PIJAR PELITA

Page 1

Perjalanan KMKL dAn kita

Pijar Pelita Kemasyarakatan BP “Varuna” KMKL-ITB 2021/2022


dan Kita, merupakan salah satu strategi dalam pembentukan suatu buku catatan perjalanan kemasyarakatan KMKL-ITB selama kepengurusan "Varuna" KMKL-ITB periode 2021/2022. Terlepas dari banyaknya hambatan tahun ini, bidang kemasyarakatan KMKL-ITB telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk dapat terus membantu dan memberikan dampak kepada masyarakat dengan waktu dan tenaga yang tersedia. Mungkin memang dirasa belum optimal, dengan segala kebaikan dan kekurangan, segala pengalaman berkesan maupun kesulitan, buku catatan ini dapat terbentuk dan menjadi buku catatan yang menggambarkan kemasyarakatan KMKL-ITB periode 2021/2022.

Bukan sekadar catatan perjalanan, Pijar Pelita dibentuk dengan harapan agar pembaca dapat ikut merasakan pengalaman kemasyarakatan di KMKLITB. Pembaca diharapkan dapat ikut berempati dengan apa yang penulis rasakan pada saat pelaksanaannya. Pembaca dapat mengerti dan memahami suasana yang ada sehingga dapat ikut merasakan segala kenangan dirasakan, baik kebahagiaan kecil maupun kenangan serta pelajaran berharga yang penulis rasakan.

Sebagai insan akademis, sudah sepatutnya kita membuka mata dan hati untuk dapat peduli dan ikut serta membantu sesama yang bisa kita mulai dari hal-hal kecil. Sedikit harapanku, semoga kata-kata dan memori yang ada dalam buku catatan perjalanan ini dapat memantik dan mendorong pembaca untuk selalu berbuat baik kepada sesama, untuk selalu berempati, dan selalu membuka diri terhadap keadaan yang terjadi di sekitar kita. Selamat membaca dan semoga semakin terinspirasi untuk melakukan aksi nyata kepada sesama. Salam, rakyat mini.

KATA PENGANTAR

Pijar Pelita, atau singkatan dari Perjalanan KMKL


Created by:

Writers:

Erika Gunawan

Anisya Nurul Rahardiani

Fikri Maulana

Clief Matulessy

Kania Ditya Aquilera

Diah Putri Pitaloka

Muhammad Rayhan Khasib

Dinda Desintya Ramadani Ditha Nur Asyifa

Designers:

Erika Gunawan

Muhammad Arif Sadewo

Farah Syahidah

Muhammad Yusfan Tsani Ilmawan

Fikri Maulana

Muhammad Faris Winawan

Hilmy Taqiyuddin Iklima Alviani Maideva

Editors:

Kania Ditya Aquilera

Alfian Nur Rahmawan

Muhammad Rayhan Khashib

Angellita Aurelia Siahaan

Popi Fitriani

Yolanda

Rafi Ahmad Salim

Iklima Alviani Maideva

Safira Azzahra


4


5


YUK PANSOS!! (Rafi Ahmad Salim - 15519020) Panjat, panjat, panjat sosial… Pada inget nggak tuh sama lagu Panjat Sosial punya Gaga Muhammad yang sempat viral beberapa tahun ke belakang? Kali ini gue mau cerita juga soal kegiatan berpansos yang gue lakuin bareng temen-temen di KMKL-ITB. Eit, tapi yang ini pansos-nya beda karena berpansos yang gue lakukan adalah berkunjung ke panti sosial. Kalau kalian penasaran sama kegiatan gue selama berpansos, ikutin cerita gue sampai abis, ya! Panti yang gue datengin bareng Divisi Community Service waktu itu bertempat di Jalan Veteran Blk, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Buat

Jujur, gue happy banget bisa ikut ambil bagian dari

sampai ke sana, gue sama temen-temen harus

kegiatan berpansos. Meskipun bantuan yang kami

ngelewatin gang yang cukup sempit. Begitu sampai,

salurkan nggak begitu banyak, gue harap itu bisa

yang gue sadari pertama kali adalah suasana yang

meringankan sedikit dari beban yang mereka punya.

cukup sepi dan ruang yang terbilang sempit–agak

Kita semua tau kalau pandemi udah bikin kehidupan

terbatas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang

banyak orang porak-poranda, tapi semoga kita nggak

membutuhkan space yang luas.

lupa buat tetap membantu sesama.

Di Panti Sosial Asuhan Anak Yatim Piatu

Gue sangat menanti kegiatan-kegiatan lain semacam

Muhammadiyah Sumur Bandung itu, gue

ini. Mudah-mudahan, di lain waktu gue bisa

mendapatkan kesempatan untuk ngobrol dengan Pak

berkunjung lagi dan punya kesempatan lebih untuk

Naim selaku pengurus panti. Beliau bilang, semenjak

berinteraksi dengan teman-teman di panti–mengingat

pandemi COVID-19, panti memang jadi lebih sepi

bahwa pada kunjungan kemarin, semua sangat

karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar,

terbatas karena pandemi masih merajalela dan bikin

alias PSBB, yang mengakibatkan jumlah kunjungan

kita harus sangat hati-hati dan waspada. Thank

yang sangat menurun ketimbang biasanya. Hal ini,

you buat Comser yang sudah mewadahi gue dalam

sayangnya, juga berimbas pada menurunnya jumlah bantuan yang masuk. Oleh karenanya, kunjungan gue bersama dengan KMKL-ITB pada waktu itu disambut dengan sangat baik. Kata Pak Naim, saat ini panti dihuni oleh kurang lebih dua puluh lima anak asuh dengan rentang pendidikan sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Tidak ada yang berbeda dari keseharian mereka–anakanak ini bermain, belajar, dan berkegiatan sama seperti yang kita lakukan. Hanya saja, di panti ini, mereka juga dibekali dengan pendidikan agama yang mendalam. Kegiatan salat berjamaah dan mengaji bersama sudah menjadi rutinitas mereka sehari-hari.

6


Klakson di Jalanan (Safira Azzahra - 15519036) Ada yang pernah dengar soal Yayasan Bagea? Bagea dalam Bahasa Sunda artinya adalah perasaan rindu kepada seseorang yang jarang datang. Tapi kalau ngomongin soal Yayasan Bagea, itu beda cerita. Yayasan Bagea adalah salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial dan Perlindungan Anak di Kota Bandung. Yayasan yang didirikan oleh Bu Sumi pada 2015 silam ini berfokus untuk mengajak anak-anak jalanan di daerah Pasirkoja untuk kembali bersekolah. Yayasan Bagea awalnya hanya berupa kelompok kecil yang beranggotakan beberapa anak jalanan yang berkumpul di atas tikar sederhana untuk belajar bersama. Seiring berjalannya waktu, yayasan ini terus

Kegiatan belajar mengajar di Yayasan Bagea berjalan

berkembang dan berhasil menggaet beberapa lembaga

secara informal. Pun demikian, setiap murid

untuk bekerja sama dalam berbagai kegiatan. Kini,

dipastikan memiliki NISN sehingga mereka bisa

pergerakan Yayasan Bagea tidak hanya terbatas dalam

mendapatkan haknya untuk belajar di sekolah formal.

hal pendidikan, tetapi juga kesehatan dan gerakan

Semua anak didik juga diberikan kebebasan jika

sosial kemasyarakatan. Selama tujuh tahun ini, Bu

mereka memang lebih memilih untuk mengenyam

Sumi dan rekan-rekan beliau terus terlibat aktif dalam

pendidikan secara resmi seperti anak-anak lain pada

pencegahan dan penanganan masalah anak secara

umumnya.

mandiri bagi anak-anak kurang beruntung di daerah

Masih soal Yayasan Bagea, pada suatu waktu, aku

tersebut.

bersama teman-teman di KMKL-ITB mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke sana melalui kegiatan KLACTION yang digagas oleh Divisi Community Service dan Kekeluargaan. Kegiatan yang bertepatan dengan hari jadi KMKL-ITB ini terdiri atas serangkaian perayaan, mulai dari potong tumpeng sampai sharing dan main bareng. Secara umum, aku bisa bilang kalau kunjungan ini seru banget–apalagi waktu kita lari-larian main bajak laut bareng tementemen di Yayasan Bagea. Lebih dari itu, lewat sesi sharing, aku menyadari bahwa ada banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari anak-anak hebat di sana–salah satunya adalah semangat belajar mereka yang sangat luar biasa di tengah banyaknya keterbatasan yang menghimpit mereka. Aku dengar sebagian besar anak-anak di Yayasan Bagea punya tanggung jawab sampingan selain belajar. Setiap akhir pekan, atau sepulangnya mereka dari sekolah, anak-anak ini menghabiskan

7


waktu di jalanan untuk mengamen dan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Tentu bukan hal yang mudah untuk bisa melakukan keduanya secara seimbang, tapi aku salut dengan mimpi-mimpi besar yang ingin mereka capai–misalnya untuk menjadi seorang dokter atau pemain sepak bola hebat yang terkenal. Untuk adik-adik di Yayasan Bagea, semoga kalian tetap semangat belajar, ya! Aku dan teman-teman di KMKL-ITB nggak sabar untuk dengar kabar baik soal mimpi-mimpi kalian. Doa terbaik kami akan selalu menyertai dan semoga kita bisa bertemu lagi

8


Keringat Untuk Bagea (Clief Matulessy - 15519025) Akhir minggu memang menjadi waktu yang selalu tepat untuk rebahan alias self healing–dan ini juga yang sebenarnya aku rencanakan pada Sabtu, 25 September 2021 lalu. Pagi itu, aku sudah siap lahir batin untuk menghabiskan sepanjang hari untuk leha-leha, tapi notifikasi dari salah satu grup Line membuatku seketika ingat kalau ada agenda yang harus aku hadiri. Bersama teman-teman dari Bidang Kemasyarakatan KMKL-ITB, aku memiliki rencana untuk mengunjungi Yayasan Bangun Bahagia Sejahtera–atau yang lebih populer dengan nama Yayasan Bagea–. Setelah melewati lika-liku jalanan Kota Bandung yang berdebu dan menembus gang sempit dengan rumah-

Setelah semua mata acara berakhir, kini saatnya aku

rumah sederhana yang saling berdempetan di kanan

dan teman-teman untuk pulang. Waktu yang kami

kiri jalan, kami akhirnya sampai di Yayasan Bagea.

