March - March 2014

Page 8

Feature Apa yang membuat Ibu Anie tertarik bekerjasama dengan UNPAR ?

Karena Pak Rektor yang mengajak saya bekerjasama. Beliau rupanya sangat mendukung kerjasama ini, mudah – mudahan kerjasama ini sampai pada seminar yang akan saya buat antara Wadah dengan UNPAR dibawah pimimpinannya Pak Rektor dan Ibu Suke .

Kapan rencana seminar tersebut akan dilaksanakan?

Membina

Komunitas Termarjinalkan melalui

Yayasan Wadah Titian

13 | WARTA HIMAHI

Rabu, 26 Februari 2014 lalu , Magister Ilmu Sosial Pascasarjana UNPAR bersama dengan Yayasan Wadah Titian Harapan (selanjutnya akan disebut dengan Wadah) mengadakan “Kuliah Terbuka : Pengembangan Masyarakat dalam Upaya Pencapaian Target Millenium Development Goals 2015”. Kuliah terbuka ini dihadiri oleh beberapa narasumber, diantaranya Sukawarsini Djelantik Ph.D, Sylvia Yazid Ph.D, beberapa koordinator dari pihak Wadah, dan Ibu Anie H.Djojohadikusumo selaku pendiri Wadah. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, salah satu hal yang menjadi perhatian adalah ditandatanganinya MoU antara pihak UNPAR yang diwakili langsung oleh Rektor UNPAR, Bapak Robertus Wahyudi Triweko, Ir., M.Eng., Ph.D, dan pihak Wadah yang diwakili oleh Ibu Anie Djojohadikusumo. MoU tersebut menandakan kerjasama antara kedua pihak untuk program pengentasan masalah-masalah sosial yang ada di Indonesia. Hal ini cukup menjadi sorotan karena jarang ada kampus yang berminat untuk bekerja sama dengan sebuah NGO, khususnya untuk mengentaskan masalah-masalah sosial. Kerjasama ini akan meluncurkan beberapa program, salah satunya ialah penyelenggaraan seminar mengenai isu human trafficking. Pihak UNPAR sangat antusias dengan adanya kerjasama ini, begitu juga dengan pihak Wadah, mengapa? Menurut pihak Wadah, dengan mereka melakukan sosialisasi di kampus, Wadah telah melebarkan sayapnya pada tingkat masyarakat yang lebih kritis dan diharapkan akan ada timbal balik berupa kesadaran pihak mahasiswa akan masalah-masalah sosial yang banyak terjadi di Indonesia. Untuk lebih mengetahui seluk-beluk Wadah, redaksi Warta Himahi telah melakukan sebuah wawancara eksklusif dengan Ibu Anie, demikian beliau akrab disapa.

Rencana ini masih akan dibicarakan lagi. Seminar tersebut mengenai isu human trafficking dan kami akan mendatangkan narasumber CNN Hero of The Year 2010 yaitu Anuradha Koirala dari Nepal. Dia adalah pembicara dunia dan nanti Wadah yang akan mendatangkannya bersama dengan anak saya, Sara, seorang aktivis human trafficking. Mereka berdua nanti akan berduet. Kita akan membuat konsep ini seperti kuliah terbuka.

Apa bidang khusus yang dikaji dalam kerjasama kali ini?

Bidang pendidikan, kesehatan, dan community development.

Setelah meneliti lebih jauh tentang Wadah, kami mengetahui ternyata Ibu Anie juga memiliki Arsari Foundation. Apa yang membedakan Arsari Foundation dengan Wadah?

Wadah adalah bagian dari Arsari Foundation. Arsari Foundation adalah yayasan keluarga yang didirikan terlebih dahulu. Meskipun kegiatannya sudah 32 tahun tapi Arsari Foundation sendiri baru saya dirikan belum sampai 10 tahun. Arsari Foundation ini berkaitan dengan pelestarian, cagar budaya, lingkungan hidup, dan wildlife seperti orang utan di Kalimantan yang kita sediakan hutannya, harimau Sumatera, badak Sumatera yang ternyata masih ada di Indonesia dan Pak Hashim ( suami Ibu Anie ) mencoba untuk melestarikannya. Kami juga tergerak karena ada tekanan dari sebuah organisasi wildlife luar. Selain itu, kami melakukan penggalian dan perceiving heritage di tempat – tempat seperti di Trowulan yang merupakan peninggalan Majapahit yang luar biasa dan kemarin diisukan akan dibangun pabrik baja. Itu dunia bisa marah dan Indonesia bisa kena sanksi. Ini menjadi tugas kalian sebagai mahasiswa HI, kalian harus tahu jangan sampai kita dimarahi oleh luar negeri karena tidak menghargai situs – situs budaya kita karena itu adalah peradaban kita. Kita banyak mengirim dosen – dosen UGM

bidang arkeolog, bidang sastra dan budaya. Pak Hashim kirimkan supaya kita bisa mempertahankan itu. Itulah Yayasan Arsari Djojohadikusumo, itu Yayasan keluarga kami. Wadah adalah merupakan bagian dari Arsari, yang menangani komunitas yang termarjinalkan. Jadi melengkapi.

Lalu apa yang membuat keluarga Ibu Anie tertarik dengan masalah – masalah sosial, budaya, heritage, dan masalah alam?

Itu sudah mendarah darah daging di keluarga Djojohadikusumo. Itu sudah menjadi petunjuk dari leluhur bahwa pusaka Indonesia tidak boleh rusak dan harus dipelihara serta dihargai. Jadi itu sudah mendarah daging, mereka kerja keras untuk menyelamatkan aset Indonesia. Itu sudah mendarah daging, bukan karena gagasan, saya sebagai istri dari Pak Hashim, mau tidak mau harus mendukung.

Bagaimana pandangan Ibu Anie mengenai kondisi sosial dan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia mengenai masalah sosial yang ada di negara kita?

Wah sangat rendah, khususnya kelas menengah ke atas sangat amat jelek. Kalau mereka memiliki kesadaran itu pun karena ada niatan di balik itu, yaitu karena mereka ingin dihormati, untuk self promotion. Supaya mereka dikenal seolah – olah mereka peduli juga.

Apa harapan Ibu Anie terhadap hubungan dengan pemerintah kedepannya?

Jadi begini, kegiatan sosial kami ini tujuannya memanusiakan manusia seutuhnya.Kerinduan kami adalah bagaimana bangsa Indonesia ini bangkit dan bangga dengan segala ke Indonesiaannya. Jika ditanya “kamu siapa?” “saya orang Indonesia” lalu boleh nanti mengatakan “asli saya dari Jawa Timur” atau Jawa Tengah, Sumatera, tetapi harus bilang “Saya orang Indonesia”. Untuk itu tidak hanya lembaga masyarakat atau NGO yang harus bekerja sama dengan pemerintah. Makanya keluarga kami bukan hanya bergerak dalam bidang sosial, mulailah kami juga bergerak supaya kita bisa ikut ke dalam siste, yaitu ranah politik. Sangat penting bekerja sama dengan pemerintah karena mereka yang membuat policy, kebijakan – kebijakan, keputusan – keputusan, dan harus membela rakyat tapi yang sekarang ini tidak, katanya membela rakyat teteapi sebetulnya malah menindas rakyat. ( JL/AAW) WARTA HIMAHI | 14


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
March - March 2014 by Warta Himahi - Issuu