komunika 05 2007

Page 11

www. bipnewsroom.info/komunika email : komunika@bipnewsroom.info Departemen Kehutanan Kelompok Tani Hutan Akan Peroleh Pinjaman Dana Reboisasi Pemerintah memberikan kesempatan kepada badan usaha berbadan hukum, koperasi serta kelompok tani hutan, untuk memperoleh pinjaman dana reboisasi dalam rangka pengembangan hutan tanaman, melalui sistem dana bergulir. “Penyaluran dananya menggunakan sistem dana bergulir, dan pemerintah membentuk badan pembiayaan pembangunan hutan (BP2H) dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum (PPK-BLU),” kata Menteri Kehutanan MS. Kaban terkait dengan diterbitkannya Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Kehutanan tentang Pengelolaan Dana Reboisasi dalam rekening pembangunan hutan, di Jakarta, Jumat (2/3). Menurutnya, departemen kehutanan juga telah menetapkan pemberian Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) melalui Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 guna mensejahterakan masyarakat sekitar hutan dan mewujudkan pengelolaan hutan lestari. “Hal ini akan memberikan akses hukum, akses ke lembaga keuangan, dan akses pasar yang lebih luas pada masyarakat dalam memanfaatkan hasil hutan produksinya,” tambah Menhut. Namun Menhut menegaskan bahwa pemberian akses hukum yang lebih luas terutama pemberian IUPHHK-HT dengan jangka waktu paling lama 100 tahun, bukan berarti peralihan kepemilikan hutan negara ke individu, tetapi sebatas izin legal pemerintah untuk berusaha, pelayanan pembiayaan dan akses pasar yang jelas. BP2H yang akan dipimpin oleh sekretaris Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Dephut ditargetkan akan mampu membiayai sekitar 95 ribu kepala keluarga yang masing-masing akan mengelola 15 hektare dengan besar bantuan pembangunan hutan tanaman sebesar Rp8 juta hingga Rp10 juta. (T.Tr/Kus) Departemen Komunikasi dan Informatika UU ITE Memudahkan Pengiriman Uang TKI Ke Indonesia Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang terus berkembang supaya di dalam RUU ITE juga harus dimasukkan tentang penggunaan money transfer via hand phone (pengiriman uang melalui telepon selular). “Ketentuan – ketentuan yang terkait dengan masalah transaksi elektronik di dalam RUU akan membantu bagaimana TKI bisa mengirimkan uang secara mudah melalui hand phone yang mereka miliki,” kata Dirjen Aplikasi Telematika Departemen Kominfo Ir Cahyana Ahmadjayadi, saat memberikan penjelasan atas nama menteri kepada Pansus ITE, di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Kamis (1/3). . Menurutnya, secara teknis, tentunya TKI atau pahlawan devisa yang akan mengirimkan uangnya ke Indonesia memang terkait dengan bank lokal di beberapa Negara tempat bekerja, namun bank lokal tersebut juga harus memberi koordinasi dengan bank yang ada di Indonesia, karena uangnya akan dikirim ke Indonesia. ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kemudahan lain yang selama ini dipergunakan adalah, adanya bank asal Indonesia cabang luar negeri sehingga TKI mengirimkan uangnya melaui bank tersebut kemudian bisa ditransfer informasinya melalui sms, hp, internet paymen gate way. Cahyana mengungkapkan, saat ini baru 20 persen pengiriman uang yang dilakukan oleh TKI dikirim melalui western union ataupun melalui system pembayaran luarnegeri lainnya. “Dan 80 persennya masih dibawa oleh TKI sendiri sehingga kemudian dicegati di Bandara Soekarno Hatta terminal III (liar negeri),” kata Cahyana. Dikatakannya, hal-hal teknis seperti layanan pengiriman uang di atur dalam UU ITE nantinya juga akan membuat ketentuan sebuah bank lokal untuk mempunyai cabang di daerah lain untuk kemudian timbulnya kerjasama antar operator. “Layanan pengiriman uang yang ada di dalam peraturan pemerintah yang akan dibuat berisi hal-hal teknis seperti ini nantinya akan membuat ketentuan sebuah bank yang beroperasi di Indonesia harus punya cabang di negara lain”, ujarnya. (T.ww) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pergeseran Model Hubungan Industrial Ada pergeseran model hubungan industrial saat ini dari corporatist ke contractualist, karena itu kalangan pekerja dan pengusaha diharapkan dapat menyikapi hal itu secara dewasa. Hal tersebut disampaikan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Erman Suparno seusai mengikuti pemaparan Kajian Akademis Independen terhadap UU No.13/2003 tentang ketenagakerjaan, di Jakarta, Senin (5/3). Menakertrans menjelaskan, perkembangan ketenagakerjaan hendaknya mengikuti berbagai peraturan yang mendukung pemulihan ekonomi seperti munculnya pola contractualist. Dalam kajian ini Erman berpesan kepada semua pihak, agar hendaknya memiliki pola berfikir yang demokratis dan dewasa khususnya dalam aspek hubungan industrial, “ke depannya, jika terdapat perbedaan-perbedaan diantara berbagai pihak, maka mereka harus mau mencari titik temu yang dapat menguntungkan semua pihak.” Hal senada mengenai adanya pergeseran model hubungan industrial juga diakui oleh ketua Tim Kajian Independen, Armida S. Alisjahbana. Dalam UU No.13/2003 ada berbagai peraturan yang kurang kondusif dalam memfasilitasi pemulihan ekonomi. Diantara yang kurang kondusif itu adalah adanya inkonsistensi peraturan ketenagakerjaan dalam hal penentuan upah minimum, ketidak jelasan dalam ketentuan mengenai PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu), istirahat panjang, PHK (Pemberhentian Hubungan Kerja) dan pesangon serta outsourcing. Untuk itu, Tim Kajian Idependen merekomendasikan kepada pemerintah untuk mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pekerja dan pengusaha dalam melaksanakan perjanjian kerja Bipartit, langkah tersebut dapat dilakukan melalui adanya penetapan ketentuan hukum yang mendorong terlaksananya perlindungan yang kolektif. (T. De/id/b) ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Departemen Kesehatan

