e Paper Koran Madura 15 Januari 2014

Page 25

KORAN PROBOLINGGO MADURA

KORAN MADURA

RABU 15 JANUARI 2014 No. 0280 | TAHUN III

ANGIN MENGGILAS

Ditemukan Korban Patah Tulang PAMEKASAN – Puting beliung menggila di empat desa di Kecamatan Proppo, Pamekasan. Akibatnya pepohonan bertumbangan. Rumah penduduk di Desa Badung, Pang Batok, Tattangoh, dan Panaguan, Kecamatan Proppo, tidak sedikit yang rusak. Dapur, pertokoan, surau, kamar mandi, dan jenis bangunan lainnya juga berantakan disapu angin. Tingkat kerusakan berfariatif, ada yang rusak ringan, sedang, dan rusak berat. Bangunan yang rusak berat umumnya tertimpa pohon berdiameter besar, bahkan sebagian bangunan terbelah menjadi dua bagian. Belum diperoleh data pasti jumlah bangunan yang rusak dari empat desa itu. Namun informasi yang dihimpun koran ini, tingkat kerusakan terparah terjadi di Desa Badung, Kecamatan Proppo. Pantauan di desa itu pada Selasa (14/1) pagi, hampir 20 bangunan mengalami rusak berat, tertimpa pohon jati yang tumbang akibat terpaan angin. Bila disebutkan 10 bangunan di Dusun Tengah, 6 bangunan di Dusun Dang Lebar, dan 1 bangunan di Dusun Ombul. Sedangkan bangunan yang rusak sedang dan ringan tidak terhitung jumlahnya. Selain itu, dua pondok pesantren (Ponpes) di desa itu juga terkena dampak puting beliung, Ponpes Darul Ibad di Dusun Dang Lebar dan Ponpes Nurul Yakin di Dusun Tengah. Dari dua ponpes itu, kerusakan terparah terjadi di Ponpes Darul Ibad. Di pesantren itu, satu deret asrama santri dan kamar mandi rusak parah. Sedangkan di Nurul Yakin lebih ringan, karena hanya sebagian atap yang runtuh tersapu angin. Selain merusak puluhan bangunan, kejadian ini juga mengakibatkan seorang warga Desa Badung mengalami patah tulang. Korban bernama Abd. Rahim, mengalami patah tulang belakang, pangkal paha kiri, dan luka pada bagian kepala. Korban tertimpa pohon tumbang saat melintas di Jl Desa Pang Batok. Kini ia dirawat di rumahnya setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sedangkan pohon yang tumbang di tiga desa itu diperkirakan mencapai ratusan pohon. Selain menimpa bangunan milik warga, pohonpohon yang tumbang itu juga

Pamekasan

RABU 15 JANUARI 2014 | No. 0280 | TAHUN III

sempat memutus akses Pamekasan-Sampang dan memutus jaringan listrik. Pohon yang tumbang ke jalan raya sudah dibersihkan oleh warga, sedang jaringan listrik sampai kemarin pagi masih padam. Haji Muhammad Said, salah satu warga Desa Badung mengatakan angin kencang disertai hujan deras menerjang tiga desa di Kecamatan Proppo dalam waktu bersamaan pada Senin (13/1) kemarin. Saat itu juga, warga berhamburan keluar rumah untuk mengamankan diri. Sebab di sekitar pemukiman warga di daerah itu terdapat kebun jati yang rawan tumbang, karena tumbuh di tanah kerikil. Setelah kejadian itu, warga bergotong royong untuk membuka akses jalan yang terputus. Sedangkan rumah penduduk yang tertimpa pohon baru dievakuasi pada Selasa (14/1) pagi, dengan peralatan seadanya, sehingga membutuhkan waktu cukup lama. Selain itu pekerjaan dilakukan dengan hati-hati khawatir menambah kerusakan bangunan. Kepala Desa Badung, Anwar Syamsidi mengatakan pihaknya sudah melaporkan kejadian itu kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan melalui camat setempat. Ia juga sudah mengajak warga desanya untuk bergotong royong membantu korban bencana itu, sambil lalu menunggu bantuan peralatan dari pemerintah kabupaten setempat. Menurut Anwar Syamsidi selain membutuhkan bantuan peralatan, warga setempat juga berharap agar jaringan listrik di daerah itu segera diperbaiki. Menurutnya, putusnya aliran listrik di daerah itu berdampak pada sulitnya ketersediaan air bersih. Sebab pompa air milik warga tak bisa dioperasikan seperti biasanya. Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, Ismail menyatakan sudah melakukan identifikasi terhadap para korban bencana di Kecamatan Proppo, Pamekasan, beberapa saat setelah kejadian. Selanjutnya, pihaknya akan segera mengirim peralatan yang dibutuhkan masyarakat guna mengevakuasi rumah-rumah penduduk yang tertimpa pohon. =ACHMAD FAUZI M/RAH