habiskan dengan adik-adik di Yayasan Bagea memang

Aku tidak punya waktu untuk mengeluh tentang

tidak lama, tetapi kesan luar biasa yang aku dapat

panasnya cuaca Kota Kembang pada siang itu–karena

akan terus mengakar dalam kepala.

senyum dan semangat adik-adik yang menyambut

Dari mereka, aku belajar bahwa semangat akan

kami di depan pintu membuat lelahku menguap begitu

mengalahkan situasi terburuk sekalipun. Seringkali,

saja. Hatiku menghangat dan seketika aku menyadari

ekonomi menjadi penghalang untuk meraih cita-

bahwa selama ini Sang Pencipta sudah sangat baik

cita–tapi kurasa, rasa minder adalah musuh yang

padaku dengan segala kemudahan dan kemewahan

sesungguhnya. Lewat adik-adik luar biasa yang

yang sering terabaikan karena aku terlalu sibuk mendongak ke atas.

kutemui pada Sabtu itu, aku belajar bahwa aku tidak

Di Yayasan Bagea, aku dan teman-teman dari KMKL-

banyak sekali hal-hal yang tak bisa aku kontrol dan

ITB melakukan banyak sekali kegiatan. Kami

bukanlah kewajibanku untuk memusingkan hal-hal

bersenang-senang dan seolah lupa soal tangis hari

itu.

perlu minder dengan kekurangan diri karena ada

kemarin. Ruangan kami berkegiatan tidak terlalu luas,

Aku memang tidak pernah bisa memilih untuk lahir

tetapi ini bukan halangan untuk tetap bersemangat.

dari siapa dan dalam keadaan apa, tapi aku bisa

Dapat aku lihat cucuran keringat dari masing-masing

memilih untuk pasrah dan menyerah atau berjuang

kami, tetapi kurasa itu semua sepadan dengan tawa

untuk menang. Untuk teman-teman yang mungkin

riang yang terdengar begitu nyaring di telingaku. Aku

sedang sulit dan gundah, semoga pesan penting yang

sungguh sangat mengapresiasi adik-adik dan semua

dititipkan adik-adik Yayasan Bagea kepadaku ini bisa

teman yang terlibat dalam kegiatan ini. Tanpa kalian

menghangatkan hatimu, ya!

yang mau mengambil peran, tentu apa yang sudah kita rencanakan tidak akan berjalan sebaik ini.

9


Bersih-Bersih Pantai, Emang Bisa Ya? (Diah Putri Pitaloka - 15519015)

10


persiapkan secara khusus untuk acara ini. Kalau boleh jujur, menurut aku metode ini kurang efektif karena sampahnya, tuh, emang sebanyak itu! Mending pakai excavator sekalian, deh, karena kalau pakai tenaga manusia, mah, mau sampai bulan depan juga akan begini-begini aja sampahnya. Setelah beres ngurusin sampah, aku sama yang lain istirahat sebentar sambil makan siang. Menu hari itu adalah makanan lokal yang dimasak oleh warga

Bosen nggak di Bandung terus? Kalau aku sih

setempat. Aku dapat ikan dan rasanya lumayan

bosen, makanya aku sama temen-temen dari Divisi

enak–dan kebetulan memang lagi laper, sih. Lebih

Community Service akhirnya bikin acara yang

dari itu, angin semilir di daerah muara bener-bener

lokasinya di luar kota, tepatnya di Pantai Bondet,

bikin rileks! Pada waktu istirahat itu, kami mengisi

Kabupaten Cirebon. Kegiatan kerja bakti pantai

waktu dengan mengobrol. Aku juga sempat lihat-lihat

bertajuk Go-KLean ini merupakan kerja sama antara

pemandangan dan jalan-jalan di jembatan kayu.

KMKL-ITB dan HMO ‘Triton’ ITB. Cukup banyak, lho, massa KMKL-ITB yang hadir dalam acara ini–kurang

Sorenya, beberapa dari kami, termasuk aku, pergi

lebih berjumlah tiga puluh dua orang termasuk aku!

ke balai desa untuk penyuluhan tentang mangrove

Kira-kira di sana aku ngapain aja, ya?

dan sampah plastik ke anak-anak usia 8–12 tahun. Penyuluhan berjalan dengan sangat seru karena adik-

Nah, sebelum aku masuk ke inti cerita, aku mau kasih

adik yang hadir semangat banget untuk mengikuti

tau dulu nih kondisi yang aku temui di sana itu kayak

setiap rangkaian kegiatan–mulai dari penyampaian

gimana. Pertama-tama, tolong jangan bayangkan

materi sampai main games bareng. Capeknya jadi

Pantai Bondet sebagai pantai pasir putih seperti yang

nggak kerasa karena terbawa suasana riang yang

biasa kita temui di Pulau Dewata. Lokasi yang aku

dibawa sama adik-adik di sana!

dan teman-teman kunjungi ini merupakan daerah muara yang jaraknya masih cukup jauh dari pantai

Overall, Go-KLean gokil abis! Emang capek, sih,

yang sesungguhnya–jadi yang kita temui ya bukan air

karena acaranya seharian dan cukup padat–tapi

yang bening, tapi justru berwarna kecokelatan. Selain

aku nggak nyesel sama sekali! Selain bisa seru-

itu, karena ini daerah muara, nggak heran juga kalau

seruan bareng temen-temen KMKL-ITB, aku juga jadi

lokasi ini jadi lokasi tempat berakhirnya sampah-

tau permasalahan sampah di wilayah pantai yang

sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat

sesungguhnya itu gimana. Kalau dari yang aku lihat,

di sepanjang daerah aliran sungai. To conclude,

masyarakat memang masih kurang peduli–tapi ada

kondisinya tuh nggak banget, deh!

kesalahan dari pihak yang berwenang juga karena sejauh mata memandang, aku nggak menemukan

Namun apa mau dikata, judul kegiatannya aja bersih-

satupun lokasi pembuangan dan pengolahan sampah

bersih, ya, kan, jadi ya memang nggak boleh jijik sama

yang mudah dijangkau oleh warga. Ini juga jadi

yang namanya sampah. Jadi, tanpa basa-basi lagi, aku

pembelajaran penting buatku agar nggak melihat

dan massa KMKL-ITB lain yang hadir langsung aja

suatu masalah dari satu sudut pandang saja.

turun ke lokasi pembersihan bareng temen-temen dari HMO ‘Triton’ ITB. Untuk bersih-bersih sampahnya,

Akhir kata, mudah-mudahan kalau Go-KLean bakal

kami pakai cara hardcore alias langsung pakai tangan

ada lagi, pantainya yang beneran pantai, ya! Hahaha,

karena memang nggak ada peralatan yang kami

ditunggu!

11


Setelah kurang lebih tiga jam, bus sudah tiba di

Jauh-Jauh Pengmas ke Cirebon, Dapet Apa?

Cirebon. Tapi ternyata, untuk sampai ke Pantai Bondet, kita harus jalan atau bisa memilih untuk pakai mobil dengan bak terbuka. Sebagai generasi milenial yang terkenal mager, tentu kita memilih sewa mobil tambahan daripada harus jalan kaki di bawah matahari Cirebon yang sepertinya ada tiga. Dan untungnya, itu merupakan keputusan yang tepat karena lokasi Pantai Bondet dengan tempat pemberhentian bus kami ternyata masih cukup jauh. Aroma-aroma laut–baca: amis–udah mulai tercium

(Iklima Alviani Maideva - 15519012)

saat kami melewati jembatan dekat pasar pelelangan

Beberapa waktu lalu, lupa deh tepatnya kapan,

ikan. Itu berarti tujuan kami sudah. Aku excited

KMKL-ITB bikin acara Pengmas alias pengabdian

banget! Udah nggak sabar foto-foto buat memperkaya

masyarakat bertajuk Go-KLean yang bertempat di

feed Instagram, pikirku waktu itu. Sayangnya,

Pantai Bondet, Cirebon, Jawa Barat. Jujur, alasan aku

semua bayang-bayang dalam kepala yang luar biasa

ikut pada saat ya cuma iseng aja. Suntuk ya, shay,

sempurna itu ambyar seketika begitu aku sampai di

ngendok di rumah doang selama satu tahun penuh

lokasi tujuan. Ini, sih, bukan pantai, cetusku. Benar aja,

gara-gara COVID-19 yang nggak kunjung musnah.

ternyata ini tuh masih daerah muara dan kalau mau ke pantainya, kami harus jalan cukup jauh. Huh, ya

Pas pertama kali dengar kata pantai, ekspektasiku

sudah, lah, kapan-kapan saja liburannya!

pada saat itu udah melambung jauh–terbang tinggi, dong. Yang ada di kepala, ya pantai beneran–yang

Oh iya, berhubung saat itu matahari udah tinggi dan

airnya biru dan pasirnya putih. Dalam hati udah

rombongan KMKL-ITB memang datangnya agak telat,

seneng banget karena akhirnya bisa liburan tipis-

kami harus buru-buru memulai agenda kegiatan.

tipis. Apalagi, momen itu bakal jadi kali pertama aku

Setelah briefing singkat bareng HMO ‘TRITON’ ITB –

ketemu temen-temen di KMKL-ITB secara langsung.

alias tuan rumah acaranya–, tiap kelompok langsung

Maklum, ITB, kan, agak aneh–masuk jurusannya di

menuju titik bersih-bersih yang sudah ditentukan.

tahun kedua, yang kebetulan waktu itu kita semua

Masing-masing kelompok dibekali satu trash bag

udah harus karantina.

besar untuk ngangkut sampah dan beberapa pasang sarung tangan plastik sebagai alat tempur. Dan

Perjalanan dimulai pagi-pagi sekali. Hari itu,

begitu sampai di titik yang tujuan, aku super kaget

sebenarnya kami dijadwalkan berangkat pukul

karena sampahnya emang sebanyak itu dan sangat

lima pagi. Tapi, mahasiswa kan memang punya

aneh-aneh jenisnya, mulai dari popok bayi sampai

zona waktu yang agak berbeda, ya–jadi waktu

ember dan baskom bekas. Duh, kenapa yang beginian

itu kita berangkatnya agak mundur dari rencana.

dibuang sembarangan sih?

