:: LAMPUNG POST :: Rabu, 25 Juni 2014

Page 1

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

rabu, 25 junI 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

Karet Jadi Ladang Korupsi K

OMODITAS karet milik PTPN 7 Way Galih di­ duga menjadi ladang korupsi di kalangan internal. Modus penyimpangan ter­ jadi dari proses penyadapan hingga ke pabrik. Dugaan penyelewengan setidaknya berlangsung sejak September 2013—April 2014 atau delapan bulan. Sejumlah penyadap mengungkapkan mandor berinisial AR meme­ rintahkan empat orang man­ dor lainnya agar getah karet (lateks) dibuat kering (dry rubber content/DRC) 17%.

S

aya sudah laporkan ke manajer, Pak Arifin. Sejak itu kegiatan langsung berhenti. Ini benar, bukan rekayasa.

Seharusnya pengeringan tidak dilakukan di lokasi penya­ dapan, tetapi di pabrik, agar semua penyadap dan karyawan pabrik mendapat premi dari perusahaan. Dengan cara itu, penyadap yang normalnya mendapat Rp50 ribu untuk 16 kg lateks kering, untuk nominal yang sama harus mengumpul­ kan 95 kg lateks kering. Produksi karet Unit Way Ga­ lih yang diduga dicuri ditaksir 800 liter/hari. Setelah dike­ ringkan berupa lumb harganya mencapai Rp15.900/kg. Selama delapan bulan berjalan, nilai totalnya sekitar Rp3 miliar. Dugaan pencurian lateks mulai berhenti sejak dilaporkan para penyadap kepada manajer unit. “DRC 17 itu sudah dipatok mandor dan baru berhenti setelah diprotes pekerja,” ujar penyadap di PTPN 7 Way Galih, Selasa (24/6).

BACA.!

Atas terjadinya kebocoran itu, sejumlah penyadap siap menjadi saksi dan dikonfrontasi dengan manajer PTPN 7 untuk mengungkap fakta yang merugi­ kan perusahaan BUMN itu. Para penyadap sudah menyampaikan penyelewengan itu kepada mana­ jer saat berunjuk rasa, beberapa waktu lalu. Celakanya, beberapa penyadap dipindahkan ke lokasi lain. “Saya sudah laporkan ke manajer, Pak Arifin. Sejak itu kegiatan langsung berhenti. Ini benar, bukan rekayasa,” kata seorang penyadap yang diamini rekan-rekannya.

Orang Lapangan Secara terpisah, Asisten Kepala Tanaman PTPN 7 Unit Kedaton, Hidayat, membantah karet hasil sadapan di Unit Way Galih dicuri pegawainya. Ia membenarkan penyadap pernah melapor ke­ pada Arifin selaku manajer dan langsung ditindaklanjuti dengan membentuk tim pengawasan. Mereka terdiri atas bagian pengolahan dan petugas afde­ ling 4. Tim tersebut dibentuk guna memastikan tidak ada DRC 17 di lokasi penyadapan. “Kalau dikatakan DRC 17 itu dikunci di lapangan, itu sama sekali tidak benar. Mekanisme­ nya jelas, pembuatan DRC itu di pabrik. Semua administrasi­ nya tertulis,” ujar Hidayat. Hidayat juga membela AR yang dituding sebagai dalang yang memerintahkan empat mandor lain membuat DRC 17. “Saya ini juga kan orang lapang­ an. Saya membawahkan empat afdeling dan saya tahu persis proses di lapangan. Kalau ada indikasi tidak perlu menunggu mereka melapor. Saya yang akan menindak sesuai aturan. Kegiatan saya di afdeling itu pasti memeriksa laporan hasil produksi,” kata dia. (K2)

ekasetiawan@lampungpost.co.id

Tabloid Mingguan

Terbit hari ini

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

i TAHUN XXXIX

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

Vonis Cerdas Kasus Suap

n REUTERS/CARLOS BARRIA

GAGAL. Kiper Italia, Gialuigi Buffon, tidak mampu menghadang bola sundulan pemain Uruguay, Diego Godin (tak terlihat), yang menggetarkan gawangnya pada laga hidup mati Grup D di Estadio das Dunas, Natal, Rabu (25/6) dini hari WIB. Kemenangan satu gol membawa Uruguay lolos ke 16 besar mendampingi Kosta Rika.

