:: LAMPUNG POST :: Selasa 23 Desember 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

T E R U J I T E PERC AYA

SELASA, 23 Desember 2014 facebook.com/lampungpost

Musnahkan Sapi Rabies K

EMATIAN tujuh ekor sapi milik warga Dusun Cukuhmutun, Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, dipastikan karena terjangkit rabies. Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Arsyad mengatakan hasil uji laboratorium dari sapi yang mati terakhir milik Idris positif rabies. “Dari uji laboratorium, positif sapi tersebut terjangkit rabies. Kami mengimbau pemilik sapi yang memotong agar divaksinasi ke puskesmas terdekat,” kata Arsyad saat mengunjungi lokasi, Senin (22/12). Kepala Dusun Cukuhmutun Mat Amin mengatakan dari tujuh sapi yang mati, dua ekor sapi sempat dipotong saat sakit dan dijual ke pedagang daging. “Karena tidak tahu kena rabies, ada dua ekor sempat dipotong. Ya, maklum aja untuk menghindari kerugian lebih besar. Sebab, jenis sapi PO ini kalau kondisi sehat harganya bisa Rp10 juta,” kata dia seraya mengatakan ada satu ekor lagi yang terserang dan belum mati. Arsyad mengatakan kasus serupa pernah terjadi di Margakaya, Jatiagung, pada 2013. Penyebabnya, ada sapi yang digigit anjing rabies sehingga sapi tersebut tertular dan mati dengan masa inkubasi 15—30 hari. Atas kasus ini, Arsyad mengatakan pihaknya telah melokalisasi dengan menetapkan radius 10 km dari lokasi dengan menvaksin anjing, kucing, dan kera. “Ini kami tetapkan sebagai zona merah. Seluruh hewan peliharaan di radius 10 km sudah kami vaksinasi antirabies,” ujarnya. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan Cecep Khairuddin mengaku juga sudah menurunkan tim gerak cepat bersama Balai Veteriner Lampung. “Rabies itu cukup membahayakan. Sebab, rabies juga

bisa menular kepada manusia. Untuk itu, warga harus memahami terhadap rabies. Jika ada ternak sapi yang terkena rabies agar untuk dimusnahkan. Yang belum segera diberikan vaksinasi supaya dapat ditanggulangi,” kata Cecep. Terkait sapi yang telanjur dipotong dan dijual ke pedagang, Kepala Puskesmas Sidomulyo Waluyo mengatakan kemungkinan rabies menular kepada manusia tetap ada. Namun, jika daging dimasak sampai matang sempurna, potensi penularannya sangat kecil. “Meskipun risiko penularan tinggi, kalau sudah dimasak matang tidak akan menular. Rabies itu kan menularnya lewat cairan,” kata Waluyo. Menindaklanjuti rabies tersebut, pihaknya hari ini akan turun ke lapangan untuk memberikan vaksin kepada warga yang bersentuhan langsung dengan hewan tersebut. “Tapi kami tidak tahu masyarakat mana yang sudah memakan daging tersebut. Pastinya kami akan ke dusun tersebut dan memberikan vaksin.” Dokter hewan Disnak Lamsel, Anggraini, mengatakan masih dua ekor sapi di Dusun Cukuhmutun dan Desa Budidaya yang terkena rabies. Saat ini sapi tersebut diikat dalam kandang oleh pemiliknya. “Di Desa Budidaya yang bersebelahan dengan Desa Suak juga ditemukan sapi yang terjangkit rabies. Ciricirinya sama dengan anjing, yakni takut keramaian, suka di tempat gelap, dan air liur keluar terus. Pada tahap akut, sapi bisa mengamuk atau memberontak,” ujar dia. Anggraini menyatakan sapi yang terjangkit rabies tidak bisa disembuhkan. Pihaknya hanya bisa menanggulangi agar tidak menular ke hewan lain atau manusia. “Jika sudah kena, tinggal nunggu mati saja.” (*2/R6)

No. 13353

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Rabies di Penghujung Tahun

Sapi yang terkena rabies tidak bisa disembuhkan dan harus dieliminasi. Perdhana Wibysono

24 Hal.

n ANTARA/ANDIKA WAHYU

PUNCAK HARI IBU. Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kanan) menyalami warga seusai acara puncak peringatan Hari Ibu ke-86 di Gelanggang Olahraga Ciracas, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Senin (22/12).

