MABRUK EDISI NOVEMBER 2018 - JANUARI 2019

Page 1


Ѕuѕunаn Ѕuѕunаn

Rеdаkѕі Rеdаkѕі

Pemimpin Redaksi Vempi Satriya Adi Hendrawan

Editor Alfiyandy Hariansyah Muhammad Insan Kamil Ghifari Farah Wirasenjaya Redaksi Angga Hermawan Norma Hermawan Layout dan Desain Masyitha Retno Yan Fahmi Swastiraras

Dаftаr Dаftаr

ӏѕіӏѕі 4

Sosok Ngobrol Bareng Teh Hanami

7

Kabar KMIS Dari Workshop Hingga Sendai Mengaji

9

Liputan Indahnya Kebersamaan Festina 2018

15

Puisi Surat Dalam Botol



Ngobrol Bareng

'Teh'Hanami Assalamu’alaikum warga KMIS! Edisi mabruk kali ini, Alhamdulillah kita dapat kesempatan untuk wawancara tamu spesial loh. Penasaran kan siapa? Ya jadi edisi kali ini kita akan bareng Teh Yuliana Hanami. Pada tahu Teteh hits Sendai yang satu ini kan? Untuk yang belum tahu, jadi Teh Hanami ini salah satu “dedengkot� warga Sendai loh. Beliau sempet beberapa tahun tinggal di Sendai untuk melanjutkan studinya. Sekarang Beliau Alhamdulillah sudah lulus dan kembali mengabdi di Indonesia. Di edisi kali ini insyaaAllah Teh Hanami mau nih gimana caranya kita menjaga dan khususnya di negeri orang. Dari pada lama-lama, yuk kita simak!

sharing-sharing

silaturahim

ukhuwwah

share


Assalamu’alaikum Teh Hanami apa kabar? Alhamdulillah kabar baik sekaliii yey!

Sekarang lagi sibuk apa Teh?

Lagi sibuk liburan dan bersantai guling2 sebelum mulai terjun ke realita (baca: dunia kerja yang sulit mencari waktu senggang )

haha

Boleh cerita dikit ngga Teh, tentang kegiatan Teteh selama di Sendai dan berapa lama di Sendai Teh?

Kegiatan utama selama di Sendai Alhamdulillah berkesempatan kuliah S2-S3, sekitar 6 tahun total tinggalnya.

Jadi kan tema kita sekarang tentang ukhuwwah Teh, menurut Teteh ukhuwwah itu apa sih?

Apa yah? Yang saya pahami ukhuwwah itu ikatan persaudaraan.

Penting ngga sih Teh buat umat islam menjaga ukhuwwah dan silaturahim? Terutama di negeri orang?

Penting banget ya, soalnya kita kan manusia sosial ya. Gimanapun juga mesti butuh orang lain banget banget banget. Apalagi di negeri orang, kita hidup sendiri, lingkungan beda, bahasa beda, jelas butuh banget ukhuwwah dan silaturahim karena kalo dari pengalaman pribadi, bisa nyaman di Sendai tuh salah satunya karena ada rasa persaudaraan yang tinggi untuk saling bantu di kalangan warga Indonesia di Sendai.

Di Sendai terutama orang Indonesia, kayaknya siapa sih yang ngga kenal Teh Hanami. Ada tips and tricks ngga sih Teh biar kita bisa menjaga silaturahim dan bisa deket sama orang-orang dari semua kalangan? Hehe

Hahaha seriusan ini lebai! Pada dasarnya karena Sendai tuh masih terbilang kecil,

