E-Buletin Khlorofil | Januari 2023

Page 1

CABAI DAN
KHLOROFIL MEDIA PERTANIAN TANPA BATAS
KISAH DI BALIKNYA
LEMBAGA PERS MAHASISWA KHLOROFIL FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA BALI EDISI
JANUARI 2023
KETERSEDIAAN TANAMAN CABAI MENGKHAWATIRKAN RESESI 2023: PETANI BALI KUAT ATAU SEKARAT?

SALAM REDAKSI

Puji Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta karunia-Nya sehingga LPM KHLOROFIL dapat menerbitkan E-Buletin edisi Januari 2023 ini. Kami terus berusaha konsisten dalam menyampaikan informasi secara jujur dan independen sehingga karya yang kami terbitkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca. Bukan hanya menyampaikan informasi saja, namun menjadi media untuk menampung karya dari Sahabat Khlorofil di Univerisitas Udayana maupun masyarakat umum.

Mewujudkan hal tersebut, dibutuhkannya diskusi mendalam melalui literatur dari topik yang hendak dibahas dengan bantuan pembina, jurnalis, dan alumni yang ahli dibidangnya. Kami memang mengalami beberapa kendala seperti kurangnya sumber daya manusia organisasi dan skala prioritas fungsionaris, namun dapat diselesaikan dengan komunikasi internal maupun eksternal. Adapun kendala yang dialami diharapkan menjadi proses pembelajaran dan pengalaman berharga bagi KHLOROFIL.

Kami menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan alumni KHLOROFIL yang telah mendukung dan mewujudkan karya-karya yang telah kami terbitkan melalui proses panjang hingga saat ini. Terima kasih juga kepada anggota redaksi dan divisi lainnya yang telah berusaha keras dengan penuh semangat mengerjakan dan menyelesaikan E-Buletin edisi Januari ini.

E-Buletin KHLOROFIL edisi Januari ini mengangkat tema “Cabai dan Kisah di Baliknya” Tema ini tercetus dari kekhawatiran terhadap ketersediaan tanaman cabai terkhususnya di Bali. Kami juga membahas dampak resesi 2023 terhadap petani Bali, tanaman herbal sebagai alternatif obat kimia, sosok, hingga kabar kampus.

E-Buletin ini diharapkan sebagai media edukasi semua kalangan sehingga ilmu yang diterima dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Akhir kata, selamat membaca dan semoga kedepannya LPM KHLOROFIL dapat terus berkarya dengan memberikan berita-berita yang lebih menarik dan bermanfaat bagi kita semua.

Diterbitkan oleh: Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Khlorofil Fakultas Pertanian Universitas Udayana Alamat Redaksi: Kampus Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar

Pelindung: Dr. Ir. I Nyoman Gede Ustriyana, MM

Penasehat: Dr. Ir. Ni Luh Kartini, M.S, Prof. Ir. I Gusti Agung Ayu Ambarawati, M.Ec.,Ph.D, Dr.Ir. I Wayan Diara, MS

Pembina: Dr. Ir. Gede Wijana, MS, Dr. I Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, SP., M. Agr., I Made Sarjana, SP, M.Sc, Prof. Dr. I Wayan Windia, SU

Pimpinan Umum: Made Dirdaedrea Dharma Rinasa, Wakil Ketua : Ni Luh Utami, Sekretaris Umum: Fanisa Risalia, Bendahara Umum: Elisa Zefanya Tarigan

Pimpinan Redaksi: Louis Sidharta , Sekretaris Redaksi: Dhea Permata Shabrina, Sub Divisi Redaktur Online: Ni Made Widya Duta Pradnyandari, Sub Divisi Redaktur Percetakan: Pande Putu Sri Wijani, Ni Made Ely Ariani, Dewa Ayu Komang Tri Aprilliani, Ni Luh Gede Anisa Artati, Sub Divisi Desain: Aldyanta Barus, Fransisca Aprilia Wijayanti

Divisi Pengembangan dan Sumber Daya Manusia (PSDM): Intan Nur Laily Putri Manan, Beatrice Srigita Damanik, Immanuel Anthonio Caesebo Tampubolon, Connie Virginia Yunistria Nainggolan

