Lampung Post Edisi 28 April 2011

Page 1

Terbit Sejak 1974 Harga Eceran Rp3.000/Eks Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693

Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

Hal. 9

Hal. 16

Hal. 17

Pertamina menjual biosolar pengganti solar Rp4.500/liter.

Nadine Chandrawinata menjajal profesi baru sebagai produser.

Cesc Fabregas dikabarkan segera meninggalkan Arsenal.

www.lampungpost.com

KAMIS, 28 APRIL 2011 | NO.12066 | TAHUN XXXVI | 24 HALAMAN

DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG

BURAS

Lampung Basis Kader NII

H. BAMBANG EKA WIJAYA

49% Pelajar Setuju Aksi Radikal Agama! JALAN kekerasan ternyata jadi pilihan pelajar negeri kita justru lewat mata pelajaran agama! ujar Imar. Hasil penelitian terhadap pelajar SMP-SMA oleh Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian dipimpin Prof. Bambang Pranowo dari UIN Syarif Hidayatullah, menyebutkan

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Provinsi Lampung masih menjadi basis pengaderan Negara Islam Indonesia (NII). Meskipun jumlahnya tak banyak, NII di Lampung tetap eksis.

49% pelajar setuju aksi kekerasan berlabel agama! Menurut pelajar, Pancasila juga tak relevan! (Koran Tempo, 26-4) Gawat sekali hasil penelitian itu! sambut Amir. Tapi pasti ada alasan rasional jika sejumlah besar pelajar saksama memilih jawaban senada begitu! Misal, apa lewat jalan nonkekerasan dan nonlabel agama, seperti pengadilan, demokrasi, atau pemerintahan bangsa kita bisa menyelesaikan aneka masalah benar-benar adil? Jika di jalan-jalan itu ternyata dinilai gagal oleh para pelajar, jalan kekerasan berlabel agama sebenarnya justru merupakan peluang sempit yang memang kita sisakan sebagai alternatif tunggal buat mereka! Berarti bukan salah pelajaran atau pengajaran agama di sekolah! Melainkan, justru realitas kehidupan berbangsa kita yang membuat mereka tak punya pilihan lain! tegas Umar. Karena itu, jelas keliru dan sia-sia menjadikan mata pelajaran agama di sekolah sebagai

scape goat̶kambing hitam̶dari sikap pelajar kita yang cenderung gandrung kekerasan itu! Pokok masalahnya justru pada cara orang tua mengelola negara-bangsa yang nyata-nyata telah gagal mewujudkan keadilan lewat berbagai dimensi formal! Realitas sedemikian tak bisa dibantah! timpal Amir. Artinya, pilihan berani 49% pelajar itu yang harus dijadikan dasar bagi orang tua̶terutama yang berkuasa̶untuk introspeksi, kenapa gagal menciptakan keadilan lewat jalan nonkekerasan, sehingga jalan kekerasan jadi pilihan pelajar! Itu juga tak terlepas dari penilaian pelajar, Pancasila tidak relevan̶karena yang selama ini mereka saksikan cuma praktek seolah-olah itu Pancasila, bukan praktek dari Pancasila yang sejatinya! Jadi, untuk mengubah kesan para pelajar itu terhadap Pancasila, para aktor kekuasaan̶dari eksekutif, legislatif, hingga yudikatif̶harus mempraktekkan yang sejatinya nilai-nilai Pancasila! Dengan demikian lebih jelas, yang salah bukan pelajaran agama di sekolah, apalagi NII gadungan yang cuma cari korban pemerasan lewat hipnotis dan cuci otak! tegas Umar. Kesalahan justru pada orang tua yang berkuasa, karena telah gagal mewujudkan keadilan dalam berbagai dimensi dan substansinya dengan cara-cara nonkekerasan, serta mempraktekkan Pancasila sekadar dalam keseolaholahan, tidak tulus mengatualisasikan Pancasila dengan nilai-nilai yang sejatinya! ***

KURS

Rp8.625/dolar AS Rabu, 27 April 2011 Sumber BI

OASIS

Pneunomia dan Sinar X PENDERITA pneunomia atau radang paru-paru berusia di bawah 50 tahun dan bukan perokok tidak memerlukan pemeriksaan sinar X untuk memastikan penyebabnya. Selain itu, hasil penelitian terbaru juga menunjukkan radiasi sinar X meningkatkan risiko pada beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara. Temuan itu bertentangan dengan pedoman pengobatan pneumonia sebelumnya yang mengharuskan pasien menjalani sinar X untuk mengetahui apakah pneunomia itu disebabkan oleh kanker.

