Dokumen Rancangan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Desa Tanjung Karangan

Page 1


SISTEM PENGELOLAAN

SAMPAH TERPADU

DESA TANJUNG KARANGAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada dapat menyelesaikan dokumen rekomendasi pembuatan sistem pengelolaan sampah terpadu ini dengan baik dan tepat waktu. Dokumen ini disusun sebagai bagian dari upaya kami untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam meningkatkan kualitas pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.

Tujuan dari dokumen ini adalah untuk memberikan rekomendasi yang komprehensif mengenai sistem pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan berbagai komponen, termasuk pemilahan sampah di sumber, pengumpulan dan pengangkutan, hingga pengolahan dan pembuangan akhir. Kami berharap bahwa sistem ini dapat diterapkan dengan baik, sehingga dapat mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kami menyadari bahwa penyusunan dokumen ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak di Kabupaten Muara Enim, instansi pemerintah, swasta, masyarakat, dan juga anggota TIM KKN Unit SS-001, serta seluruh pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan, masukan, dan partisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Semoga dokumen ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat dalam upaya mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih baik di Desa Tanjung Karangan serta memberikan dampak positif bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kab. Muara Enim, 08 Agustus 2024

TIM KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024 Unit SS-001

TIM PENYUSUN

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPM

Anggota KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024 SS-001

Achmad Zidan Muzaki 1.

Adetia Surya 2.

Ahmad Nurdianto 3.

Ahnan Yahya Fathussalam 4.

Amalia Fauziah Zahra 5.

Andin Anggun Salsabila 6.

Anthony Bintang Putra 7.

Christian Fiorent Tandyanta 8.

Denilna Alsah Waralita Mayudanti 9.

Devira Putri Rahmalia 10.

Edia Tri Susilo 11.

Fadila Rachma Susanti 12.

Galang Putra Pratama 13.

Ghina Nabila Imtiyaz 14.

Laila Nuruzzahro 15.

Lintang Afra Karisma 16.

Muhammad Ardi Fadillah 17.

Muhammad Rifqi Musyaffa 18.

Muhammad Salman Wibawanto 19.

Namaskara Tawang Kusuma 20.

Qudsi Mutiara Romadhon 21.

Regina Amanda Putri 22.

Rina Afifah 23.

Salma Nafida 24.

Sumayya Nur Hanifah 25.

Taqiyyah Haidar Mutawally 26.

Umi Rohmatin 27.

Wanindya Dian Utami 28.

Zulfa Salima Azizah 29.

LATAR BELAKANG

Desa tanjung Karangan merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim. Desa ini memiliki perkembangan penduduk dan aktifitas yang cukup pesat. Selain dapat berdampak pada aspek ekonomi, perkembangan ini juga dapat menimbulkan masalah baru, yaitu mengenai peningkatan jumlah sampah. Peningkatan jumlah penduduk dan intensitas kegiatan ekonomi akan meningkatkan produksi sampah di desa ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Masalah pengelolaan sampah merupakan isu yang krusial bagi masyarakat di Indonesia. Saat ini, pengelolaan sampah di Desa Tanjung Karangan tersebut masih bersifat tradisional dan tidak terorganisir dengan baik. Sampah-sampah sering kali dibuang sembarangan di lahan terbuka, saluran air, atau bahkan dibakar, tanpa melalui proses pemilahan terlebih dahulu. Kondisi ini menimbulkan berbagai dampak negatif, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Pencemaran lingkungan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa berdampak serius, termasuk pencemaran air tanah, penyumbatan saluran air, serta penyebaran penyakit. Sampah organik yang menumpuk tanpa pengolahan yang tepat akan membusuk dan menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu, sampah anorganik seperti plastik yang sulit terurai dapat merusak kualitas tanah dan mengancam kehidupan satwa. Penumpukan sampah di sekitar pemukiman juga menciptakan lingkungan yang tidak sehat dan berpotensi menjadi sarang bagi berbagai vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan nyamuk.

Sementara itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik masih rendah. Minimnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah, serta kurangnya fasilitas yang memadai, membuat masalah ini semakin kompleks. Padahal, pengelolaan sampah yang baik dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, misalnya melalui pemanfaatan sampah organik untuk kompos dan daur ulang sampah anorganik.

