Lampungpost Edisi Senin, 11 Februari 2013

Page 1

Terbit Sejak 1974 Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

TER UJI TEPER CAYA

www.lampost.co

24 Hal.

SENIN, 11 FEBRUARI 2013 No. 12700

I TAHUN XXXVIII

Rp3.000

TAJ U K Banjir 2 meter merendam sedikitnya 50 rumah di Bengkunat ... Hlm.5

Presenter sekaligus model Magdalena merayakan Imlek bersama suami ... Hlm.16

Herman H.N. Wali Kota Bandar Lampung

MI

LAMPUNG POST.DOK

ANTARA/TERESIA MAY

TAHUN BARU IMLEK. Warga Tionghoa membakar dupa saat sembahyang pergantian Tahun Baru China di Kelenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama, Tangerang, Sabtu (9-2). Ratusan warga Tionghoa memadati dua kelenteng utama, Boen Tek Bio dan Boen San Bio, untuk sembahyang menjelang pergantian Tahun Baru China atau Imlek 2564.

IMLEK 2564

Warga China Berharap Mendapat Kebaikan TELUKBETUNG SELATAN (Lampost): Warga Tionghoa di Lampung berharap tahun 2013 ini mendapat kebaikan, kesehatan, kesejahteraan, dan kedamaian. Perwakilan warga Tionghoa, Hartarto Lojaya, berharap pada 2013 seluruh warga dapat berbuat kebajikan dan hidup sejahtera. Menurutnya, dengan berbuat kebajikan, kehidupan antarumat beragama dapat rukun dan damai. “Tentu saja harapannya jangan ada lagi banjir ataupun kerusuhan. Semua harus menjaga keharmonisan dan selalu berbuat kebajikan,” kata pengusaha yang juga anggota DPRD Lampung itu, saat ditemui pada perayaan malam Tahun Baru China 2564 di Wihara Thay Hin Bio, Bandar Lampung, Sabtu (9-2) malam. Apalagi, lanjutnya, 2013 akan menjadi tahun politik di Lampung maupun Indonesia, karena itu masyarakat diimbau untuk terus men-

jaga kondusivitas. Selain berlaku sportif, dia juga berharap masyarakat Lampung dapat mempergunakan hak politiknya dengan baik. Hal senada disampaikan Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N. yang mengunjungi tiga wihara di Bandar Lampung, yakni Amurwa Bhumi Graha, Thay Hin Bio, dan Wihara Banten. Dia berharap warga mengutamakan perdamaian dan saling hidup rukun antarumat beragama. “Semoga ke depan kita lebih bersatu lagi, khususnya masyarakat di Kota Bandar Lampung. Perayaan Imlek tahun ini juga semoga membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi kita semua,” kata Herman H.N. di hadapan warga di Wihara Amurwa Bhumi Graha. Sementara Humas Wihara Thay Hin Bio, Johan Suhandi Wahesa, berharap tahun ular air dapat membawa kedamaian dan perekonomian warga menjadi lebih baik. (VER/K-1)

Konsentrasi SBY Terpecah JAKARTA (Lampost): Konsentrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpecah antara mengurusi negara dan memimpin penyelamatan Partai Demokrat. Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengingatkan Presiden untuk bertanggung jawab dalam kelangsungan bangsa dan negara. Jika SBY fokus mengurusi Demokrat, konsentrasinya akan terpecah. “Saya tidak mengomentari apa yang terjadi di Partai Demokrat. Namun, saya perlu menyampaikan tausiah kepada Pak SBY akan tanggung jawab beliau sebagai presiden kita semua,” ujar Yusril, Minggu (10-2). Tanggung jawab Presiden sangat menentukan bagi kelangsungan hidup rakyat serta bangsa dan negara. Saat ini masih banyak agenda pemerintahan yang perlu dilaksanakan mengingat masa jabatan SBY akan berakhir Oktober 2014 nanti. “Banyak masalah nyata yang dihadapi rakyat, bangsa, dan negara. Semua itu memerlukan penanganan segera dan tidak bisa ditunda-tunda,” kata Yusril.