ANTARA/AMPELSAS

BOM TERORIS. Tim Gegana Polda Aceh menyegel rumah di Kelurahan Taman Siswa, Banda Aceh, Rabu (27-4). Polisi kembali melanjutkan penyisiran lokasi guna mencari bahan peledak di rumah kontrakan Pepi Fernando dkk.

17 Tersangka

Nama 9 Ade Guntur

Bom Buku dan Bom Serpong

(20)

Pendidikan Pekerjaan

MIN Sablon Nurul Yaqin

Peran

Pembuat bom

10 Riki Riyanto(20) SMP Paket B Sablon Peran Pembuat bom 11 M. Syarif wiraswasta Pembuat bom SMK PGRI Sopir Pembuat bom Hidayatullah (32) Ciracas 12 Mugianto UIN Syarif Penulis Pimpinan, SMPN 3 Karyawan Pembuat bom Hidayatullah penggagas buku (18) Cipunagara toko 3 Hendi Suhartono UIN Syarif 13 Sablon Pembuat bom Juni Kurniawan SMAN 1 Guru vokal Donatur (32) Hidayatullah dan eksekutor (32) Tembilahan di Elfa Music 4 M. Fadil 14 UIN Syarif Penjahit Donatur Febri Hermawan SD Bekasi Tukang ojek Pembuat bom (32) Hidayatullah (30) 5 Irman Kamaludin SMUN 24 15 Deni Carmelita ISIP jurusan PNS (staf Desain grafis Pembuat bom Sembunyikan (23) Bandung dan cover buku (32) jurnalistik Humas BNN) pelaku 6 Darto SDN Penjual Pembuat bom 16 Imam M. Firdaus STIE Depok Wartawan Merekam (26) Mekarjaya mainan (32) peledakan bom 7 Watono 17 Matun Maulana SDN 3 Pedagang Pembuat bom ----Kuli Sembunyikan (22) Majenang burger (30) bangunan pelaku 8 Fajar Dwi Setyo SMN 1 Sablon Pembuat bom Para tersangka ditahan sejak 27 April 2011 (25) Parung Nama

Pendidikan Pekerjaan

1 M. Maulana Sani UIN Syarif

(34) 2 Pepi Fernando (32)

Sumber: Mabes Polri, JADS

TERORISME

Pepi Berubah Radikal Setelah Masuk NII JAKARTA (Lampost): Pepi Fernando (32), tersangka otak perencanaan pengeboman untuk aksi teror di delapan lokasi di Jakarta dan Bogor, diduga berubah radikal setelah sempat terpengaruh gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Dalam pemeriksaan, Pepi mengaku pernah ikut aktivitas NII pada 1998, tetapi belum diketahui dalam komandemen wilayah mana. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan setelah sempat bergabung, Pepi keluar dan memutuskan berjuang sendiri. “Dia lalu membuat grup sendiri. Grupnya ini kemudian menjadi radikal karena menempuh cara-cara kekerasan,” kata Boy di Mabes Polri, Rabu (27-4).