Bakauheni Mulai Padat Jelang Natal MENJELANG libur Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, volume kendaraan dan penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni meningkat. Peningkatan sekitar 20 persen tercatat sejak libur sekolah dimulai, Minggu (21/12). “Memang sudah ada peningkatan jumlah penumpang dan kendaraan yang menyeberang ke Pelabuhan Merak sejak memasuki libur sekolah Minggu kemarin,” kata Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Heru Purwanto, Senin (22/12) malam. Heru memprediksi angka ini bisa terus naik seiring hari

libur anak sekolah. Puncak lonjakan penumpang biasanya akan terjadi pada H-2 Natal atau 23 Desember. “Pengalaman tahun-tahun sebelumnya ya seperti itu, lonjakan tertinggi pada H-2 karena anak sekolah sudah pada libur. Banyak yang mudik atau pergi ke luar kota bersamaan dengan perayaan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015,” ujar Heru Purwanto. Pihak ASDP telah mengerahkan 28 kapal yang dioperasikan sejak Senin (22/12) melayani sebanyak 60 trip sejak pukul 00.00. “Walau ada peningkatan, tidak ada penumpukan kendaraan di setiap

lokasi parkir di masing-masing dermaga. Semua berjalan lancar,” katanya. Ia memaparkan pada hari normal mobil pribadi yang menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni sekitar 1.500— 2.000 unit per hari. Pada Minggu (21/12), jumlah kendaraan yang menyeberang mencapai 2.500 mobil. Sedangkan jumlah penumpang pejalan kaki naik dari sekitar 3.500 orang menjadi 8.500 orang pada Minggu. “Untuk kelancaran penyeberangan bagi kendaraan dan penumpang pejalan kaki, kami mempercepat proses bongkar muat dari 60 menit menjadi 30 menit,” kata Heru. (KRI/R6)

Menghela Bambu, Mendorong Penimba Ilmu

perdhana@lampungpost.co.id

Prilly Latuconsina Kerja Keras untuk Bunda... Hlm. 16 n LAMPUNG POST/ARMANSYAH

BAMBU. Amat (bapak) serta Uus dan Dadang (anak), yang berprofesi sebagai jasa penebang pohon bambu, menarik puluhan bambu di Desa Palasaji, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, Minggu (21/12). LELAKI tua itu duduk setengah sila di atas 30 batang bambu sepanjang 10 meter yang diikat di atas gerobak dorong. Di depannya, Uus menghela sepeda motor yang belum berpelat untuk menarik gerobak. Sementara sang kakak, Dadang, mengawal laju perjalanan dengan mengarahkan, menjaga keseimbangan, dan kadang mendorong. Perjalanan Amat, pria sepuh, bersama dua anaknya itu mencapai belasan kilometer. Saat ditemui di jalanan cukup mulus di Desa Palasaji, Lampung Selatan, Minggu (21/12), sekitar pukul 11.45, mereka baru keluar dari bulak. Bapak-anak ini adalah pedagang bambu yang membeli dari warga sesuai pesanan.

Baju lengan panjang, topi, cadar muka, celana panjang, dan sendal jepit menjadi pakaian dinas mereka. Tak ketinggalan, sebilah golok tajam sebagai alat memotong bambu itu. Profesi yang dilakukan sejak puluhan tahun silam itu, sudah rutinitas mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tak tanggungtanggung, belasan bahkan puluhan kilometer harus ditempuh untuk mendapatkan beberapa rumpun bambu yang berkualitas baik. Desa Baliagung, Kecamatan Palas, dan Desa Margacatur, Kecamatan Kalianda, menjadi kawasannya mendapatkan bambu-bambu yang dibutuhkan. Sebab, hanya beberapa jenis bambu yang diinginkan

para konsumennya. Di antaranya, yang dicari mereka yakni bambu wulung hitam, bambu apus atau biasa disebut bambu tali, dan bambu betung yang ukurannya lebih besar. Ketiga bambu itu banyak dicari untuk berbagai kebutuhan, seperti membangun rumah ataupun pagar rumah. “Ini bambu pesanan, Mas. Bukan punya kami. Biasanya, bambu ini dipake untuk membangun rumah yang menggunakan semen cor. Sekarang lagi musim coran beton pakai bambu. Jadi, kami harus mencari bambu yang kualitasnya bagus dan keras,” kata Dadang (25) warga Desa Bandanhurip, Palas, itu. (R6) n Armansyah BERSAMBUNG KE Hlm. 5