Alhamdulillah-nya, panitia yang bertanggung jawab dalam kegiatan ini paham kalau kami-kami ini belum

Tapi, daripada banyak ngomel, aku sama temen-temen

sarapan. Konsumsi pertama pada hari itu adalah nasi

satu kelompok akhirnya memutuskan untuk mulai

bungkus. Enak, kok! Cuma sayang aja air putihnya

kerja. Aku turun ke bawah bareng salah satu anak

ketinggalan jadinya agak seret.

HMO “Triton” ITB yang kebetulan aku lupa namanya. Medannya cukup licin dan berhubung memang

Sepanjang perjalanan, aku memilih buat tidur aja.

lumpur, kaki jadi susah banget buat melangkah.

Iya, memang agak kesalahan sih karena malamnya

Sandalku bahkan sempat putus di tengah-tengah

aku begadang sampai nyaris pagi. Di bus, aku duduk

kegiatan, tapi untungnya masih bisa terselamatkan.

di samping Nisya–yang kebetulan diliat-liat tidurnya

Kami bersih-bersih selama kurang lebih satu jam

enak bener juga. Jalanan cukup lengang, sempat

setengah dan kelompokku berhasil mengumpulkan

macet sebentar tapi nggak lama. Sebelumnya aku

hampir tiga kantong besar sampah. Jujur kurang puas

belum pernah ke Cirebon, jadi sekali-sekali–waktu

karena hasil kerja kami kayak kurang kelihatan gitu

kebetulan lagi bangun, aku memperhatikan jalanan

karena saking banyaknya sampah yang ada–tapi ya

dengan antusias.

mau gimana lagi, kalau memang mau benar-benar

12


bersih kayaknya memang harus pakai alat berat. Setelah selesai dengan persampahan, kami bersihbersih kaki dan tangan untuk persiapan makan siang. Konsumsi kedua pada hari itu adalah makanan dari warung lokal yang lauknya macam-macam–ada ayam, ikan, dan sayur. Kami makan siang di gazebogazebo kecil yang menghadap langsung ke area muara. Anginnya enak banget, jujur! Sepoi-sepoi gitu. Kami makan siang sambil ngobrol seru satu sama lain–ya, itung-itung bonding! Pas matahari mulai turun, kami lanjut kegiatan ke salah satu balai desa. Di sana, kami ketemu anak-anak kecil yang ceria-ceria banget dan sangat antusias. Materi yang kami sampaikan pada kesempatan itu adalah terkait sampah plastik dan kenapa sampah ini nggak boleh dibuang ke laut. HMO ‘TRITON’ ITB yang kebetulan juga ikut bawa materi yang berbeda, yakni tentang konservasi mangrove. Kegiatan ini berlangsung sampai sore sekaligus menjadi agenda terakhir pada hari itu. Dan sekarang, saatnya pulang! Aku inget banget sih ketika baru naik ke bus, kami langsung disodorkan pilihan untuk pulang lewat jalur tol atau jalur biasa. Dengan pertimbangan pengen sampai rumah lebih cepat, kami pun memilih untuk lewat tol. Sayangnya, sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak memihak kami pada hari itu. Alias, justru ada macet panjang di ruas tol yang kami lalui. Total waktu perjalanan yang harus ditempuh jadi super molor. Tapi nggak masalah sih karena, toh, sepanjang perjalanan aku tidur (lagi). Dan alhamdulillah, sekitar pukul satu dini hari, rombongan kami sampai di depan ITB. Perjalanan hari itu cukup melelahkan. Tapi kalau diajak lagi yang kayak gitu, aku mau-mau aja. Selain menyenangkan karena bisa ketemu teman, aku juga jadi bisa melihat realita permasalahan sampah yang ada di masyarakat. Ternyata, yang dikampanyekan sama lembaga-lembaga konservasi lingkungan semacam Greenpeace itu memang benar adanya dan bukan omong kosong belaka. Laut kita kotor, banget. Dan butuh dibersihkan. Dan masyarakatnya butuh diedukasi kalau laut itu bukan tempat sampah. Dan sebagai anak muda, udah jadi tanggung jawab kita untuk bawa perubahan. Semoga ke depannya acara-acara seperti ini bisa lebih dimasifkan lagi, ya! Thank you, KMKL-ITB, atas ajakan cari keringet dan cari kebaikan di Pantai Bondet-nya! (ik)

13


Bersama Sobat Teer Kita Salam Mangrover

mimpi dan ekspektasi itu cukup tinggi apalagi di masa pandemi seperti ini dimana kita sulit untuk melakukan kegiatan offline. Namun, justru keinginan dari massa itulah yang membuat aku dan temanteman dari Community Service jadi lebih semangat dan tertantang untuk mewujudkannya. Dan akhirnya, tercetuslah ide untuk melakukan penanaman mangrove di pesisir yang kelihatannya menarik untuk dilakukan dan bertemu dengan komunitas yang bisa diajak kolaborasi soal ini. Dari situ, kita cukup optimis dengan kegiatan ini walaupun belum pernah

(Fikri Maulana - 15518021)

dilaksanakan KMKL-ITB sebelumnya. Oke, kita lanjut ke kegiatannya. Jadi, kegiatan ini

Mangrove Ga? Mangrove Ga? Mangrove Lah Masa

dilakukan di Kawasan Ekowisata Mangrove PIK

Engga.. Yapp, itu dia nama kegiatannya, kalo disingkat

Jakarta. Disana kita bertemu dengan teman-teman

jadi “MANGGA”. Kalo dari namanya agak lucu sih,

dari KeMANGTEER JAKARTA–yang selanjutnya bakal

tapi kegiatannya seru banget ternyata. Serunya

dipanggil “sobat teer”, karena itu memang panggilan

dimana sih? Nah, kali ini aku bakal cerita tentang

akrab mereka–yang sudah berpengalaman soal ilmu

keseruannya. Buat yang belum tahu MANGGA

tentang mangrove. Sebelum penanaman, ada sesi

itu kegiatan penanaman mangrove dari divisi

dimana sobat teer melakukan edukasi kepada semua

Community Service. Waktu itu, kita kolaborasi

peserta tentang apa itu mangrove, jenis mangrove,

bersama komunitas mangrove Indonesia loh guys,

manfaat mangrove, dsb.

namanya KeMANGTEER JAKARTA. Jadi, kegiatan yang dilakukan itu ada edukasi soal mangrove dan

Setelah persiapan, pembukaan, dan juga edukasi

juga penanaman mangrove itu sendiri. Menarik

dari sobat teer, kita semua berjalan menuju lokasi

bukan?

penanaman yang ternyata hutan mangrove disana itu luas dan sudah banyak pohon mangrove yang

Semua berawal dari keresahan mahasiswa

ternyata besar-besar juga. Sembari berjalan, sobat

Teknik Kelautan yang ingin melakukan kegiatan

teer juga menunjukkan dan menjelaskan tentang

kemasyarakatan yang berdampak langsung terhadap

tanaman-tanaman mangrove yang ada di sekitar dan

lingkungan dan kegiatannya berkaitan dengan

ada salah satu sobat teer yang paling diingat sama

lingkungan Teknik Kelautan, yaitu pesisir. Memang,

temen-temen semua, namanya Fadhil–a.k.a Fadhil

14


Saat penanaman semua peserta harus nyebur ke

sobat teer–yang sangat detail dalam menjelaskan

dalam lumpur dengan air setinggi lutut. Disitulah

dan tentunya sangat ahli di bidang mangrove. Yang

pengalaman yang seru untuk teman-teman semua

bikin kaget, ternyata tanaman mangrove itu juga

karena mungkin ada yang baru pertama kali

punya buah yang bisa dimakan guys. Ya, ternyata ada

merasakan nyebur di lumpur. Ada yang ketawa-

banyak manfaat mangrove yang nggak banyak orang

ketawa lah, ada yang teriak-teriak lah, ada juga yang

tahu. Selain untuk mencegah abrasi dan penyedia

jail, pokoknya pada heboh sendiri-sendiri. Oh iya,

oksigen, ternyata mangrove juga punya banyak

kalau bibit mangrovenya sudah berhasil ditanam

fungsi lain. Mulai dari sebagai habitat berbagai satwa

semua, nantinya akan tetap ada monitoring rutin dari

seperti ular, monyet, ikan, ular, dll, sebagai penjernih

sobat teer sampai mangrovenya jadi pohon yang besar.

dan penyaring air asin, dan bahkan dapat mencegah perubahan iklim karena mangrove dapat menyimpan

Harapannya sih kegiatan ini bisa dilanjutkan terus

karbon lebih banyak. Selain itu, hutan mangrove yang

karena sudah dicoba dan ternyata hasilnya baik dan

hijau dan sejuk dapat dijadikan sebagai tempat healing

tentunya berdampak baik buat lingkungan sekitar,

atau biasa disebut “forest healing” dengan cara masuk

khususnya pesisir. Walaupun baru bisa menanam

ke hutan dan berdiam diri di bawah rindangnya

80 bibit, semoga kedepannya jumlah bibit yang mau

pepohonan, rileks dan resapi suasana alam, serta

ditanam bisa bertambah lebih banyak lagi. Dan nggak

putuskan hubungan dengan dunia maya hehehe..

lupa juga semoga massa yang ikut bisa semakin banyak biar bisa merasakan keseruan menanam

Penanaman mangrove dilakukan dengan panduan

mangrove.

yang diberikan dari sobat teer dengan cara melepas wadah bibit mangrove dan menancapkannya

“Mencegah lebih baik daripada memperbaiki. Nggak

ke dalam tanah yang sudah digali sebelumnya.

perlu takut kotor kalau itu baik buat lingkungan

Kemudian bibit tersebut dikubur dengan tanah

sekitar karena disitulah keseruannya” dan kalau kata

dan diikat dengan menggunakan tali pada kayu

sobat teer “Kalau bukan kita yang mencegah, lalu

yang tertancap di sampingnya agar mangrove

siapa lagi?”

tidak tumbang saat masa pertumbuhan. Waktu itu,

Salam mangrover.. Semangat mangrover!!

dilakukan penanaman 80 bibit mangrove, ya bisa dibilang itu belum merupakan jumlah yang besar, tapi setidaknya dengan 80 bibit sudah bisa memberikan dampak yang bermanfaat untuk lingkungan, khususnya pesisir.

