Liputan Utam a GebyarNusantara IPB University: MerajutKekayaan Budaya dalam
HarmoniKeberagaman

Liputan Khusus
Tidak SekedarGelar,Inilah Peran dan KontribusiPutra PAPIOMDA dalam melestarikan kebudayaan daerah.



Liputan Utam a GebyarNusantara IPB University: MerajutKekayaan Budaya dalam
HarmoniKeberagaman
Liputan Khusus
Tidak SekedarGelar,Inilah Peran dan KontribusiPutra PAPIOMDA dalam melestarikan kebudayaan daerah.
melestarikan kebudayaan daerah. melestarikan kebudayaan daerah.
Narasumber: Ananda Yustisia Nisa. Putri omda ikc sekaligus wakil ketua umum omda ikc
Indi Deraya Ajiba. Juara 1 PAPI OMDA 2024
Baru-baru ini IPB University mengadakan kompetisi putra dan putri organisasi mahasiswa daerah (PAPI OMDA) dalam acara genus 2024. PAPI OMDA merupakan representasi omda daerah masing-masing untuk memperkenalkan kebudayaan daerah mereka kepada mahasiswa dan khalayak umum di IPB University Putra-putri omda merupakan orang-orang terpilih yang memenuhi kualifikasi, seperti mahasiswa yang mempunyai potensi dan jiwa kepemimpinan; mempunyai dedikasi tinggi dalam melestarikan budaya; dan mempunyai kemampuan komunikasi yang baik Lantas, apa peran dan kontribusi PAPI OMDA dalam melestarikan kebudayaan daerah?
Gebyar Nusantara (genus) 2024 merupakan festival kebudayaan terbesar di IPB University yang menghadirkan banyak kompetisi bertemakan pelestarian budaya, salah satunya adalah kompetisi PAPI OMDA Kompetisi PAPI OMDA umumnya melibatkan beberapa tahapan mulai dari seleksi awal hingga malam puncak. Sebelum PAPI
OMDA melakukan seleksi, PAPI
OMDA diberikan beberapa pelatihan khusus salah satunya adalah seni dalam berbicara di hadapan publik dengan baik dan benar
Pada tahap seleksi awal, PAPI
OMNDA diminta untuk menampilkan tarian atau lagu khas daerah masing-masing yang ditampilkan pada pembukaan genus. Kemudian, pada tahap selanjutnya, PAPI
OMDA menampilkan presentasi mengenai kebudayaan daerah masing-masing mulai dari makanan khas daerah, sejarah, seni tari, tempat bersejarah, adat istiadat, hingga tokoh penting daerah tersebut. Tujuannya untuk mengenalkan daerah dan kebudayaan daerah khususnya bagi mahasiswa yang belum tahu dan familiar dengan hal tersebut.
Selanjutnya, terdapat seleksi berupa wawancara mengenai sistem kepepimpinan bisa masuk ke daerah masing-masing di lingkup mahasiswa. Artinya peserta PAPI OMDA diminta untuk mengimplementasikan unsur kepemimpinan dalam upaya pelestarian daerah untuk
menyinergikan strategi efektif program OMDA dengan kontribusi mahasiswa dalam kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan Hal ini menjadi menarik karena PAPI OMDA sendiri merupakan salah satu figur yang berperan dalam mengajak para mahasiswa dan khalayak umum di IPB University untuk turut serta dalam melestarikan kebudayaan. PAPI OMDA mempunyai tanggung jawab yang besar untuk terus menerus belajar kebudayaan daerah secara mendalam agar dapat mengenalkan dan mengajarkan kebudayaan daerah masingmasing kepada mahasiswa dan khalayak umum di IPB University
Papi Omda juga bertanggung jawab dalam meluruskan kesalahpahaman perspektif dan disinformasi mengenai kebudayaan daerah Kompetisi PAPI OMDA merupakan ajang mengapresiasi organisasi mahasiswa daerah yang telah berjuang dalam melestarikan dan mempromosikan kebudayaan daerah Hal ini juga menjadi ajang pertemuan bagi para mahasiswa yang berasal dari organisasi mahasiswa daerah dari berbagai penjuru Indonesia, Interaksi yang terjalin dalam kompetisi ini menghadirkan kolaborasi kebudayaan antar daerah, contohnya penampilan tari ceremai hasil kolaborasi organisasi mahasiswa daerah kuningan, majalengka, dan Cirebon Kompetisi ini juga memberikan dampak positif bagi
PAPI OMDA pribadi maupun organisasi mahasiswa yang menaunginya. Ananda yustisia Nisa merupakan putri OMDA perwakilan IKC atau omdaCirebon yang sempat menjadi kontestan PAPI OMDA 2023, beliau mengatakan
“Menjadi putri omda memberikan dampak positif karena pelatihan dan ilmu public speaking sangat bermanfaat”
Dampak positif juga dirasakan oleh pemenang juara satu PAPI OMDA 2024, yaitu Indi Deraya Ajiba, beliau mengatakan bahwa selain dapat
meningkatkan personal branding, kompetisi ini dijadikannya batu loncatan untuk terus berkarya dan berinovasi Kedepannya ia bertekad untuk menciptakan program-program terkait melestarikan kebudayaan daerah.