II

Perbup Ditunda

Karena Masih Menunggu Sarana Pendukung PAMEKASAN - Sekretaris Ketua Komisi A DPRD Pamekasan, Haedir Rahman menjelaskan sesuai dengan kesepakatan antara Komisi A, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika serta Paguyuban Sopir MPU, disepakati Perbup Pamekasan Nomor 15 Tahun 2010 tentang larangan masuk kota bagi MPU.

Untuk sementara waktu ditunda hingga sarana pendukungnya lengkap. Diantara sarana pendukung itu berupa Sub Terminal Bugih yang dinilai tidak layak dijadikan sub terminal. Menurut Haedir, setelah melakukan pengkajian Perbub itu secara mendalam, ada persyaratan yang tidak dipenuhi sebelum diterapkan. Persyaratan yang dimaksud adalah tidak adanya sarana pelengkap saat MPU dilarang masuk kota seperti ketersediaan angkutan kota. Tanpa adanya angkutan umum khusus dalam kota, maka yang dirugikan tidak hanya sopir MPU sendiri, melainkan juga penumpang. Dalam pertemuan itu, Haedir Rahman menjelaskan setelah semua persyaratan itu terpenuhi, para sopir MPU menyatakan tidak keberatan terhadap penerapan aturan itu dan bersedia untuk ditindak apabila melanggarnya. “Kami mengingatkan agar kesepakatan itu dijalankan,” katanya. Ia juga menegaskan para

sopir itu tidak akan melanggar rambu berhenti yang selama ini kerap diabaikan, terutama tidak akan menaikkan dan menurunkan penumpang di sekitar titik larangan berhenti. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Pamekasan, Mohammad Zakir enggan menjelaskan secara detail alasan penundaan pemberlakuan Perbup itu. Ia hanya menyatakan penundaan itu hanya untuk sementara, karena menunggu lengkapnya sarana pendukung. Pihaknya hanyalah dinas teknis yang bertugas menjalankan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati. Ketika ada penolakan dari masyarakat, pihaknya hanya bisa menyampaikan ke Pemerintah Daerah. Ketua Paguyuban Kompas MPU Se-madura, Nurrahman menyatakan Perbub tersebut selain merugikan sopir MPU, juga merugikan para penumpang. Sebab selain harus mengeluarkan biaya tambahan, para pengguna jasa angkutan umum itu

juga harus kehilangan waktu, karena harus menunggu angkutan menuju kota. “Kalau saat ini, pedagang, pelajar, dan guru yang akan menuju kota cukup mengeluarkan biaya Rp 1000. Jika perbub tersebut diterapkan, mereka harus mengeluarkan uang Rp 5 ribu,” katanya. Ia menyatakan sebanyak 585 armada MPU di Madura sudah sepakat tidak akan beroperasi, jika Perbub itu dipaksakan. Arus tranportasi angkutan umum di Pamekasan lumpuh selama 5 jam, pada Senin (13/1). Ratusan sopir melakukan aksi penutupan jalan utama di wilayah itu, sejak pukul 06.00 hingga pukul 11.30 WIB, menyusul pemberlakuan larangan masuk kota. Akses baru kembali normal setelah para sopir membubarkan aksi penutupan jalan itu dan memilih mendatangi gedung DPRD setempat untuk bertemu dengan pimpinan Komisi A. Penutupan akses jalan utama itu mendapatkan protes dari sejumlah warga yang menilai penutupan jalan itu tidak seharusnya dilakukan sebagai bentuk protes. Sebab yang menggunakan jalan tersebut bukan hanya warga yang selama ini menjadi pengguna jasa angkutan umum, namun juga kendaraan milik pemerintah dan kendaraan barang. =fakih amyal/muj/rah

RUSAK PARAH- Rumah warga rusak parah setelah tertimpa pohon yang tumbang akibat terjangan angin puting beliung. Warga berusaha mengevakuasi pohon dengan peralatan seadanya.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.