Divisi Penelitian dan Pengembangan (LitBang): Ni Made Widiantari, I Kadek Aryawan, Agnes Priscadevi Hariyanto Divisi Marketing dan Produksi: Nala Andrianingsih, Irma Mahdalena, Ni Putu Ayu Arini

Layout and Design: Aldyanta Barus, Fransisca Aprilia Wijayanti, Louis Sidharta

1 E-Buletin Khlorofil 2023
SALAM KHLOROFIL!!!

• RESESI 2023: PETANI BALI KUAT ATAU SEKARAT?

• KETERSEDIAAN TANAMAN CABAI MENGKHAWATIRKAN

• TANAMAN HERBAL, ALTERNATIF MENGURANGI KONSUMSI OBAT

KIMIA

• KATA PEMUDA TENTANG OBAT HERBAL

• PEMIRA 2022: RIUH DEMOKRASI CIVITAS PERTANIAN

/LIPUTAN UTAMA 07/LAPORAN UTAMA 11/KABAR KAMPUS 16/SOSOK

• I KETUT SUAMBA, MENUJU PUNCAK JENJANG FUNGSIONAL TERTINGGI

• KETUT AYU YULIADHI, PENTINGNYA PENELITIAN UNTUK MENJADI GURU BESAR

2 E-Buletin Khlorofil 2023
DAFTAR ISI
03
3 LIPUTAN UTAMA RESESI 2023: PETANI BALI KUAT ATAU SEKARAT? E-Buletin Khlorofil 2023

KUAT ATAU SEKARAT?

Resesi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri). Pada umumnya resesi menimbulkan pengangguran di negara-negara industri.

Kelesuan ekonomi membuat masyarakat mengalami penurunan daya beli. Akibat lonjakan harga pada bahan pokok makanan dan juga barang-barang kebutuhan lainnya. Bahan pokok makanan hasil pertanian dan perkebu-

nan seperti beras dan gula juga akan melonjak tajam.

Tak hanya bahan pokok makanan, tanaman hortikultura pun juga mengalami kenaikan harga di pasar. Tanaman holtikultura merupakan tanaman hias, tanaman sayuran, tanaman obat, dan tanaman buah.

Khlorofil berhasil mewawancarai I Ketut Kartana, salah seorang petani cabai dari Subak Citra di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Kartana mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah dalam mencegah terjadinya perlambatan produksi pangan, khususnya pada tanaman hortikultura.

4
RESESI 2023: PETANI BALI FOTO: ARI_KHLOROFIL
E-Buletin Khlorofil 2023
Penyemaian dan penyiraman benih cabai pada media tanam di pot tray

Kartana menyarankan, kesejahteraan petani dapat diberikan melalui bantuan dan fasilitas dari pemerintah. Misalnya bantuan berupa pupuk Nitrogen, Phospore, Kalium (NPK) ataupun pestisida. Ia berharap, petani di Desa Bongkasa juga perlu dikenalkan teknologi baru untuk meningkatkan produksi komoditas pangan.

“Sayangnya, pupuk yang diberikan selama ini tidak dapat difungsikan untuk tanaman hortikultura,” ujarnya. Karena pupuk subsidi dari pemerintah berupa pupuk urea dan ponska dianggap kurang tepat sasaran.

Sementara itu, Ketua P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Provinsi Bali, I Made Suparsa menjelaskan, isu resesi 2023 mendatang telah siap dihadapi oleh petani di Bali. Bantuan berupa pupuk dan pestisida memang diberikan kepada petani, namun mungkin dibagikan secara merata tanpa mengklasifikasikan jenis tanamannya. Untuk membantu petani di seluruh Bali, Suparsa berencana mengusulkan adanya insentif. Usulan ini telah disampaikan kepada jajaran pemerintah di Provinsi Bali. “Insentif tersebut dapat bermanfaat untuk membantu petani dalam mengelola keuangan subaknya,” harapnya. (Nand, Aph,Arin,Elis,Beat,Shoy,Lou/Khlorofil)

Ketahanan pangan menjadi isu utama di dunia saat menghadapi resesi 2023. Ketahanan pangan memiliki dua kata kunci penting. Kunci utama yakni ketersediaan pangan yang cukup dan merata. Kedua, secara ekonomi akses pangan terjangkau oleh penduduk Indonesia.