Membangun Kesehatan Masyarakat agaimana menciptakan bangsa yang maju, jika rakyatnya sakit? Karena itu dalam Undang-Undang 1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang sehat. Sayang, kualitas kesehatan di Indonesia dinilai kurang. Masih banyak masyarakat Indonesia hidup dibawah standar kesehatan. Terutama pada masyarakat miskin (Maskin), tingkat kematian bayi saja mencapai 3,5 kali lebih besar dari masayarakat kelompok kaya,dan tingkat gizi buruk balita pun sangat tinggi. Hal ini didukung karena perilaku masyarakat sendiri belum sepenuhnya mendukung upaya pembangunan kesehatan dan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Padahal untuk menciptakan kesehatan, dimulai dari merubah pola hidup sehat, yang nantinya akan membawa lingkungan sekitar menjadi sehat pula. Lihat saja dalam laporan UNDP 2005, tingkat Umur Harapan Hidup (UHH) Indonesia berada diurutan 110 dari 177 negara. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan memberi perhatian khusus dalam peningkatan UHH dengan sasaran meningkatkan tingkat UHH dari point 66,2 menjadi 70,6 pada tahun 2009. Pembangunan kesehatan secara merata dan mudah dijangkau dengan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi agenda utama Departemen Kesehatan. Selain itu untuk mewujudkan pembangunan masyarakat sehat Departemen Kesehatan menetapkan strategi untuk meningkatkan sistem surveillance, monitoring dan informasi kesehatan,serta meningkatkan anggaran pembiayaan

Edisi 05/Tahun III/Maret 2007

kesehatan. Program Kesehatan nasional pembangunan 12 Ribu Desa Siaga, merupakan tindak lanjut “Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan” yang di canangkan Presiden. “Program tersebut diarahkan untuk peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan masyarakat sehingga pelayanan kesehatan bisa dirasakan hingga ke lapisan paling bawah”, ungkap Kabang Tata Usaha Pusat Promosi Depkes RI, Endang Sri Widyaningsih. Disebut desa siaga, jika desa tersebut mempunyai kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat. Pembentukan Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dengan memberdayakan sumberdaya masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat secara mandiri merupakan salah satu bentuk mempersiapkan desa siaga.(dw)

