:: LAMPUNG POST :: Minggu, 8 September 2013

Page 1

CMYK

 Terbit Sejak 1974 Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

MINGGU, 8 SEPTEMBER 2013

T E R U J I T E P ERC AYA

www.lampost.co

24 Hal.

No. 12899

I TAHUN XXXIX

Rp3.000

 Ridho Ficardo Ketua DPD Partai Demokrat Lampung  LAMPUNG POST.DOK

Wawancara dengan Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali. Hlm. 10

Tren busana muslim terus berkembang. Termasuk busana gamis tudung yang simpel dan manis. Hlm. 17

 LAMPUNG POST.DOK

 LAMPUNG POST.DOK

Buku Loak

di Pasar Bawah BUKU tak lagi menjadi jendela menuju pengetahuan dunia. Bagi mahasiswa, buku kadang dianggap menjadi beban yang terkadang memberatkan. Beberapa eksemplar buku butut yang sudah berubah warna dan sejumlah majalah lama berderet di atas meja panjang bekas meja warung makan. Tempatnya nyempil di antara lalu lalang kendaraan angkutan penumpang dan orang yang hilir mudik di Terminal Pasar Bawah, Tanjungkarang. Hiruk pikuk terminal dan orangorang yang bergegas hanya memandang sekilas ke arah deretan bukubuku bekas yang dijual oleh Rosidin (65). Lelaki tua itu kadang merasa putus asa. Kadang, seharian tak satu pun transaksi dengan dagangannya. Komoditas tempat bersemayamnya aneka ilmu itu justru kadang dianggap paling aneh di antara dagangan lain di terminal angkot dalam kota itu. “Banyakan tidurnya daripada nungguin dagangannya,” kata Rosidin. Meski demikian, kadang ada saja orang “tersesat” di tempat ini. Orangorang itu antara lain mahasiswa atau warga yang sedang mencari bahan lama dan tak ditemukan di toko buku pada umumnya. Begitu banyak cara orang mendapatkan ilmu pengetahuan dari buku. Ratna, misalnya. Bagi mahasiswi FI-

SIP Unila ini, perpustakaan kampus dan perpustakaan daerah sudah seperti kamar indekos kedua buatnya. Ia bisa berjam-jam menghabiskan waktu di ruang-ruang baca kedua perpustakaan itu. Pengelola perpustakaan kampusnya bahkan sudah hafal betul dengannya yang kerap mondar-mandir di perpustakaan. Ia bukan mahasiswi kutu buku yang senang membaca buku, apalagi buku kuliah yang terkadang membuatnya mumet saat membacanya. Ini adalah strateginya untuk “berdamai” dengan kondisi keuangannya yang seret. Ia tak mungkin terus menuntut ke orang tuanya yang hanya pedagang kelontongan di Gisting, Tanggamus. Apalagi, yang harus dibiayai bukan hanya dirinya. Ada dua adiknya yang lain yang juga membutuhkan biaya sekolah, karena itu ia harus membagi, biaya hidupnya dan uang kuliahnya. “Kalau harus beli buku terus, mau berapa banyak uang habis untuk beli buku saja,” ujarnya. Akhirnya, perpustakaan menjadi solusi buatnya. Jika bahan yang ia butuhkan lumayan banyak, ia bisa fotokopi, tapi jika sedikit ia cukup menulisnya.

Perpustakaan dan Pasar Loak Dua lokasi di Bandar Lampung yang kerap menjadi tempat “orang aneh” adalah perpustakaan daerah dan Pasar Bawah. Di tempat itu, banyak buku-buku yang tidak dijumpai di toko buku umumnya. Bahkan, buku-buku klasik yang sudah lusuh. Pasar Bawah memang bukan pasar buku. Tetapi, beberapa toko buku tradisional yang bukan cuma menjual, melainkan juga bersedia membeli buku bekas “berkumpul” di situ. Rosidin mengenang

 LAMPUNG POST/IKHSAN DWI NUR SATRIO

BUKU BEKAS. Keberadaan buku bekas di pasar loak Pasar Bawah, Bandar Lampung, masih menjadi primadona mahasiswa untuk berburu ilmu pengetahuan. Selain harganya terjangkau, beberapa buku bekas ini juga masih layak digunakan. masa sulit berjualan buku dan majalah bekas di awal 1990-an itu sebagai masa-masa susah. “Kalau ada buku yang laku langsung buat beli beras untuk dimasak di rumah.” Ia merekonstruksi pelan-pelan ingatan nya saat merintis jualan buku loak. Ketika Mal Ramayana belum berdiri di Pasar Tengah, Bioskop Raya masih berdiri tepat di sisi kiri dagangannya. Ia berjualan di antara deru lalu lintas kendaraan angkutan kota dan bus-bus DAMRI yang mengetem di terminal itu. Setelah tiga sampai empat orang mulai ikut-ikutan berdagang buku bekas, kata dia, masalah mulai timbul. Di akhir 1990-an, pengembang berencana merenovasi Pasar Bawah, para pedagang termasuk Rosidin

dan Zulkifli diusir dan harus kerepotan mencari lokasi baru. “Pokoknya seperti kucing beranak, pindah sana-pindah sini. Akhirnya buka lapak lagi di depan Bioskop Golden di dekat Bambu Kuning,” ujarnya. Ketika berjualan di dekat Bambu Kuning itu, pedagang buku bekas yang meniru jejak Rosidin sudah mulai ramai. Hal itu seiring mulai tingginya permintaan terhadap buku bekas, sampai akhirnya mereka kembali ke Pasar Tengah di tempatnya kini. Di jejeran toko yang ada di lantai bawah Mal Ramayana atau mengemper di depan-depan toko. “Buku apa saja saya beli dan jual. Ada buku yang harganya hanya ratusan rupiah, tetapi ada yang cukup mahal,” kata dia. (MEZA/DIAN WAHYU/M1)