Reporter:Nasywa Nur Azizah
Fotografer: Ismawati
Ilustrator: Syifa Zanjabila
Layouter: Keisha Aqila
Permasalahan polusi udara menjadi sorotan media internasional, termasuk Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, sebab kerusakan lingkungan dianggap efek dari polusi udara yang dihasilkan oleh kegiatan industri, kebakaran hutan, dan juga kendaraan bermotor.
Menanggapi isu permasalahan polusi udara, IPB University ikut serta dalam upaya penanganan polusi udara melalui SK Rektor IPB Nomor 205/IT3/LK/2015 tentang pelaksanaan gerakan green campus 2020 di lingkungan IPB. Dengan penyediaan sarana transportasi untuk menunjang mobilitas mahasiswa yang diharapkan
mampu mendorong budaya transportasi umum dan mengurangi jumlah kendaraan bermotor.
Namun, efektivitas upaya tersebut pada kalangan mahasiswa masih menjadi pertanyaan.
Keberadaan bus kampus dianggap menjadi upaya dalam mengurangi jumlah kendaraan di dalam kampus juga menjadi sarana mobilitas bagi mahasiswa, namun dalam pelaksanaannya terdapat banyak sekali faktor hambatan dalam meraih tingkat efektivitas, salah satunya yaitu jadwal kedatangan bus yang tidak tidak menentu.
Salah satu pengguna bus kampus, Azzahra Salzabila
mahasiswa baru angkatan 61 menyampaikan pendapatnya. “Bus IPB memang memiliki jadwal masing-masing, tapi terkadang jadwal bus IPB tidak menentu.” Ujarnya.
Dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari, bus IPB memang menjadi solusi bagi mahasiswa yang tidak memiliki kendaraan bermotor, dalam skala penilaian 1-10 mengenai tingkat fungsional dari transportasi kampus Azahra menyebutkan sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap kehidupan di kampus.
Reporter : Muhammad Fazar Nugraha Fotografer : Ahmad Baruna Syahbani
Layouter : Faisal Mumtaz Hidayat
ertanian bukan hanya menanam padi di sawah. Pertanian sebenarnya mencakup tujuh subsektor
lainnya, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian. Di Institut Pertanian Bogor (IPB) University, terdapat banyak sekali inovasi yang dikembangkan pada subsektor pertanian ini Salah satunya di subsektor perikanan ada inovasi Nila Pelet (Nilet), sebuah produk inovasi dari salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) IPB University Tim PKM-K Nilet IPB University ini berhasil meraih juara 3 di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37 pada Oktober 2024.
Tim PKM-K Nilet ini terbentuk pada bulan Desember 2023 lalu dan telah melalui berbagai seleksi, mulai dari proposal di tingkat IPB University hingga seleksi proposal nasional pada bulan April 2024 lalu. Kemudian tim PKM-K Nilet mendapatkan pendanaan dan melakukan pengujian di BAK IKN, Sekolah Vokasi (SV) IPB University dan di kolam percobaan BDP
Fotografer: Ismawati
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, hingga akhirnya ke tahap proses produksi.
