:: LAMPUNG POST :: Jumat 26 Desember 2014

Page 1

Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693 Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

@lampostonline, @buraslampost

www.lampost.co

Jumat, 26 Desember 2014

T E R U J I T E PERC AYA

facebook.com/lampungpost

24 Hal.

No. 13355

i TAHUN XL

Terbit Sejak 1974

Rp3.000

TA JUK

Bantuan Kamuflase

n LAMPUNG POST/ZAINUDDIN

MISA NATAL. Umat kristiani menerima komuni berupa hosti usai misa di Gereja Santa Maria Immaculata, Way Kandis, Bandar Lampung, Kamis (25/12). Umat kristiani mengikuti misa untuk merayakan Natal dengan mengambil tema Berjumpa dengan Allah dalam keluarga.

Perayaan Natal Momentum Perdamaian UMAT kristiani diharapkan dapat me ­ maknai kasih Allah dalam keluarga seh­ ingga bisa merasakan kehadiran Tuhan. Dengan demikian, dapat tercipta rasa kasih terhadap keluarga juga sesama manusia sehingga ke depan tercipta kedamaian di muka bumi. Demikian dikatakan Ketua Stasi (Sektor) Bandarjaya, Lampung Tengah, Lambok Nainggolan pada Misa Natal di Gereja Katolik Santa Lidwina, Bandarjaya, Rabu (24/12). Misa yang diikuti 800-an jemaat dan di­ pimpin Romo Pastor Fransiskus Agustriono itu bertemakan Berjumpa dengan Allah dalam keluarga. Menurut Lambok, dalam perayaan Natal tahun ini semoga tercipta kedamaian. “Khusus Lamteng dan di Indonesia ke depannya, semo­ ga tidak ada lagi bentrok mengatasnamakan suku, agama, dan lainnya,” ujarnya. Senada diungkapkan pengurus Gereja Ka­ tedral Kristus Raja, Bandar Lampung, F.X. Budi Nuryanto. Menurutnya, Lampung harus tetap aman dan kondusif. Malam Natal di beberapa gereja di Bandar Lampung juga berlangsung khidmat. Suasana juga kondusif jauh dari tindak kriminalitas. Di Gereja Katedral Kristus Raja Tanjungkarang, misa pertama dipimpin Uskup Yohanes Haroen dengan tema Keluarga menjadi ca­ haya. Di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GBIP) Marturia Bandar Lampung, misa dipimpin Pendeta Marta Hutauruk. Panitia kebaktian malam Natal Gereja Marturia, Sihombing, mengatakan malam Natal di gereja itu dirayakan dengan khid­ mat dan rasa syukur atas banyak hal yang telah Tuhan kerjakan bagi hidup pribadi dan keluarga. Pada Natal kali ini, Polda Lampung memperketat penjagaan atas 676 gereja di Provinsi Lampung. Menurut Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih, Polda Lampung menyiapkan 682 personel untuk mengamankan gereja. Setiap gereja dijaga 24 jam nonsetop oleh sedikitnya lima per­ sonel. (WAH/ANT/R5)

Bakauheni Tidak Siap Hadapi Liburan Akibat antisipasi kepadatan penumpang tidak simultan, banyak penumpang telantar di Bakauheni. Perdhana Wibysono

R

AT U S A N p e n u m p a n g yang hendak ke Pulau Sumatera sempat telan­ tar, Kamis (25/12), sekitar pukul 07.00. Pasalnya, bus jurusan Bakauheni—Rajabasa tidak ada di terminal Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan. Anton (36), pemudik tujuan Pringsewu, mengaku bersama istri­ nya tiba di Pelabuhan Bakauheni pada Kamis, pukul 03.00. Namun, tidak ada satu pun bus di termi­ nal. “Biasanya bus selalu ada, walaupun pemberangkatannya menunggu penumpang penuh. Tapi ini sampai pukul 07.00 bus enggak ada,” ujar warga Pring­ sewu tersebut. Hal senada diungkap Toni (42). Ia hendak menuju Kecamatan Sidomu­ lyo, Lampung Selatan, tetapi harus menunggu bus berjam-jam. Pada liburan sekolah tahun ini, ia sengaja ambil cuti untuk bertemu anak dan istri di kampung halamannya di Lampung. “Saya terpaksa nelepon adik, suruh jemput pakai sepeda motor. Karena belum tahu kapan bus ada di sini,” ujar Toni yang berprofesi buruh pabrik di Tangerang, Ban­ ten. Kepala Terminal Bakauheni Weru Sarikawi mengatakan bus angkutan pelabuhan jurusan Bakauheni—Ra­

jabasa yang tersedia hanya 40 bus. Sebagian bus yang sudah pulang ke Terminal Rajabasa pada malam hari tidak kembali ke Bakauheni. “Bus yang sudah berangkat ke Terminal Rajabasa tidak kembali lagi. Mereka ngetem di Terminal Rajabasa dan Panjang dan baru pagi ini datang,” katanya.