I Ketut Kartana, salah seorang petani cabai dari Subak Citra di Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mengatakan, perlambatan produksi pangan, khususnya untuk tanaman holtikultura bisa terjadi karena beberapa hal. Salah satunya saat kondisi ekonomi tidak stabil. Perlambatan produksi pangan ini disebabkan juga oleh situasi lahan, cuaca yang tidak menentu, teknologi, dan infrastruktur yang mendukung.

5
KETERSEDIAAN TANAMAN CABAI MENGKHAWATIRKAN
ARI_KHLOROFIL
FOTO:
E-Buletin Khlorofil 2023
Komoditas tanaman cabai

Harga komoditas sering kali berfluktuasi dan terjadi pada musim tertentu. Misalnya, kualitas tanaman yang buruk akibat musim hujan, seperti cabai. Hal ini menyebabkan jumlah permintaan meningkat, namun barang yang tersedia sedikit. “Ketersediaan barang komoditi yang berfluktuasi menyebabkan harga cabai di pasaran tidak menentu, tergantung permintaan pasar,” terangnya.

Kartana menjelaskan, harga cabai merah di pasaran saat ini sekitar Rp 25.000 - 35.000 per kg. Sementara komoditas cabai hijau jarang peminatnya meski harga Rp 10.000 per kg. “Harga yang tidak menentu menimbulkan petani banyak merugi,” tambahnya.

Dalam tiga bulan terakhir belum ada panen karena cuaca sering hujan. Selain itu harga pupuk untuk tanaman cabai dianggap mahal. “Pupuk yang

digunakan untuk tanaman cabai tidak ada yang bersubsidi,” ungkap Kartana. Dalam memproduksi cabai, Kartana mengemukakan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam memproduksi tanaman hortikultura. Antara lain penyakit dan hama yang menyerang tanaman. Pada masa pertumbuhannya, tanaman cabai terserang penyakit layu fusarium.

Kata Kartana, cara penanggulangannya dilakukan dengan pemberian fungisida kepada tanaman cabai yang masih berupa benih. Namun pengaplikasiannya tidak selalu berhasil. “Apabila penyakit layu fusarium ini menyerang tanaman saat mengalami fase generatif, maka tanaman harus dicabut agar penyakit tersebut tidak menyebar ke tanaman yang lain,” pungkasnya. (Nand, Aph,Arin,Elis,Beat,Shoy,Lou/Khlorofil)

6
FOTO: ARI_KHLOROFIL
E-Buletin Khlorofil 2023
Komoditas tanaman cabai
7 LAPORAN UTAMA TANAMAN HERBAL, ALTERNATIF MENGURANGI KONSUMSI OBAT KIMIA E-Buletin Khlorofil 2023

Tanaman Herbal, Alternatif Mengurangi Konsumsi Obat Kimia

Maraknya kasus gagal ginjal pada anak selama Oktober 2022 karena ditemukannya penggunaan etilen glikol pada obat sirup. Etilen glikol kerap digunakan sebagai pelarut dalam obat sirup dan dapat mengganggu fungsi ginjal. Menilik kasus tersebut, obat herbal menjadi salah satu alternatif pengobatan oleh masyarakat kini. Obat herbal dapat diperoleh dari tanaman herbal. Tanaman ini kerap dijumpai masyarakat di pekarangan rumah namun belum disadari kehadirannya.