15


Sekmen is Back!! (Farah Syahidah - 15519077) Halo, massa KMKL! Tentunya nama “Sekmen” sudah tidak asing lagi di telinga kalian, bukan? Sekmen—yang merupakan singkatan dari Sekolah Mentari, adalah sekolah binaan KMKL-ITB yang pertama kali diinisiasi pada tahun 2016 dan bertempat di daerah Dago Pakar, tepatnya di Kp. Sekepicung. Kegiatan yang biasanya dilaksanakan pada hari Minggu pukul 9 pagi hingga 12 siang ini, menjadi salah satu program kerja BP KMKL-ITB Periode 2021/2022 yang membuka oprec bagi massa KMKL untuk menjadi Kakak Pembimbing atau Kambing. Sekmen menjadi tempat dimana berbagai Selain bersekolah formal di sekolah terdekat,

cerita dan canda tawa ditorehkan bersama antara para Kambing dan adik-adiknya. Maka dari itu, aku

anak-anak Sekmen biasanya rutin mengaji di masjid

akan menyampaikan sedikit perjalananku bersama

karena mayoritas penduduknya menganut agama

Sekolah Mentari ini.

Islam. Kegiatan tersebut dilaksanakan hampir setiap hari, berbeda dengan jadwal Sekolah Mentari yang

Kondisi Anak-Anak Sekolah Mentari

berlangsung pada minimal satu kali dalam sebulan, sehingga kegiatan Sekmen ini menjadi momen yang

Sekolah Mentari. Sekolah yang menjadi

ditunggu-tunggu oleh anak-anak karena hanya pada

tempat belajar-mengajar serta bermain ini secara

waktu tertentu saja mereka dapat bertemu dengan

keseluruhan memiliki 90 orang murid dari berbagai

kakak-kakak pembimbingnya.

tingkat, mulai dari TK hingga SMA. Namun, karena keterbatasan fasilitas, biasanya hanya 20-an anak

Bu Dewi, pengurus Sekolah Mentari, pernah

saja yang rutin datang pada saat Sekmen. Dari segi

menceritakan bahwa anak-anak Sekmen berasal dari

antusiasme belajar, anak-anak tersebut rata-rata

latar belakang yang berbeda-beda. Mayoritas ekonomi

memiliki semangat belajar yang terbilang rendah

keluarganya berasal dari menengah ke bawah,

dan cenderung cepat bosan. Salah satu parameternya

dengan mata pencaharian orang tuanya sebagai supir

adalah saat ditanya mengenai rapot akhir semester,

angkot, kuli bangunan, pekerja serabutan di tempat

masih banyak yang mendapat ‘nilai merah’ alias

golf, hingga pekerja di tempat Dago resor atau kafe.

tidak lulus pada mata pelajaran tertentu, khususnya

Seringkali Bu Dewi pun dimintai untuk meminjamkan

matematika. Oleh karena itu, saat Sekmen–atau

sejumlah uang untuk kebutuhan mendadak, seperti

yang biasa anak-anak sebut ‘les’–para Kambing

saat sakit atau bahkan untuk membeli air bersih

lebih banyak melakukan games dan kegiatan bebas

pun masih banyak yang belum mampu. Tidak hanya

agar anak-anak tidak bosan, contohnya seperti

itu, sisi lain dari Sekmen yang cukup mengiris

menggambar, bermain ABC 5 Dasar, melipat kertas,

hati adalah ternyata terdapat beberapa anak yang

hingga bermain Squid Games ala lokal pun pernah

ditelantarkan oleh orang tuanya, baik karena masalah

kami lakukan. Akan tetapi, tentunya semua anak

perekonomian maupun akibat masalah kehamilan

tidak bisa disamaratakan karena terdapat pula yang

diluar nikah. Namun, anak-anak tentunya tidak

masih antusias dengan PR yang Kambing berikan dan

memiliki kuasa atas apapun, sehingga semua anak

juga semangat dalam mempelajari hal-hal yang baru.

berhak diperlakukan secara setara tanpa memandang latar belakangnya.

16


Fasilitas dan Infrastruktur Sekolah Mentari

Pengalaman Menarik Menjadi Kakak Pembimbing

Sekolah Mentari memiliki akses yang

Selama menjadi Kambing di Sekmen, aku mendapat

terbilang cukup mudah dijangkau karena berada di

banyak pengalaman baru yang unik dan menarik.

sebuah gang yang berada di pinggir jalan. Namun,

Aku dapat mengenal berbagai macam karakter anak-

yang paling menarik dan tentunya selalu diingat oleh

anak, mulai dari yang pendiam, suka cari perhatian,

setiap Kambing yang datang ke Sekmen ini adalah

hingga yang memiliki keingintahuan tinggi dalam

akses dari gang menuju ke lokasinya yang harus

pengetahuan umum. Selain itu, aku pun menjadi

melewati tanjakan yang cukup terjal dan lumayan

belajar untuk bisa berkomunikasi efektif agar bisa

jauh sehingga terkadang dapat membuat terpeleset

menyampaikan suatu hal dengan mudah dimengerti

jika tidak berhati-hati dan seringkali membuat

oleh anak-anak.

kami ngos-ngosan. Kemudian untuk segi kelayakan

Salah satu hal yang paling menyenangkan

infrastruktur, bangunan masjid—yang difungsikan

saat menjadi Kambing adalah ketika ada beberapa

menjadi tempat Sekmen, telah mengalami cukup

anak Sekmen yang ‘nempel’ dengan kita. Hal tersebut

perubahan. Saat pertama kali aku mengikuti Sekmen,

merupakan suatu kesenangan tersendiri karena aku

masjidnya masih terkesan ‘setengah jadi’ karena

merasa dapat menjadi Kambing yang dapat dipercaya

tembok serta lantainya masih terbuat dari semen

dan juga disayang oleh anak-anak Sekmen. Bahkan

yang belum dicat. Namun, sekarang masjid tersebut

untuk beberapa Kambing yang sudah cukup dekat

sudah dalam tahap renovasi agar bisa berfungsi lebih

dengan anak-anak, mereka memperoleh panggilan

baik dan lebih nyaman lagi. Selain bangunannya,

khusus, contohnya seperti panggilan ‘Bunda’ untuk

pun terdapat halaman masjid yang masih belum

Erika, ‘Ayah’ untuk Raudhy, hingga ‘Om Dukun’ untuk

terurus dengan baik, sehingga memiliki potensi

Bayu.

untuk dikembangkan lagi menjadi sebuah fasilitas yang membuat anak-anak Sekolah Mentari menjadi

Kesan dan Pesan Mengikuti Sekmen

semakin betah, contohnya dengan membuat taman

Kegiatan Sekmen bersama teman-teman

bermain.

KMKL-ITB ini sangatlah seru juga menyenangkan.

Lalu terdapat pula fasilitas penunjang di

Sebagai Kakak Pembimbing, aku mendapatkan

Sekmen masih terbilang kurang memadai. Terdapat

berbagai insight mengenai hal baru sekaligus bisa

rak buku yang terlihat kurang terurus dan belum

bermain sambil belajar. Aku berharap semoga

tertata rapi, padahal terlihat memiliki cukup banyak

kegiatan Sekmen ini dapat menjadi program kerja

variasi buku–mulai dari buku pelajaran, buku

untuk jangka panjang, minimal hingga Sekolah

keagamaan, hingga novel-novel umum yang masih

Mentari serta masyarakat sekitarnya dapat menjadi

dibungkus rapi. Rak buku tersebut merupakan fasilitas

warga yang mandiri dan terpenuhi kebutuhannya.

yang perlu difungsikan dengan lebih baik lagi agar

Selain dalam bidang pendidikan, ada baiknya

dapat membuat anak-anak lebih tertarik untuk

KMKL-ITB memperhatikan pula berbagai aspek

membaca buku dan menambah ilmu pengetahuan.

lainnya untuk ditingkatkan seperti aspek sosial-

Fasilitas lainnya yang menjadi salah satu masalah utama, baik untuk Sekolah Mentari maupun untuk kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, adalah masih kurangnya pasokan air bersih. Untuk membantu hal tersebut, KMKL-ITB pun turut menggalang dana dalam “Gerakan 155” yang bertujuan untuk membangun sumur air bersih di kampung tersebut.

17


Serunya Jadi Kambing (Dinda Desintya R - 15520065) Halo! Perkenalkan saya Dinda salah satu Kambing (kakak pembimbing) di sekolah mentari. Menjadi kakak pembimbing di sekolah mentari tentunya sangat menyenangkan. Banyak hal baik yang saya dapatkan selama saya mengikuti kegiatan ini seperti kebahagiaan yang di dapat dari hal yang sederhana, kesabaran, kepedulian, dan keramahtamahan. Awal kedatangan saya sudah disambut hangat oleh keramahan adik-adik yang ikut serta dalam sekolah mentari. Kedatangan kami terasa seperti sudah dinanti menjadi semangat tersendiri bagi saya untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Saya masih ingat, saat itu saya membantu beberapa adik untuk mengerjakan PR mereka seperti berhitung, menggambar, dan mewarnai. Di sini kepeduliaan dan kesabaran saya dalam mengajari dan membantu mereka mulai diuji. Tentu tidak mudah, tetapi rasanya menyenangkan dan ada kepuasan tersendiri apabila berhasil membantu mereka hingga selesai dan mereka mengerti. Tak hanya belajar, disini kami juga bermain untuk melepas penat setelah belajar bersama. Waktu itu kami bermain banteng-bantengan. Tentunya sangat seru dan penuh tawa. Terakhir adalah sesi bagi-bagi jajanan yang juga menyenangkan. Dua sesi terakhir ini lah yang mengajari saya mengenai kebahagiaan itu sederhana. Vibes bahagia, senyum, dan tawa mereka menular ke saya sehingga saya ikut senang dan kegiatan ini menjadi salah satu

18


Perubahan Untuk Sekmen (Popi Fitriani - 15518069) Sejatinya manusia hidup untuk melakukan perubahan positif baik untuk diri sendiri maupun bagi sekitar. Tak jarang terlintas di benak manusia, “Bagaimana cara seseorang dengan segala keterbatasannya tetap mampu melakukan hal-hal yang berpengaruh untuk lingkungannya?”. Sembari dibicarakan, teringat

mengajar sekolah serta kondisi pandemi.

aku akan kisah Sjahrir dan Moh. Hatta yang dahulu menimba ilmu di Jerman. Izinkan aku membagikan