dibanding Tokyo, orang-orang Indonesia di sini pada saling kenal kok, terutama sih pas tahuntahun awal saya di Sendai (tahun 2012), terus orang-orang Indonesia rata-rata tinggal di Sanjo-machi. Tapi memang 3 tahun terakhir, orang Indonesia di Sendai makin banyak dan tinggalnya tersebar dimana-mana (Nagamachi, Yagiyama, dll) jadi banyak juga orang Indonesia yang ga saya kenal. Jadi yang bener kondisinya tuh semakin banyak orang Indonesia dan tinggal menyebar (ga di satu lokasi aja), kecenderungan ikatan kekerabatan juga ga bisa dipungkiri makin longgar. Bisa jadi kenal tapi jadi kurang deket gitu kali ya. Kalo buat saya pribadi kedekatan dengan orang lain diuntungkan banget dengan kedekatan lokasi rumah dan kuliah di kampus yg sama sih. Terus, saya tuh orangnya suka ngobrol. Mungkin bagi saya dengan ngobrol itu jadi media buat ngejalin ukhuwah, disadari atau ngga. Biasanya lewat ngobrol itu saya se-engga-nya jadi tau minimal kabar mereka sih. Walaupun kadang yang kita obrolin ngga penting, kadang hal ngga penting malah jadi ngebuka obrolan ke level kedekatan yg lebih jauh. Terus karena saya suka ngobrol, walaupun kadang sulit, saya selalu berusaha ngasih perhatian sebaik dan sejujur mungkin buat lawan bicara saya supaya mereka bisa nyaman juga ngobrol sama saya. Kalau udah nyaman, bisa ada kemungkinan buat mereka untuk kembali ngobrol lagi sama saya kan. Gitu juga kalo saya ngga nyaman, saya cenderung bakal menyudahi obrolan karena khawatir jadi palsu . Ini yang biasa saya lakuin yang sejauh ini saya sadari ya, dan belum tentu baik atau cocok buat orang lain karena tiap orang punya cara sendiri buat ngebangun ukhuwwah.

tren

haha

Oh iya Teh, kalau kita berteman itu kan suka ada salah paham ya atau beda pendapat, gimana sih mengatasinya biar ngga ada perpecahan?


Ini pertanyaan yang saya juga bingung jawabnya dan kayaknya kurang tepat gitu nanya sama saya . Tapi kalau saya pribadi sebisa mungkin ngumpulin keberanian buat ngobrol . Yang saya lihat, zaman sekarang ini kita lebih mengandalkan media sosial untuk berinteraksi dengan orang, tetapi dijamin banget banyak selisih paham yang terjadi dan belum tentu beres urusannya, iya ngga sih? Tapi memang banget untuk masalah ini. Terutama buat saya pribadi saya akui ngobrol , habisnya butuh nyali ya.

saat ketika sudah punya pundi-pundi uang

haha.

Ada pesan-pesan Teh untuk temen-temen face di Sendai? Gaes, jangan lupa sisipkan waktu santai di

hahaha

to face

PR

face to face

Ada pengalaman unik ngga Teh selama di Sendai? Terutama saat berinteraksi sama orang-orang di Sendai

Pengalaman saya, saya sangat bersyukur bisa ketemu orang-orang Indonesia/Jepang/asing di Sendai. Orang-orang unik dan baik seolah-olah ngumpul di Sendai. Saya banyak ketemu orangorang yang kesadaran buat ngebantu orang lainnya sangat luar biasa. Ringan tangan banget lah! Saya jadi banyak belajar buat ngga pamrih nolongin orang. Saya ketemu orang-orang yang usianya jauh lebih muda dari saya, tapi mereka dewasa banget ngadepin hidup. Dan dari orangorang yang lebih tua dari saya, saya belajar untuk selalu bijak dan tenang ngadepin masalah. Satu lagi sih, saya suka di Sendai tuh banyak banget yang giat dalemin ilmu agama. Padahal kita di negeri orang gitu loh yang jauh beda atmosfernya dengan di Indonesia. Intinya selama saya bergaul di Sendai, mayoritas manusianya selalu ngajakin hal-hal baik!

Nah kalau Teh Hanami rencana ke depannya apa nih Teh? Ada rencana kembali ke Sendai lagi kah? , ,

Tentu saja saya harus berurusan sama dunia kerja yang belum pernah saya sentuh haha padahal inginnya gimana ya . Do’akan dapat kerja yang cocok dan baik buat saya. InsyaaAllah ke Sendai lagi buat main suatu

sante-sante

haha

tengah-tengah kesibukan ya. Jangan sampe kesibukan kuliah mengganggu waktu santai kita!!