Obat herbal yang diproses berupa ramuan yang dikemas dengan khasiat-khasiat tanaman tertentu, di antaranya Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus), Daun Pegagan (Centella asiatica), Akar Alang-alang (Imperata cylindrica), Daun Keji Beling (Strobilanthes Crispus) Pecut Kuda (Stachytarpheta jamaicensis). Dr. Ir. Anak Agung Putu Agung Mediastari, M.P. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Kesehatan Ayurweda Universitas Hindu Indonesia (UNHI), menyatakan bahwa olahan tanaman herbal sebagai alternatif pengobatan diformulasikan berdasarkan beberapa capaian, seperti

8
FOTO: BY_FREE.PIK
E-Buletin Khlorofil 2023
Ilustrasi bahan obat herbal

pendeskripsian kandungan tanaman melalui rujukan literasi yang akurat dan pengalaman terdahulu sebagai data empiris.

Tanaman herbal yang akan dikonsumsi dapat diolah sebagai jamu rebusan ekstraksi dan bahan serbuk berbentuk simplisia. Sediaan obat dengan bahan serbuk dapat bertahan lebih lama karena dalam keadaan kering. Obat herbal sediaan serbuk dapat dikonsumsi dengan diseduh menjadi teh atau dimasukkan pada kapsul. Olahan tanaman herbal juga dapat ditambahkan perasa seperti madu, susu, dan gula dengan syarat kandungan tanaman yang lebih dominan, sehingga khasiat obat herbal lebih maksimal.

Obat herbal dapat dikonsumsi secara tunggal atau campuran. “Satu jenis tanaman herbal juga dapat dikolaborasikan dengan dua atau lebih tanaman herbal yang lain, namun khasiat dan keamanan berdasarkan empiris tiga generasi terdahulu,” ungkap alumni Universitas Udayana itu. Tanaman yang bisa digunakan untuk obat itu mengandung bahan aktif. Beberapa diantaranya ialah kumis kucing, daun pegagan, alang-alang, dan kuncir kuda. Tanaman herbal tergolong musiman, maka sebaiknya harus dibudidayakan agar terus tersedia sebagai bahan baku. (Int,Mdr,Wid,Lou/Khlorofil)

Ketut Kesti, remaja yang sering mengonsumsi obat herbal, obat herbal yang terbuat dari kayu secang, kayu manis, cengkeh, dan jahe baik untuk kesehatan jika dikonsumsi secara teratur.

Akhir-akhir ini banyak masyarakat mulai mengurangi penggunaan obat kimia dan kembali pada pengobatan tradisional. Salah satunya dilakukan oleh Ni Ketut Kesti Pramesti (20 tahun). Tidak hanya menggunakan, Ketut Kesti juga mendalami pengobatan tradisional di bangku kuliah jurusan Ayurveda. ”Selama kuliah saya mendapat pemahaman tentang tanaman obat dan cara pengolahannya serta langsung saya terapkan pada diri saya”, jelasnya.

9
Kata Pemuda Tentang Obat Herbal FOTO: DOK.PRIBADI_KESTI
E-Buletin Khlorofil 2023
Obat herbal

Wanita dengan hobi yoga ini menyatakan sudah mengonsumsi obat herbal kurang lebih selama 3 tahun. “Dulu saya sering mengonsumsi obat-obatan kimia. Tapi sejak awal berkuliah saya mulai mengurangi konsumsi obat kimia dan rutin menggunakan obat herbal”, jelasnya. “Dengan menggunakan obat herbal saya merasa lebih aman dan segar karena terbuat dari bahan-bahan alami,” tambahnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penggunaan obat herbal seperti jahe, lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, dan temulawak dari tahun 2019 hingga 2021 terus meningkat. Salah satu alasannya yaitu cara pengolahan yang mudah. “Pembuatan obat herbal bisa dibuat dengan mudah, mulai dari meminum hasil rendaman pandan harum yang direndam semalaman, menambahkan tanaman obat ke dalam masakan, merebus atau mengolahnya menjadi loloh,” ujar Kesti.

“Selain itu, tanaman obat juga mu-

dah didapatkan. Saya sendiri menanam kunyit dan rimpang lainnya sehingga hanya membeli beberapa jenis tanaman obat saja”, tegas Kesti. Obat herbal banyak digunakan untuk berbagai penyakit umum hingga penyakit khusus seperti demam, batuk, diabetes, dan lainnya. Kesti juga mengungkapkan, obat herbal relatif tidak menimbulkan efek samping seperti mengantuk pada obat parasetamol. Walaupun dampak pengobatan herbal lebih lama untuk dirasakan hasilnya.