MENJELANG tutup tahun 2014, Lampung mendapat kabar buruk. Dalam sebulan terakhir, tujuh ekor sapi milik warga Dusun Cukuhmutun, Desa Suak, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, mati terserang rabies. Berdasarkan hasil uji laboratorium, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung memastikan salah satu dari tujuh sapi tersebut positif terjangkit rabies. Celakanya, petugas tidak sempat memeriksa bangkai sapi lain karena telanjur dipotong dan dijual untuk konsumsi masyarakat. Hal itu tak lepas dari tingginya harga sapi yang bisa mencapai Rp10 juta per ekor. Disebut celaka karena daging hewan yang terjangkit rabies berpotensi menular jika dikonsumsi manusia. Untuk mencegah meluasnya serangan rabies, Pemkab Lamsel melakukan vaksinasi anjing, kucing, dan kera dalam radius 10 kilometer dari lokasi. Bukan kali ini saja rabies menyerang Lamsel. Setahun lalu, kasus serupa pernah terjadi di Desa Margakaya, Kecamatan Jatiagung, setelah sapi milik warga digigit anjing yang terjangkit rabies. Di Lampung, rabies selalu menjadi ancaman. Bahkan provinsi di ujung Sumatera ini termasuk salah satu daerah­ endemis rabies di Indonesia. Selama periode 2003—2012 terjadi peningkatan kasus gigitan binatang terjangkit rabies. Dari 10.011 kasus gigitan binatang ke manusia, sebanyak 488 orang dinyatakan positif rabies dan 45 di antaranya meninggal dunia. Dalam catatan, pada 2009 di Lampung terjadi 11 kasus rabies, 2010 (13 kasus), 2011 (8 kasus), 2012 (25 kasus), dan 2013 (13 kasus). Untuk mendorong program Sumatera Bebas Virus Rabies 2015, tiga bulan lalu Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mencanangkan Bulan Bakti Rabies. Pemerintah sebenarnya memiliki cukup komitmen untuk memerangi penyebaran rabies. Dalam hal regulasi, Pemprov menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 3 Tahun 2013 tentang Gerakan Pembebasan Rabies di Provinsi Lampung. Isinya, antara lain melakukan vaksinasi hewan penular rabies secara serentak setiap September. Juga membentuk tim unit reaksi cepat untuk operasional pengendalian rabies dan penyakit zoonosis lainnya. Meskipun demikian, komitmen tersebut sering tidak disertai kesungguhan dalam praktik nyata. Pemberantasan secara terpadu belum optimal karena rabies dianggap penyakit yang bukan prioritas. Penanganannya pun lebih sulit karena harus dilakukan dari tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Belajar dari kasus rabies di Sidomulyo, seluruh elemen harus mulai menyamakan persepsi tentang bahaya virus mematikan ini. Dari kesamaan persepsi itulah selanjutnya disusun program aksi terpadu yang melibatkan pemerintah dan masyarakat. Pemerintah sudah menjamin vaksinasi rabies dilakukan tanpa pungutan biaya. Namun, tidak seluruh masyarakat memahami program gratis vaksinasi itu. Sebagian warga enggan memvaksinasi hewan peliharaan mereka karena khawatir dipungut biaya oleh petugas. Karena itulah, sebelum melanjutkan program aksi pemerintah harus terlebih dahulu menyosialisasikan seputar vaksinasi. Virus rabies yang berada di sekeliling rumah kita harus menjadi musuh bersama. n

oasis

Polusi dan Autisme SEBUAH studi tim dari Harvard School of Public Health mengungkapkan tingkat polusi udara yang tinggi ternyata mampu melipatgandakan kasus autisme. Penelitian tersebut menganalisis 1.767 anak-anak. Tim menyebut partikel kecil yang mampu melewati paru-paru ke aliran darah, sebagai penyebab kasus autisme tersebut. Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku. Para pakar menyarankan perempuan hamil untuk meminimalkan dampak paparan polusi terhadap mereka, meskipun temuan itu masih harus dibuktikan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan polusi menyebabkan 3,7 juta kematian setiap tahun. Penelitian itu diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives. (MI/U1)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Selasa 23 Desember 2014 by Lampung Post - Issuu