S

aya terpaksa nelepon adik, suruh jemput pakai sepeda motor. Karena belum tahu kapan bus ada di sini.

Pemantauan Lampung Post di Pelabuhan Bakauheni, pada libur Natal tahun ini arus penyeberang­ an cukup ramai dari Pelabuhan Merak, Banten, menuju Pulau Su­ matera. Sementara itu, kedatangan didominasi kendaraan pribadi dan penumpang pejalan kaki. Untuk pelayanan libur Natal dan Tahun Baru, PT ASDP dan Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberang­ an (KOPP) Merak menyiapkan 42 kapal. Setiap harinya akan ada 28 kapal yang beroperasi dengan target mencapai 112 trip. Diperkirakan saat libur Tahun Baru mendatang arus penyeberang­ an akan semakin padat dan ramai. Karena selain libur Natal dan Tahun Baru, juga bertepatan dengan libur sekolah.

Kecelakaan Beruntun Sementara itu, kecelakaan lalu lintas beruntun terjadi di jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Babatan, Kecamatan Katibung, Lam­ pung Selatan, Kamis (25/12), sekitar pukul 10.00. Insiden ini membuat antrean kendaraan hingga 4 kilo­ meter lebih. Informasinya, kecelakaan ter­ jadi karena truk BE-9172-E dari arah Bakauheni menuju Bandar Lampung lepas kendali. Penge­ mudinya, Koventi Fauzi (18), warga Rajawali, Candimas, Natar, tak bisa mengarahkan truk dan menabrak beberapa kendaraan di depannya. Sembilan kendaraan akhirnya sa­ ling tabrak, tetapi tidak ada korban jiwa. “ M u n g k i n F u s o i t u r e m nya blong. Karena pada waktu keja­ dian kendaraan dari arah yang sama sedang rapat dan jalan menurun,” kata Saleh (46), warga setempat. Kecelakaan itu membuat arus lalu lintas hanya bisa dilalui satu lajur. Akibatnya, polisi mengatur dengan cara buka tutup. “Dua jam lebih baru bisa melintas akibat kecelakaan itu,” kata Wulan (29), warga Bandar Lampung yang menggunakan mobil pribadi. Kasat Lantas Polres Lampung Selatan AKP Rully Thomas menga­ takan sudah menangani insiden itu. “Kami langsung mengamankan lokasi dan mengatur lalu lintas. Dugaan sementara, rem truk Fuso blong,” ujarnya. (R6)

perdhana@lampungpost.co.id

TAK ada makan siang yang gratis. Maka, tak ada juga bantuan sosial yang tak punya maksud terselubung. Kalau melihat faktanya, pemberian bantuan sosial yang dianggarkan melalui APBN/APBD lebih mirip seba­ gai bantuan ekonomis politis. Secara politis menjadi alat untuk pencitraan bagi yang memberikan. Sedangkan secara ekonomis, bisa membantu yang diberi bantuan atau sekaligus alat cari untung para pejabat. Siapa pula rela lahan bancakan dihilangkan. Dalam konteks inilah bisa dilihat kerasnya reaksi atas rencana pemerintah menghapus alokasi anggaran dana bantuan sosial (bansos) dan hibah secara nasional mulai ta­ hun anggaran 2015. Mulai tahun depan, para kepala daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, diminta untuk tidak lagi menganggarkan bansos melalui APBD-nya. Kita sangat mendukung rencana penghapusan dana ban­ sos ini oleh pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, dana bansos dan hibah ini disinyalir merupakan sumber manipulasi dan tidak tepat sasaran. Dana bansos ini sifatnya dibagikan secara langsung oleh kepala daerah, DPRD, atau instansi dan kementerian terkait. Karena itu, bisa saja dana ini digunakan sebagai alat politik, terutama menjelang pemilihan umum kepala daerah dan pemilihan umum legislatif. Terbukti, tren penggunaan dana bansos saat pemilukada condong meningkat. Masyarakat menduga pemberian dana bansos berasal dari kepala daerah petahana atau sanak ke­ luarga kepala daerah yang menjadi calon di pemilukada. Selain itu, penyimpangan dana bansos sangat mungkin terjadi karena alokasi anggarannya tidak hanya berasal dari APBD, juga dari kementerian dan lembaga negara. Akibatnya dapat dipastikan terjadi tumpang tindihnya ang­ garan dana bansos di setiap daerah. Tak bisa dimungkiri, akibat penyimpangan dana bansos, penggunaan anggaran tersebut untuk meningkatkan kese­ jahteraan masyarakat jauh dari panggang api. Sebab, dana bansos selama ini hanya menjadi bancakan. Pelakunya adalah kepala daerah dan anggota DPRD yang pada akhir­ nya terkena kasus tindak pidana korupsi. Di Bandar Lampung, misalnya, aliran dana bansos kema­ tian yang merugikan negara Rp2,265 miliar sedang didala­ mi pihak kejaksaan. Diduga, pada kasus tersebut terdapat pidana korupsi program hibah santunan kematian Peme­ rintah Kota Bandar Lampung tahun anggaran 2012. Pemerintah Kota menganggarkan dana hibah kematian untuk 5.000 warga yang meninggal pada 2012. Setiap warga diberi santunan Rp500 ribu melalui pihak keluarga yang mengalami musibah kematian. Dengan asumsi ini, dana yang disalurkan secara tepat kepada warga Bandar Lam­ pung hanya Rp235 juta atau kepada 470 orang. Sisanya, 4.530 data warga yang menerima dana bansos ini diduga fiktif se­ hingga mengakibatkan kerugian negara Rp2,265 miliar. Belajar dari berbagai kasus itu, barangkali yang paling tepat adalah mengalokasikan dana bantuan yang jelas pos anggarannya. Pemberian bantuan ini harus transparan agar benar-benar sesuai dengan tujuannya membantu masyarakat yang membutuhkan. Dan yang paling penting, harus bisa dipastikan bantu­ an jangan hanya menjadi kamuflase, yang hanya justru memperkaya pejabat alias menjadi banca­ kan belaka. n