Memang tidak ada jaminan yang pasti bahwa

sedikit kisah mereka. Penggalan kisah pertama

antara adik mentari dan kakak pembimbing saling

datang dari Sutan Sjahrir, pahlawan nasional yang

mengenal. Tujuh kali pertemuan tatap muka, terbilang

berperan besar pada proses kemerdekaan Indonesia.

waktu yang singkat untuk berbagi cerita. Terlebih,

Beranggapan bahwa tidak ada masa depan baginya di

adanya pergantian jadwal bagi kakak pembimbing

Jerman, melainkan di tangan masyarakat miskin di

yang hadir pada Sekolah Mentari menambah

Indonesia, Sjahrir memutuskan tidak menyelesaikan

kesulitan untuk kami saling mengenal dengan dekat.

sekolahnya di Jerman. Di sisi lain, Bapak Proklamator,

Namun, dengan adanya gawai sebagai alat bantu

Hatta, mantap dengan pemikirannya bahwa

komunikasi, tidak ada lagi alasan bagi kami untuk

menyelamatkan bangsa harus dengan pemikiran

putus silaturahmi.

yang matang didasari ilmu pengetahuan. Oleh

Minggu, 30 Januari 2022 merupakan hari bersejarah

karena itu, beliau memutuskan untuk melanjutkan

bagi kepengurusan BP KMKL-ITB 2021/2022 yang

pendidikannya seraya terus memutar otak dalam

hampir usai. Pada hari itu, dilakukan acara penutupan

menentukan solusi terbaik untuk Indonesia. Alhasil,

Sekolah Mentari di kebun teh. Perayaan dilakukan

keduanya menjadi tokoh besar Indonesia. Sjahrir

dengan kami yang menyusuri kebun teh, bermain air

dengan melakukan pengabdian masyarakat dan Hatta

di sekitarnya, dan makan bersama. Acara yang jauh

melalui jalur intelektual. Pada akhirnya, jalan apa pun

dari kata mewah, namun teramat hangat dan juga

yang dipilih oleh manusia tetap akan mengantarkan

dipenuhi dengan senyuman.

manusia kembali kepada masyarakat.

Tidak ada kurikulum khusus yang kami miliki

Sekolah Mentari merupakan wadah untuk melakukan

untuk bisa disebut 'mengajari' mereka. Namun,

kegiatan sosial masyarakat di KMKL-ITB. Melalui

mereka belajar dari apa yang kami miliki, untuk

program kerja ini, Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan ITB bertemu dengan anak-anak Sekolah Mentari setiap hari Minggu pagi. Pertemuan yang idealnya dilakukan satu kali dalam dua minggu ini, bertujuan untuk memberikan tambahan pembelajaran berupa satu-dua hal baru bagi anak-anak. Lebih dari itu, kami dapat membicarakan segala hal serta tersedia juga kegiatan games yang menyenangkan. Program Sekolah Mentari dilaksanakan sebanyak tujuh kali pada kepengurusan BP KMKL-ITB periode ini. Angka tersebut muncul setelah dilakukan penyesuaian dengan linimasa kegiatan belajar

19


selanjutnya diharapkan dapat menjadi landasan keberanian mereka untuk melangkah. Di sisi lain, kami tanpa sadar juga mengambil pembelajaran dari mereka. Pembelajaran akan hal-hal hebat yang dibungkus dengan tampilan sederhana, untuk selanjutnya menjadi kekuatan berkehidupan. Sekolah Mentari diharapkan menjadi wadah dalam hal kemasyarakatan di KMKL-ITB, yang juga merupakan tujuan kegiatan kemasyarakatan di ITB. Kegiatan ini bukan sekadar pemberian manfaat – yang terdengar terlalu sepihak, tetapi juga tentang peningkatan empati terhadap sesama. Kita sebagai mahasiswa dianugerahi dengan pendidikan, limpahan ilmu pengetahuan, warnawarni pengalaman hidup, serta lingkungan yang kondusif. Pada akhirnya segala hal yang dianugerahkan kepada kita akan kembali kepada masyarakat lewat pengabdian masyarakat. Besar harapanku agar kita dapat mengambil pembelajaran kehidupan dari segala jenis pengabdian, mulai dari pengabdian berbasis keilmuan, sampai dengan pengabdian yang awalnya hanya menjadi paksaan karena tuntutan pekerjaan. Pembelajaran itu mungkin dapat membantu setiap kali kita perlu mendahulukan kepentingan orang banyak dibandingkan kepentingan sendiri, memahami keadaan yang dihadapi oleh manusia lain, dan mencoba membantu mencari solusi atas permasalahan yang ada. Satu ‘semoga’ dari lubuk hatiku, yang semoga dapat kita amin kan bersama. Semoga segala hal yang sudah lewat, sedang dialami, mau pun akan terjadi mampu memberi manfaat lewat hal-hal kecil. Sehingga kita semua menjadi manusia yang senantiasa memanusiakan sesama.

20


berpenyakit langka di Rumah Harapan Indonesia

Orang-Orang Baik Untuk Kebaikan Bersama

(RHI), sampai dengan donasi untuk warga yang terkena penggusuran rumah di Anyer Dalam. Selain itu, ada pula donasi dalam rangka membantu korban bencana alam, mulai dari gempa di Bali, banjir di Bandung, abrasi di Desa Bedono, banjir di Kalimantan Tengah, sampai dengan erupsi Gunung Semeru. Tak hanya itu, kami juga memberi donasi kepada Sekolah Mentari. Pemberian donasi itu mulai dalam rangka adanya salah satu anak Sekolah Mentari yang terkena DBD hingga mengalami dehidrasi, musibah

(Erika Gunawan - 15518002)

kebakaran yang melahap empat rumah warga,

Kata ‘donasi’ tentu sudah tidak asing lagi bagi

hingga donasi untuk pembangunan sumur bor di

manusia. Kata itu kerap kali ditemukan sehari-

desa. Pembangunan sumur bor sangat penting karena

hari, mulai pada spanduk yang terpampang di jalan

aktivitas sehari-hari masyarakat terhambat tanpa

raya, rumah ibadah, sekolah, sampai dengan media

adanya sumber air bersih yang cukup.

sosial. Namun, apa sih sebenarnya definisi dari kata

Harapanku tinggi agar manusia dengan nasib yang

‘donasi’? Menurut jurnal yang baru saja kubaca, donasi

lebih baik dari sisi ekonomi mampu lebih peka

memiliki pengertian sebagai suatu wadah untuk

terhadap lingkungan sekitar dan senantiasa berbagi

mengumpulkan dana atau uang yang mempunyai

tanpa pamrih. Berbagi tidak harus menunggu sampai

sifat sukarela tanpa adanya batasan dan tidak

kita kaya raya atau bergelimang harta, tetapi berbagi

mengharapkan imbalan ataupun keuntungan.

dimulai dari sekarang. Meski di mata kita donasi

Semenjak virus COVID-19 masuk ke Indonesia,

yang diberikan kecil, tetapi dari sudut pandang

sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia cukup

mereka bisa berarti besar. Mahasiswa tidak perlu

terguncang. Tidak sedikit jumlah perusahaan yang

membuat gerakan yang melebihi kapasitasnya. Donasi

mem-PHK karyawannya bahkan sampai gulung

merupakan salah satu bentuk berbagi yang tidak

tikar. Pembatasan kegiatan juga mengakibatkan

rumit, tetapi tetap bermanfaat besar bagi sekitar.

beberapa profesi tidak dapat berjalan sebagaimana

Walaupun saat ini kita diharuskan mengurangi

mestinya. Permasalahan tersebut bermuara kepada

berkegiatan di luar rumah sehingga relatif cukup

satu hal, yakni semakin banyak masyarakat yang

berdampak kepada sisi sosial yang ada di dalam

membutuhkan uluran tangan sesama, termasuk panti

diri, tetapi semoga hal itu tidak membuat mata kita

asuhan. Sedihnya, saat ini masih ditemukan panti

tertutup akan keadaan sekitar.

asuhan yang tidak memiliki bahan makanan pokok

“Hidup itu tidak selalu tentang ‘memiliki’, tetapi juga

yang memadai. Ditemukan juga panti asuhan dengan

tentang ‘berbagi’. Manusia tidak akan melarat hanya

kondisi perlu perbaikan namun tidak memiliki uang

karena berbagi untuk sesama. Ya, anggap saja berbagi

untuk melakukan renovasi. Mirisnya, dengan berbagai

sebagai salah satu bentuk syukur atas apa yang kita

kesulitan yang dihadapi oleh panti asuhan, justru

miliki saat ini.” :D

ditemukan kasus korupsi uang panti. Kemudian, tanpa berniat membandingkan nasib dengan kisah panti asuhan, ada lapisan masyarakat miskin yang butuh perhatian lebih. Masyarakat miskin ini sampai tidak memiliki tempat tinggal lagi. Semakin dibayangkan bagaimana sulitnya hidup mereka, semakin pilu rasa hati. BP KMKL-ITB 2021/2022 mewadahi berbagai macam donasi, mulai dari donasi bagi-bagi makanan untuk satpam dan pekerja kebersihan di ITB, donasi uang untuk membeli alat-alat medis bagi yang membutuhkan, donasi untuk anak-anak di

21


Indahnya Pemandangan Desa Padasuka (Muh Rayhan Khashib - 15518076) Hai! dengarlah cerita Tentang indahnya Desa Padasuka Desa hijau permai alamnya Nan subur makmur tanahnya

Saat pertama kali ku datang Kulepas pandanganku dengan tenang Pada sawah yang membentang Di bawah cahaya surya yang terang

Lihatlah bukit yang bergulung-gulung Indah terhampar begitu saja Sungai mengalir dari gunung Membasahi sawah-sawah

Sejauh mata memandang Langit biru luas membentang Menaungi desa yang permai Membuat hati selalu damai

Desa Padasuka yang kucinta Indahmu tak tergambarkan Elok mu sangat menakjubkan Ke mana pun akan selalu ku kenang

22


Kano menampilkan raut sedih. “Tapi sayangnya nih

Sedih Dibaliknya

Kei, kolamnya terkadang tidak mampu menampung air hujan ketika hujan deras. Jadi, besar potensi terjadinya banjir terutama di daerah yang dekat dengan kolam ini.” “Iya, benar. Aku jadi ingat dulu pernah ada longsor di sini gara-gara hujan deras. Tanahnya menutupi

(Kania Ditya Aquilera - 15518047)

saluran irigasi, jadi meluap deh airnya.” Sahut El.