Boy mengatakan polisi perlu melakukan pendalaman lebih jauh atas pengakuan tersebut. Sebab, selain dari aktivitas organisasi, pola pikir Pepi berubah radikal juga bisa diduga berasal dari proses pembelajarannya secara otodidak. “Itu bisa kita lihat dari temuan 24 buku dan satu kliping berbau jihad dan gerakan Islam garis keras di rumahnya.” Sementara itu, polisi menetapkan 17 orang dari 22 orang yang ditangkap sebagai tersangka kasus bom Serpong. Lima orang lainnya dilepaskan karena tidak ada bukti cukup. Termasuk sebagai tersangka adalah istri Pepi, Deni Carmelita. Perempuan yang hamil tujuh bulan ini diduga menyembunyikan informasi rencana teror bom

buku dan bom Serpong. “Di UU Tindak Pidana Terorisme, mereka yang tahu tapi tidak melapor ke yang berwajib, bisa kena juga,” ujar Boy Rafli. Carmelita merupakan pegawai negeri sipil dengan posisi staf humas Badan Narkotika Nasional (BNN). Sementara itu, aparat Kepolisian Daerah Aceh, kemarin pagi kembali menangkap 6 orang yang diduga terlibat kelompok Pepi. Keenam orang itu adalah Juanda (28), warga Bogor; Muhammad Nasir Sair (29), warga Lhokseumawe; Muzzaki (36), warga Banda Aceh; Mahyaruddin (29), M. Faizal Matondang (33), dan Zaidina Hamzah, warga Aceh Tamiang. Mereka ditangkap di Desa Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar. (MI/U-1)

Mantan aktivis NII di Lampung yang ditemui Lampung Post mengatakan pola perekrutan kader saat ini tidak jauh berbeda dengan pola yang dilakukan pendiri DI/TII (cikal bakal NII), Kartosuwiryo. “Beberapa pola umum yang dilakukan adalah lewat usrah atau pengajian,” ujar aktivis tersebut, Rabu (27-4) malam. Ia menyebutkan untuk pelajar dan mahasiswa, pengaderan dilakukan melalui pesantren kilat. “Jadi tidak ada kelompok tertentu, misalnya, mahasiswa saja yang dijadikan tujuan basis pengaderan. Semua orang dari semua golongan, bisa dijadikan kader. Pusat pengaderan enggak mesti kampus. Kalau ada peluang bisa masuk (pengaderan), pasti masuk,” kata dia. Menurut dia, perekrut NII itu tidak menunjukkan ciri-ciri yang khusus. “Ciri-ciri perekrut malah kebanyakan tidak berjenggot, klimis seperti saya. Perekrut juga tidak memakai celana yang menggantung. Orangnya biasa saja. Jadi sulit dibedakan dengan orang kebanyakan,” kata dia. Sumber yang menyebutkan jika dirinya pengikut Ustaz Ajengan Masduki itu menjelaskan NII terpecah menjadi beberapa faksi, dan masing-masing mengklaim paling benar. Pola yang dijalankan setiap faksi pun berbeda. Sumber itu menyebutkan ada faksi yang membolehkan merekrut dengan cara hipnosis. Ada juga faksi yang menggunakan cara-cara keras untuk mencapai tujuannya, seperti menggunakan teror bom. “Semua faksi ada di Lampung dan semua merekrut anggota baru. Lampung ini masih basis kuat kaderisasi NII,” kata dia. Nyaris Bentrok Ia melanjutkan perbedaan tajam antarfaksi nyaris menim-

bulkan konflik. Tetapi karena faksi yang satu tidak menyerang faksi yang lain, konflik tidak sampai menimbulkan kontak fisik. “Untung saja di Indonesia, orang-orang tidak boleh bawa senjata. Kalau boleh sudah saling tembak seperti di Afghanistan. Karena semua pimpinan faksi maunya jadi bos,” katanya. Terkait dengan keberadaan semua faksi melakukan perekrutan di Lampung, sumber itu menyebutkan nama beberapa orang. “Dari sejumlah fakta, beberapa orang Lampung jadi pelaku perampokan bersenjata di Medan. Mereka direkrut orang-orang dari semua faksi,” kata dia. Menurut dia, yang paling berperan dalam perekrutan itu bukanlah organisasi dari faksi-faksi itu. “Yang melakukan perekrutan adalah orang per orang. Satu orang bawa dua atau tiga, itu sudah cukup. Tidak perlu merekrut banyak orang. Dari satu atau dua yang direkrut ini kemudian merekrut orang lain lagi. Begitu pola itu seterusnya,” ujarnya. Terkait dengan bom buku dan bom Serpong, sumber itu menyebutkan pelakunya terkait dengan NII KW-9 pimpinan Panji Gumilang yang memiliki Pondok Pesantren Al-Zaytun. “Sekarang ini ada perubahan gerakan. Tadinya gerakan NII adalah commandement stelsel. Tetapi sekarang berubah menjadi ring stelsel. Ajengan Masduki menggunakan pola ring stelsel. Sedangkan Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sungkar masing menggunakan pola commandement stelsel,” ujarnya. Lebih jauh dia mengatakan jika perubahan itu hanya pada pola gerakan. “Kalau tujuannya tetap sama, yakni mendirikan Negara Islam Indonesia. Yang beda ijtihadnya saja,” kata dia. (KIS/RIS/U-1)