Haha

sharing-sharing

Nah begitu dari Teh Hanami tentang pengalaman Beliau terutama dalam menjaga dan di Sendai. Yuk kita pererat tali persaudaraan kita, karena sesama muslim adalah saudara. Dan jangan lupa do’akan kaum-kaum muslim di seluruh belahan dunia juga !! [mbr]

silaturahim

ukhuwwah

" "Di negeri orang, kita hidup sendiri,

lingkungan beda, bahasa beda, jelas butuh banget ukhuwwah dan silaturahim karena kalo dari pengalaman pribadi, bisa nyaman di Sendai tuh salah satunya karena ada rasa persaudaraan yang tinggi untuk saling bantu di kalangan warga Indonesia di Sendai" -Hanami Yuliana-


1. Workshop Pelatihan Jurnalistik (27 Oktober 2018)

A

lhamdulillah, atas izin dan berkat rahmat Allah Ta'ala, Divisi Pendidikan bersama Divisi Media KMIS dapat menyelenggarakan Workshop Pelatihan Jurnalistik pada Sabtu, 27 Oktober 2018 lalu. Bertempat di Meeting Room A International House Sanjo 1, kami menghadirkan Kang Ahmad Ridwan dan Mas Vempi Satriya sebagai pembicara. Kang Ridwan, selaku peneliti fisika teori di Tohoku University, membagikan tips dan trik tentang penulisan artikel ilmiah popular secara teknis. Di sisi lain, materi penulisan oleh Kang Ridwan dilengkapi dengan pemaparan metode pengemasan tulisan yang menarik ditinjau dari pendekatan desain yang disampaikan oleh Mas Vempi sebagai Koordinator Divisi Media KMIS. Banyak ilmu baru dan menarik yang didapatkan dari acara ini. Setelah mendapatkan pelatihan, diharapkan para peserta dapat berkontribusi untuk menjadi kontributor baik di majalah Mabruk maupun content creator untuk website KMIS.

2. Pertemuan KMIS (Oktober 2018)

S

etiap bulan Oktober, bertepatan dengan masuknya mahasiswa baru khususnya yang berkuliah di Sendai dan sekitarnya, KMIS diwakili oleh Divisi Ukhuwah, rutin mengadakan pertemuan yang ditujukan bagi warga baru KMIS untuk mengenal lebih dalam kehidupan muslim di Sendai. Pada pertemuan kali ini, KMIS mengundang ‘duo daisenpai’ yang telah lama tinggal di Sendai. Mereka adalah M. Salman Alfarisi dan Diptarama. Salman, yang sudah tinggal lebih dari 6 tahun, memaparkan tentang sejarah KMIS, ICCS, TUMCA dan fasilitas-fasilitas muslim di Tohoku University. Sedangkan Dipta, panggilan akrab Diptarama, mengajarkan warga baru KMIS bagaimana cara menentukan makanan yang boleh dikonsumsi dengan membaca huruf kanji pada komposisi makanan dan alergennya. Diharapkan, warga baru KMIS bisa cepat beradaptasi dengan kehidupan perkuliahan di Tohoku University / Nihongo Gakkou tanpa perlu banyak khawatir tidak bisa menjalankan ajaran Islam di Sendai. Pertemuan ini juga menjadi ajang ramah tamah bagi warga baru dan warga lama KMIS untuk lebih saling mengenal dan berbagi satu sama lain. Semoga silaturahmi antar warga KMIS semakin renyah, serenyah fried chicken yang menjadi menu spesial pada pertemuan KMIS kali ini.