Tim PKM-K Nilet ini diketuai oleh Irfan Manaf dan beranggotakan Evita Maharani, Hanifah Adha, Lintang Ashfa, dan Fajar Maulady. Nilet ini merupakan pakan ikan berbahan dasar limbah sayuran. Limbah sayuran yang dipakai, yaitu limbah dari batang kangkung, daun pepaya, daun singkong, dan gulma air Lemna Sp. Ide awal pembuatan pelet dari limbah sayur ini berasal dari keresehan tim PKM-K Nilet, menurut Hanifah Adha selaku anggota tim PKM-K Nilet,
“Nilet terinspirasi dari banyaknya timbulan sampah dari sayuran yang tidak layak jual di pasaran yang dibuang dan ditumpuk di pinggir jalan pasar sebelum diangkut ke TPS, sehingga menyebabkan kurangnya estetika dan bau yang menyengat saat berjalan di sekitar tumpukan sampah itu.”
ujarnya saaat wawancara di SV IPB University (21/11). Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2022, sekitar 39,62% sampah di Indonesia adalah sampah sisa makanan termasuk sampah sayuran.
Proses produksi pembuatan Nilet ini dilakukan mandiri oleh tim PKM-K Nilet tersebut, mulai dari mengumpulkan limbah sayurnya sendiri dari pasar yang ada di Jalan Surya Kencana, Kota Bogor hingga ke proses penjualannya Limbah tersebut kemudian dibersihkan dan dikeringkan hingga tidak ada kadar airnya. Selanjutnya, limbah sayuran diolah menjadi tepung sebagai bahan substitusi tepung ikan Komposisi Nilet ini selain menggunakan limbah sayuran, juga menggunakan tepung ikan, minyak cumi, minyak ikan, dedak, pollard, minyak jagung, vitamin, mineral, soybean meal, dan premix. Semua proses produksi Nilet ini dilakukan di laboratorium FPIK IPB University Dramaga Setiap produksi menghasilkan 25-50 kg pelet dengan total dari semua produksi mencapai 1.250 kg.
Produk Nilet ini dijual melalui toko online di Shopee, Tokopedia atau menghubungi langsung melalui WhatsApp. Nilet ini sudah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Solok dan Lampung
Selatan di Pulau Sumatera; JABODETABEK, Tegal, Sukabumi, Brebes, Malang, dan Kebumen di Pulau Jawa; serta Makassar di Pulau Sulawesi
Varian dan harga Nilet ini tersedia dalam tiga varian, yaitu kemasan 1 kg
dengan harga Rp 12 000, kemasan 5 kg dengan harga Rp 55.000, dan kemasan 25 kg dengan harga Rp 257.000.
Nilet memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan pakan ikan lainnya, seperti mempercepat panen ikan karena adanya kandungan enzim papain dari daun pepaya yang membantu mempercepat proses pencernaan dan pertumbuhan ikan Selain itu, kombinasi enzim zepain, minyak ikan, dan minyak cumi mampu meningkatkan nafsu makan ikan. Dengan tingkat residu pakan yang rendah, Nilet lebih ramah lingkungan karena meminimalkan limbah sisa pakan Keunggulan lainnya adalah bahan bakunya yang berbasis limbah sayuran, sehingga turut membantu mengurangi timbunan sampah organik dan mendukung pelestarian lingkungan
Melalui inovasi ini, tim Nilet berhasil menghadirkan solusi berkelanjutan yang mengutamakan kelestarian lingkungan. Pakan ikan yang dikembangkan tidak hanya ramah lingkungan, tapi inovasi ini juga mendukung sektor perikanan dengan menyediakan pakan berkualitas tinggi yang dapat diperoleh dengan harga terjangkau
Reporter: Bagus Alvito
Ilustrator: Syifa Zanjabila Layouter: Keisha Aqila
Rinai sore kala itu menyambut ricuh tepuk tangan dengan alunan melodi yang menggema di sepenjuru sanggar. Gelak tawa hingga senyuman bahkan tangisan melebur menjadi satu kesatuan irama. Fokus mereka hanya pada sekelompok perempuan yang sedang menari dengan senja bak pengiring datangnya malam. Netra demi netra terpikat oleh gerakan penuh kelembutan yang bermakna di dalamnya. Gadis kecil berkepang satu menatap penuh kekaguman, netranya menatap wanita tua dengan selendang mengikat pinggangnya, parasnya penuh keriput dengan senyuman memikat mata. Netra mereka saling bertemu pandang penuh kekaguman.
