Lampung Post Edisi Cetak 19 Mei 2011

Page 1

Terbit Sejak 1974 Harga Eceran Rp3.000/Eks Sirkulasi: (0721) 788999 Layanan Umum: (0721) 783693

Iklan: (0721) 774111 SMS: 0815 4098 5000 Redaksi (0721) 773888 SMS: 0812 7200 999

Hlm. 5

Hlm. 16

Hlm. 17

Wawancara reporter cilik dengan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Agnes Monica dikabarkan dekat dengan pemain basket.

Taufik Hidayat mengundurkan diri dari tim Piala Sudirman.

www.lampungpost.com

KAMIS, 19 MEI 2011 | NO.12086 | TAHUN XXXVI | 24 HALAMAN

DINAMIKA MASYARAKAT LAMPUNG

Reporter Cilik Tamu Istimewa SBY

LAMPUNG POST/M. IKHSAN

BURAS H. BAMBANG EKA WIJAYA

Lockout , Pilihan Terpahit AWS! MESKIPUN lockout̶manajemen menutup pabriknya sebagai balasan pada aksi buruh yang kelewat batas̶sejauh ini cuma teori, jika tak ada mediator yang bisa meyakinkan PT AWS dengan jaminan mereka bisa beroperasi kembali secara kondusif, tak mustahil AWS akan terpojok pada pilihan terpahit, lockout! ujar Umar. Perusahaan ditutup (lockout) dan semua pekerja̶buruh dan plasma̶harus keluar (out) dari areal perusahaan! Apa bisa begitu? potong Amir. Kan teorinya ada, berarti lockout alternatif yang selalu tersedia! jawab Umar. Saat perusahaan sudah merasa kondusif untuk kembali beroperasi kelak, dilakukanlah rekrutmen baru yang sama sekali tak ada kaitan dengan kontrak kerja lama yang pernah ada! Seleksi dilakukan secara profesional, yang memenuhi syarat diterima! Tapi sukar melakukan lockout PT AWS, khususnya untuk mengeluarkan semua pekerja, termasuk plasma, dari areal perusahaan karena lokasinya telah menjadi kampung dengan pemerintahan formal! timpal Amir. Kecuali AWS bisa membuat modus seperti bedol desa untuk transmigrasi! Artinya, tempat penampungan mereka di luar kompleks disiapkan perusahaan! Semua itu soal teknis! tegas Umar. Kalau AWS memilih lockout, sebagai pemilik perusahaan, tak ada pihak lain yang bisa melarangnya! Mungkin saja akan muncul gugatan ini-itu, kalau AWS sudah bulat tekadnya untuk

lockout, segala tetek bengek itu konsekuensi kecil atas pilihannya! Kok malah kau yang terkesan ngotot banget mau me-lockout PT AWS? entak Amir. Kita kan membahas kemungkinan terburuk konflik AWS yang telah menghentikan operasi perusahaannya sejak 7 Mei! kilah Umar. Warga Lampung juga harus mengkaji kemungkinan terburuk itu, di mana dengan satu lembar SK direksi PT AWS saja, lebih dari 10 ribu orang di kawasan eks Dipasena langsung kehilangan mata pencarian! Jika sebanyak itu orang seketika jadi penganggur, ekses negatifnya tak bisa diremehkan! Aku paham maksudmu! timpal Amir. Tokoh-tokoh Lampung tak layak lagi untuk tetap cuek bebek pada krisis yang terjadi di AWS! Bahkan, ini menjadi contoh bagaimana kita warga Lampung memperlakukan investasi! Selain nasib 10 ribu lebih tenaga kerja dipertaruhkan, kapasitas warga Lampung menerima investasi besar juga sedang diuji! Apa kata dunia kalau tenaga kerja sebanyak itu kucar-kacir dan investasi besar kalang kabut tak bisa kondusif! ***

KURS

Rp8.553/dolar AS

WAWANCARA REPORTER CILIK DAN PRESIDEN SBY. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono bertepuk tangan mengikuti lagu Cangget Agung yang dinyanyikan reporter cilik Lampung Post di Istana Negara, Rabu (18-5). Lima reporter cilik Lampung Post (dari kiri) Ilham Maradona, M. Triaji Giodani, Aurora Louisa, Andini Dara Ananti, dan Rayi Fatin Naura diterima Presiden SBY, Ibu Ani, Menseskab Sudi Silalahi, Menkominfo Tifatul Sembiring (atas). Selain itu, Menpora Andi Mallarangeng, Wakil Mendiknas Fasli Jalal, Jubir Presiden Julian Aldrin Pasha, dan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Heru Lelono (tidak terlihat). Presiden SBY dan ibu Ani tertawa lepas saat reporter cilik bertanya Presiden SBY mandi berapa kali sehari di tengah kesibukannya. Itu pertanyaan titipan Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. (bawah).