3. Sendai Mengaji 3 ke-1 (17 November 2018)

S

endai - Sabtu siang 17 November 2018, Ustadz Jaelani Abdul Salam, L.C., M.A. mengisi sebuah acara pengajian di Sendai. Pengajian ini dilaksanakan di lobi utama Tohoku University International House, Sanjomachi. Tidak sedikit peserta yang hadir. Sekitar 30 orang mendengarkan kajian agama yang disampaikan Ustadz dan Imam Masjid Hiroo Tokyo dengan seksama. Rata-rata peserta pengajian adalah keluarga dan mahasiswa Tohoku University dari berbagai domisili di Sendai. Pengajian dengan judul sebuah do’a “Ya Rabb, Teguhkanlah Hatiku”, ini digelar dengan tema meneguhkan iman dan ukhuwah muslim di Jepang. Diharapkan pengajian ini dapat menarik peserta muslim Indonesia di Sendai dari berbagai generasi untuk belajar agama dan memperkuat iman. Pukul 12:00, rangkaian acara pengajian dibuka dengan sholat dzuhur berjamaah dan ramah tamah serta makan siang bersama. Acara inti pengajian dimulai pada pukul 13.00 dengan materi pertama dari Ustadz Jaelani yaitu “Muslim yang Beraqidah”. Setelah jeda istirahat dan sholat ashar berjamaah, pada pukul 15.00, pengajian dilanjutkan dengan materi kedua yaitu “Menjadi Muslim Istiqomah”. Tepat pukul 16.00, pengajian selesai dan ditutup dengan foto bersama yang dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Para peserta nampak antusias dengan acara pengajian ini dan menunggu pengajian-pengajian selanjutnya yang difasilitasi oleh KMIS. Disamping itu, acara pengajian ini juga disiarkan secara on air melalui online radio di alamat mixlr.com/suara-muslim-sendai. Ketua Divisi Pendidikan KMIS Sendai, Wahyu mengatakan, "Ini merupakan kajian dalam wadah Sendai Mengaji #3, salah satu program diantara 3 program Sendai Mengaji, dimana Ustadz dari luar Sendai diundang langsung untuk mengisi kajian. Kita merencanakan kajian ilmu agama sekaligus untuk mewadahi silaturahmi teman-teman dan mengajak untuk belajar agama lebih baik lagi". Teman yang shaleh teman yang bisa mengajak kita dalam kebaikan dan bersama-sama masuk surga. "Kita semua ingin menjadi orang shaleh, tapi kalau masih merasa belum shaleh caranya bagaimana? Ya harus berkumpul dengan orang-orang shaleh, pengajian ini menjadi sarana untuk berkumpul dengan orang-orang shaleh" terangnya. [mbr]


F

ESTINA atau Festival Indonesia, merupakan salah satu acara sekali dalam setahun yang diorganisir oleh Persatuan Pelajar Indonesia Sendai (PPIS). FESTINA 2018 bisa dikatakan Festival Indonesia yang paling besar dalam sejarah FESTINA sejauh ini. Berangkat dari spirit mengenalkan budaya Indonesia dan Jepang, serta ‘Halal-Lifestyle’, FESTINA tahun ini merupakan buah kolaborasi dari PPIS dan Ari TV, dimana budaya Indonesia dan budaya Jepang dikenalkan dalam satu momen festival budaya yang diselenggarakan pada tanggal 24 November 2018 di Smile Glico Park, Sendai. Festival ini juga bertujuan untuk menggalang donasi bagi saudara-saudara di Palu, Indonesia, yang tengah menjalani rehabilitasi pasca bencana gempa dan tsunami. Pada kesempatan kali ini, Tim Mabruk KMIS berkesempatan mewawancarai Mirzadelya Devanastya, selaku ketua PPIS, dan Clifford Dionisius Leo, selaku eksekutif acara. Seperti apa kira-kira acara FESTINA 2018? Mari kita simak!


MD: Mirzadelya Dionisius Leo

Devanastya,

CDL:

Clifford

Assalaamu’alaikum, apa kabar mas Mirza? Halo Cliff, gimana kabarnya? (MD): Waalaikumusalam, kabar baik. (CDL): Baik baik

Otsukaresamadeshita. Festina tahun ini keren banget. Btw, tema yang diangkat dalam Festina tahun ini apa ya? Denger2, ada kaitannya dengan hubungan IndoJepang?

(MD): FESTINA itu sendiri sebenarnya sudah jadi program rutin PPI Sendai, dan ini merupakan acara yang ke-7. Setiap acara biasanya ada tema-tema tertentu untuk membuat FESTINAnya menarik bagi pengunjung. Misalnya FESTINA ke-6 itu temanya tentang Gajah Mada dan perjalanannya menyatukan Nusantara.

