e Paper Koran Madura 15 Januari 2014

Page 29

BANGKALAN

KORAN MADURA

RABU 15 JANUARI 2014 | No. 0280 | TAHUN III

M

KRIMINAL

Korban Tewas Bersimbah Darah

MEGAH. Jembatan tol Suramadu yang terbentang menghubungkan pulau Jawa dan Madura.

DPRD Mengkritik Pengembangan Suramadu

BPWS Akan Memulai dari Ujung Timur Madura BANGKALAN - Percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah Suramadu yang hendak dimulai dari arah timur pulau Madura mendapatkan kritikan DPRD Bangkalan. Sebab Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) dianggap tidak mampu dalam manajerial pembangunan. Tidak mungkin kawasan paling dekat diacuhkan dan lebih memilih kawasan yang paling jauh dengan Jembatan Tol Suramadu Sendiri. “Itu ketidakmampuan BPWS dalam mengkomunikasikan dengan pemerintah daerah saja,” kata M Iksan, Anggota Komisi B DPRD Bangkalan. Atas ketidakmampuan tersebut pengembangan digeser dari wilayah timur Madura. Secara logika, jembatannya ada di daerah Bangkalan, kok bisa dilewatkan. Kalau pihak BPWS hanya terkendala pembebasan lahan, ya harus dilakukan komunikasi yang baik. Hal serupa disampaikan Mahmudi, Sekretaris komisi C DPRD Bangkalan. Dia menilai hal itu menjadi kenyataan, kalau BPWS tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Faktanya, Jembatan Suramadu berada di Kabupaten Bangkalan, yang paling dekat dengan Jembatan Tol Suramadu. “Tentunya kami sangat kecewa sekali, karena jelas-jelas Bangkalan menjadi kaki jembatan Suramadu, lantas kenapa jembatan tersebut dibangun di Bangkalan, kalau perluasannya terlalu

jauh,” sesal Mahmudi. Pembangunan itu, seharusnya berjalan searah dari kawasan Barat ke Timur. Kalau rencana pembangunan malah terjadi sebaliknya disebabkan pembebasan lahan yang belum selesai. Berarti kondisi itu sangat jelas menggambarkan BPWS tidak bisa melakukan pekerjaan dengan bijak. “Saya katakan seperti itu, karena komunikasi yang kurang intens dari pihak BPWS sendiri dengan pemerintah daerah. Sebab selama ini masyarakat belum sama sekali terkena dampak dari pembangunan Suramadu itu sendiri,” jelasnya. Ditanya mengenai hubungan kedua pihak yang terkesan tidak harmonis, pihaknya membantah akan hal itu. Selama ini, lanjutnya, Bangkalan sudah bersikap kooperatif dalam pelaksanaan pembangunan. “Bangkalan selalu baik dengan pihak mana pun, tak terkecuali BPWS. Kalau pihak BPWS pun menganggap kami tidak kooperatif, saya rasa itu tidak logis. Buktinya, pembangunan jembatan Suramadu itu sendiri sudah terealisasi,” ujarn-

ya.

Menurutnya, dampak pembangunan seperti itu, berpengaruh terhadap keadaan Bangkalan. Sebab pembangunan tersebut juga berpengaruh terhadap kondisi ekonomi dan sumber daya manusia Bangkalan. Seperti yang pernah diberitakan, pemerintah mengalokasikan dana Rp2 triliun untuk pengembangan Pulau Madura pada 2014. Sebagian dana dari alokasi itu adalah untuk membangun jalan lintas utara. Dana pengembangan Rp 2 triliun itu lebih tinggi dibandingkan alokasi dana tahun 2013 yang hanya Rp 1 triliun. Dana tersebut diambil tidak hanya dari jajarannya, tetapi juga dari kementerian terkait. Alokasi dana 2014 meningkat, karena proses pengembangan dilakukan dari arah Sumenep terlebih dulu. Kawasan Madura mulanya akan dikembangkan dari Bangkalan yang notabene berada di kaki Jembatan Suramadu dengan mendedikasikan 40 hektare untuk kawasan bisnis baru. Namun, kendala pembebasan lahan membuat titik pengembangan digeser ke arah Sumenep. “Tidak apa-apa dari Sumenep sana dulu. Bangkalan macet pembebasan tanahnya,” ujar Mohamad Irian, Kepala Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura, soal perubahan lokus pengembangan kawasan. =MOH. RIDWAN/RAH

BANGKALAN - Peristiwa pembunuhan kembali terjadi di Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Dusun Pangpong Desa Sukolilo Kecamatan Labang, Senin (14/1) sekitar pukul 9 pagi. Nasib naas tersebut menimpa seorang pria bernama Rendi (33), warga Malang yang tinggal di kawasan Waru Sidoarjo. Korban ditemukan tewas bersimbah darah dengan 2 luka tusukan di bagian leher. Diduga terjadinya pembunuhan karena motif dendam. Berdasarkan informasi yang dihimpun Koran Madura, petugas berwajib berhasil mengamankan salah satu tersangka pelaku pembunuhan berinisial (FR). Disinyalir pelaku pembunuhan berjumlah empat orang. Peristiwa pembunuhan yang tergolong sadis terebut, memang sudah direncanakan oleh para pelaku sejak tiga bulan yang lalu. Sebab korban diduga terlibat kasus terbunuhnya kerabat tersangka di kawasan Bungurasih Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut pengakuan salah satu tersangka (FR), pria usia 27 tahun yang setiap harinya bekerja di rumah potong hewan Girikan Surabaya ini, tega menusuk leher korban, karena memiliki dendam terhadap korban. Tiga bulan sebelumnya, paman (FR) yang bernama Farid Alfarizi, diketahui meninggal terbunuh di kawasan Bungurasih Surabaya. FR dan keluarganya menduga kuat bahwa terbunuhnya pamannya, akibat

perbuatan korban, karena persaingan usaha antar keduanya. “Berdasarkan pengakuan pelaku, dalam kasus ini, ada 4 orang terlibat, selain FR, DD, SE, dan FI, semuanya itu ikut dalam perencanaan pembunuhan terhadap Rendi. Sekitar satu minggu sebelumnya, korban sudah dipantau pergerakannya oleh keempat orang tersebut, namun baru sejak malam Minggu kemarin, korban bisa dibawa atau dikuasai oleh keempat pelaku, dan dieksekusi pagi tadi,” jelas Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP. Andy Purnomo. Menurut Andy, keempat pelaku diketahui merupakan warga Desa Bulang, Sampang yang tinggal di kawasan bulak Banteng Surabaya. Aksi pembunuhan yang dilakukan tergolong pembunuhan berencana. Pelaku terancam dijerat dengan pasal 340 KUHP. Saat ini, pihaknya terus menggali informasi sedalam mungkin dari (FR) termasuk keberadaan tiga pelaku lainnya yang melarikan diri setelah melakukan pembunuhan terhadap korban. Sementara itu, tidak jauh dari lokasi kejadian, di bentang tengah jembatan Suramadu, juga ditemukan sebuah sepeda motor Honda Beat berwarna biru, dengan nopol M 3503 WF, tanpa diketahui siapa pemiliknya. Kini motor tersebut tengah diamankan oleh pihak kepolisian dan diperiksa kaitannya dengan kejadian tersebut. =DONI HERIYANTO/RAH

MAYAT. Salah satu petugas saat melakukan autopsi terhadap jenazah Rendi di kamar mayat RSUD Syamrabu Bangkalan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.