Sore yang indah, potret langit kejinggaan dihiasi awan

“Sayang sekali kalau tempat ini rusak karena banjir.

yang tersebar memberi kehangatan bagi setiap orang

Semoga masalah ini bisa cepat diselesaikan oleh

yang melihatnya. Kei tersenyum, sembari menghirup

pihak berwenang. Aku khawatir akan berbahaya juga

udara Desa Padasuka yang masih asri. Bersama

bagi warga.” Ucap Kei penuh harap.

dengan Emily, Kano, dan El, Kei berjalan-jalan

Empat pemuda itu melanjutkan perjalanan. Sejumlah

mengelilingi desa. Sebagai warga baru, Kei ditemani

pedagang yang mencari nafkah berjejer di pinggir

oleh mereka untuk mengenal desa lebih jauh.

jalan. Berbagai jajanan yang dijajakan ramai diserbu

Sembari berjalan-jalan tawa renyah dari mereka

oleh anak-anak. Karena tertarik melihat pedagang aci

terdengar. Tawa itu tak lain datang akibat lelucon

telur, atau biasa disebut cilor, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak demi menikmati cilor. “Cilor ini enak banget! Harganya juga murah. Kalau di tempat tinggal aku yang lama mahal dan kalah soal rasa. Anak-anak di sini juga semangat-semangat banget ya, senang deh lihatnya jadi ikutan semangat juga!” Puji Kei panjang lebar dengan riang. “Bintang lima sih penilaian buat cilor Mang Adang.” Ucap El seraya mengangkat dua jempol tangannya. “Anak-anak itu keren lho, mereka jajan pakai uang mereka sendiri.” Ucap Emily.

El. Tak hanya melemparkan lelucon, terkadang Emily mengarahkan pembicaraan mereka kepada beberapa topik yang cukup serius. Perjalanan yang menyenangkan. Kemudian, mereka tiba di suatu lokasi yang memanjakan mata. “Wah, indah sekali ada kolam begini. Tempat ini namanya saluran irigasi ya?” Tanya Kei antusias. “Seratus! Kolam ini digunakan untuk menampung air hujan. Lalu, tampungan air itu akan dialiri sebagai irigasi sawah-sawah di desa.” Jawab Emily.

23


Kei pun bertanya dengan penasaran, “Oh iya? Hebat

“Setahuku, tidak sedikit anak-anak yang sudah lulus

banget! Mereka sudah bisa kerja kah?”

SD memutuskan untuk putus sekolah.” Ucap Kano.

Tak sampai lima menit, santapan mereka telah ludes

“Padahal pendidikan sangat penting untuk bekal di

tak tersisa. Mereka pun kembali menyusuri jalan

masa depan. Apalagi zaman sudah semakin maju.

sekaligus berbincang.

Eh… sebentar, kita ada dimana ya? Jangan-jangan kita tersasar.” Ucap Kei dengan nada panik.

“Iya. Jadi, mereka tuh meskipun masih SD, tapi sudah bantu orang tua mereka kerja. Karena sebagian besar

Sembari menenangkan dirinya, Kei bertanya, “Karena

orang sini buka usaha konveksi, jadinya mereka

sistem GPS sedang tidak berfungsi, apakah ada sketsa

sudah diajarin bidang itu sedari kecil. Pas pulang

denah desa terbaru yang bisa kita lihat?”

sekolah atau hari libur mereka bakal bantu-bantu, dan

“Wah, sayangnya tidak ada sketsa desa. Jadi, supaya

biasanya mereka akan dikasih bayaran setiap hari

hafal rute desa memang harus sering jalan-jalan

Sabtu.” Jawab Kano.

sekalian kenalan juga sama warga.” Jawab Kano.

“Hebat ya bisa mandiri sejak kecil. Salut banget!” Puji

El menambahkan, “GPS juga kadang terganggu gara-

Emily.

gara ada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi alias

Lima detik kemudian, raut wajah Em berubah

SUTET di sana.”

menjadi sendu. “Suatu hal pasti punya dua sisi. Sisi

“Tenang aja, kita tidak tersasar kok! Jangan takut

baiknya, mereka menjadi mandiri. Namun, sisi kurang

juga, kita bakal sering ajak kamu jalan-jalan biar hafal

baiknya, mereka menjadi malas untuk melanjutkan

daerah sini di luar kepala hahaha…” Jawab Emily.

sekolah. Pola pikir mereka terbentuk bahwa uang dapat dihasilkan tanpa perlu mengenyam bangku

Kei yang merasa terenyuh pun menjawab,

pendidikan. ‘Jadi, untuk apa sekolah?’, kurang lebih

“Terimakasih banyak teman-teman, aku sangat

begitu pemikiran mereka”

terbantu dan bahagia. Sepertinya, aku sudah jatuh hati dengan desa ini.”

24


Masalah Sampah di Desa Padasuka (Anisya Nurul Rahardiani - 15519034) Pada suatu hari Sabtu yang cerah, kami pergi untuk mengunjungi pertama kalinya sebuah desa yang akan menjadi desa binaan Divisi Community Development KMKL-ITB. Desa ini bernamakan Desa Padasuka. Desa ini juga akrab disebut dengan nama “Kampung Jeans” dan nama tersebut juga merupakan nama yang terpampang di aplikasi yang aku pakai untuk mencari lokasinya. Pada saat itu, aku belum tahu dari mana nama itu berasal. Pertanyaan tersebut akan segera dijawab oleh Ketua RW Desa Padasuka, yaitu Pak Chandra beserta istrinya yang menerima kami dengan ramah dan dengan senang hati bersedia menjawab seluruh rasa penasaran yang kami miliki mengenai Desa Padasuka. Pak Chandra menceritakan kepada kami bahwa desa tersebut sangat terkenal dengan usaha konveksinya. Usaha yang sudah digeluti oleh masyarakat Desa

hal yang sama. Mereka juga telah menolak tawaran

Padasuka semenjak SMP ini memang menjadi

pengangkutan sampah dari pemerintah daerah

penyelamat ekonomi di desa tersebut. Sayangnya,

dengan alasan untuk mengurangi pengeluaran

sumber mata pencaharian utama tersebut juga

berlebihan. Dari sini terlihat bahwa usaha konveksi di

menimbulkan beberapa masalah di Desa Padasuka

desa tersebut tidak membuat tingkat perekonomian

sendiri. Salah satu dari beberapa masalah yang

desa merata. Masih banyak warga yang merasa

ada adalah masalah sampah yang menumpuk. Pak

enggan untuk mengeluarkan biaya untuk membayar

Chandra bercerita bahwa Desa Padasuka memiliki

jasa pengangkutan sampah di desa tersebut dan

saluran irigasi yang pada awalnya memiliki tinggi air

memilih untuk melihat sampah terus menumpuk.

sekitar pinggang orang dewasa, sekarang hanyalah ada sekitar mata kaki akibat sampah yang menumpuk

Selain dari masalah ekonomi, jalan yang sulit diakses

menghambat aliran irigasi. Berawal dari kurangnya

pun menjadi salah satu kendala yang menyulitkan

kesadaran warga mengenai pentingnya membuang

pengangkutan sampah karena truk pengangkut

dan mengolah sampah dengan tepat, penumpukan

tidak dapat melewati jalan di salah satu RW di Desa

sampah hasil dari usaha konveksi tersebut hingga

Padasuka. Menjadi terlalu rumit bagi masyarakat

saat ini tetap terjadi.

untuk menemukan solusi dari permasalahan sampah ini. Oleh karena itu, Pak Chandra sebagai ketua RW

Tidak hanya tinggal diam, Pak Chandra dan

dan Pak DK sebagai PJS pada masa itu, memiliki

jajarannya sudah pernah mencoba untuk mencari

ekspektasi dan harapan kepada kami untuk mencari

solusi akan hal ini. Akibat itu, saat ini telah ada satu

solusi dari permasalahan ini. Dengan ini, kami

RW di Desa Padasuka yang masih berjuang dengan

berharap kami dapat membantu sedikit demi sedikit

membuat “Bank Sampah”. Akan tetapi, masih terdapat

dimulai dengan meningkatkan kesadaran warga Desa

belasan RW lainnya yang belum terdorong untuk

Padasuka akan pentingnya mengelola sampah dan

menyisihkan waktu dan tenaga untuk melakukan

menjaga kebersihan lingkungan desa

25


Pengalaman Bermasyarakat di Desa Padasuka (Hilmy Taqiyuddin - 15520010)

Panas matahari benar-benar mendukung suasana cemas dikala aku melihat jam tangan di lengan kiri yang telah menunjukkan pukul 10:37, menandakan bahwa aku terlambat untuk datang di titik kumpul untuk berangkat ke Desa Padasuka. Setelah mengendarai motor dengan kecepatan maksimal, akhirnya aku sampai di sana, lalu aku menyapa seluruh teman yang telah lama menunggu sekaligus mengalami pertama kali pertemuan bersama Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan lainnya. Sebelum dilanjutkan, Desa Padasuka adalah desa yang akan

Sayangnya, kami datang pada waktu yang kurang

kami bina di hari Sabtu itu. Desa ini bertempat di

tepat karena pada saat itu Kepala Desa Padasuka

Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Desa

sedang melaksanakan rapat. Namun sisi baiknya

Padasuka sering dikenal dengan sebutan “Kampung

adalah kami secara tidak langsung diberikan

Jeans”. Pertemuan hari ini memiliki tujuan untuk

kesempatan untuk bisa melihat lebih jauh bagaimana

melaksanakan survei lapangan ke Desa Padasuka ini.

keadaan desa dengan mayoritas pekerjaan di bidang

Setelah semuanya berkumpul, yang kebetulan

konveksi itu. Udara di sana tergolong sejuk, namun

akulah orang terakhir yang datang, akhirnya kami

sayangnya di sana kami melihat banyak lembah

bergegas berangkat ke sana. Pada survei ini kami

konveksi yang terapung di sungai. Lebih parah lagi,

akan bertemu dengan Kepala Desa Padasuka untuk

limbah dari manusia juga ikut terapung di sungai itu

membahas permasalahan yang ada pada desa tersebut

tanpa adanya septic tank. Untungnya, pemandangan

dan mencoba untuk memecahkan permasalahan di

sungai yang cukup mengecewakan lalu terganti

sana dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki

dengan pemandangan sawah yang cukup luas

Desa Padasuka. Perjalanan terasa singkat karena

ditambah dengan perbukitan di Desa Padasuka ini.