‘Berbagi Cinta’ S e n a d a d e n g a n Yu s r i l , pengamat hukum tata negara Irman Putra Sidin menilai Presiden SBY bukan sosok negawaran

karena lebih memerhatikan internal partainya daripada kepentingan negara yang lebih besar. Ibarat hubungan suami-istri, SBY dianggap telah mengkhianati kesetiaannya kepada bangsa dan negara karena “berbagi cinta” dengan kekasihnya yang lain, yaitu Partai Demokrat.

residen bertanggung jawab untuk kelangsungan bangsa dan negara. Jika fokus mengurusi Demokrat, konsentrasinya akan terpecah.

P

“Ini memang sangat tidak elok dilakukan seorang Presiden. Presiden harus fokus urus negara, tidak boleh berbagi cinta bahkan ke partai sekalipun,” kata Irman. Irman semakin yakin Istana yang menaungi SBY dalam posisinya sebagai Presiden ibarat satu pondok dua cinta. “Presiden jangan berpoligami. Jangan berbagi cinta kepada partai. Negara sangat butuh kekuasaan Presiden,” ujarnya.

Mantan Wapres Jusuf Kalla mengingatkan seorang pemimpin negara harus berani menanggalkan loyalitas kepada partainya begitu terpilih. “Presiden SBY harus bisa memberikan contoh. Jika masih memimpin negara, dia tidak boleh mementingkan partai,” ujar Kalla, usai menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Indonesia di Depok, akhir pekan lalu. Namun, SBY berjanji tidak melalaikan tugas utamanya sebagai presiden meskipun mempunyai tanggung jawab lebih di Partai Demokrat. “Saya tetap memprioritaskan tugas pemerintahan. Saya tetap pada sumpah saya mengedepankan kepentingan rakyat,” kata SBY di kediamannya, di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, kemarin. Di internal partai, kemarin SBY mengundang 33 ketua DPD Demokrat ke Cikeas untuk menandatangani pakta integritas. Dengan adanya pakta integritas tersebut, ujar SBY, Demokrat akan kembali pada jati dirinya. Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum tidak hadir dalam acara tersebut. “Ketua Umum mengirim berita beliau sakit. Kami undang dan sekali lagi memang berhalangan karena sakit,” kata SBY. (MI/R-4)

KEPUTUSAN PIMPINAN... Hlm.

Defisit Negarawan INDONESIA surplus politikus, tetapi defisit negarawan. Seorang negarawan selalu satu kata dengan perbuatan. Ia menjadi teladan bukan karena lihai berpidato. Perbuatan seharihari justru menjadi pidato sesungguhnya seorang negarawan. Sebaliknya, politikus sering tidak satu kata dengan lakunya. Defisit negarawan kian terasa setelah hampir 15 tahun perjalanan reformasi. Ada kegelisahan terhadap arah dan masa depan bangsa yang DP. RAHARJO tidak jelas, karena kepemimpinan bangsa saat ini berjalan tanpa arah dan kurang efektif. Indonesia membutuhkan negarawan yang kepemimpinannya visioner dan inspiratif. Loyalitas seorang negarawan terhadap partainya berhenti saat memimpin negara. Karena itu, kita bangga ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memerintahkan seluruh menteri yang berasal dari partai lebih fokus pada tugas mereka sebagai menteri. Namun, kebanggaan itu harus dikoreksi total. Ternyata, SBY dengan penuh kesadaran memilih jalan untuk menjadi politikus. Selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, SBY akan memimpin langsung pembersihan dan penataan di partainya. Artinya, hingga purnatugas sebagai presiden pada Oktober 2014, SBY disibukkan dengan upaya menyelesaikan masalah Partai Demokrat. Harus tegas dikatakan bahwa negarawan hanya bisa dibangun melalui watak kepemimpinan yang berani mengambil risiko, termasuk risiko menanggalkan loyalitasnya kepada partai sekalipun ia sendiri membidani kelahiran partai tersebut. Risiko itu yang enggan dipikul SBY. Padahal, negara ini membutuhkan pemimpin yang sigap mengatasi semua persoalan, bukan cuma sigap mengatasi persoalan internal partai. Negara ini bisa kocar-kacir jika semua menteri yang berasal dari partai mengikuti jejak serupa. Masih terlalu banyak persoalan bangsa yang belum tuntas. Sebut saja persoalan konflik horizontal di berbagai daerah, termasuk Lampung. Konflik itu umumnya dipicu oleh tiadanya solusi komprehensif mengenai sejumlah persoalan seperti sengketa tanah, buruh, batas wilayah, etnis, dan agama. Kita berharap, sangat berharap, para kepala daerah di Lampung, terutama yang berasal dari partai, tidak ikutikutan mengedepankan urusan partai daripada mencari solusi atas permasalahan di daerah. Seorang kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat harus berani memikul tanggung jawab. Harus tampil sekokoh batu karang untuk mengatakan tidak kepada kekuatan politik, termasuk partai sendiri, bila menggerogoti kepentingan daerah. Sayang, sangat disayangkan, negeri ini semakin miskin mencari sosok yang menjadi panutan. Bila sosok panutan yang satu kata dengan perbuatan sulit dicari di tingkat nasional, pemimpin di tingkat lokal mesti memberi contoh. Jika kepala daerah negarawan bisa ditemukan di daerah ini, itu sumbangan terbesar Lampung untuk merajut Indonesia.

