:: LAMPUNG POST :: Jumat, 30 Januari 2015

Page 1

±

±

CMYK

± facebook.com/lampungpost @lampostonline @buraslampost

I

24 Hlm. jumat 30 jANUARI 2015

TERUJI TEPERCAYA

i TAHUN XL Terbit Sejak 1974 i Rp3000 No. 13388

www.lampost.co

±

Pungli Marak

Meluruskan Tujuan UN

di Jalur Alternatif

Jalur alternatif menjadi tumpuan lalu lintas angkutan barang. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak terjadi kerusakan yang justru bakal merugikan. DIAN WAHYU KUSUMA

P

UNGUTAN liar (pungli) mulai marak di jalur al­ ternatif untuk angkut­ an barang terkait amblesnya Jembatan Lempuyangban­ dar, Way Pengubuan, yang berakibat putusnya jalur lintas tengah dan lintas timur Sumatera. Tidak tanggungtanggung, para sopir mesti mengeluarkan biaya hingga Rp150 ribu untuk pungli di sepanjang jalur alternatif. Salah seorang sopir jasa ekspedisi, Andi (32), mengata­ kan banyak sopir truk meng­ alihkan rute ke jalur alternatif

±

Kali ini kami akan meminta Polres untuk mengarahkan jalan lintasan poros kota kendaraan dari arah Lamtim dan Lamteng. Lukman Hakim Wali Kota Metro sejak Jembatan Lempuyang ambles. Jarak yang ditem­ puh sopir ini untuk menghin­ dari jembatan bisa mencapai ­puluhan kilometer dan sepan­ jang jalan sopir bisa menge­ luarkan biaya sampai Rp150 ribu. “Memang ada aparat berjaga, tapi pungli masih saja terjadi,” kata Andi, ditemui di salah satu bilangan di Bandar Lampung, Kamis (29/1). Dia berharap jembatan baja darurat segera dibangun untuk mempermudah akses lalu lintas, terutama distri­ busi barang. Sebab, selain pungli, putusnya JalinsumJalintim itu dirasakan me­ rugikan usaha ekspedisi. Wulan, staf jasa pengiri­ man Tiki di Way Halim, Ban­ dar Lampung, mengatakan terganggunya arus di Lam­

pung Tengah mengakibatkan ­pengirimannya bisa terlambat. Umumnya, dari Bandar Lam­ pung, dengan biaya Rp217 ribu per kg, bisa sampai ke tempat tujuan dalam waktu empat hari. “Meski ada jalur alter­ natif, pengiriman barang bisa lebih dari lima hari,” kata dia.

Jalan Lingkungan Di Metro, Wali Kota Lukman Hakim menggelar rapat ber­ sama Polres setempat untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan jalan di daerahnya akibat amblesnya Jembatan Lempuyang. Wali Kota me­ minta Polres mengarahkan lintasan kendaraan berat melalui poros jalan kota. Sebab, dari pengalaman pu­ tusnya Jalinsum di Lampung Tengah sebelumnya, jalan lingkungan di Metro pun ru­ sak. Banyak kendaraan berat overkapasitas juga melintas hingga ke jalan lingkungan warga, yang kapasitas jalan­ nya tak lebih 8 ton. Pasalnya, para sopir men­ jadikan jalan lingkungan se­ bagai alternatif menghindari masuk kota lantaran takut polisi. “Kali ini kami akan me­ minta Polres untuk mengarah­ kan jalan lintasan poros kota kendaraan dari arah Lamtim dan Lamteng,” kata dia. Lukman juga meminta Pem­ prov Lampung melakukan pem­ batasan tonase. Sebab, ujarnya, banyak kerusakan badan jalan di Lampung yang diakibat­ kan melintasnya kendaraan bermuatan berlebih. “Saya se­ pendapat jika provinsi melaku­ kan pembatasan tonase.” Sebelumnya, pengamat ekonomi, Marselina Jayasinga, menilai amblesnya Jembatan Lempuyangbandar akibat ketidaktegasan pemerintah dalam memberlakukan per­ aturan. “Timbulnya masalah ini juga untuk mengetuk su­ paya Pemerintah Provinsi dan pusat bisa bertindak tegas,” ujarnya. (CAN/*12/U1) dianwahyu@lampungpost.co.id

Tantri Kotak Pakai Masker ke Pasar... Hlm. 16

±

±

TAJUK

n MI/PANCA SYURKANI

PRABOWO TEMUI JOKOWI. Presiden Joko Widodo berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto seusai melakukan pertemuan di Istana Kepresidenan, Bogor, Kamis (29/1). Salah satu hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yaitu tentang situasi kebangsaan terkini yang salah satunya terkait kisruh antara KPK dan Polri.