Uruguay Pulangkan Italia NASIB tragis harus diterima Italia yang tersingkir di babak penyisih­ an Piala Dunia 2014. Hanya butuh hasil imbang di laga terakhir penyisihan Grup D, Gli Azzurri menyerah 0-1 dari Uruguay di Estadio das Dunas, Natal, Rabu (25/6) dini hari WIB. Hasil itu membuat La Celeste lolos ke 16 besar dengan mengum­pulkan poin 6 atau un­ ggul tiga angka dari Italia. Juara grup dikuasai Kosta Rika dengan poin 7 setelah di laga lain ditahan imbang Inggris tanpa gol. Pada fase knock out Uruguay akan menghadapi juara Grup C, sedangkan Kosta Rika ditan­ tang runner-up grup yang sama. Juara dan runner-up Grup C masih menunggu laga akhir yang hingga berita ini naik cetak masih berlangsung. Kolombia untuk sementara memimpin Grup C dengan

poin 6 diikuti Pantai G a­ ding (3), Jepang, dan Yunani

Jadwal pertandingan Nigeria Vs Argentina ANTV, Rabu (25/6) pukul 23.00 WIB

Bosnia Vs Iran TVOne, Rabu (25/6) Pukul 23.00 WIB

Ekuador Vs Prancis ANTV, Kamis (26/6) Pukul 02.00 WIB

Honduras Vs Swiss TVOne, Kamis (26/6) Pukul 02.00 WIB

masing-masing 1 poin. Laga hidup-mati bagi kedua

tim berlangsung ketat sejak menit-menit awal. Kedua tim berusaha menciptakan pe­ luang demi mencetak gol, tetapi hingga babak pertama ber­akhir skor tidak berubah. Momentum bagi Uruguay ter­ jadi pada menit ke-59 ketika Italia harus bermain dengan 10 orang. Wasit mengacungkan kartu me­ rah bagi Claudio Marchisio yang melanggar keras Arevalo Rios. Unggul jumlah pemain, Uru­ guay menggempur habis per­ tahanan Italia. Sempat terjadi insiden saat Luis Suarez terlihat menggigit bahu Giorgio Chiel­ lini, tetapi tak terlihat wasit. Kebuntuan Uruguay akhirnya pecah saat laga menunjukkan me­ nit ke-81. Umpan sepak pojok Gas­ ton Ramires diteruskan sundulan Diego Godin yang meluncur ke sisi kiri gawang tanpa bisa ditahan Gianluigi Buffon. (LUG/R4)

Massa Bakar Dermaga Jetty PT SERB RATUSAN warga di sekitar kaki Gunung Rajabasa yang ter­ gabung dalam Lembaga Lintas Umat dan Hadat untuk Rakyat Lampung (Leluhur Lampung) mendatangi dermaga jetty milik PT Supreme Energy Raja­ basa (SERB) di Dusun Pangkul, Desa Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Selasa (24/6). Keda­ tangan mereka untuk menolak pembangunan pembangkit lis­ trik tenaga panas bumi (PLTP)

di Gunung Rajabasa. Aksi penolakan yang berujung ricuh itu terjadi sekitar pukul 10.00. Massa yang mengenakan ikat kepala berwarna putih mulai bertindak anarki dengan mem­ bakar seluruh fasilitas yang ada di dermaga tersebut, seperti pos satpam, 6 unit kontainer beserta isi perkantoran, penampungan solar, pagar, 1 unit televisi. Bahkan, petugas keamanan PT SERB yang belum diketahui

identitasnya dan tengah berjaga menjadi korban. Massa memak­ sanya melucuti pakaian dan menceburkan diri ke laut. Sekitar 280 anggota kepoli­ sian dari Polres Lampung Selatan yang berjaga di lokasi kejadian tidak mampu berbuat banyak. Mereka hanya bisa melihat massa yang jumlah­ nya cukup banyak dan ada sebagian yang melengkapi diri dengan senjata tajam. (TOR/D3)