“Aku ingin menjadi seperti mbah uti yang melatih dan memperkenalkan tariantarian indah itu kepada semua orang,” pikirnya kala itu.
Hingga aku tersadar, bagaimana bisa gadis kecil itu memikirkannya? Sekarang bagaimana aku yang sudah dewasa ini mewujudkannya?
Bahkan manusiamanusia kini terlalu fokus akan dunianya, mencari-cari sesuatu di negeri lain hingga lupa bahwa rumahnya juga memiliki hal yang sama.
Dalam gulatan senja penuh sunyi, potret usang penuh debu terpampang jelas penuh kerinduan. Foto penuh makna yang begitu berarti bagi sang pemilik rindu. Dari banyaknya orang di dalam foto itu, fokusku terpaut oleh sosok wanita tua yang berada di tengah dengan selendang ciri khasnya, senyumnya tampak lebar penuh haru sekaligus bangga. Usapan demi usapan penuh kerinduan menghapus jejak debu yang selama ini melekat penuh rindu. Dalam diam sunyi aku bertanya, “kenapa janji itu terucap hingga kini aku terjebak dalam sebuah sanggar kosong penuh impian? Rasanya menyesakkan ketika aku tak bisa menjadi seperti yang ku mau, bagaimana aku bisa memenuhi sanggar ini seperti dulu?”
Lantas seorang wanita tua dengan tongkat di tangannya tampak berjalan seirama dengan suara tongkat yang menggema di sepenjuru sanggar. Dengan suara parau, beliau berkata, “Nduk, mungkin belum saatnya sanggar ini berjaya sebagaimana ia berjaya pada masanya. Bagaimanapun kamu sudah melakukan yang terbaik untuknya.”
Belaian tangannya mengusap rambutku penuh kasih, menenangkan setiap pikiran yang berkecamuk dalam diam.
“Mbah Uti, melodi tubuh itu kian hilang dan terlupakan. Bagaimana cara ku mempertahankannya?”
“Mbah Uti, manusiamanusia ini terlalu lepas menjelajah melodi demi melodi lain di dunia hingga lupa melodi rumahnya. Bagaimana caraku menariknya kembali?” Kerutan tercetak jelas di dahiku, tanda tanya dan keraguan menyelimutiku.
Belaian itu berpindah menjadi sebuah tepukan kecil di pundak, menenangkan sekaligus menguatkan.
“Mungkin memang banyak manusia yang sudah lupa, tapi banyak juga dari mereka yang masih ingin mempelajarinya. Kain, sanggar dan tarian ini bawalah pergi, tebarkan melodi ini ke pelosok negeri.
Senyum hangat dengan binar mata yang meredup mengalihkan pikiranku, air mata yang sejak awal tertahan meluncur begitu saja tanpa aba-aba. Dekapan hangat penuh kasih dan rasa bangga menutup sore kala itu, seirama dengan senja yang kian menghilang terbenam di cakrawala.
“Nduk, tak ada yang hilang, mereka hanya terlalu sibuk akan dunia. Kenalkan kembali pada mereka, tunjukkan melodi tubuh yang indah penuh makna. Karena sejatinya, semua itu ada dan tertanam di relung hati.”
Reporter: Mila Maghfiroh
Ilustrator: Shalima Azka S. Layouter: Felisya Dzaffrina A.
Melodi tubuh penuh makna
Terbawa arus dan kini terlepas begitu saja
Manusia kini terlalu sibuk bergelut dengan
dunia
Mencari melodi demi melodi lain hingga lupa
melodi rumahnya
Mbah uti, tarianku tak seindah tarianmu
Sanggar ini juga tak seberjaya pada masamu
Mbah uti, langkah apa yang harus kutempuh?