JAKARTA (Lampost): Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono menerima reporter cilik Lampung Post secara khusus di Istana Negara, Rabu (18-5). Anak-anak yang berkesempatan mewawancarai Presiden itu adalah Rayi Fatin Naura, Aurora Louisa, Andini Dara Ananti, Ilham Maradona, dan M. Triaji Giodani. Mereka terpilih oleh Lampung Post untuk mewawancarai 30 tokoh nasional dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. Lima reporter cilik itu didampingi Wakil Pemimpin Umum Djadjat Sudradjat, Pemimpin Redaksi Sabam Sinaga, Redaktur Minggu Sudarmono, Asred Minggu Rinda Mulyani, Manajer Iklan Pinta Damanik, staf Usaha Agustiar Silalahi, dan fotografer M. Ikhsan. Wawancara sekitar 1,5 jam itu berlangsung amat cair dalam suasana kekeluargaan. Nuansa khusus mulai terasa saat tim reporter cilik menanti jadwal wawancara di ruang tunggu. Sejumlah pejabat tinggi datang bergantian untuk menyapa dan menemui tim reporter cilik, yakni Menseskab Sudi Silalahi, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menpora Andi Mallarangeng, Wakil Mendiknas Fasli Jalal, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Heru Lelono, serta dari Biro Pers dan Media Istana. Mereka juga mendampingi Presiden SBY selama wawancara berlangsung. Wartawan dari sejumlah media massa nasional saat di ruang tunggu meminta agar bisa masuk dan meliput suasana di dalam.

Namun, Biro Protokoler Istana tidak memperbolehkan karena sesi kali ini khusus untuk reporter cilik Lampung Post. Hanya staf Istana yang bisa mengambil foto-foto di dalam. Penggemar Buku Sesi wawancara dimulai pukul 11.00. Presiden SBY meluangkan waktu secara khusus, lebih dari 1 jam. Berbeda dengan wawancara dengan wartawan media nasional yang biasanya berlangsung di ruang kerja Presiden, SBY menerima

Menpora mengundang anak-anak itu melihat langsung kediaman SBY di Pacitan. lima reporter cilik di meja oval Istana Negara. Presiden SBY berpesan kepada anak-anak agar rajin membaca buku. Bagi SBY, buku tidak hanya sebagai guru dan sumber ilmu, tetapi juga bisa mengendurkan ketegangan (refreshing). Ketika pikiran sedang ruwet, SBY justru membaca buku untuk refreshing selama 1—2 jam. “Saya suka membaca buku, tetapi bukan kutu buku. Kalau kutu buku tidak bergaul, tetapi kalau saya tetap berkomunikasi dengan orang lain,” ujarnya.

SBY menyebutkan koleksi di perpustakaannya kini sekitar 28 ribu buku yang dikumpulkan sejak ia lulus akademi militer. Menpora Andi Mallarangeng mengundang anak-anak itu secara khusus untuk melihat langsung kediaman SBY semasa kecil dulu di Pacitan, Jawa Timur. Presiden SBY dan Ibu Ani mengangguk sebagai tanda merestui undangan tersebut. Tidak hanya mengeksplorasi SBY, reporter cilik juga mewawancarai Ibu Ani Yudhoyono. Ibu Ani menerima anak-anak itu dengan mengenakan batik bercorak tapis Lampung dari perajin di Kalianda. Pertanyaan pertama tentang tugas Ibu Ani sebagai ibu rumah negara. Menurut Ibu Ani, dia bertugas mendampingi Presiden dalam kegiatankegiatan kenegaraan, baik di dalam maupun di luar negeri. Meskipun demikian, wanita yang bercita-cita menjadi dokter ini masih menyempatkan diri melakukan hobi fotografinya. Dia sempat memperlihatkan hasil karya fotonya yang akan segera dibukukan. Bahkan, saat reporter cilik beraksi menyanyikan lagu Tanah Airku dan Cangget Agung, Ibu Ani mengambil kamera dan membidikkan ke arah reporter cilik. Tidak hanya SBY dan Ibu Ani, beberapa menteri juga menyatakan apresiasinya untuk program reporter cilik Lampung Post. Wakil Mendiknas Fasli Jalal memuji aksi para reporter cilik. “Luar biasa program ini.” Hasil wawancara reporter cilik dengan Presiden SBY akan diterbitkan pada 30 Mei mendatang. (SDM/RIN/U-1)

Rabu, 18 Mei 2011 Sumber BI

OASIS

OPINI

Bersepeda dan Jantung

Kebangkrutan atau Kebangkitan Bangsa?