Obat herbal yang terbuat dari ekstrak atau sari bahan alami dapat berupa tanaman obat, sari binatang, maupun mineral. Obat herbal dapat menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping, selain itu obat herbal sendiri meliputi jamu yang mengandung bahan aktif dari bagian-bagian tumbuhan. Menggunakan obat herbal dalam pengobatan konvensional dirasa tidak efektif untuk mengatasi penyakit tertentu, seperti kanker stadium lanjut dan penyakit menular baru.

Dengan mengonsumsi obat herbal, orang-orang juga dapat mengurangi ketergantungan pada obat sintetis serta efek sampingnya. Obat herbal dapat memberikan manfaat kesehatan secara holistik menjaga keseimbangan dalam tubuh. (Ade,Maa,Wid,Lou/Khlorofil)

10
FOTO:
E-Buletin Khlorofil 2023
DOK.PRIBADI_KESTI Ketut kesti
11
RIUH DEMOKRASI CIVITAS PERTANIAN KABAR KAMPUS E-Buletin Khlorofil 2023
PEMIRA 2022,

PEMIRA 2022, RIUH DEMOKRASI CIVITAS PERTANIAN

Semarak pesta demokrasi di Fakultas Pertanian (FP) Universitas Udayana (Unud) tentunya menjadi hal yang dinanti setiap tahunnya. Setelah dua tahun daring akibat Pandemi Covid-19, Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) FP Unud tahun 2022 kembali digelar secara langsung. PEMIRA FP Unud adalah pemilihan umum yang rutin dilakukan setahun sekali untuk memilih Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) serta Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FP Unud. Kegiatan ini merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan mahasiswa yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil berdasarkan konstitusi Organisasi Kemahasiswaan intra kampus Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Pada pesta demokrasi tersebut, berbagai rangkaian kegiatan diselenggarakan oleh Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) FP Unud. Rangkaian kegiatan mulai dari dibukanya pendaftaran calon dan pasangan calon, verifikasi berkas, kampanye, hingga debat calon sebagai uji kelayakan kepada para peserta PEMIRA. Pesta demokrasi mahasiswa tahun ini dilaksanakan selama 42 hari, dari dibukanya pendaftaran pada 1 November 2022 hingga pemungutan suara pada tanggal 13 Desember 2022. Sayangnya, sejak pendaftaran dibuka pada Selasa (01/11/2022) lalu, KPRM FP Unud hanya menerima berkas pendaftaran dari satu calon saja. Meski pendaftaran terus diperpanjang, tercatat hanya ada satu pasangan Ketua dan Wakil Ketua BEM FP yang maju mencalonkan diri dan tidak ada kandidat calon untuk pemilihan Ketua DPM FP.

12
DYA_KHLOROFIL
FOTO:
E-Buletin Khlorofil 2023
Pemungutan suara oleh mahasiswa FP Unud

KPRM FP Unud telah menetapkan I Wayan Dharma Wiguna dan I Komang Kembar Sedana Arta sebagai calon tunggal, namun hal itu tidak menjadikan pasangan calon dengan nomor urut 01 tersebut secara mutlak sebagai Ketua dan Wakil Ketua BEM FP Unud untuk periode 2023-2024 mendatang. Proses pemilihan akan tetap dilangsungkan, dimana calon tunggal akan melawan "Kotak Kosong" pada pemungutan suara nantinya. Kondisi ini memungkinkan pemilih tetap menggunakan hak suaranya dengan mencoblos kolom yang bergambar foto calon tunggal atau memilih kolom kotak kosong apabila pemilih merasa aspirasinya tidak terwakili oleh calon tunggal tersebut.

Mekanisme pemungutan suara dan perhitungan suara PEMIRA tahun ini dilaksanakan pada Selasa (13/12/2022) mulai dari jam 08.00-16.00 WITA.