Megawati Ajak Lampung Pilih Jokowi

KAMPANYE JUSUF KALLA. Calon wakil presiden, Muhammad Jusuf Kalla, menghadiri kampanye akbar di lapangan Merah, Enggal, Bandar Lampung, Selasa (24/6). Kampanye yang dihadiri ribuan simpatisan itu juga dihadiri Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

No. 13179

TA JUK

Seharusnya pengeringan tidak dilakukan di lokasi penyadapan, tetapi di pabrik, agar semua penyadap dan karyawan pabrik mendapat premi dari perusahaan. Eka Setiawan

28 Hal.

KETUA Umum DPP PDIP Mega­ wati Soekarnoputri mengajak masyarakat Lampung memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Sebab, kandidat yang diusung partainya itu mempunyai re­ kam jejak yang jelas, juga sederhana dan merakyat. “Jokowi-JK itu kecil-kecil cabai rawit,” kata Megawati, dalam orasinya saat berkampanye di lapangan Merah, Enggal, Ban­ dar Lampung, Selasa (24/6). Kampanye yang diikuti sekitar 5.000 simpatisan itu juga dihadiri cawapres JK. Selain itu, hadir Ketua Tim Pemenangan Jokowi-

JK Sumbagsel yang juga Ketua DPD PDIP Lampung Sjachroedin Z.P. dan caleg terpilih PDIP asal Lampung Henri Yosodiningrat. Dari partai koalisi, hadir Ke­ tua DPW NasDem Zamzani Yasin, Ketua DPW PKB Musa Zainudin, Ketua DPD Hanura Al­ bertus Haryono, dan Ketua DPP PKPI Dewi Widyaningsih. Megawati dalam orasinya mengajak warga Lampung tidak salah dalam memilih pemimpin. “Jokowi orangnya juga sederhana dan merakyat. Kalau Pak JK itu orangnya ren­ dah hati,” kata Megawati. Kemudian, JK mengatakan Jokowi dan dirinya bisa me­

menuhi keinginan masyarakat Indonesia, khususnya Lam­ pung. Hal itu dilakukan saat mereka diberi amanah memimpin bangsa. “Anak ayam turun sembilan, mati tujuh tinggal dua. Jangan lupa tanggal sembilan, kita pilih nomor dua,” kata JK berpantun. Untuk itu, JK berharap masyarakat Lampung untuk memilih Jokowi-JK pada Pilpres 9 Juli nanti. Mengingat du­ kungan masyarakat Lampung ­sangat berharga agar dia ber­ sama Jokowi bisa turut memaju­ kan Bumi Ruwa Jurai jika nanti terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. (UIN/U1)