Nah sebenarnya proses FESTINA kali ini agak unik sih. Memang di kepengurusan PPI Sendai 2018-2019 ada rencana mengadakan FESTINA, tapi sebenarnya kami plotting acaranya itu di awal tahun 2019. Tetapi ternyata ada beberapa hal yang membuat jadwalnya jadi dimajukan. Pertama, ada kejadian gempa dan tsunami di Palu yang cukup membuat kita semua kaget. Lalu disaat kita semua berpikir gimana caranya bisa bantu walau tanpa pulang ke tanah air, tibatiba datanglah tawaran dari salah satu perusahaan TV berbasis internet di Sendai, yaitu Ari TV. Idenya adalah untuk berkolaborasi membuat acara charity di Sendai, yang bertujuan untuk membantu para korban di Palu. Disitulah kami kemudian memperkenalkan FESTINA ke Ari TV dan memberi ide bagaimana kalau kita samasama membuat event festival kebudayaan kedua negara, dimana nanti segala keuntungan yang didapat dari acara ini bisa disumbangkan sebagai bantuan.


Akhirnya, jadilah FESTINA dengan segala keseruannya. Event kali ini pun menjadi kali pertama kami berkolaborasi dengan pihak Jepang dalam penyelenggaraannya. Jadi istilahnya, FESTINA kali ini adalah persembahan dari pelajar Indonesia dan warga Jepang, untuk Indonesia.

untuk tampil tanpa bayaran. Jadi mereka memang diajak untuk “berdonasi� dengan pertunjukan terbaik mereka, bukan uang. Cukup mengejutkan juga lho karena ternyata banyak sekali para entertainer seperti penyanyi, girlband, serta kelompok-kelompok musik lokal Sendai yang mau tampil secara cuma-cuma untuk acara ini. Lalu selain itu kami juga membuat crowdfunding, untuk dapat menutup cost bahan makanan yang akan dipakai untuk memasak imoni halal. Tapi ternyata menurut cerita dari pihak Ari TV, banyak juga lho penjual sayur-sayuran yang memberikan bahan makanan secara cuma-cuma dan bahkan lebih dari yang dibutuhkan, ketika tahu kalau acara ini merupakan charity event untuk korban gempa dan tsunami.

Karena acara ini juga sebagai ‘charity event’ untuk rehabilitasi pasca bencana saudara2 di Palu Indonesia, bagaimana skema penggalangan donasinya? Dan kalau boleh tahu nih, berapa donasi yang berhasil dikumpulkan?

Nah yang kedua, adalah ketika FESTINA diadakan, kami menyediakan banyak kotak-kotak sumbangan yang ditaruh di berbagai stan, terutama di stan yang makanannya itu dibagikan gratis. Jadi makanan-makanan itu tidak ditetapkan harga, namun para pengunjung dapat menyumbang seberapapun itu terserah mereka. Tentu kotak ini juga diletakkan di stan makanan berbayar, jadi orang-orang pun bisa menyumbang disana. Tapi tentu tidak hanya terbatas di stan makanan, karena ada juga stan-stan budaya. Jadi pengunjung dapat menyumbang seikhlasnya di sana, setelah mencoba memakai pakaian adat ataupun permainan tradisional Indonesia.

(MD): Sebenarnya pihak yang paling berjasa dalam penggalangan dana di FESTINA ini justru orang Jepang lho. Pihak Ari TV benar2 banting tulang untuk mencari sponsor serta mengusahakan pinjaman gratis beberapa peralatan untuk acara kali ini, juga mendapatkan venue Smile Glico Park Sendai yang super kece itu, tanpa biaya. Jadi FESTINA kali ini bisa mendapatkan Alhamdulillah dengan banyaknya pengunjung dana bantuan yang besar, dengan pengeluaran yang hadir di acara (total 1.264 pengunjung), juga yang minim, itu berkat pihak Ari TV. dari para sponsor, serta dari kotak sumbangan, Nah bagaimana proses penggalangan dananya, FESTINA meraih keuntungan sebesar 1.587.501 ada 2 tahapan nih, tahap pra-acara dan saat yen! Yang kalau dirupiahkan itu sekitar acara berlangsung. Pada tahap pra-acara, yang 206.941.100 rupiah! Semuanya disumbangkan diutamakan adalah bisa mengadakan event se- untuk korban bencana di Indonesia melalui ACT bagus mungkin, dengan dana seminim mungkin. (Aksi Cepat Tanggap). Pertama, untuk para performers semuanya setuju


Apa saja yang ditampilkan dalam festival ini? Booth-booth, performance, dll.

