Lampungpost Edisi 20 September 2012

Page 8

CMYK

I8 KAMIS, 20 SEPTEMBER 2012

Terbit Sejak 1974 Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

www.lampungpost.com

SIAPA MENGAPA Nikmat Bersepeda BANYAK pilihan hidup sehat dan nyaman, salah satunya bersepeda. Selain menyehatkan, bersepeda juga berfungsi sebagai rekreasi. Tak jarang, banyak ide segar yang muncul saat melihat indahnya pemandangan alam. Itu pu la yang mem buat LAMPUNG POST/JUWANTORO Kepala Dinas Pendidikan Lampung Selatan Sulpakar menjadi ketagihan bersepeda. “Dengan bersepeda sambil menikmati pemandangan banyak gagasan baru yang bisa diterapkan dalam pekerjaan,” ujarnya, Selasa (18-9). Sulpakar menuturkan olahraga bersepeda selain menyehatkan fisik dan memunculkan ide-ide baru, juga membuat pikiran menjadi segar kembali. Menjaga pikiran agar tetap segar sangat diperlukan, terlebih tugas-tugas yang menyangkut birokrasi dan kependidikan cukup menyita waktu dan tenaga. “Membiasakan berolahraga sangat bagus bagi kesehatan jasmani dan rohani. Tidak hanya itu saja, akal dan pikiran pun menjadi segar kembali dalam menjalankan rutinitas sehari-hari,” ujar lelaki kelahiran Way Kanan, 5 Februari 1969 itu. (TOR/R-4)

WAT-WAT GAWOH Tentara Takut Anak Serigala

L AYAU, te n t ra b a n g m e ra b a i j a m a anakni serigala (Astaga, masak tentara takut dengan anak serigala). Tapi ini benaran. Para pasukan Jerman menolak melakukan latihan perang di malam hari karena wilayah yang menjadi tempat latihan mereka dikuasai kawanan anak serigala. Sekumpulan serigala itu sempat muncul dan menyerang pasukan-pasukan itu. “Mereka (serigala, red) bisa menyelinap dan melompat ke arah Anda tanpa suara. Mereka pun mencoba menggigit DP. RAHARJO sepatu bot kami dan melarikan d i r i,” ujar seorang pasu kan, seper t i d i k ut ip Orange, Rabu (19-9). Pasukan itu menerima teguran dari komandannya karena mereka berteriak ketakutan. Pada saat itu, para pasukan berhadapan dengan tiga anak serigala yang sudah siap untuk menerkamnya. “Ini latihan malam yang cukup berbahaya dan patut dilakukan tanpa suara, layin pakai mekik-mekik injuk muli (bukan dengan berteriak-teriak layaknya seorang gadis),” ujar salah seorang instruktur. Menurut pakar fauna, anak-anak serigala itu sedang bermain-main, mereka pun segera tumbuh besar dan memburu para pasukan itu. Hewan buas itu pun difoto dan ia yakin kawanan serigala yang berhadapan dengan pasukan Jerman itu masih berusia sekira 6 bulan. Tidak berbahaya bagi pasukan. Ai, dasar tentra perabai (Hai, dasar tentara penakut). (P)

CMYK C

ANTARA/DHONI SETIAWAN

BEBERKAN CENTURY. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada Tim Pengawas kasus Bank Century DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19-9). Pemanggilan JK terkait kasus dana talangan Bank Century yang merugikan negara Rp6,7 triliun.

Kasus Century Misterius JAKARTA (Lampost): Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan kasus pemberian dana talangan (bailout) ke Bank Century sebesar Rp6,7 triliun penuh dengan misteri. Ungkapan itu dikeluarkan JK saat memenuhi panggilan Tim Pengawas Century di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19-9). “Kasus Century ini misterius dan gila,” ujarnya. JK menceritakan misteriusnya kasus i n i ter jad i saat rapat tanggal 20 November 2008 di kantor Wapres. Saat itu Boediono selaku gubernur Bank Indonesia melaporkan bahwa kondisi ekonomi aman

terkendali. Namun, sekitar dua jam berikutnya, Boediono melaporkan bahwa ada krisis besar di negeri ini, yang membuat JK marah besar. “Saya dilaporkan kondisi ekonomi aman terkendali, tapi malamnya, mereka (Boediono) melaporkan ada krisis besar di negeri ini. Gila ini, saya marah besar sama mereka,” kata JK. Menurut JK, saat itu dirinya memang menjadi pemegang

penuh kendali pemerintahan lantaran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah bertolak ke luar negeri pada 13—25 Oktober. JK mengatakan baru mendapatkan laporan mengenai adanya pengucuran dana Rp2,5 triliun pada 25 Oktober, padahal dana tersebut sudah diberikan pada 23 Oktober. JK mengatakan saat itu ia memerintahkan Kapolri menangkap pemilik Bank Century Robert Tantular. Ia pun sempat bertanya kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapa dana talangan itu dicairkan. Namun jawabannya, saat itu Menkeu mengaku ditipu BI.