Prabowo-Jokowi Bahas Kisruh KPK-Polri KETUA Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan dukungannya kepada peme­ rintahan Joko Widodo terkait kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. “Saya sampaikan komitmen untuk mendukung, sama-sama ingin menjaga keutuhan bang­ sa dan memerangi kemiskin­ an,” kata Prabowo, saat jumpa pers usai pertemuan ­dengan Presiden Jokowi di Istana Bo­ gor, kemarin (29/1). Menurut Prabowo, KPK dan Polri sama-sama penting yang perlu dijaga bersama. Dia me­ mercayakan apa pun keputusan Presiden. Jokowi juga menyambut terbuka dukungan mantan rival­ nya di pemilihan presiden lalu. Selain menyatakan dukungan­ nya terhadap pemerintah, per­ temuan Prabowo dan Jokowi juga membahas mengenai pen­ cak silat. Prabowo merupakan presiden Federasi Pencak Silat

Dunia. Diagendakan Februa­ ri mendatang Prabowo akan membawa Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia bertemu Jokowi di Istana Negara. Dukungan Prabowo ke pe­ merintahan Jokowi-JK meru­ pakan hal baru mengingat selama ini Koalisi Merah Putih (KMP) cukup keras mengkritik pemerintahan Jokowi. Pakar komunikasi politik, Heri Budianto, mengatakan per­ temuan antara Presiden Jokowi dan Prabowo harus dimaknai se­ bagai sinyal politik kepada Koalisi Indonesia Hebat (KIH), terutama PDIP, bahwa selaku presiden dia tidak nyaman atas segala tekanan politik untuk melantik Budi Gu­ nawan sebagai Kapolri. Seperti diketahui, posisi Jokowi dalam penunjukan Ka­ polri yang dipenuhi intervensi politik dari PDIP dan berimbas ke konflik antara KPK dan Polri sangatlah dilematis. “Dia harus

menyelamatkan pemerintahan­ nya dan berhadapan dengan partai pendukungnya dan harus memelihara civil society yang mendukung dirinya sebagai presiden dan sekaligus san­ daran politiknya,” ujar Heri. Pertemuan yang diatur oleh Jokowi tersebut, kata Heri, juga bisa diartikan sebagai manuver politik dan pembuktian kepada publik bahwa kekuatan Jokowi sebagai kepala negara tidak akan mudah ditundukkan begitu saja oleh kemauan politik dari partai pendukungnya, terutama PDIP. Dia menambahkan dampak dari pertemuan ini jika tidak disikapi dengan hati-hati oleh KIH, bisa membubarkan koa­ lisi yang terbangun selama ini. Lebih ekstrem lagi jika dianggap dapat membantu menyelamat­ kan dirinya dari kemelut kon­ flik KPK-Polri, peta politik bisa berubah 360 derajat. (MI/R5)

DPR SERAHKAN... Hlm. 8

PADA hakikatnya pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan mar­ tabat manusia. Ada proses yang terjadi dalam pendidikan, proses untuk pengem­ bangan segala potensi yang ada dalam diri manusia. Proses ini dilaksanakan agar peserta didik mampu memper­ gunakan segala potensinya untuk bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Esensi pendidikan yaitu mempertajam pikiran dan olah rasa/perasaan/hati. Karena itu, ujian nasional (UN) yang dijadikan sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara na­ sional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antardaerah yang dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak bisa diterima nalar. Sebab, sadar atau tidak, niat luhur Kemendikbud itu melupakan hal pokok atau esensi dari pendidikan bagi peserta didik. UN bukan cara terbaik menilai penguasaan pengetahuan. UN juga dinilai mengabaikan kebutuhan siswa sesuai tempat tinggal mereka yang berbeda-beda, sehingga hasil UN tidak mencer­ minkan sebenarnya tingkat pengetahuan siswa selengkapnya, penilaian tidak mendalam, dan mengabaikan kemampuan. Syukurlah hal ini mulai disadari Kemendikbud. Dengan mem­ perhatikan berbagai pandangan yang berkembang, Kemendikbud mengumumkan sejumlah perubahan dalam format UN tahun ini. Menbud Dikdas Anies Baswedan menyatakan terdapat tiga perubahan dalam penyelenggaraan UN. Pertama, UN tidak digu­ nakan sebagai penentu kelulusan, kelulusan ditentukan sekolah. Kedua, UN dapat ditempuh lebih dari satu kali untuk pencapaian standar. Ketiga, mulai 2016 UN wajib diambil minimal satu kali. Dengan demikian, tujuan UN bukan menjadi hakim, me­ lainkan menjadi alat pembelajaran. Melalui UN yang tidak menjadi penentu kelulusan ini, Kemendibud berharap po­ tensi siswa dapat dikembangkan. Dengan tidak menjadikan UN sebagai penentu kelulusan, dapat dibangun kembali suasana kependidikan yang lebih kondusif dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran. Selama ini, indikasi kecurangan dalam setiap kali dilakukan UN selalu mengemuka. Dalam realitasnya, di lapangan bukan siswa yang melakukan manipulasi, melainkan ekosistem pendidikan. Untuk mengembangkan suasana yang lebih edukatif, peserta didik yang belum memiliki nilai UN yang memuaskan dapat melakukan ujian ulang. Namun, ujian ulang dilakukan tahun de­ pan. Kemendikbud beralasan tahun ini logistiknya belum siap. Wajar jika dunia pendidikan nasional, termasuk di Lam­ pung, menyambut baik penyelenggaraan UN tersebut. Sebab, selama ini UN seolah menjadi hantu yang meneror siswa, bahkan orang tua dan semua pihak yang langsung atau tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraannya. Kita menyambut baik kebijakan UN yang tidak menentukan ke­ lulusan. Kita juga memandang ujian ulang yang dilakukan sangat membantu siswa untuk memperbaiki nilai mereka yang jeblok. Dengan demikian, tujuan pelaksanaan UN telah diluruskan dan tidak lagi menjadi momok bagi 7,3 juta peserta UN di Tanah Air umumnya, termasuk 214.701 siswa SMP dan SMA di Lampung. n