Boleh cerita sedikit gimana tentang persiapan festival ini? Berapa lama mempersiapkannya?

(CDL): Untuk booth ada bermacam-macam makanan dan minuman tradisional Indonesia seperti mie goreng, soto, dan wedang jahe. Selain itu, ada juga booth untuk mengenalkan tentang gempa di Indonesia dan juga permainan tradisional Indonesia. Untuk performance, ada pertunjukan angklung, tari-tarian daerah seperti Saman, Merak dan Mapadendang. Ada juga tari Bali yang dibawakan oleh orang Jepang di Sendai.

Bicara soal festival budaya, rasanya ga lengkap kalau ga bicara tentang kuliner. Makanan apa saja yang dijual? Apakah muslim-friendly?

(CDL): Kita dikontak Ari Tv kurang lebih sebulan sebelum hari H dan tim persiapannya baru terbentuk tiga minggu sebelum acara. Jadi persiapannya cukup terburu-buru. Namun karena kerjasama dan kerja keras dari tim, kita bisa (MD): Makanan! Justru itu penting banget tuh, mempersiapkan festival ini dengan cukup baik. negara kita kan terkenal banget akan kulinernya Untungnya, untuk performance nya PPIS memang yang enak-enak. Jadi, tentu kita juga coba memsudah punya tim dan ada latihan rutin. perkenalkan beberapa kuliner Indonesia ke masyarakat Sendai. Dan yang menyediakan menu-menu kuliner ini pun bukan hanya dari PPI Sendai, tapi juga kawan-kawan dari Keluarga Tohoku, juga beberapa warga Indonesia yang menetap di wilayah sekitar Miyagi. (CDL): Memang cukup sulit berkolaborasi dengan pihak jepang. Selain dari keterbatasan Untuk menunya itu, dari PPI Sendai ada mie kobahasa, ada juga perbedaan budaya yang ka- cok Bandung, mie goreng, kue lapis, wedang jahe. dang-kadang membuat salah paham. Tetapi teri- Kemudian dari pihak Tohoku Family ada gulai makasih banget buat Bang Mirza yang udah ayam, jemput pisang serta kolak. Juga ada dari selalu ngetranslatein bahasa Jepangnya. ibu Siti Watanabe; soto ayam, bakso sama tahu

Acara ini buah kolaborasi PPIS dengan Ari TV, gimana pengalaman berkolaborasi kerja dengan orang Jepang, khususnya Ari TV dalam hal ini?

Kira-kira berapa jumlah pengunjung yang datang? Apakah pengunjung harus membeli tiket masuk? Dan bagaimana antusiasme mereka?

isi. Oh ga lupa juga ada berbagai cemilan-cemilan serta manisan tradisional Nusantara juga lho. Tapi ya namanya juga event kolaborasi antar dua negara, tentu ada makanan-makanan Jepang juga dong. Nah menunya itu ada imoni, tou age (semacam fried chicken ala Jepang), dan juga kare Jepang. Sudah pasti semuanya itu 100% halal.

(CDL): Jadi untuk acara ini pihak Rakuten memberi sponsor dalam bentuk tempat sehingga untuk masuk acara tidak perlu membayar tetapi pengunjung bisa memberikan sumbangan saat masuk. Bisa dilihat pengunjung, terutama orang Jepang, sangat tertarik dengan traditional per- Tapi selain itu, juga ada bahan2 makanan yang formance Indonesia. dijual seperti beras lokal yang mereknya “Kin no