OASIS

Polusi Udara dan Berat Bayi POLUSI udara bukan hanya berbahaya bagi kesehatan otak dan pernapasan. Seorang perempuan hamil yang diterpa polusi udara tinggi juga berisiko melahirkan bayi dengan berat di bawah normal. Demikian kesimpulan peneliti setelah melakukan pengamatan di 14 kota dari sembilan negara. Hasil penelitian tim gabungan dari beberapa negara yang dipimpin Dr. Payam Dadvand dari Pusat Kesehatan Lingkungan Barcelona, Spanyol, itu dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives akhir pekan lalu. Dalam pengamatannya, tim DP. RAHARJO meneliti tingkat polusi udara di 14 kota dan membandingkannya dengan bayi-bayi yang lahir. Alhasil, tim menyimpulkan setiap 10 mikrogram peningkatan partikel polusi per meter kubik udara memengaruhi 3% di bawah normal dari berat bayi yang dilahirkan. Tim menyimpulkan hal tersebut dengan memperhatikan data kesehatan dari 3 juta kehamilan hingga lahir. Dari penelitiannya, tim menemukan tingkat polusi di setiap kota itu adalah 10—70 mikrogram per meter kubik udara. (MI/R-4)

KINERJA APARAT

Dana Bantuan Korban Banjir Disunat Oknum RT BANDAR LAMPUNG (Lampost): Sejumlah pengurus rukun tetangga (RT) dituding memotong dana bantuan korban banjir yang disalurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung. Pemotongan bantuan tersebut tersebar di RT 02, RT 03, dan RT 04 Kelurahan Gunungmas, Kecamatan Telukbetung Selatan. Minah, warga RT 04, mengatakan awalnya uang bantuan yang diterimanya sesuai dengan janji pemerintah, yakni Rp500 ribu. Namun, pengurus RT mendatanginya dan meminta biaya administrasi Rp100

ribu per keluarga. “Waktu di kelurahan memang belum dipotong. Sampai di rumah baru diminta seratus ribu,” kata Minah di kediamannya, Minggu (10-2). Di tempat lain, warga RT 02, Surati, mengaku dimintai dana administrasi Rp50 ribu oleh pengurus RT. “Kami semua bingung. Apa benar bantuan bencana itu ada biaya administrasinya. Karena enggak tahu, ya kami kasih saja,” ujar Surati. Saat dikonfirmasikan tentang pemotongan dana tersebut, Lurah Gunungmas Sri Suprapti mengatakan tidak

ada potongan sepeser pun pada dana bantuan korban bencana ini. “Tidak ada pemotongan, tapi nanti kami cek lagi,” ujar dia. Selain pemotongan dana, beberapa warga di RT 02 Jalan Ikan Kembung, Pesawahan, Telukbetung Selatan, juga mengaku bantuan beras dari Pemkot juga dipotong. Satu warga yang harusnya mendapat beras 10 kg hanya menerima 7 kg. Kualitasnya pun kurang baik. Namun, belakangan kekurangan beras itu dibagikan kembali kepada warga

karena banyak warga yang memprotes pemotongan ini. “Pihak RTnya sudah minta maaf dan mengaku khilaf. Kekurangan beras 3 kilogram itu akhirnya dikembalikan lagi,” ujar seorang sumber Lampung Post. Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N. berjanji menindak tegas aparat pemerintah yang ketahuan memotong dana bantuan ini. “Tidak ada biaya administrasi itu. Akan saya pecat bila ketahuan potong-memotong, karena bantuan ini untuk meringankan beban warga,” kata dia. (MG5/K-2)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.