Pemungutan suara dilaksanakan di dua titik lokasi yang berbeda yaitu di Gedung Agrokomplek Kampus Sudirman serta di Kampus Bukit Jimbaran. Perhitungan suara dilakukan di Gedung Agrokomplek Kampus Sudirman yang dihadiri oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Badan Pengawas Pemilihan Umum Raya (Bawasra), Tim Sukses, Saksi, Panitia, dan Paslon Ketua dan Wakil Ketua BEM FP Unud. Sidang sengketa dan sidang penetapan dilaksanakan pada pukul 20.00 WITA yang turut dihadiri oleh DPM, Bawasra, Saksi, Tim Sukses, Paslon, dan KPRM. Calon tunggal bisa saja kalah dari kotak kosong apabila perolehan suara yang didapatkan tidak mencapai 50% + 1 dari jumlah total suara yang masuk. Tidak adanya calon Ketua DPM FP Unud periode 2023 mengharuskan KPRM mengadakan Sidang Istimewa bersama seluruh Ketua OKFP 2022 yang menghasilkan keputusan bahwa pemilihan Ketua DPM FP Unud periode 2023 dilaksanakan melalui MUSMA. Pemilihan ini dilaksanakan ketika MUSMA Luar Biasa dimana tiap delegasi di dalam forum diberikan hak suara untuk mengajukan 1 (satu) nama sebagai bakal calon Ketua DPM FP Unud 2023, calon ketua ditanyakan kesediannya dan menyampaikan visi

13
E-Buletin Khlorofil 2023
FOTO: DYA_KHLOROFIL Pasangan calon ketua dan wakil ketua BEM FP periode 2023, Wiguna (kiri) dan Sedana (kanan).

misi dilanjutkan dengan tanya jawab dan voting.

I Gusti Ngurah Made Prabhaswara, Wakil Ketua PEMIRA 2022 saat diwawancarai pada Sabtu (24/12/2022) berpendapat bahwa kurangnya minat dan kepercayaan diri dari mahasiswa untuk mengambil tanggung jawab jabatan ketua dan wakil ketua organisasi. Ia menyebutkan bahwa Wakil Dekan III FP Unud juga menyayangkan hal ini dan memiliki pendapat yang sama.

Pendaftaran calon Ketua dan Wakil Ketua BEM FP Unud serta calon Ketua DPM FP Unud periode 2023 yang acapkali diperpanjang berdampak pada mundurnya timeline kegiatan PEMIRA 2023 dan mempersingkat agenda-agenda PEMIRA 2022. Prabhaswara juga berpesan agar kiranya calon Ketua dan Wakil Ketua BEM maupun DPM FP Unud pada PEMIRA tahun depan untuk mempersiapkan diri lebih matang. OKFP diharapkan mampu menyiapkan kader-kader bakal calon pemimpin melanjutkan tongkat estafet di masing-masing OKFP.

Minat partisipasi mahasiswa FP Unud dalam PEMIRA tahun ini masih dikategorikan rendah. Kurang dari 50% keseluruhan mahasiswa aktif FP Unud yang memberikan suaranya dalam PEMIRA tahun ini.

Meskipun sudah dilaksanakan pada dua tempat berbeda, masih ada beberapa mahasiswa yang tidak dapat menggunakan hak suaranya. Nabila Nur Khania dan Ni Ketut Selamat Kariyani, mahasiswi baru Agribisnis angkatan 2022, mengaku bahwa tidak dapat mengikuti pemungutan suara karena pelaksanaan ujian akhir semester dan kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan selama hari pemungutan suara.

I Made Krisna Pradnya Putra, mahasiswa prodi Agribisnis juga menambahkan bahwa ia kurang berkesan dengan PEMIRA tahun ini. "Fakultas Pertanian Unud memiliki banyak mahasiswa/i yang berbakat dan berkualifikasi mengikuti PEMIRA, tapi sangat disayangkan hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar. Mahasiswa hanya bisa memilih itu saja," ujar Krisna pada saat diwawancarai pada Minggu (25/12/2022).