foto : http//nlogfam.com

B

Wajah Kita

Rakus Manusia adalah makhluk paling rakus di muka bumi. Beda dengan makhluk lain yang hanya makan daging saja (carnivora), atau makan tumbuhan saja (herbivora), manusia memiliki julukan mengerikan: si pemakan segala (omnivora). Manusia tidak saja makan mamalia lain, tapi juga makan rumput, jamur, lumut, serangga, reptil, pendeknya apapun yang dapat dimakan ditelannya. Kerakusannya melebihi makhluk-makhluk lain, sehingga jika tidak dikendalikan, manusia berpotensi menimbulkan kehancuran dunia seisinya. Macan yang memiliki predikat hewan buas, akan berhenti makan setelah kenyang. Tidur bermalas-malasan menikmati kekenyangannya dengan mata sendu, kendati di depan hidungnya berseliweran kijang dan kelinci gemuk. Ia berhenti setelah hasratnya akan makanan terpenuhi. Tak pernah tampak macan bersendawa alias gelegeken lantaran kekenyangan bukan? Ia tak kenal hadist Nabi, tapi ia selalu mengamalkannya: Makan setelah benar-benar lapar, dan berhenti makan sebelum benar-benar kenyang. Bahkan di tengah kekenyangannya, ia mampu bersikap arif, membiarkan saja ketika komunitas binatang lain mengeroyok sisa makanan yang tadi diburunya dengan susah-payah. Contoh lain adalah burung gelatik, si pencuri padi pak tani. Pagi-pagi benar ia sudah terbang mencari pak tani yang lengah menjaga sawahnya. Makan, dan segera pulang setelah temboloknya penuh makanan. Ia tak membawa pulang bulir padi sebijipun untuk disimpan sebagai persiapan sarapan besok. Ia hanya makan sebatas yang mampu ia makan untuk mempertahankan hidup. Dan setelah itu, ia akan menikmati istirahat yang tenang sepanjang malam tanpa berpikir besok mau makan apa.

foto : dn

Lain halnya dengan manusia, si omnivora, jika menjumpai makanan ia akan berusaha makan sebanyak-banyaknya, bila perlu sampai kekenyangan. Tapi jangan kira manusia akan berhenti setelah kenyang. Setelah ngiras (Jawa, artinya: makan di tempat) ia juga akan ngirus (Jawa, artinya: mengambil lagi dengan sendok besar). Dan ia akan membawa sisa makanan itu pulang ke rumah untuk disimpan sebagai cadangan. Ia bahkan tak berhenti mencari sumber makanan lain, kendati cadangan makanan di rumahnya sudah bertumpuk setinggi bubungan. Ia akan terus menggali, membongkar, mengaduk-aduk, mengobrak-abrik isi bumi, demi memuaskan hasratnya akan kebutuhan perut yang tak pernah mencapai klimaks. Di tengah kekenyangan perutnya, jiwanya terus merasa lapar, sehingga manusia tak akan membiarkan manusia lain menyentuh sisa makanan yang sejatinya secara hakiki sudah tak dibutuhkannya. Ia akan bersikap defensif manakala miliknya disentuh orang. Bahkan bila perlu ia akan bertindak protektif sekaligus agresif mempertahankan makanan yang dicarinya dengan bersimbah peluh itu. Berbeda dengan gelatik yang dapat tidur nyenyak ketika temboloknya penuh, manusia yang sudah kekenyangan masih juga merem-melek di waktu malam. Otaknya terus berpusar-pusar, memikirkan besok mau makan apa, dan--bila perlu--makan siapa. Kerakusan manusia, yang terbingkai secara apik dalam definisi makhluk omnivora, membuatnya makin leluasa melahap seisi dunia. Ia tidak saja makan beras, jagung, ubi, ketela, sagu, ikan, ayam, kambing, sapi, babi, tapi juga makan gedung sekolah, jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan makan manusia lainnya. Ungkapan Thomas Hoobes, homo homini lupus, manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya, tampaknya perlu direvisi. Karena dalam praktiknya, manusia jauh lebih buas dari serigala. Serigala hanya makan daging, itupun bukan daging sesama serigala. Sedangkan manusia doyan makan sesama manusia, dan doyan melahap apa saja yang dapat ditelan, tak peduli itu milik orang lain atau milik negara sekalipun! (g)

11


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.