di perjalanan kami banyak berbincang mengenai

Saat itu menurutku desa ini sangat menarik karena

berjalannya perkuliahan, terutama bagiku yang

memiliki banyak keunikan.

belum lama menjadi mahasiswa jurusan. Di sela-sela

Tak disangka, ternyata rapat tadi sudah cukup lama

perbincangan, aku merasa aneh karena walaupun

selesai dan malahan Bapak Kepala Desa tersebut

disebut desa tapi banyak bangunan megah berdiri

yang menunggu kami untuk mulai berdiskusi. Tanpa

dengan kokoh di sana. Aku mulai penasaran apakah

berlama-lama kami langsung melontarkan beberapa

benar ini desa yang akan kami bina? Pertanyaan itu

pertanyaan. Diskusi berjalan dengan cukup taktis,

sempat teralihkan karena tampaknya membicarakan

sampai akhirnya ada kesempatan bagiku untuk

dosen, yang tentu saja mengenai hal positif, lebih

mengutarakan pertanyaan, “Kok bisa ya, rumah

menarik bagiku. Entah sudah berapa banyak cara

orang-orang pada besar, Pak?” Ternyata benar saja,

mengajar dosen yang kami bahas, akhirnya kami

Desa Padasuka memang banyak diisi dengan para

sampai di “Kampung Jeans”.

pengusaha konveksi sukses yang telah memasarkan

26


Pada perjalanan singkat ini, banyak sekali pengalaman yang dapat aku ambil. Permasalahan sebuah desa bukanlah selalu tentang masalah ekonomi, dan terkadang ekonomi yang baik bisa memberi dampak kepada tingkat pendidikan yang rendah. Cukup menari bukan? Namun di samping itu, mari kita bahas mengenai potensi yang mereka miliki. Limbah konveksi yang dihasilkan bukan tidak mungkin diolah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi. Di samping kesadaran masyarakat akan lingkungan bisa meningkat, kegiatan mengolah limbah tersebut bisa meningkatkan tingkat ekonomi mereka. Langkah ini bisa ditunjang dengan internet yang diiliki Desa Padasuka yang, kata Pak Kepala Desa, kenceng itu. Di luar dari topik Desa Padasuka, kegiatan kemasyarakatan ini bisa membuatku lebih termotivasi lagi untuk belajar. Saya juga bersyukur dengan kesempatan belajar yang luas, karena pada akhirnya aku bisa mengetahui skala kecil realitas negara ini beserta segala kendala dan potensi yang mereka miliki.

hail produksinya ke berbagai tempat. Pantas saja, “Kampung Jeans” ini disematkan di Desa Padasuka. Lalu, pertanyaan baru muncul “Lantas, dengan keadaan ekonomi yang dikatakan cukup baik, apa kendala yang ada di Desa Padasuka?” Jawabannya cukup singkat, yaitu pendidikan. Ternyata, dengan pemikiran bahwa di usia remaja saja bisa memiliki usaha konveksi dan mendapatkan penghasilan, hal tersebut memberikan dampak kepada sektor pendidikan. Setelah dipertimbangkan lebih lanjut, faktor pendidikan ini pun memiliki keterkaitan dengan permasalahan lingkungan di sana. Contohnya sungai di sana menjadi kotor akibat sedimentasi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat dan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, Pak Kepala Desa menjelaskan bahwa mereka memiliki keunggulan di bidang internet. Beliau berkata internet di sana sudah cukup memadai namun belum bisa dimaksimalkan. Di samping obrolan mengenai desa, kami juga berbicara banyak tentang dunia perkuliahan dan tanpa terasa, matahari sudah semakin beranjak ke barat yang menjadi tanda bahwa sudah saatnya untuk pulang.

27


Semangat Vaksin dari Desa Padasuka (Ditha Nur Asyifa - 15519054) Sudah lebih dari dua tahun kita hidup berdampingan dengan virus corona. Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk kita semua. Semua hal harus diberlakukan secara terbatas. Sekolah, kegiatan ekonomi, bahkan untuk bernafas lega ini harus dilakukan tidak sebebas sebelum adanya virus ini. Namun, kini semangat untuk bangkit mulai muncul seiring dengan kehadiran vaksin COVID-19. Vaksin menjadi harapan baru bagi seluruh masyarakat untuk

Acara ini adalah sebagai bentuk dukungan agar semua

bisa hidup normal kembali.

masyarakat terutama di Desa Padasuka tidak ragu

Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan

dan bersegera untuk melakukan vaksin. Acara yang

dukungan seluruh aspek masyarakat agar proses

berlangsung 2 sesi ini ternyata sangat mengundang

vaksinasi berjalan cepat dan menyeluruh ke semua

antusias masyarakat setempat. Mulai dari anak-

daerah. Salah satu daerahnya ialah Desa Padasuka,

anak, remaja, dewasa, bahkan usia lanjut semangat

di Kabupaten Bandung. Pada hari Sabtu tanggal 20

untuk menghadiri acara ini. Pada sesi pertama,

November 2021, Divisi Community Development

acara di isi oleh KMKL-ITB yang diwakili oleh Waiz

KMKL-ITB bersama dengan Mojang Jajaka Kabupaten

dan Nisya sebagai pembawa materi. Mereka berdua

Bandung melakukan penyuluhan vaksinasi di Balai

membawakan materi mengenai apa itu COVID-19,

Desa Padasuka.

bagaimana gejalanya, dan yang pastinya mengenai pentingnya vaksin dan juga bagaimana cara untuk mendapatkan vaksin. Selain menggunakan media PowerPoint, seluruh peserta juga dibagikan brosur mengenai vaksinasi dengan tujuan mereka bisa membaca kembali dan menyebarkan kepada siapa saja yang tidak dapat mengikuti kegiatan sosialisasi ini. Dengan kegiatan ini, sangat terlihat bagaimana antusiasme warga dalam mengikuti sosialisasi vaksinasi. Bahkan ada penjual jajanan, yang saat itu sedang berjualan, pergi menghampiri saya dan bertanya bagaimana cara mendapatkan vaksin. Kebetulan beliau bukanlah warga sekitar, namun sangat ingin melakukan vaksinasi. Dari sini terlihat, ternyata informasi penting seperti ini masih tidak tersampaikan dengan baik pada seluruh lapisan masyarakat. Dengan semangat bersama, kita pasti bisa bertahan dan bangkit dari Pandemi COVID-19.

28


29


KESAN Ikhsan Dwi Septiansyah

15520056

Muhammad Rayhan Khashib

15518076

seru banget dah, walaupun terjun offlinenya baru

Wah menarik banget, walaupun di kondisi pandemi

kebagian 1 kegiatan, tapi udah kerasa banget, mulai

gini bidang kemasyarakatan bisa membantu

dari orang2nya, bahasanya, prilakunya, semuanya

melaksanakan pengabdian masyarakat dan hebatnya

kerasa baru dan asing buat aku, tapi justru tempat

lagi bidang ini punya protokol kesehatan yang ketat

serunya d situ karena aku bisa belajar dan memahami

untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 ke

lingkungan masyarakat lokal secara menyeluruh

masyarakat

Kania Ditya Aquilera

Tubagus Ahmad Fauzan Cholidi

15518047

15519002

Seru banget, terutama bisa ke desa, sekalian jalan-

SERUUU BANGET BROO GOKIL, bisa main sm anak2

jalan juga ketemu temen-temen dan warga disana,

kici yg bacot dan tingkah lakunya kadang lucu,

ngga online meet mulu ya kan. Dan yang paling

kadang ngeselin, kadang gemes, banyak dah. bisa

penting bisa dapet ilmu dan pengalaman baru

ngebantu masyarakat, berguna bagi masyarakat, keren deh pokoknya bidang ini. buat bidang smp

Erika Gunawan 15518002

divisinya keren bgt org2nya, kerjasamanya bagus,

seneeeng banget bisa jadi bagian kemasyarakatan

ngelawak mulu, pokoknya seru dah. cmn paling

varuna apalagi anak"nya sangat mendukung

kadang kurang aktif aja kali ya klo itu bukan

untuk KMKL bisa lebih berkembang di sisi

tanggung jawab yg dipegang sm individu tersebut.

kemasyarakatannya. kadang jadi lebih bersyukur dengan hal-hal yang aku liat dan alami dari kegiatan-

Anisya Nurul Rahardiani

kegiatan yang ada.

Seru banget apalagi kegiatan offline nya! Bisa

Hilmy Taqiyuddin

15519034

langsung turun ke desa dan ketemu sama banyak

15520010

orang baru meskipun masih pandemi gini.

Seru! Aku bisa dapetin cara ngeliat hidup dengan cara pandang lain. Bisa ngobrol bareng masyarakat,

Rijalulhaqqi Hamidi

stake holder, ngebuat aku sadar kalo masalah

Seru dan berkesan karena pertama kalinya bergabung

yang ada di sekitar kita tuh ga cuman itu-itu aja.

ke dunia kemasyarakatan, dari magang ini juga

Bahkan di Desa Padasuka, ternyata ekonomi yang

aku jadi lebih jatuh cinta dan penasaran tentang

baik bisa ngasih dampak yang ga setara di bidang

kemasyarakatan

pendidikan. Singkatnya, dengan kegiatan kegiatan

Dave Santoso 15519030

kemasyarakatan ini aku bisa lebih bersyukur.

seru banget.. suatu pengalaman yang baru dalam

Bersyukur dengan peluang buat menimba ilmu yang

tahun 2021 ini meskipun lagi pandemi gini paling

sangat luas, dengan fasilitas yang sangat memadai,

engga masih bs bertemu orang baru dan juga lebih

dan masih banyak alasan buat aku bersyukur dengan

mengenal temen temen dari varuna kraken sm orca..

kegiatan kemasyarakatan ini. Aku juga seneng, bisa

bisa main sama mengedukasi anak2 keren banget deh

lebih banyak berinteraksi sama anak-anak KL, bisa

pokoknya

main, itung-itung refreshing, kabur dari keosnya perkuliahan :) Terima kasih kemasyarakatan! Fauzan Uwaiz Al-Khorni