oasis

Otak dan Psikopat SUATU studi mengungkapkan seorang psikopat yang melaku­ kan tindak kekerasan tidak dapat mempelajari arti dari sebuah hu­ kuman. Penyebabnya, ada ke­ lainan pada otak diri mereka. Penelitian yang diterbitkan di Lancet Psychiatry menunjukkan kelainan otak psikopat dapat ditemukan di area otak yang ber­ hubungan dengan mempelajari hukuman. Kelainan ini tidak ditemukan pada otak pelaku kekerasan nonpsikopat. Peneliti memeriksa struktur dan fungsi otak antara pelaku tin­ dak kekerasan dan orang yang sehat mental di Inggris. Mereka memanfaatkan teknologi magnetic resonance imaging (MRI). Tim peneliti merekrut 12 pelaku kekerasan dengan gangguan kepribadian antisosial dan psikopati, serta 20 pelaku kekerasan dengan kepribadian antisosial tapi tidak psikopat. Otak keduanya kemudian dibandingkan dengan 18 orang yang sehat secara mental. Hasilnya mereka menemukan psikopat yang melakukan kekerasan hanya dapat mempertimbangkan konsekuensi positif dari tindakan mereka. Otak orang psikopat gagal untuk memper­ hitungkan setiap hasil negatif yang berpotensi terjadi. (MI/R6)

Meredam Gundah Hati di Bandara Branti PINTU kedatangan Bandara Radin Inten II itu mendadak ramai setiap gemuruh mesin pe­ sawat terdengar mendarat. Para penjemput kerabat-kolega yang menunggu merapat ke pintu kaca. Empat ruas kaca pembatas teras dengan ruang pemeriksaan bagasi seperti etalase orangorang menempel ke kaca. Berbarengan dengan penum­ pang memasuki ­ruang bagasi, belasan portir merang­sek me­ nawarkan jasa angkut. Sejurus itu, puluhan sopir taksi bandara dan para calo mengerubuti. Lobi pulang yang tak luas dan

TAKSI BANDARA. Seorang penumpang melintasi deretan kendaraan, di antaranya taksi gelap, saat keluar dari Bandara Radin Inten II Lampung Selatan, Selasa (27/1). n LAMPUNG POST/ IKSAN DWI NUR SATRIO

±

CMYK

±

ber­atap rendah itu hiruk-pikuk melebihi terminal bus saat Lebaran. Kepulan asap rokok ­mengurung udara menambah kemelut makin kalut. Saat penumpang mulai ke­ luar pintu, riuh-rendah suara calo dan sopir menawarkan jasa terasa tak ramah. Se­perti calo bus ekonomi, mereka membuntuti dan merayu se­ tiap penumpang yang diper­ kirakan bisa dilobi. Keluar, gerombolan penge­ mudi dan beragam kendaraan memadati lokasi parkir sempit Bandara Radin Inten II Lampung

±

Selatan. Entah mobil pribadi, taksi bandara, atau travel gelap, semua sama. Hanya beberapa menggunakan pelat berwarna kuning. Perilaku calo dan sopir, minimnya lahan dan petugas parkir, adalah buruk muka bandara domestik ini. Pemantauan Lampung Post, Selasa (27/1), kendaraan roda empat malang melintang tanpa mengenal susunan. Kendaraan pribadi pun akhirnya tak mau kalah. Bahkan, sebagian terpaksa memarkirkan ken­ daraan tidak pada tempatnya, bahkan hingga di tepi jalan di

luar area bandara. Sejumlah taksi maupun travel gelap diparkir tepat di depan pintu jalan keluar penumpang yang baru saja mendarat. Se­ jumlah pengemudi taksi bahkan masuk menjemput penumpang. Negosiasi harga terkadang di­ lakukan sambil berjalan menuju selasar pintu keluar bagian de­ pan. Di situ baru terlihat mana pengemudi taksi maupun travel yang mencari penumpang serta sanak famili yang memang men­ jemput. (R6) n Eka Setiawan

BERSAMBUNG Ke Hlm. 5

±

±


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
:: LAMPUNG POST :: Jumat, 30 Januari 2015 by Lampung Post - Issuu