Melihat kondisi ini, perencanaan sistem pengelolaan sampah di Desa Tanjung Karangan menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. Tujuan utama dari perencanaan ini adalah untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terpadu, efektif, dan efisien, yang tidak hanya mampu mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat desa. Perencanaan sistem pengelolaan sampah ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari edukasi masyarakat, pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah, hingga pengembangan kebijakan dan regulasi di tingkat desa. Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan organisasi masyarakat, sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan implementasi sistem ini.

Selain itu, pendekatan yang terintegrasi dengan program-program lingkungan yang lebih luas, seperti pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat desa, juga akan dipertimbangkan dalam perencanaan ini. Dengan demikian, sistem pengelolaan sampah yang akan diterapkan di Desa Tanjung Karangan diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai solusi jangka pendek untuk masalah sampah, tetapi juga sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pada akhirnya, perencanaan sistem pengelolaan sampah ini diharapkan mampu menjadikan Desa Tanjung Karangan sebagai desa yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan, serta menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kecamatan Tanjung Agung dan sekitarnya dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

TUJUAN OPERASIONAL

Tujuan operasional dari program pengelolaan sampah terpadu Desa Karangan ini adalah sebagai berikut.

1.

Mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan melalui pengelolaan sampah terintegrasi.

2.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan desa.

3.

Menciptakan desa yang bersih tanpa sampah di lingkungan sekitar desa.

4. Mengurangi penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh sampah.

Meningkatkan kebersihan sungai sebagai salah satu tempat vital warga desa.

5.

6.

Meningkatkan perekonomian desa melalui penjualan sampah yang telah dikelola.

7.

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Tanjung Karangan.

GAMBARAN UMUM

Alur Sistem Pengelolaan Sampah

1. Pilah sampah rumah tangga

Proses ini melibatkan pemilahan sampah oleh rumah tangga menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik (seperti sisa makanan dan bahan nabati) dan sampah anorganik (seperti plastik, kertas, dan logam). Pemilahan di sumber ini penting untuk memastikan bahwa sampah dapat dikelola dengan lebih efisien pada tahap-tahap berikutnya.

2. Pengumpulan oleh petugas

Sampah yang telah dipilah di rumah tangga akan dikumpulkan oleh petugas atau kader lingkungan yang diambil dari masyarakat setempat yang memerlukan pekerjaan. Pengumpulan dilakukan sesuai jadwal, misalnya setiap satu minggu sekali. Hanya sampah yang telah dipilah yang akan diangkut sehingga mendorong partisipasi aktif dari masyarakat untuk memilah sampah mereka. Pengangkutan yang selektif ini juga membantu meningkatkan kualitas pengelolaan sampah pada tahap berikutnya

3. Pengangkutan ke Bank Sampah

Sampah yang sudah terkumpul dari rumah-rumah tangga diangkut ke Bank Sampah. Pengangkutan dilakukan menggunakan kendaraan yang sesuai dengan jenis sampah untuk memastikan efisiensi dan kebersihan dalam proses pengelolaan.

4. Pengolahan sampah organik

Sampah organik yang telah dipisahkan akan diolah melalui proses komposting. Proses ini melibatkan penguraian bahan organik oleh mikroorganisme menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk alami untuk pertanian atau kebun. Pengolahan sampah organik ini membantu mengurangi volume sampah yang harus dibuang dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi lingkungan.

5. Pengolahan sampah anorganik

Sampah anorganik yang dapat didaur ulang akan dikumpulkan dan disimpan di bank sampah. Di sini, sampah anorganik seperti plastik, kertas, logam, dan kaca dipilah, ditimbang, dan dicatat. Masyarakat yang menyetor sampah anorganik ke bank sampah dapat menerima imbalan berupa uang atau poin yang dapat ditukarkan dengan barang. Bank sampah ini juga berfungsi sebagai pusat pengolahan awal sebelum sampah dikirim ke pabrik daur ulang.

6. Pengangkutan sampah residual menuju TPA

Sampah residual yang tidak dapat diolah lebih lanjut akan diangkut dari TPS ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pengangkutan ini dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa sampah tidak menumpuk di TPS dan tidak menimbulkan masalah lingkungan. Di TPA, sampah ini akan dikelola sesuai dengan prosedur pembuangan yang aman, seperti penimbunan dengan tanah untuk mencegah pencemaran.

TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM

A. DIAGRAM ALIR PENGELOLAAN SAMPAH

Berikut adalah diagram alir pengelolaan sampah dimulai dari pemilahan sampah rumah tangga hingga penjualan produk dan pembuangan residu ke TPA.

TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM

B. PEMILAHAN SAMPAH TINGKAT RUMAH TANGGA

Setiap rumah tangga diwajibkan untuk memilah sampah menjadi dua kategori utama, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Pemilahan dilakukan dengan menyediakan wadah terpisah untuk masing-masing jenis sampah.

Sampah Organik meliputi sisa makanan, kulit buah, sayuran, daun, dan bahan organik lainnya yang mudah terurai secara alami. Sampah ini akan diolah menjadi kompos.

Sampah Anorganik terdiri dari bahan-bahan yang dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, kaleng, botol, dan logam. Sampah ini akan disalurkan ke bank sampah atau pusat daur ulang.

Sampah organik diwadahi dengan plastik berwarna hitam, sedangkan sampah anorganik diwadahi dengan plastik berwarna lain. Sampah yang telah dikumpulkan oleh setiap rumah diletakkan di dalam bak sampah yang berada di luar rumah untuk mempermudah proses pengangkutan. Bak sampah yang berada di depan rumah berupa wadah tertutup untuk melindungi sampah dari air hujan dan hewan serta mencegah timbulnya bau tidak sedap.

C. PENGANGKUTAN SAMPAH

1. Mekanisme Pengumpulan

Sampah yang telah dikumpulkan oleh setiap rumah akan diangkut oleh petugas kebersihan desa. Pengangkutan sampah dilakukan sebanyak 2 kali seminggu untuk mencapai efisiensi pengangkutan sampah dan menghindari penumpukan sampah yang terlalu banyak. Sampah yang telah dikumpulkan diangkut menuju Rumah 3R maupun Bank Sampah. Sebelum sampah diambil, petugas akan memeriksa apakah sampah telah dipilah sesuai kategori (organik dan anorganik). Jika ditemukan sampah yang tidak dipilah dengan benar, petugas akan memberikan peringatan kepada warga dan mencatatnya sebagai pelanggaran. Setelah sampah diverifikasi, petugas akan mengangkut sampah tersebut ke Bank Sampah atau Rumah 3R dengan armada yang telah disediakan. 7

Fasilitas pengangkutan sampah terdiri dari dua jenis armada, yaitu gerobak sampah dan bentor. Gerobak sampah yang diperlukan memiliki kapasitas 1 m3 dengan ukuran 120x80x100 cm sebanyak 1 unit untuk setiap dusun.

Gerobak sampah digunakan untuk pengangkutan sampah di jalan dengan lebar kurang dari 1 m. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 1 m, pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan bentor. Bentor yang diperlukan memiliki kapasitas sebesar 1,5 m3 sebanyak 1 unit untuk seluruh desa.

2. Jadwal Pengumpulan

Jam Pengumpulan: Pengumpulan sampah dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 11.00 siang. Warga diharapkan menempatkan sampah di luar rumah sebelum pukul 07.00 pagi pada hari pengumpulan.

Hari Pengumpulan: Pengambilan sampah dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Rabu dan hari Sabtu.

D. PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK

Pemrosesan sampah dilakukan di Bank Sampah atau Rumah 3R. Sampah organik yang telah dikumpulkan dipilah berdasarkan bentuk dan jenis sampahnya. Pemilahan sampah ini dilakukan agar sampah yang akan diolah sesuai dengan ketentuan proses pengomposan. Sampah organik yang tidak dapat dibuat menjadi kompos akan masuk ke dalam kategori residu dan akan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Proses Pengomposan dilakukan di fasilitas pengomposan. Sampah organik dikumpulkan dalam tumpukan atau komposter, kemudian diolah dengan metode aerasi dan pengadukan berkala untuk mempercepat proses pengomposan hingga menjadi kompos yang siap digunakan. Selain pengomposan, sampah organik yang terkumpul juga dapat digunakan sebagai pakan maggot untuk pakan hewan ternak.

E. PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

Sampah anorganik yang telah dikumpulkan terkumpul di Bank Sampah akan disortir berdasarkan jenisnya. Pemilahan sampah anorganik dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu sampah plastik, kaleng, kaca, dan residu. Setiap kategori sampah ini akan melalui proses pengolahan lanjut yang berbeda.

Sampah plastik akan dicacah dengan menggunakan mesin pencacah sehingga terbentuk bijih plastik. Sebelum dijual, sampah kaleng dan kaca perlu dicuci terlebih dahulu agar bersih dan tidak berbau. Bijih plastik, sampah kaleng, dan sampah kaca yang dihasilkan akan dikemas ke dalam karung untuk dipasarkan kepada pengepul. Selain ketiga jenis sampah tersebut, sampah yang tidak dapat diolah akan masuk ke dalam kategori residu. Residu akan dikumpulkan di bak pengumpul sebelum dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

F. DENDA DAN REWARD

Denda diberlakukan untuk warga yang tidak mentaati peraturan kebersihan desa meliputi ketentuan pemilahan dan pembuangan sampah.

Reward diberikan sebanyak sebulan sekali untuk 3 warga yang patuh dan taat mengikuti peraturan Bank Sampah.

Besaran denda dan reward dapat disesuaikan dengan hasil rapat warga desa.

TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM

G. PELAPORAN & EVALUASI

a. Pelaporan Rutin:

Pengelola Bank Sampah wajib menyusun laporan bulanan mengenai jumlah sampah yang dikumpulkan, diolah, dan berhasil dijual, serta evaluasi kinerja sistem pengelolaan sampah.

Laporan disampaikan kepada Pemerintah Desa dan dibahas dalam rapat evaluasi yang melibatkan seluruh pihak terkait.

b) Evaluasi Sistem

Evaluasi dilakukan setiap enam bulan untuk menilai efektivitas sistem dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.

Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan kebijakan dan operasional sistem pengelolaan sampah.

KELEMBAGAAN

Kelembagaan dalam sistem pengelolaan sampah berfungsi sebagai kerangka organisasi yang terstruktur untuk memastikan koordinasi, pengawasan, dan pelaksanaan setiap tahapan pengelolaan sampah secara efektif. Dengan adanya kelembagaan, peran dan tanggung jawab setiap pihak—mulai dari pemerintah desa, unit pengelola sampah, hingga masyarakat—dapat diatur dengan jelas, sehingga menciptakan sinergi dalam upaya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Kelembagaan juga berfungsi sebagai wadah untuk menyusun kebijakan, mengalokasikan sumber daya, dan melakukan evaluasi terhadap program pengelolaan sampah, memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program secara menyeluruh. Adapun susunan dari kelembagaan tersebut seperti pada diagram dibawah ini

KELEMBAGAAN

1.Kepala Desa Tanjung Karangan

Memimpin dan mengawasi pelaksanaan sistem pengelolaan sampah.

Mengeluarkan kebijakan dan peraturan desa terkait pengelolaan sampah.

Menyediakan dukungan anggaran dan sumber daya untuk pelaksanaan program.

2. Ketua Pengelolaan Bank Sampah

Mengelola operasional harian bank sampah, termasuk pengawasan terhadap kinerja setiap divisi.

Menyusun dan melaksanakan strategi pengembangan bisnis bank sampah.

Menyusun laporan keuangan dan operasional untuk keperluan evaluasi dan pelaporan.

Menjamin kelancaran operasional bank sampah dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.

Mengadakan rapat koordinasi rutin dengan seluruh anggota tim.

3. Sekretaris

Mengelola administrasi termasuk persuratan, notulensi, dan arsip dokumen.

Menyusun jadwal kegiatan.

Menyusun laporan kegiatan bank sampah secara berkala.

Mengelola komunikasi antara pihak internal dan eksternal.

4. Bendahara

Mengelola arus kas masuk dan keluar, termasuk pembayaran gaji, pembelian barang, dan pengeluaran lain.

Mencatat transaksi keuangan secara rinci di dalam buku kas.

Menyusun laporan keuangan bulanan dan tahunan.