14
FOTO: DPM FP UNUD
E-Buletin Khlorofil 2023
Pemungutan suara oleh mahasiswa FP

Berbeda halnya yang dirasakan oleh Wika Agustin. Mahasiswi prodi Agroekoteknlogi tersebut merasa lebih berkesan dan excited pada PEMIRA tahun ini. "Kesannya lebih excited karena bisa memilih dan menyaksikan penyampaian visi misi calon secara langsung," ujar mahasiswi kelahiran Desa Beraban, Tabanan tersebut saat diwawancarai pada Minggu (25/12/2022). Ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan PEMIRA sudah sesuai dengan asas LUBER JURDIL (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil).

Dengan adanya PEMIRA ini diharapkan mahasiswa aktif Fakultas Pertanian Universitas Udayana bisa berkontribusi dalam menentukan generasi kepemimpinan selanjutnya, serta mengimplementasikan praktek demokrasi dan partisipasi politik secara langsung. Selain itu, mahasiswa

bahkan dapat memahami perannya dalam menghadapi pesta demokrasi di kampus dan menciptakan iklim demokrasi yang baik di kalangan civitas-civitas akademika pertanian. Selamat Kariyani dan Wika Agustin, mahasiswi FP Unud juga berharap, calon yang terpilih dapat bertanggung jawab dan pelaksanaan PEMIRA tahun selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik. Krisna dan Nabila Nur Khania juga menambahkan bahwa diharapkan untuk tahun selanjutnya ada lebih dari satu pasangan calon dalam PEMIRA. Nabila berharap dalam pelaksanaan pemungutan suara dapat dikombinasikan secara luring dan daring. "Melalui kombinasi luring dan daring tersebut, bagi mahasiswa/i yang berhalangan hadir juga tetap bisa menyuarakan hak suaranya," ujar mahasiswa yang hobi membaca novel tersebut. (Dya,Nis. art,Vyn,Dakta,Lou/Khlorofil)

15
DPM
FOTO:
FP UNUD
E-Buletin Khlorofil 2023
Penyampaian visi & misi pasangan ketua dan wakil ketua BEM FP

I KETUT SUAMBA, MENUJU PUNCAK JENJANG FUNGSIONAL TERTINGGI

16 SOSOK
E-Buletin Khlorofil 2023

I Ketut Suamba, Menuju Puncak Jenjang Fungsional Tertinggi

Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, M. P. atau yang lebih dikenal dengan Suamba merupakan salah seorang akademisi di FP Unud yang berfokus pada sosial ekonomi untuk keberlanjutan sistem subak di Bali. Keinginannya untuk terus naik ke jenjang fungsional tertinggi membuatnya menyandang karir sebagai Guru Besar. Pria kelahiran tahun 60 ini menyampaikan perjalanan karirnya hingga menggapai impiannya tersebut. Diawali dengan pendidikan doktoral di bidang pendidikan linear, beliau menempuh pendidikan di Universitas Brawijaya pada bidang Program Doktor Ilmu Pertanian (PDIP) dengan mengambil fokus kajian pada ekonomi pertanian terutama pada kelembagaan subak.

Dosen pengajar mata kuliah Sistem Subak ini beranggapan bahwa sebagai Guru Besar merupakan titik awal untuk beliau berkarya. Ketertarikannya terhadap subak terus membawa niatnya untuk terus mengembangkan kelembagaan subak. Beliau berharap agar subak dapat dipertahankan kelestariannya. Di samping itu, peluang yang tercipta dari kondisi pariwisata Bali membuat subak dapat menghasilkan prospek ekonomi tinggi. Oleh karena itu, Suamba terus menggeluti bidang ekonomi subak.

Suamba juga menyampaikan beberapa syarat yang beliau selesaikan untuk naik ke tingkat Guru Besar. Beliau harus aktif dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tugas-tugas tambahan disamping mengajar. Selain itu, publikasi karya ilmiah harus mencapai persentase 45% dari angka kredit total atau sekitar 68 karya ilmiah, dan salah satunya harus terindeks Scopus. Dalam proses menjadi Guru Besar, Suamba menempuh perjuangan besar dan lama. Selama proses tersebut beliau memiliki beban moral sebagai akademisi untuk menjaga dan melanjutkan bidang yang sedang ditekuni. Dengan melihat masa itu, Suamba berpesan pada generasi muda agar dapat lebih cepat menyelesaikan pendidikannya sehingga tercipta akademisi yang berilmu dan dapat meregenerasi para dosen.