DARI analisis terhadap 36 aktivitas harian warga di Inggris, ditemukan mereka yang menghabiskan waktu di jalan raya, seperti pengendara sepeda, mobil, dan bus, cenderung berisiko terkena serangan jantung. Pengendara sepeda di urutan utama karena lebih banyak terpapar polusi. Banyak faktor lain yang berkontribusi terhadap risiko (serangan jantung) secara keseluruhan. Studi ini merupakan gabungan yang rumit, kata Profesor David Spiegelhalter dari Universitas Cambridge. (MI/U-5)

Syarief Makhya Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Lampung

Dalam sebuah kesempatan saya mengikuti musrenbang pada bulan lalu, beberapa kesimpulannya, antara lain (a) angka IPM (indeks pembangun an manusia) masih rendah, (b) kondisi infrastruktur, terutama jalan hampir di semua kabupaten/kota dalam kondisi rusak

berat, (c) daya beli masyarakat rendah, (d) beberapa kabupaten masih dikategorikan sebagai sebagai kabupaten tertinggal, (e) angka kemiskinan belum bisa diturunkan secara drastis, (f) masih ada warga yang belum menikmati fasilitas listrik, (g) masih terjadi kesenjangan

pelayanan publik antara kota dan daerah kabupaten. Memperhatikan data tersebut, sungguh teramat memprihatinkan. Setelah kita merdeka hampir 66 tahun ternyata bangsa ini belum berhasil mengatasi persoalan dasar negeri ini, yaitu mengatasi kesenjangan pembangunan ekonomi, keadilan, dan pemerataan pembangunan. BERSAMBUNG KE Hlm. 20

REPORTER CILIK

Suasana Ceria Selimuti Istana Negara JAKARTA—Suasana hangat dan ceria menyelimuti Istana Negara saat lima reporter cilik Lampung Post secara khusus mewawancarai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (18-5). Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono didampingi para menteri menerima wawancara khusus reporter cilik di meja oval. Selama satu setengah jam, reporter cilik Lampung Post mengeksplorasi berbagai informasi tentang pekerjaan, keseharian, dan masa kecil SBY dan Ibu Ani. Banyak sisi lain dari SBY yang berhasil diungkap lima siswa SD di Lampung itu. Bahkan, sampai informasi berapa kali SBY mandi setiap hari. Dalam setiap jawaban dari pertanyaan reporter cilik, SBY selalu menyelipkan kalimat harapan kepada anakanak Indonesia agar terus maju meraih cita-cita dengan belajar giat dan berprestasi. “Saya bangga dengan kalian anak-anak Lampung yang penuh prestasi. Kalian nanti akan menjadi putraputri bangsa yang baik,” kata SBY. Pertanyaan diawali Naura tentang tugas-tugas Presiden. Selanjutnya pertanyaan disampaikan secara bergilir oleh Andini, Aurora, Ilham, dan Triaji. Ketika Aurora menanyakan tentang hobi musik, Presiden

mengatakan sudah 20 lagu ia ciptakan sejak 2006. “Saya akan perdengarkan kepada kalian dua lagu karangan saya, Liburan Sekolah dan Budi Temanku. Lagu ini dinyanyikan oleh anak Koes Plus, nama grupnya The Brothers,” kata SBY. Sesaat kemudian dua lagu itu diperdengarkan. SBY juga menceritakan tentang kehidupan masa kecilnya yang berasal dari keluarga biasa. Setiap hari SBY kecil berangkat sekolah berjalan kaki sejauh 2 kilometer dari rumahnya. Ia juga suka mendaki gunung dan bermain dengan teman-temannya. Mengapa SBY bisa berhasil seperti sekarang? Dia mengungkapkan kunci suksesnya. “Pertama harus memiliki tekad, kalau teman saya bisa, kenapa saya tidak? Kedua, nah ini falsafah hidup Bapak SBY, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai tujuan, harus bekerja keras. Kalau ingin berhasil, harus berikhtiar,” ujarnya. “Bapak kan anak tunggal, apakah Bapak manja,” tanya Andini. Menjawab pertanyaan itu SBY mengatakan, “Bapak dari keluarga biasa. Manja? Enggak mungkin! Pak SBY harus tahu diri, ada kesadaran untuk hidup sederhana, yang paling bisa belajar dengan baik.” (SDM/RIN/U-1)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.