Jika Anda lebih dari 50 tahun dan perokok, Anda membutuhkan pemeriksaan sinar X di dada, ujar peneliti Dr. Eric Mortensen dari Pusat Ilmu Kesehatan di Universitas Texas di San Antonio, AS. Mortensen menjelaskan radiasi sinar X tidak terlalu berisiko jika hanya digunakan sesekali, tetapi akan lebih baik jika tidak dilakukan. (MI/U-1)

KELISTRIKAN

MoU Tidak Selesaikan Masalah KLP SSM BANDAR LAMPUNG (Lampost): Tujuh pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) peralihan pelanggan Koperasi Listrik Perdesaan Sinar Siwo Mego (KLP SSM) ke PLN di ruang rapat utama Gubernur, Rabu (27-4). Ketujuh pihak yang menandatangani MoU, yakni Pemprov Lampung, Pemkab Lampung Timur, Pemkab Lampung Tengah, Pemkot Metro, BPKP, PLN, dan KLP SSM. Namun, MoU tersebut tidak menyelesaikan kisruh KLP yang telah berlangsung lama. Masih banyak persoalan yang penyelesaiannya belum disepakati, seperti tunggakan pelanggan kepada KLP, tunggakan KLP kepada PLN, biaya penyambungan baru, dan

persoalan lainnya. Dalam MoU disebutkan terhitung sejak 1 Mei 2011 pukul 00.00, PLN harus mengambil alih pelayanan listrik sekitar 72 ribu pelanggan di Lamtim, Lamteng, dan Metro karena Izin Usaha Ketenagalistrikan Umum (IUKU) KLP SSM dicabut. Dari ketujuh pihak, KLP sebagai pihak yang paling berkepentingan hanya diwakili stafnya. Ketua KLP SSM Junaidi tidak hadir karena berada di Jakarta. “Kami belum sepakat. Ketua kami masih di Jakarta untuk bertemu dengan Menteri Koperasi membicarakan hal ini, jadi kami tidak tanda tangan pada MoU ini. Saya hanya diminta paraf,” kata perwakilan KLP SSM, Dasrul Aswin, usai

penandatanganan MoU. Bahkan, kata Dasrul, KLP SSM tidak akan mengalihkan layanan listrik anggota sekaligus pelanggan KLP SSM ke PLN yang belum melunasi tunggakannya. Padahal, dalam SK Nomor G/350/B.IV/ HK/2011, Gubernur menginstruksikan mulai 1 Mei 2011 seluruh pelanggan harus dialihkan ke PLN. GM PLN I Gusti Agung Suteja juga tidak bisa menjamin bebas pemadaman di tiga kabupaten/kota tersebut sebelum masa peralihan listrik. MoU kemarin juga belum menjelaskan soal biaya penyambungan baru listrik PLN oleh masyarakat yang nilainya sekitar Rp650 ribu per rumah. (MG3/U-1)

LAMPUNG POST/MG12

NOTA KESEPAHAMAN. Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. dan Wakil Gubernur Lampung M.S. Joko Umar Said beserta unsur Muspida menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pengambilalihan KLP Sinar Siwo Mego ke PLN Lampung, di ruang rapat utama Gubernur, Rabu (27-4).


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.