Ibuki�, Tarako Seihin (produk yang terbuat dari kenyataan bahwa warga Sendai pun pernah mengalami hal yang sama di tahun 2011, memtarako/telur ikan). buat rasa persaudaraan antar dua bangsa ini sePokoknya kemarin para pengunjung perutnya makin erat. kenyang deh sepulang dari acara. hahaha. Kepada orang Indonesia sendiri, saya pikir ini jadi kesempatan yang besar untuk belajar tentang (MD): Tentu ada doong. Tempat salat yang toleransi dalam keberagaman. Sebagai orang Indisediakan kemarin itu ada di area bawah tribun donesia muslim, kita memang jadi minoritas di penonton stadion. Areanya cukup luas, dan kar- negara ini. Tetapi kita justru disediakan berbagai ena ada atap jadi terlindung dari hujan. Un- fasilitas dan juga kemudahan dalam menjalani tungnya sih pas acara kemarin cerah dan ga keseharian serta ibadah. Apalagi pada FESTINA ini, pihak Jepang benar-benar mengusahakan hujan sama sekali. untuk menyediakan makanan Jepang halal di Tempatnya sendiri terbuka di satu sisi, bisa di- semua stan. Selain itu juga kita disediakan lokasi lihat oleh para pengunjung juga. Jadi mungkin ibadah yang luas dan nyaman. Semua itu diseada beberapa orang Jepang yang lihat dan ber- diakan dengan tulus dan sungguh-sungguh. tanya-tanya dalam hati kali ya orang-orang yang lagi salat itu pada ngapain. hahaha.

Adakah tempat salat yang disediakan?

Terkait dengan tujuan diadakannya festival ini, kira-kira apa poin yang paling penting yang ingin dikenalkan dalam festival ini?

(MD): Poin penting yang ingin disampaikan sebenarnya ada beragam, tapi mungkin akan ditangkap berbeda ya antara orang Jepang dan orang Indonesia sendiri. Kepada orang Jepang, jelas kami ingin mereka dapat merasakan secuil Indonesia tanpa ke Indonesia. Tentunya dengan begini kami juga mempromosikan budaya serta kuliner Indonesia ke masyarakat Sendai. Jadi kayak semacam kasih teaser “ini lho Indonesia. Kalau wisata ke Indonesia, bakal dapat yang lebih berkesan lagi�, begitu. Tapi selain itu, karena ada budaya Jepang juga yang ditampilkan, kami juga ingin menunjukkan sisi persahabatan kedua negara. Apalagi tahun 2018 bertepatan dengan 60 tahun hubungan persahabatan Indonesia dengan Jepang kan. Ditambah lagi dengan konsep charity untuk korban gempa dan tsunami Palu, dan

Harapannya poin ini dapat ditangkap dan dijadikan refleksi bagi diri sendiri. Semoga nanti ketika kembali ke tanah air, masing-masing dari kita pun dapat berlaku adil dalam menjalani hubungan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, ras dan lainnya. Juga bisa tulus membantu bagi sesama manusia yang membutuhkan.


Semoga Indonesia bisa semakin damai dan harmonis, hari ini dan di masa depan.

Terakhir nih, apa pesan yang ingin disampaikan setelah Festina 2018 sukses diselenggarakan?

(MD): Kalo saya pribadi, saya menyaksikan betul bagaimana ketulusan orang Jepang dalam membantu orang lain, yang bahkan bukan dari bangsanya sendiri. Terlepas dari segala kekurangan dari pihak Ari TV dan PPI Sendai, saya sadar betul bahwa kalau tidak berkolaborasi, mungkin FESTINA tidak akan sebesar dan semeriah ini. Kepada teman-teman yang akan mengadakan FESTINA di tahun-tahun mendatang, peluang untuk kerjasama dengan berbagai pihak di Sendai terbuka sangat besar. Karena itu janganlah takut untuk berkolaborasi! Memang, berkolaborasi dengan orang Jepang tidak akan terasa sederhana, dan akan banyak konflik kepentingan antar negara (kesannya lebay ya, tapi bener lho ini hahaha). Namun jangan takut karena segala kesulitan pasti dapat diselesaikan! Selain itu kita juga jadi tahu bagaimana mengadakan event besar dengan tata kelola yang rapi dan teratur sesuai standar Jepang.

Terima kasih banyak nihh atas waktunya bersedia kami wawancara. Semoga Festina semakin sukses kedepannyaa, Aamiinn.





Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.