17
FOTO: DOK.PRIBADI_SUAMBA
E-Buletin Khlorofil 2023
Prof. Dr. Ir. I Ketut Suamba, M. P. sebagai pemateri dalam Focus Group Discussion (FGD) subak Bersama pekaseh se-Kabupaten Badung

Ketut Ayu Yuliadhi,

Menjadi Guru Besar merupakan tingkatan dengan tanggung jawab dan tugas yang sangat mulia bagi para tenaga pendidik. Guru Besar sendiri dapat diartikan sebagai jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Perjuangan panjang diperlukan untuk dapat menduduki jabatan fungsional tersebut. Demikian yang dialami Ketut Ayu Yuliadhi, seorang dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Ketut Ayu Yuliadhi atau yang lebih akrab dikenal dengan Prof. Yuli merupakan dosen mahasiswa jenjang S1 Agroekoteknologi. Beliau menempuh pendidikan doktor di Universitas Udayana pada tahun 2010-2015. Wanita kelahiran Denpasar, 6 Juli 1960 ini akan segera dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Hama Tanaman. Sejak 1986, beliau mengabdikan diri menjadi dosen dan mengerjakan berbagai penelitian. Dengan dikukuhkannya sebagai Guru Besar, beliau berkomitmen untuk mengabdikan ilmu dan hasil penelitian kepada masyarakat luas serta memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

18
Pentingnya Penelitian untuk Menjadi Guru Besar
SOSOK
FOTO: DOK.PRIBADI_AYU
E-Buletin Khlorofil 2023
Prof. Dr. Ir. Ketut Ayu Yuliadhi, M. P. (Kanan), Dr. Ir. Dwi Widaningsih, M. Si (Kiri)

Besar dengan dorongan dari rekan kerja, dan keluarganya. Beliau mendapat banyak kepercayaan dan dukungan karena ketekunannya serta untuk mengisi kekosongan jabatan di masa mendatang. Saat, akad kredit beliau sudah mencapai batas kebutuhan untuk mengajukan diri menjadi Guru Besar. Karena itu, beliau mengajukan diri tanpa hambatan karena sudah memenuhi segala persyaratannya.

Disaat pengukuhan, beliau menyampaikan orasi dengan judul “Potensi Sycanus aurantiacus Sebagai Agens Pengendali Hayati Hama Utama Tanaman Kubis” yang diangkat dari publikasi bukunya pada tahun 2017. Sycanus aurantiacus merupakan serangga predator pemangsa organisme lain, salah satunya hama tanaman kubis. Dari hasil penelitiannya, dengan

pelepasan 48 ekor Sycanus aurantiacus pada tanaman kubis umur lima minggu mampu menekan populasi ulat kubis sebanyak 384 ekor dalam waktu seminggu. Ditambah lagi, tindakan tersebut tidak menimbulkan pencemaran lingkungan karena memanfaatkan agens hayati. Hasil ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan petani pada pemakaian insektisida sintetis yang sifatnya beracun.

Beliau menyampaikan pesan kepada para mahasiswa dan dosen yang ingin mencapai gelar profesor. “Dari mencoba dan mencoba, kita akan terbuka akan kebutuhan dan apa yang perlu dilakukan. Lakukanlah juga pengabdian dan penelitian. Jangan ragu penelitian tersebut gagal karena dengan begitu dapat dilihat kendala-kendalanya” pesan Prof. Yuli. (Lut,Manet,Rya,Lou/Khlorofil)

19
Prof. Yuli didorong menjadi Guru
E-Buletin Khlorofil 2023
FOTO: DOK.PRIBADI_AYU

PENGURUS LPM KHLOROFIL 2022

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
E-Buletin Khlorofil | Januari 2023 by khlorofil.unud - Issuu