Satu demi satu perjalanan penuh rintangan
Menabur benih demi benih melodi di sepenjuru negeri
Mbah uti, tuturmu kala itu benar adanya
Melodi itu masih tertanam dan akan selalu
ada di relung hati
Selamanya mungkin akan tetap sama
Dan aku akan tetap disini
Dengan liukan seirama
Degan melodi penuh makna
Menari hingga senja terbenam di cakrawala
Bukan Sekedar Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
Bukan Sekedar Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
Mengatur Pakaian Kampus, tetapi untuk Menciptakan Menciptakan
Mengatur Pakaian Kampus, tetapi untuk
Lingkungan yang Professional and Disciplined
Lingkungan yang Professional and Disciplined
Sebagai seorang Mahasiswa yang baik tentu memiliki nilainilai etika dan kedisiplinan. Begitu pula dalam aktivitas perkuliahan Perkuliahan dapat berjalan dengan aman, tertib, dan lancar bila semua civitas memenuhi peraturan yang telah ditetapkan. Salah satu bentuk kedisiplinan yakni dalam Berpakaian
Di lingkungan kampus Sekolah Vokasi IPB University, Standar Operasional Prosedur (SOP) berpakaian merupakan bagian dari tata tertib yang harus dipatuhi oleh seluruh mahasiswa. SOP berpakaian ini dibuat untuk menciptakan suasana akademis yang sopan, rapi, dan mencerminkan identitas mahasiswa sebagai bagian dari komunitas intelektual di Lembaga Pendidikan
Di Sekolah Vokasi IPB University, ada beberapa ketentuan dalam SOP berpakaian yang wajib dipatuhi diantaranya, mahasiswa pria dan wanita wajib berpakaian formal, sopan, rapi dan pantas tidak memakai logo atau lambang dari ormas atau orpol Peraturan ini berlaku setiap harinya, kecuali hari kamis, mahasiswa diwajibkan memakai pakaian seragam program studi dengan celana atau rok hitam polos. Selanjutnya ada aturan khusus bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan laboratorium atau lapangan, diwajibkan menggunakan jas laboratorium dan wearpack saat berada di lapangan serta sepatu tertutup gkungan kampus
Aturan berpakaian ini diterapkan tidak hanya di ruang kelas tetapi juga dalam berbagai kegiatan kampus, termasuk seminar, workshop, ormawa expo dan acara resmi lainnya, sehingga mahasiswa terbiasa dengan standar profesional di berbagai situasi
Dengan menerapkan SOP berpakaian yang ketat, Sekolah Vokasi IPB University telah membentuk etika berpakaian dan citra mahasiswanya sebagai individu yang berpendidikan dan menghormati lingkungan kampus. Berpakaian yang sesuai membantu mahasiswa untuk menghadapi tuntutan profesional di dunia kerja. Aturan berpakaian di Sekolah Vokasi IPB University bertujuan untuk menanamkan disiplin di kalangan mahasiswa. Disiplin ini tidak hanya terlihat dari cara berpakaian, tetapi juga mencerminkan sikap dan perilaku yang diharapkan dalam lingkungan akademik
Selain memberikan dampak positif kepada mahasiswa juga berdampak terhadap suasana belajar yang lebih kondusif dan menghormati lingkungan akademik.
Di samping banyaknya dampak positif a juga menemui hambatan dalam n aturan SOP berpakaian ini, bagi mahasiswa baru, beradaptasi ingkungan kampus dan budaya yang baru bisa menjadi tantangan Mereka mungkin belum sepenuhnya i pentingnya aturan berpakaian dan a hal itu berkontribusi pada citra l di lingkungan akademik. Namun hambatan tersebut mereka tetap aturan yang telah ditetapi. Reporter: Novi Syahara
Ilustrator: Ridwan Al Fadri
Layouter: Keisha Aqila
Sekretariat: Student Center IPB Lt.2, Jl. Meranti, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 E-mail: korankampusipb@apps.ipb.ac.id