Pevita Pearce Kini Pakai Kerudung... Hlm. 16 oasis

Bencana dan Pengungsi BENCANA alam yang terjadi pada 2013 menyebabkan jum­ lah orang kehilangan tempat tinggal tiga kali lebih banyak ketimbang karena peperangan. Sebuah studi baru men­ catat, lebih 22 juta orang terusir dari rumah mereka akibat banjir, badai, tsunami, dan bencana lainnya. Studi oleh Norwegian Refugee Council itu mengungkap­ kan rata-rata 27 juta orang per tahun kehilangan rumah mereka akibat bencana alam selama dekade terakhir. Pada 2010, jumlah itu meningkat menjadi 42 juta orang. Dalam banyak kasus, masyarakat yang terdampak tidak mempu­ nyai waktu untuk pulih dari bencana sebelum bencana lainnya datang menghantam. Sekretaris Norwegian Refugee Council, Jan Egeland, berharap temuan tersebut menjadi pecutan bagi para pemimpin dunia untuk melindungi populasi dari masa depan yang lebih rawan bencana, berkaitan dengan masalah perubahan iklim. (MI/R5)

Jangan Mudah Melupakan Bencana “SATU dekade yang lalu, salah satu gempa bumi terbesar yang pernah tercatat terjadi di lepas pantai Indonesia, memicu tsu­ nami yang menyapu seluruh masyarakat di sekitar Samu­ dera Hindia.” Pagi itu, Minggu, 26 Desem­ ber 2004, bumi Aceh bergo­ yang bak beras yang dihempas keras-keras dengan ayakan. Gempa berkekuatan 9,3 pada skala Richter dengan kedalam­ an 10 kilometer menggun­ cang lepas pantai barat Aceh, menyebabkan serangkaian gelombang besar atau tsunami di Samudera Hindia, dari Indo­

nesia ke India hingga pantai timur Afrika. Tak kurang dari 230 ribu nyawa melayang dalam seke­ jap di seluruh tepian dunia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Bumi Serambi Mekah ada­ lah wilayah terdampak de­ ngan korban jiwa terbesar. Sedikitnya 170 ribu orang te wa s d a n 5 0 0 r i b u j i wa lainnya kehilangan tempat tinggal. Selain itu, sebanyak 37 ribu orang dinyatakan hilang. Kini, bertepatan dengan peringatan 10 tahun tra­

gedi tsunami tersebut, para ahli memperingatkan bah­ wa memori akan hari yang memilukan itu cenderung memudar. Bahkan, fenomena tersebut tenggelam dan makin diperparah oleh ketidaksiap­ siagaan dalam hal mitigasi bencana. “Ketika Anda lupa, Anda tidak akan mempersiapkan (diri dari bencana),” kata Mar­ gareta Wahlstroem, kepala Kantor Perserikatan BangsaBangsa (PBB) untuk Pengu­ rangan Risiko Bencana, yang memainkan peran utama da­ lam mengatur respons PBB

dan pemulihan tsunami satu dekade lalu. Wahlstroem memperingatkan seharusnya negara-negara dan warga dunia lebih mawas diri terhadap tragedi atau bencana. Pasalnya, sikap yang disebutnya sebagai “disaster amnesia” bisa mengancam dan melemahkan sistem ke­tahanan. “Anda rileks, dan itu ber­ bahaya ... Salah satu tantang­ an besar dalam mengurangi risiko bencana adalah tetap meng­ingat pemahaman akan bencana,” kata dia. (AFP/AP/BBC/ HYM/MI/R6)

BERSAMBUNG KE Hlm. 5

n LAMPUNG POST/PERDANA WIBYSONO

KECELAKAAN BERUNTUN. Truk menabrak bagian belakang minibus saat kecelakaan beruntun di Jalinsum Desa Babatan, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Kamis (25/12). Sekitar tujuh mobil terlibat kecelakaan yang menyebabkan kemacetan hingga 4 kilometer.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.