“Bayangkan seorang Sr i Mulyani bisa ditipu BI. Di BI ini semua letaknya. Kenapa melakukan blanket guarantee tanpa dasar, tanpa disetujui pemerintah,” kata JK. Jika kemudian dikatakan bahwa bailout didasarkan pada Perpu No. 4 Tahun 2008 tenta ng Jar i ng Penga ma n Sistem Keuangan, hal itu tidak mungkin karena dasar pelaksanaan perpu adalah adanya dampak sistemik. Sedangkan pemberian dana tersebut tak berdampak sistemi k. “Hal inilah yang selalu menjadi pertanyaan,” ujarnya. Keanehan lainnya, sebagai

wakil presiden, seharusnya JK mengetahui apa yang terjadi terkait bailout tersebut, sebab ia ikut bertanggung jawab karena saat Bank Century kalah kliring, Presiden SBY berada di luar negeri. “Kalau pejabat presiden tidak boleh tahu, apalagi orang lain. Saya sendiri tidak tahu yang di lakukan di dalam. Saya merasa ber tangg ung jawab sebab saat itu saya bertugas karena Presiden ke luar negeri. Tapi Bank Indonesia tidak pernah laporkan itu. Ini dirahasiakan, kalau tidak dirahasiakan pasti saya dikasih tahu,” kata dia. (MI/R-4)

NARKOBA

Pemilik 3,5 Ton Ganja Divonis Hukuman Mati KALIANDA (Lampost): Pengadilan Negeri (PN) Kalianda, Lampung Selatan, menjatuhkan vonis mati bagi Enrizal alias Buyung (45), pemilik ganja seberat 3,5 ton. Sedang kurirnya, Juni Ardiwan (39), divonis seumur hidup. Putusan Majelis Hak im yang diketuai Aryo Widyatmoko dengan anggota Afit Rufiadi dan Oka P.B. Gocara, Selasa (19-9), itu lebih berat daripada tuntutan Jaksa Sunarto yang menuntut keduanya penjara seumur hidup. Hak i m menjat u h kan put u s a n denga n per t i mbangan, yang memberatkan, perbuatan para terdakwa tidak mengindahkan prog ra m pemer i nta h da la m rangka memberantas peredaran narkotika dan dapat merusak generasi muda. Sementara yang meringankan, para terdakwa mengakui terus terang dan sopan selama menjalani persidangan. Enrizal (45), warga Kampu ng Sawa h , Kelu ra ha n Jatiwarna, Kecamatan Pondok Melat i , Kota Bek asi , d id a k w a mem baw a d a n

meng i r i m na rkot i k d a r i Sumatera ke Jawa sebanyak empat kali dan seluruhnya menggunakan truk. Sementara Juni Ardiwan (39), warga Cibeber II, Desa Pa s i r Honje, Kec a m at a n Leuwiliang, Bogor, dari awal mengetahui barang yang dibawanya dari Sumatera ke Jawa adalah ganja. Ia membawa barang haram tersebut dengan janji diberi upah Rp30 juta. Usai mendengarkan putusan, penasihat hukum (PH) kedua terdak wa, Jengg is Khan Haikal, menyatakan banding untuk putusan terhadap Enrizal dan pikir-pikir untuk Juni Ardiwan. “Untuk terdakwa Enrizal, saya banding dan Juni Ardiwan kami masih pikir-pikir.” Dalam tahun ini, PN Kalianda telah dua kali memvonis mati terdakwa kasus narkoba. Pada Selasa (17-7) lalu, vonis mati dijatuhkan kepada Leong K i m P i ng, warga negara Malaysia yang merupakan terdakwa kasus sabu-sabu seberat 45 kg dan 170 pil ekstasi. (TOR/R-3)

FOTO ANTARA/ROSA PANGGABEAN

PEMERIKSAAN HARTATI. Tersangka kasus suap penerbitan hak guna usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit di Buol, Hartati Murdaya, usai diperiksa di gedung KPK, Jakarta, Rabu (19-9). Pemeriksaan tersebut merupakan yang pertama sejak Hartati ditahan 12 September lalu.

DEBAT KANDIDAT

Dua Calon PR Unila Menolak Hadir BA NDA R L A MPUNG (Lampost): Dua dari enam calon pembantu rektor (PR) Universitas Lampung (Unila) periode 2012—2015 tidak akan menghadiri debat kandidat dan jaring aspirasi yang digagas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) setempat pada 25 September mendatang. Mereka adalah calon PR II Bidang Administrasi, Keuangan, dan Kepegawaian Nengah Maharta serta calon PR III Bidang Kemahasiswaan Tantowi, keduanya dari Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Sedangkan keempat calon lainnya, yakni calon PR I Bidang Akademik Hasriadi Mat Akin (Fakultas Pertanian/FP) dan John Hendri (FMIPA), calon PR II Dwi Haryono (Fakultas Pertanian), dan calon PR III Sunarto dari Fakultas Hukum, mengatakan siap menghadiri debat kandidat tersebut. Nengah Maharta mengatakan tidak akan hadir karena pada tanggal tersebut ada acara di Yogyakarta. Tetapi, jika tidak ada agenda, ia pun

tidak bersedia hadir. “Forum seperti ini baru pas diadakan sebelum pemilihan di tingkat senat,” ujar dia, Rabu (19-9). Hal senada disampaikan calon PR III Unila, Tantowi. Menurut dia, dengan berakhirnya proses pemilihan calon PR di tingkat senat universitas, selesai sudah mekanisme pemilihan tersebut. “Sekarang kewenangan dan keputusan sepenuhnya ada di tangan Rektor. Ibaratnya nasi sudah menjadi bubur, kenapa mesti ada debat kandidat lagi.” (MG1/S-1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.