FOKUS... Hlm. 14

OASI S

Bakteri Si Kurus dan Obesitas BAKTERI dari seseorang yang kurus bisa digunakan untuk menerapi penderita obesitas. Hal tersebut disimpulkan peneliti obat Universitas Washington, Amerika Serikat. Hasil penelitian yang dipimpin Jeffrey Gordon itu diperoleh setelah melakukan serangkaian percobaan dengan membandingkan bakteri dalam tubuh si kurus dan si penderita obesitas. Untuk penelitian tersebut, Gordon dkk. merekrut empat pasangan kembar. Syarat lain dari partisipan yang direkrut adalah salah satu dari pasangan kembar itu harus menderita obesitas dan yang lain kurus atau langsing. Selanjutnya tim pun mengamati sampel kotoran masing-masing pasangan dan melakukan serangkaian uji coba di laboratorium mikroba. Uji coba pun dilakukan pada tikus-tikus laboratorium di St. Louis. Setelah sepuluh hari percobaan, tim menyimpulkan bahwa mikrobamikroba dalam tubuh berperan penting untuk mengatur berat badan. Tim memublikasikan hasil penelitian itu pada jurnal Science. (MI/R5)

REGISTER 45

Perambah Sepakat Tidak akan Anarki MESUJI (Lampost): Seluruh koordinator lapangan (korlap) perambah yang ada di kawasan hutan Register 45, Sungaibuaya, Kabupaten Mesuji, membuat kesepakatan dengan Kapolres Mesuji AKBP Trisna. Kesepakatan yang ditulis tangan itu berisi tiga poin utama, salah satunya tidak akan melakukan pemblokiran jalan. Perjanjian kesepakatan tersebut dibuat Sabtu (7-9) dan ditandatangani 15 korlap, di antaranya Trubus dari Margajaya, Bambang dari Margajaya Tengah, Ikam dari Margajaya Timur, Basri dari Mesujiraya, serta Purwanto dan Imam dari Karyajaya I. “Perjanjian ini dibuat untuk menepis isu-isu yang berkembang. Saya datangi mereka dan mendesak untuk membuat pernyataan,” kata Kapolres Mesuji AKBP Trisna kemarin. Poin pertama dalam perjanjian itu menyebutkan jika perambah di

CMYK

Register 45 tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang meresahkan dan merugikan pihak lain ataupun masyarakat umum. Kedua, mereka bersedia tidak melakukan gerakan-gerakan untuk memblokir jalan selama ditegakkannya hukum yang adil dan berdasar pada hak asasi manusia. Pada poin terakhir, mereka bersedia tidak mengganggu ketertiban umum. Dalam kesepakatan itu pula, Kapolres berjanji tidak ada upaya penangkapan atau DPO terhadap para korlap Register 45, kecuali bagi yang melakukan kejahatan dan pelanggaran hukum serta mengganggu ketenteraman umum. Pemantauan Lampung Post, s i t u a s i d i k awa s a n Re g i s te r 45 masih kondusif, tidak ada pergerakan dari para perambah. Sedangkan masyarakat di Desa Brabasan, Kecamatan Tanjungraya, yang menjadi pusat peme-

rintahan Mesuji sementara terus diliputi keresahan. Pasalnya, beredar isu perambah akan menyerang rumah dinas Bupati Khamamik di desa tersebut. “Iya, kami sekarang waswas, kabarnya perambah mau nyerang ke sini. Isu itu berkembang di masyarakat, itu menjadi alasan kami untuk terus siaga,” ujar Frika, warga Desa Brabasan. Di sisi lain, dalam upaya mencairkan suasana yang tegang di Mesuji, Komandan Kodim Tulangbawang Letkol (Inf.) Yana Susana menyelenggarakan karaoke di kantor Koramil 01 Mesuji, Jumat (6-9) malam. Acara dihadiri Kapolres Mesuji AKBP Trisna beserta jajarannya serta seluruh jajaran Kodim Tulangbawang. “Jangan terbawa suasana yang tidak nyaman. Waspada perlu, tapi tidak berarti kita larut dalam suasana tegang, terutama untuk anggota TNI AD,” kata Dandim. (CK6/D3)

 LAMPUNG POST/JUAN SANTOSO SITUMEANG

DAPUR UMUM. Meski eskalasi konflik Register 45, Kabupaten Mesuji, mereda, dapur umum yang disediakan Pemkab Mesuji tetap sibuk menyiapkan makanan bagi pasukan polisi yang berjaga di Mapolres setempat, Sabtu (7-9). Terkait konflik di Register 45, telah terjadi kesepakatan antara 15 koordinator lapangan perambah dan Kapolres Mesuji AKBP Trisna kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Minggu, 8 September 2013 by Lampung Post - Issuu