DELAPAN bulan silam, Komisi Pemberantasan Korupsi me­ nangkap Susi Tur Andayani. Pengacara kondang asal Lampung itu diciduk da­ lam kasus suap terhadap bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Proses hukum kasus tersebut ter­ us bergulir. Dua hari lalu, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta memvonis Susi hu­ n DP. RAHARJO kuman 5 tahun penjara dan denda Rp150 juta diganti pi­ dana kurungan 3 bulan penjara. Dari fakta persidangan, Majelis Hakim menyatakan Susi terbukti memberikan uang Rp1 miliar kepada Akil untuk memengaruhi putusan perkara Pemilukada Lebak, Banten, yang ditangani MK. Ia juga terbukti memberikan Akil Rp500 juta yang dikirimkan bertahap dalam pengurusan sengketa Pemilukada Lampung Selatan. Vonis tersebut mengundang kontroversi. Majelis Hakim menjatuhkan putusan tidak berdasarkan pasal yang didakwakan, tetapi memutus di luar hal yang dimintakan jaksa atau disebut ultra petita. Dalam dakwaan pertama, jaksa menuntut Susi dengan Pasal 12 huruf c UU Tipikor jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP atas perbuatan memberikan uang Rp1 miliar terkait Pemi­ lukada Lebak kepada Akil. Dalam dakwaan kedua, jaksa menuntut Susi dengan Pasal 12 huruf c UU Tipikor jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP atas perbuatan memberikan uang Rp500 juta terkait Pemilukada Lamsel, juga kepada Akil. Namun, dalam putusan itu hakim menerapkan Pasal 6 Ayat (1) huruf a UU Tipikor jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan pertama, sedangkan untuk dakwaan kedua dikenakan Pasal 13 UU Tipikor jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP. Kedua pasal tersebut dianggap mendekati dengan dakwaan yang dimintakan jaksa. Penerapan pasal yang berbeda itu menimbulkan perbedaan pendapat dari dua hakim anggota, yaitu Sofialdi dan Alexander Marwata. Meskipun hukuman tersebut dianggap belum setimpal dengan perbuatan yang dilakukan Susi, putusan hakim perlu dihargai. Kecerdasan sosial yang tersirat di balik vonis tersebut tidak dimiliki semua hakim. Harus diakui terobosan hukum yang dilakukan Majelis Hakim berdasar keadilan materiel kini menjadi barang langka. Bangsa ini sudah membulatkan satu tekad dan semangat untuk memberantas korupsi hingga ke akar-akarnya. Sulit dibayangkan seorang terdakwa kasus korupsi dibebaskan dari segala tuntutan hanya karena persoalan teknis seperti salah menerapkan pasal. Kalau itu yang terjadi, keadilan substansi dikalahkan begitu saja oleh persoalan teknis. Publik berharap vo­ nis terhadap Susi menjadi preseden baik bagi upaya pemberan­ tasan korupsi. Terlebih, pengacara termasuk salah satu aparat penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum berlaku bagi semua orang berdasar asas kesamaan kedudukan. Pekerjaan membersihkan negeri ini dari virus korupsi te­ lah menjadi keniscayaan. Kejahatan korupsi bukan saja meng­ gerogoti keuangan negara, lebih dari itu merampas kesejahteraan masyarakat luas. Korupsi juga merusak kualitas pelayanan umum. Jalan raya rusak di mana-mana, jembatan ambrol, pelayanan ke­ sehatan berlarut-larut, dan program pendidikan terhambat. Tidak ada tempat lagi untuk koruptor di negeri ini. Siapa pun yang terbukti korupsi harus dihukum seberat-beratnya untuk menimbulkan efek jera. Negara ini hanya bisa maju di tangan orang-orang yang mau bersikap jujur serta tidak menumpuk ke­ kayaan untuk kepentingan pribadi dan golongan. Dalam kaitan itulah, vonis berat terhadap koruptor pasti disambut dengan su­ kacita oleh sebagian besar masyarakat. n

Oasis

Hukum dan Sakit Paru-Paru HUKUM lingkungan yang mengontrol polusi udara mam­ pu mengurangi intensitas sakit paru-paru masyarakat. Demikian kesimpulan Univer­ sitas Duke setelah melakukan pengamatan selama 17 tahun di North Carolina, AS. Pemimpin penelitian, Kim Lyerly, menyim­ pulkan hal tersebut setelah mengamati pengeta­ tan peraturan pencemaran udara dan jumlah kematian akibat penyakit paru-paru atau pernapasan. Dalam penelitiannya, Lyerly menemukan jumlah kema­ tian akibat sakit paru-paru, seperti asma dan pneumonia, menurun dari yang semula 12 per 100 ribu orang menjadi 7 per 100 ribu orang. Negara Bagian North Carolina telah mengeluarkan Perda Pengaturan Polusi Asap pada 2002 lalu. Peraturan itu mem­ perketat polusi udara. “Penelitian ini cenderung menun­ jukkan bahwa kebijakan lingkungan itu ternyata berfungsi meningkatkan kualitas kesehatan,” kata Lyerly dalam International Journal of COPD. (MI/R4)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.