15520014

Rafi Ahmad Salim

15519020

Seruuu, mulai dari Berpansos jilid 1 (walaupun cuma

15519076

dateng-ngasih sembako-foto-pulang), KLaction

Rame, karna banyak kegiatan offline nya walaupun

ke Yayasan Bagea ngobrol banyak sama Ibu Sumi

dikit ikut nya wkwkw

(pendiri Bagea), main lumpur pas goKLean bareng anak2 HMO di "pantai" Bondet (kata Fikri itu tuh

30


- KESAN pantai, padahal clickbait), sampe sendal putus di PIK

Safira Azzahra

pas Mangga sama Kemangteer :)

Seruuu betttt, banyak banget kegiatn yang bisa

Ditha Nur Asyifa

15519036

diikuti walaupun terbatas pandemi tapi tetep kerasa

15519054

Kemasyarakatan nya.

seruu sii karna sering jalan2 pastinya, tidak meet terus seperti yg lain xixi. Trus orang2nya asik, belajar

Amanda Revita Damanik

bareng, dan yang pasti selain ketemu sesama kmkl

Seruuu bingidhh, programnya banyak dan rata2 jalan

juga bisa ketemu sama org diluar kmkl. intinya ga

sampe temen2 jurusan lain ngiri ktanya aktif bgt

nyesel masuk kemasyarakatan

himpunannya

Diah Putri Pitaloka

15520016

🙃

15519015

Dinda Desintya Ramadani

15520065

Karena kemas itu kebagian proker yang offline, jadi

Seru banget. Dapet banyak pengalaman dan

seru paraaahhhh!! Seneng banget bisa involved di

moral value. Kepalaku makin terbuka kalo di luar

proker2 kemas,, kayak ngajar ketemu bocil2 gemes

sana banyak banget yang perlu dibenahi. Terus

sampe bersih2 pantai

kemasyarakatan tu kan menebar kebaikan yaaa jadi

Ainun Adyftha Hawis

kayak dapet happy vibes gitu sih. Vibesnya positif

15520027

banget bikin adem. Terus di luar sana bisa nemu

Di kemasyarakatan belajar banyakk, seruu, seneng

banyak karakter baru dari orang-orang. Gilak lah

bet bisa belajar banyak hal di kemasyarakatan, bisa

banyak hal yang di dapet dan bersyukur banget aku

diajar sama kakak kakak yang baik dan asik asikk

masuk di bidang ini.

bet. Hakan Hekmatyar Akhmad B.

Fikri Maulana 15518021

15519057

Seruuu bgt sih bisa turun langsung bersosmas ria lagi

Asik, dapet pengalaman dan wawasan yang baru Mutiara Indah Apricia

dan yg pasti juga seneng bisa nyiapin + ngelakuin kegiatan2 persosmasan duniawi bareng "rakyat mini

15519087

cabang anak baik" yg kerenn2 dan sll semangatt

Seru banget kegiatannya terutama kegiatan comserv

walaupun rapatnya online :D pokonyaa badabestt dah!!

waktu ke Cirebon, selain dpt serunya main jauh brg KMKL-ITB dpt juga pengalaman bersih2 sampah,

Beverly Ester Viola Lumbanraja

bertemu anak2. Di Comdev juga seru bgt waktu acara

15520036

seneng bisa ikut di kemasyarakatan, kerjanya asik

sosialiasi vaksin bisa bertemu dan mengobrol dg

dan santai, org2nya juga baik2 dan saling back up

warga desa padasuka, bekerja sama dg mojang jajaka dan mengetahui permasalahan yg ada di desa tsb.

Fitri Nur Azizah

Dapet juga pengalaman buat berpikir kritis mencari

seruuu bangettt terjun langsungg ke masyarakatt

solusi permasalahan desa dg adanya acara diskusi

bisa liatt mereka senyumm ketawaa wkwk seru

massa, melatih utk menulis membuat dokumen dan

chaos capenyaa aaaaaaa pokokknyaaa GA NYESELL

dpt kesempatan utk menyampaikan pendapat dimana

MAGANGG DI KEMASYARAKATANNNN kerennnnnnn

sebelumnya aku ngga ada wadah utk melatih diri agar berani menyampaikan pendapat dan bertanya. Dengan masuk kemasyarakatan jujur tambah lebih peduli ke sesama yg biasanya ga pernah ikut ngasih donasi jadi bbrp kali ikut ngasih donasi.

31

15520012


HARAPAN Ikhsan Dwi Septiansyah

15520056

Muhammad Rayhan Khashib

15518076

semoga makin kompak dan gak pernah bosen untuk

Harapannya bidang kemasyarakatan ini tetap peduli

berkontribusi buat masyarakat

dengan masyarakat, baik dari segi ekonominya,

Kania Ditya Aquilera

lingkungannya, dan lainnya. Karena dengan kita

15518047

peduli dengan masyarakat akan meningkatkan

Semoga acara2nya taun ini bisa diturunin lagi , karena

empati kita dan melestarikan budaya gotong royong

menurutku udah bagus banget, bisa dipilih yang mungkin sesuai sama apa yang mau dibawa kemas

Tubagus Ahmad Fauzan Cholidi

selanjutnya. Semoga juga proker2 nya sampe tepat ke

harapan kedepannya semoga anak2 kemasyarakatan

15519002

tujuan. Good luck!!

gapernah cape untuk berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, semoga proker2nya bisa lebih

Erika Gunawan 15518002

banyak dan lebih membantu masyarakat sehingga

smoga apa yang KMKL usahakan dan perjuangkan di

masyarakat merasakan dampaknya ketika dibantu

kepengurusan ini bisa jauh lebih dikembangkan lagi

oleh mahasiswa. sama mungkin aktif terus di semua

di kepengurusan-kepengurusan selanjutnya supaya

proker terlepas itu tanggung jawab lu atau bukan.

bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar. aku

intinya semoga kemasyarakatan kedepannya menjadi

harap juga smoga orang-orang yang berkecimpung di

lebih baik dan baik lagi

kemasyarakatan nantinya bisa mendapatkan manfaat positif dan kepuasan tersendiri dengan kegiatan

Anisya Nurul Rahardiani

kemasyarakatan yang ada, mau berbagi ataupun

Semoga bisa makin banyak kegiatan yang seru tapi

sekedar bercerita aja dengan mereka:D

bermanfaat buat banyak orang. Aamiin

Hilmy Taqiyuddin

Rijalulhaqqi Hamidi

15520010

15519034

15520014

Aku harap, terkhusus buat community development,

Untuk Comserv = Program2 yg sudah ada ditingkatkan

bisa lebih bersatu ke masyarakat lagi. Aku rasa,

lagi, seperti variasi acara dalam setiap programnya

alangkah lebih baik kalo social mapping itu

diperbanyak sehingga tidak monoton.

dilaksanakan ke masyarakat dulu, sebelum akhirnya

Untuk Comdev = Diperdalam lagi social mappingnya

bertanya ke aparat di sana. Aku harap, kita bisa lebih

dan dibuat serealistis mungkin.

memposisikan lagi menjadi bagian dari masyarakat. Setiap permasalahan yang ada di masyarakat, aku

Dave Santoso 15519030

rasa emang solusinya berasal dari masyarakat,

kedepannya pokok harus lebih seru dan kalo bisa

bukan dari kita. Kita disini hanya bertindak sebagai

sampe ke luar pulau jawa. asik bet keknya sambil

katalisator, membantu mereka. Di samping itu, aku

menghilangkan stress dari pelajaran

harap bidang kemasyarakatan ini bisa lebih baik lagi, bisa lebih aktif lagi, lebih memberikan manfaat lagi

Rafi Ahmad Salim

bagi masyarakat, dan lebih memberikan dampak

Semoga makin seru strategi2nyaa

terutama bagi kita. Fauzan Uwaiz Al-Khorni

Ditha Nur Asyifa

15519020

15519054

semoga desa binaan nya berjalan, sukses terus agar

15519076

Semoga setiap kepengurusan proker kemasyarakatan

bisa berdampak lebih lagi untuk masyarakat. oyaa

semakin banyak inovasi di setiap proker2 nya

semoga sense kemasyarakatan kmkl meningkat hihi. Diah Putri Pitaloka

15519015

Harapannya semoga proker kemas (terutama comserv)

👍

bisa lebih seru dan bisa jalan-jalan lebih jauh lagi

32


Ainun Adyftha Hawis

15520027

Semoga bisa selalu bermanfaat buat masyarakat dann KMKL. semogaa kemasyarakatan bisa tetep dan selalu bermanfaat buat masyarakat ke depannya yaa Hakan Hekmatyar Akhmad B.

15519057

Semoga bisa terus menjadi tempat kmkl melakukan pengabdian ke masyarakat sekitar Mutiara Indah Apricia

15519087

Harapannya semoga kemasyarakatan kedepannya bisa memberikan manfaat yg lebih banyak dari kemasyarakatan yg skrg, memberikan apa yg dibutuhkan massa dalam hal peduli pada lingkungan sekitar (kemasyarakatan). Safira Azzahra

15519036

Harapannya bakal tetep seru dan banyak kegiatan juga Amanda Revita Damanik

15520016

Semogaa selalu semangat menjalankan proker dan bisa berguna untuk masyarakat yang dibantu maupun teman2 KMKL Dinda Desintya Ramadani

15520065

Semoga kemasyarakatan kegiatannya tetap berlanjur dan makin meningkat. Prokernya makin banyak jadi makin banyak pihak pula yang terbantu. Fikri Maulana 15518021 "Kemasyarakatan bukan hanya soal berbagi, namun perihal menjadi pribadi yang peduli, dan kembali untuk mengabdi. Maka, teruskan... Karena disitulah kepuasan batin bisa dicari." -fikri Beverly Ester Viola Lumbanraja

15520036

semoga bisa selalu bisa bermanfaat utk masyarakat, selalu solid juga dalam bekerja Fitri Nur Azizah

15520012

semogaa makinn kerenn lagiii acara" kemasyarakatannya makin menebar manfaat secara langsung kepada masyarakat sekitar dan kegiatannyaa semogaa membawa berkah bagi kita dan sekitar hehe aamiinn

33


34


PIJAR PELITA

35


36


37


“Kenyamanan hidup akan berlipat ganda ketika makna hidup kita dapat dibagikan dan dinikmati oleh orang lain”

PIJAR PELITA Perjalanan KMKL dan Kita Kemasyarakatan BP “Varuna” KMKL-ITB 2021/2022


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.