan jalan rusak dan baru menganggarkan ketika sudah rusak parah. Pemeli­ haraan jalan jauh lebih ekonomis dibanding memperbaiki jalan yang rusak parah. Di sisi lain, perlu tindakan tegas atas pelanggaran muatan kendaraan. Misalnya, langsung meminta mengurangi muatan saat diketahui petugas. Bukan dengan meminta denda. Sebab, kalau denda yang diberlakukan, jalan tetap akan cepat rusak. Jadi, lebih baik mencegah kerusakan dari awal dengan tidak menoleransi kendaraan muatan lebih. Kalau rusak segera perbaiki dan jangan membiarkan kerusakan parah, baru diperbaiki. n

±

oasis

Gender dan Rumah Tangga SUATU studi baru mengungkapkan bahwa suami yang kaya secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk membantu istri mereka dengan tugas-tugas rumah tangga. Sebaliknya, bahkan setelah memperhitungkan jam kerja dan gaji, perempuan masih melakukan pekerjaan rumah tangga jauh lebih banyak daripada laki-laki. “Ada perbedaan mencolok dalam sikap pasangan terhadap kesetaraan gender yang bergantung pada berapa banyak penghasilan mereka,” kata pemimpin peneliti, Clare Lyonette, dari Institute for Employment Research. Lyonette mengatakan pria dengan penghasilan rendah umumnya tidak segan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, semisal membersihkan debu. Namun, waktu telah berubah dan para pria menyadari tidak perlunya kesetaraan yang lebih besar di rumah. (MI/R6)

Exclusive Shop (0721) 254 303 City Gallery (0721) 475 121 Chris Boutique (0721) 241 165/265 199 www.charriol.com | www.facebook.com/CharriolOfficial Twitter & Instagram: @charriol_ind

±

±


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.