Mengelola dana cadangan untuk kebutuhan mendesak.

Melakukan pembayaran kewajiban bank sampah.

KELEMBAGAAN

5. Bagian Operasional

Mengkoordinasi pengumpulan, pengolahan, dan pemilahan sampah berjalan dengan baik dan benar.

Mengoperasikan dan memelihara mesin yang digunakan untuk mengolah sampah.

Mengelola produk hasil sebelum didistribusikan.

6. Bagian Keuangan dan Pemasaran

Mengelola administrasi keuangan termasuk pencatatan penjualan produk hasil daur ulang.

Mengelola administrasi keanggotaan, seperti jumlah sampah yang disetor oleh anggota.

Mengidentifikasi pasar untuk produk daur ulang yang dihasilkan dan mengembangkan strategi pemasaran.

Mengelola logistik dan distribusi produk kepada mitra bisnis.

7. Bagian Penelitian dan Pengembangan

Melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan dan pemilahan sampah.

Mengorganisir kegiatan sosialisasi dan kampanye lingkungan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Membuat materi edukasi seperti brosur, poster, dan media sosial.

HUKUM & PERATURAN

Sistem pengelolaan sampah terpadu di Desa Tanjung Karangan, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim disusun berdasarkan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Beberapa dasar hukum yang relevan dalam penyusunan dan pelaksanaan sistem ini, antara lain:

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Mengatur prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan sampah, termasuk pemilahan, pengurangan, dan pengolahan sampah yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Menguraikan pedoman teknis untuk pengelolaan sampah rumah tangga, termasuk peran pemerintah daerah, pengelola sampah, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Memberikan panduan teknis yang lebih rinci mengenai pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, termasuk strategi untuk mengurangi dan mendaur ulang sampah.

RENCANA ANGGARAN BIAYA

RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERAN MASYARAKAT

Operasional pengelolaan sampah terpadu tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya partisipasi masyarakat di dalamnya. Berikut adalah bentuk partisipasi masyarakat yang diperlukan dalam operasional pengelolaan sampah terpadu.

Masyarakat memiliki kemauan untuk mengikuti aturan sistem pengelolaan sampah terpadu serta bersemangat dalam menjaga kebersihan lingkungan desa.

Masyarakat diharapkan mematuhi aturan pemilahan sampah organik dan anorganik pada tahap pewadahan individual sehingga sampah yang dikumpulkan dapat langsung diproses tanpa perlu adanya pemilahan lebih lanjut.

Keaktifan masyarakat dalam memberi bantuan maupun masukan berupa kritik dan saran yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan desa dan pendidikan non formal untuk anak di rumah terkait kebersihan lingkungan guna mencegah adanya sampah yang berserakan dan pembuangan sampah di sembarang tempat.

Kesediaan masyarakat untuk selalu belajar mengenai cara dan manfaat pemilahan serta pengolahan sampah untuk dapat mencapai operasional Bank Sampah dan Rumah 3R yang optimal.

PENUTUP

Dokumen rekomendasi sistem pengelolaan sampah terpadu ini merupakan hasil kajian dan perencanaan yang komprehensif, yang disusun dengan tujuan untuk memberikan solusi yang berkelanjutan dan efektif dalam menangani masalah sampah di Desa Tanjung Karangan. Melalui penerapan sistem ini, diharapkan Desa Tanjung Karangan dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warganya.

Kesuksesan sistem pengelolaan sampah terpadu ini sangat bergantung pada komitmen dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah desa, masyarakat, serta pihak-pihak terkait lainnya. Dengan kerjasama yang baik, sistem ini tidak hanya akan mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat kesadaran lingkungan secara berkelanjutan.

Kami berharap dokumen ini dapat menjadi panduan yang berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam implementasi sistem pengelolaan sampah di Desa Tanjung Karangan. Semoga rekomendasi ini dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dokumen ini. Semoga usaha kita bersama dapat membawa perubahan positif dan keberlanjutan bagi Desa Tanjung Karangan.

Kab. Muara Enim, 08 Agustus 2024

TIM KKN-PPM UGM Periode 2 Tahun 2024 Unit SS-001

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Dokumen Rancangan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Desa Tanjung Karangan by Swara Enim - Issuu